Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SC.34.EXT-TROTOAR-MALAM
FLASH BACK 6 BULAN LALU
Masih setengah mengantuk, Tanya menghampiri Sintya di dapur restoran untuk mengambil ponselnya yang ia titipkan untuk dicharge. Tanya habis dari pantai dengan Sagraha dan ingin tidur.
TANYA
Mbak, mau ngambil ponselku yang aku titipin tadi.
SINTYA
Oh iya, ini. Udah full kayaknya (mengambilkan ponsel Tanya dan menyerahkannya)
TANYA
Makasih Mbak. (Tanya menyadari sesuatu saat mengambil ponsel dari tangan Sintya. Ada sebuah gelang perak dengan hiasan kerang.) Hah? Sejak kapan gelang ini ada ditanganku? Jangan-jangan dari Sagraha?
SINTYA
(Tersenyum jail) Hubungan kamu sama Sagraha udah makin deket ya? Aku seneng liatnya. Padahal kata Firman, Sagraha itu nggak gampang deket sama orang lain karena sejak kecil cuma main berdua sama adeknya. Sama aku aja dia masih suka canggung dan jaga jarak. Tapi dia ke kamu kelihatan bebas dan ceria. Aku ikut seneng liatnya.
TANYA
(Menggaruk tengkuk dan tersenyum tipis) Ah, masa sih mbak?
SINTYA
Beneran. Aku nggak bakalan kaget kalau dalam waktu dekat ini Sagraha bakal nyatain perasaannya ke kamu.
TANYA
Hubungan kita enggak kayak gitu kok Mbak. Kita bakalan jadi orang asing buat satu sama lain ketika keluar dari pulau Bali nanti. Pacaran? Aku bahkan nggak pernah kepikiran sampai situ (Berujar santai sambil menyalakan ponselnya. Ada banyak sekali pesan masuk dan panggilan tak terjawab. Tanya memang sengaja mematikan ponselnya sejak kabur dari Bali) Kalau gitu aku balik ke kamar dulu ya Mbak.
SINTYA
Oke, good night. Take care ya. Semoga cepet resmi hubungannya.
TANYA
(Terkekeh dan melambaikan tangan)
Dalam perjalanan ke kamar, Tanya membuka salah satu pesan yang masuk. Dari kakak tertuanya. Mengabarkan jika ibunda Tanya sudah meninggal karena kecelakaan. Itu tanggal seminggu yang lalu.
Tanya langsung terdiam seolah dunianya akan segera runtuh. Dia berpegangan pada tiang seolah akan jatuh. Kemudian, lambat laun tubuhnya luruh ke tanah dan tangis Tanya jatuh satu persatu. Seluruh tubuh Tanya bergetar hebat.
TANYA
Ibuk... kenapa? Kenapa ninggalin Tanya? (Memukul dadanya yang terasa sesak luar biasa) Ibuk... maafin Tanya... maafin Tanya...
Hari itu, Tanya merasa seluruh dunianya hancur dan kepercayaan dirinya runtuh. Kenapa, takdir sekejam ini harus terjadi pada Tanya? Di saat dia mencoba untuk berubah dan meninggalkan Tanya yang polos, canggung, lugu dan mudah dibodohi? Tanya merasa hancur berkeping-keping. Bahkan rasanya lebih menyakitkan dari pada dipermalukan oleh Ardi di pesta kelulusan. Tanya bahkan tidak sempat melihat ibundanya untuk terakhir kali.
FLASH BACK OFF
Tanya berjalan gontai di trotoar. Dia mengusap pipinya yang basah karena air mata. Tatapan mata Tanya tampak begitu sakit dan putus asa. Di satu sisi, di terlanjur mempunyai perasaan pada Sagraha, tetapi di sisi lain, Tanya takut jika Sagraha tahu bahwa sifat dan karakter yang selama ini Tanya tunjukkan di Bali Cuma kebohongan. Tanya takut jika Sagraha akan kecewa mendapati Tanya yang sekarang. Tanya yang kembali canggung dan pendiam, Tanya yang menunduk seakan takut menunjukkan wajahnya kepada dunia.
TANYA (MONOLOG)
Kenapa kamu harus datang, Sagraha? Lebih baik kita sama-sama jadi kenangan indah buat satu sama lain. Aku takut kamu kecewa lihat aku yang sekarang. Rachel yang ceria, berani dan percaya diri sudah kembali jadi Tanya yang canggung pada dunia. (Mengusap air matanya lagi) Tanya yang kayak gini pasti bakal bikin kamu kecewa.
