27. EXT/INT. DEPAN RUMAH SANDRA - MOBIL — MALAM
Mobil Nata sampai di depan rumah Sandra. Nata menarik rem tangannya dan menoleh menatap Sandra yang memasang wajah cerah tersenyum lebar. Mereka tidak bicara apa-apa lagi di perjalanan setelah pembicaraan terakhir itu.
SANDRA
Kamu antar aku sampai rumah. Berarti kamu setuju soal penawaran aku, kan?
NATA
(menggeleng)
Saya nggak setuju.
SANDRA
(sewot)
Terus kenapa kamu antar aku sampai rumah?
Bukannya tadi jelas aku bilang kalau kamu nolak, kamu turunin aku di pinggir jalan.
NATA
Saya yang mengajak kamu pulang dan saya nggak mungkin turunin kamu di pinggir jalan magrib-magrib seperti ini.
SANDRA
(memasang wajah kesalnya)
NATA
Saya melarang kamu bertemu lagi dengan Lucas karena saya peduli sama kamu sebagai orang yang saya kenal. Lucas bukan orang yang baik.
Saya hanya takut kamu terpengaruh hal nggak baik sama dia.
NATA
Kalau kamu cuman anggap aku sebagai orang yang kamu kenal, nggak usah peduli-peduli sama aku. Mau Lucas orang baik kek, orang jahat kek. Terserah aku mau dekat dan ketemu sama siapa aja. Nggak ada urusannya sama kamu.
Lagian aku udah dewasa. Aku bisa jaga diri sendiri, tuh.
NATA
Kamu baru ketemu saya 5 kali berikut hari ini dan di pertemuan ke 4 kamu bilang kamu jatuh cinta sama saya?
Sandra kamu kira saya anak remaja?
SANDRA
(menarik napas kesal)
Empat kali pertemuan itu udah satu bulan, tau? Lagian kamu pikir aku suka sama kamu cuman karena kita 4 kali ketemu?
Aku suka sama kamu karena aku tahu kamu orang yang pernah aku temuin saat aku kecil!
Ya ya ya emang aku bodoh banget percaya sama dongeng cinta pertama ala-ala sampai jatuh cinta sama pangeran ketus, dingin, ngeselin kayak kamu!
(membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Menutup pintu mobil dengan cara di banding)
Nata menghela napas panjang melihat bagaimana Sandra yang keluar begitu saja dari mobilnya. Laki-laki itu lalu kembali melajukan mobilnya meninggalkan si kekasih akhir pekannya.
cut to
28. INT. SEKOLAH - RUANG GURU — SIANG
Menampilkan Sandra yang sedang duduk di kursinya. Di sebuah ruang guru yang ramai oleh para guru-guru yang berlalu lalang di jam makan siang ini. Ada yang sedang makan, berbincang, atau ada yang sedang mengobrol dengan siswa yang dipanggilnya untuk datang. Sandra sendiri, hanya terdiam di tempatnya sembari mengetik beberapa pesan di ponselnya. Dia sedang berkirim pesan dengan seseorang.
INSERT : ROOM CHAT NATA
To : Nata
Kebaya untuk pernikahan sepupu kamu udah jadi. Ini bonnya.
KIRIM GAMBAR BON
Kirim aja alamat tempat pernikahannya. Aku datang sendiri.
From : Nata
Saya jemput.
Terlihat wajah kesal Sandra membaca balasan pesan dari Nata. Gadis itu pun kembali mengetikan balasannya dan tidak lama, Nata pun juga membalas.
INSERT : ROOM CHAT NATA (CONT'D)
To : Nata
Aku berangkat sendiri.
From : Nata
Saya jemput.
Sandra memekik kesal membacanya. Membuat guru-guru yang ada di sana sontak menoleh padanya.
GURU PEREMPUAN 1
Kenapa Bu Sandra? Lagi ribut sama pacarnya ya?
SANDRA
(merasa malu)
Hehe enggak Bu Dina. Ini ada orang ngeselin aja.
cut to
29. EXT/INT. JALAN RAYA - MOBIL NATA — MALAM
Perjalanan di dalam mobil Nata menuju lokasi pernikahan sepupunya itu terdengar sepi. Sandra yang biasa banyak bicara justru diam saja sejak tadi. Tidak peduli bahwa Nata berkali-kali menoleh padanya.
