Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SC.37-EXT-PINGGIR JALAN-SIANG
Sagraha mengejar langkah Tanya yang setengah berlari. Wajahnya tampak panik sekaligus putus asa. Pada akhirnya, Sagraha berhasil meraih tangan Tanya dan menetralkan napasnya.
SAGRAHA
Kita perlu bicara.
TANYA
Apa lagi yang perlu dibicarain? Lo nggak perlu jelasin apa-apa soal tadi. Gue cuma mau ngembaliin gelang yang pernah lo kasih kok. (Dengan nada santai)
SAGRAHA
(Menyugar rambutnya frustrasi) Kebersamaan kita selama di Bali, apa bener enggak meninggalkan bekas di hati kamu sama sekali? Kamu bahkan berbohong soal nama kamu! Rachel? Tanya? Mana yang bener?
TANYA
(Agak tertegun, tetapi bisa langsung mengendalikan diri) Lo nggak inget kalau lo juga bohong saat itu? Lo bilang nama lo Saga!
SAGRAHA
Tapi abis itu aku langsung minta maaf dan bicara jujur. Tapi kamu apa? Sampai sekarang pun kamu masih bohong soal identitas kamu. Siapa itu Rachel? Hah? Dan kenapa kamu bohong selama ini? Apa yang mau kamu lakuin dengan deketin aku?
TANYA
Oke. Aku bohong soal semuanya sama kamu. Puas? Aku udah bilang kalau orang yang kamu temui di Bali itu bukan aku. Berkali-kali malah. Terus sekarang kamu maunya apa? Seharusnya kita udah nggak ada urusan lagi kan? Kita cuma orang asing, Sagraha.
SAGRAHA
(Terdiam. Merasa kesal, marah, sekaligus frustrasi)
TANYA
Kita nggak punya alasan untuk bersama. Kita udah berakhir sejak aku ninggalin Bali. Kamu juga udah setuju soal itu kan? Kita akan jadi orang asing buat satu sama lain. (Berbalik, bersiap pergi)
SAGRAHA
Aku nggak pernah bilang setuju. Kamu yang nyimpulin semuanya sendiri. Kamu... beneran nggak ada perasaan sedikit pun sama aku? (Sagraha berujar lirih, tampak putus asa) Jawab jujur, Tanya.
TANYA
(Terdiam, sejenak, memejamkan mata dan mengambil napas dalam) Hal-hal yang awalnya cuma terlintas di kepala aku, untuk pertama kalinya bisa aku wujudin berdua sama kamu, Sagraha. (Menatap Sagraha dalam) Aku pura-pura ceria, berani dan ramah, padahal aslinya aku adalah pengecut yang penakut. (Mengambil napas dalam) Kamu bakal kecewa saat tahu sifat aku yang sebenarnya, Sagraha. Aku bukan orang yang selama ini kamu bayangin. Aku bahkan nggak tahu aku ini orang seperti apa. Jadi sebelum kamu buang aku karena kecewa, lebih baik kita nggak pernah mulai.
Tanya mulai melanjutkan langkah, tetapi perkataan Sagraha selanjutnya membuat langkah Tanya terhenti.
SAGRAHA
Jadi, aku sempat jadi orang berharga di hidup kamu kan? (Sagraha menatap punggung Tanya) Kita merasakan hal yang sama. Bahwa semua yang terjadi di Bali bukan sesuatu yang mudah buat dilupain.
TANYA
(Terdiam, tidak berani menoleh)
SAGRAHA
Kenapa kita nggak sama-sama cari tahu? (Sagraha menatap Tanya dalam dan lekat) Orang seperti apa kamu sebenarnya, Tanya? Kamu orang seperti apa ketika sedang jatuh cinta, marah, kecewa, atau bahagia? Aku nggak keberatan nemenin kamu untuk nyari tahu semua itu.
Melihat Tanya yang hanya diam, perlahan Sagraha mendekati Tanya dan meraih tangannya dari belakang dengan lembut.
SAGRAHA
Baik Rachel maupun Tanya, mereka adalah kamu, sosok yang aku cintai. Sosok yang udah ngerubah hidup aku jadi lebih baik. Aku nggak keberatan, buat belajar hal-hal baru tentang Tanya. Aku ingin menjadi orang yang menemani Tanya untuk melakukan sesuatu yang hanya bisa dia pikiran untuk diwujudin, untuk pertama kalinya.
Air mata Tanya meluruh. Satu per satu. Dia berbalik dan menatap Sagraha, tetapi tidak berani mendekat. Sagraha kemudian menghampiri Tanya dan membuatnya ke dalam pelukan.
SAGRAHA
Aku nggak tahu apa yang ngebuat kamu ngerasa rendah diri. (Sagraha mengelus puncak kepala Tanya) Aku nggak akan maksa kamu buat cerita. Tapi yang perlu kamu inget. Aku bersedia jadi temen curhat kamu, Tanya. Aku akan selalu ada di samping kamu. Pelan-pelan, kita mulai semuanya dari awal. Jangan ngehindar lagi.
THE END