Jalanan yang padat di akhir pekan ini mereka lalui dalam hening. Hingga Nata pun mencoba menyalakan radio mobilnya. Namun baru radio itu menyala, Sandra justru mematikannya.
SANDRA
Maaf, tapi boleh nggak hari ini nggak nyalain radio? Aku kan nggak ngomong apa-apa dari tadi. Jadi kamu nggak perlu nyalain radio biar aku berhenti ngomong.
NATA
(menoleh pada Sandra kemudian menatap lagi pada jalanan di depan)
cut to
30. INT. GEDUNG PERNIKAHAN — MALAM
Terlihat suasana gedung pernikahan yang ramai. Tamu-tamu yang sibuk dengan kegiatannya juga Nata dan Sandra yang baru saja berjalan masuk bersama-sama tteapi di beri jarak di antara mereka. Wajah Nata datar seperti biasanya dan juga Sandra yang tidak tersenyum lebar seperti biasa. Wajah kesal Sandra baru luntur berganti menjadi senyum saat dia melihat Oma Hanum menghampiri mereka.
OMA HANUM
(memeluk Sandra, cipika-cipiki)
Ya ampun akhirnya datang juga kalian. Oma tunggu kalian dari tadi.
SANDRA
(membalas cipika-cipiki Oma)
Iya, Oma. Tadi agak sedikit macet di jalan.
OMA HANUM
Nggak apa-apa, nggak apa-apa. Sebelum ketemu pengantin, ikut Oma dulu. Oma mau kenalin kamu ke Mamanya Nata.
Meski kikuk, Sandra pun akhirnya mengikuti Oma yang merangkul lengannya menuju Erika (50, ibunya Nata) yang sedang berbincang dengan seorang laki-laki di sana. Ada juga Erik (10, adik Nata)) di antara mereka.
OMA HANUM
(menghampiri Erika)
Erika! Ini loh, ada Sandra. Pacarnya Nata.
ERIKA
(menoleh, tampak antusias melihat kehadiran Sandra)
Oh ini? Ya ampun akhirnya ketemu juga.
SANDRA
(cipika-cipiki dengan Erika)
ERIKA
Tante udah lama pengen ketemu tapi Nata nggak pernah ajak kamu ke rumah.
SANDRA
(menoleh pada Nata yang hanya memandang mereka dengan wajah dinginnya)
Sandra kemudian tampak berbincang-bincang dengan Erika dan juga Oma Hanum. Terlihat begitu ceria seperti biasanya. Bahkan berusaha lebih ceria. Gadis itu terlihat jelas mengabaikan Nata yang sejak tadi diam tidak bersuara apa pun. Bahkan terlihat tidak menjawab saat Ibunya berbicara padanya.
cut to
31. EXT. PARKIRAN MOBIL TEMPAT PERNIKAHAN — MALAM
Sandra dan Nata sama-sama diam berjalan menuju mobil Nata berada. Namun di tengah perjalanan, Nata mendapati Riani (27) menghampirinya.
RIANI
(tersenyum senang)
Nata, kamu datang?
Nata memasang wajah tampak tidak senang dengan kehadiran Riani di depannya. Sedang Sandra, hanya menatap keduanya dengan bingung.
RIANI
Nata ya ampun. Aku nggak percaya bisa ketemu kamu lagi di sini.
(pandangan Riani kemudian menatap pada Sandra yang berdiri di samping Nata)
Ini?
(merujuk pada Sandra)
Nata tidak berniat menjelaskan apa pun dan menarik lengan Sandra meneruskan langkah mereka. Membuka kunci mobil dengan remot kontrol, membuka pintu mobil penumpang depan hingga Sandra masuk ke dalamnya. Kemudian saat hendak beranjak pada sisi mobil satunya, Riani menghadang jalannya.
Dari sudut pandang Sandra di dalam mobil, gadis itu menatap keduanya yang terlihat mendapati perbincangan tidak menyenangkan. Wajah Sandra tampak bingung dan penasaran tetapi gadis itu diam saja menunggu Nata masuk ke dalam mobilnya dan Riani pun pergi begitu saja.
SANDRA
(menoleh pada Nata)
Mantan kamu, ya?
NATA
(menghela napas, menoleh pada Sandra kemudian menyalakan mobil)
SANDRA
Kamu belum move on makanya nggak punya rencana jatuh cinta lagi? Makanya nolak aku?
NATA
(menatap pada Sandra)
Ya, dia mantan pacar saya. Mantan pacar saya yang selingkuh dengan mantan pacar kamu itu.
Sekarang apa kamu paham, kenapa saya bilang laki-laki itu nggak baik? Kamu paham kenapa saya larang kamu untuk ketemu laki-laki itu?
SANDRA
(tampak tidak percaya)
Lucas jadi selingkuhan?
NATA
Terserah kamu mau percaya atau enggak.
Sandra tampak diam mencerna informasi yang baru saja Nata beritahu padanya. Sedang Nata, laki-laki itu juga diam dengan mesin mobil yang menyala tetapi belum berniat untuk meninggalkan lokasi parkir mobilnya saat ini.
Nata menatap jam tangan di tangannya. Laki-laki itu lalu menoleh pada Sandra yang tampak terdiam dengan kepalanya yang berpikir.
NATA
Masih jam 8. Kamu mau jalan-jalan?
SANDRA
(terkejut, bingung)
Hah?
NATA
(tersenyum tipis)
Kita kencan malam ini?
SANDRA
Kamu setuju?
Kamu setuju kita benaran pacaran meski cuman Sabtu-Minggu?
NATA
(mengangguk)
SANDRA
(bingung)
Kenapa?
Karena habis ketemu Riani?
(menggeleng)
Kalau gitu aku nggak mau. Aku nggak mau jadi pelampiasan orang yang belum move on.
NATA
(menghela napas)
Bukan begitu.
Anggap aja kita setuju untuk pendekatan. Kontrak saya dan Sindy masih tersisa 3 bulan lagi. Dalam 3 bulan itu, kita pendakatan. Seperti orang pdkt pada umumnya, kalau cocok lanjut, kalau enggak ya udah.
Lagi pula Saya bukannya belum move on dari dia, saya nggak bisa lupa penghianatannya.
SANDRA
Ak--
NATA
(memotong ucapan Sandra)
Sandra kamu itu nggak betul-betul jatuh cinta sama saya. Kamu hanya merasa sangat senang ketemu saya lagi setelah kita nggak ketemu bertahun-tahun. Setelah saya pergi begitu aja tanpa bilang apa-apa sama kamu.
Atau bisa jadi itu hanya perasaan sementara kamu karena kamu menganggap saya cinta pertama kamu.
Sandra, kita bahkan ketemu saat kamu masih kelas 3 SD.
SANDRA
Kamu ngeraguin perasaan aku?
NATA
Memang seharusnya ragu. Kamu juga harus rasional untuk memikirkan lebih jelas lagi perasaan kamu ke saya itu benar-benar jatuh cinta atau hanya euforia sesaat aja.
Kalau kamu mau win-win solution, ayo kita atur win-win solution kita. Kita kencan, setelah itu kita sama-sama pastikan apakah kita benar saling jatuh cinta atau enggak.
SANDRA
(tampak berpikir)
Oke. Nggak apa-apa kalau kamu meragukan perasaan aku saat ini. Aku akan buktikan ke kamu bahwa yang aku rasakan ini bukan euforia aja seperti yang kamu rasakan.
Perasaan aku ini nyata.
Setelah putus dari Lucas aku nggak pernah pacaran dengan siapa pun, Nata. Aku juga nggak dekat sama lelaki mana pun karena aku nggak tertarik. Nggak ada yang buat jantung aku berdebar-debat seperti saat aku bersama kamu seperti ini.
Menurut kamu perasaan ini cuman sementara?
NATA
A-
SANDRA
(memotong ucapan Nata)
Nggak perlu dijawab. Biar aku yang akan membuktikannya.
NATA
(menghela napas, geleng kepala)
cut to