TANYA
(Mengambil gelang pemberian Sagraha dari dalam tasnya) Aku nggak pantes nerima ini dari kamu, iya kan? (Mengusapnya dengan perasaan rindu dan sayang) Bakal aku balikin (Meletakkannya di atas dada seolah sedang memeluknya) Aku bakal balikin ini ke kamu, Sagraha.
Biar bagaimana pun, Tanya melakukan hal-hal yang dulu takut dia lakukan bersama Sagraha untuk pertama kalinya. Kenangan indah bersama Sagraha, adalah hal yang Tanya syukuri sekaligus sesali.
Tanya sampai di depan rumahnya. Sebuah rumah sederhana seperti kebanyakan rumah di pinggiran kota. Pagar-pagarnya sudah berkarat dimakan usia. Sementara atap bagian depan sudah reyot minta diganti. Dari segi mana pun, Tanya dan Graha adalah dua sisi yang berseberangan.
Tanya mengucap salam sambil membuka pintu. Terlihat Ayah yang sedang duduk di atas kursi roda sambil menonton TV. Ayah menderita kelumpuhan sejak dua tahun yang lalu. Dan jika diingat-ingat, keputusan Tanya kabur ke Bali adalah keputusan paling egois yang pernah dia lakukan. Hanya saja, Tanya tidak menyesal pernah mengenal Sagraha.
TANYA
Ayah kenapa belum tidur? (Menghampiri ayah dan bersimpuh di sampingnya) Tanya anterin ke kamar, ya? (Mengusap punggung tangan Ayah)
AYAH
(Mengangguk singkat)
Tiba-tiba, adik laki-laki Tanya, Kale, datang sambil setengah mengantuk.
KALE
Mbak, besok terakhir bayar spp. Kalau masih belum ada duit, mbak yang urus ke tata usaha ya. Aku nggak mau ada drama pas mau UAS. Mbak Fera ditanyain nggak pernah punya duit. Dimintai uang lima ribu aja bacotnya sepanjang rel kereta api.
TANYA
Hm. Tenang aja. Tidur gih.
Tanya mematikan televisi dan mendorong kursi roda ayah, mengantarnya ke kamar untuk beristirahat.
TANYA
(Bergumam) Harusnya aku tadi bisa nahan diri dan nggak bersikap bodoh. Kalau udah kayak gini, aku harus ke mana nyari kerjaan lain? Sial.
CUT TO
SC.35-EXT-KEDAI KOPI KOPLO-PAGI
Sagraha masuk ke dalam kedai sambil membawa buket bunga atas suruhan Firman. Sagraha tidak melihat keberadaan Rachel dan bertanya ke kasir.
SAGRAHA
Rachel hari ini shift siang, ya?
VINA
(Raut wajah bingung) Rachel? Siapa ya? Kayaknya di sini enggak ada yang namanya Rachel.
SAGRAHA
Itu yang kemarin sama kamu. Yang ngumpet pas saya dateng.
VINA
Ah, Tanya, maksudnya? Tanya udah nggak bisa kerja di sini gara-gara kejadian kemarin. Si brengsek Ardi beneran laporin kejadian itu dan ngebuat Tanya dipecat.
SAGRAHA
(Terdiam seolah menyadari sesuatu) Ah, jadi nama aslinya Tanya, ya. Kamu tahu nggak alamat Tanya di mana? Ada hal penting yang mau aku omongin sama dia. Tolong, ya? Sama nomor telepon kalau perlu.
VINA
Gimana, ya? Soalnya Tanya wanti-wanti nggak boleh ngasih alamatnya ke Mas-nya. (Menggaruk tengkuk) Tanya nggak mau ketemu.
SAGRAHA
Saya sama Tanya cuma salah paham. Dan sekarang saya lagi coba jelasin ke dia. Tolong, ya? Saya udah ke sana ke mari nyariin Tanya sejak 6 bulan lalu. Saya nggak bisa kehilangan dia lagi.
VINA
(Meringis, ragu, tapi akhirnya mengangguk) Oke. Tapi jangan bilang-bilang Tanya kalau aku yang ngasih. (Mengambil pulpen dan kertas) Soalnya Tanya bisa marah besar.
SAGRAHA
(Mengangguk) Kamu udah kenal Tanya berapa lama?
CUT TO
SC.36-INT-SAGARA’S RESTO-PAGI
FIRMAN
(Melihat Sagraha yang baru tiba) Yak! Lo ke mana aja, Bambang? Resto baru buka bukannya dijagain malah ditinggal ngelayap. Ada pesanan masuk tuh!
Rianda tiba-tiba datang dari balik dapur dan mengambil buket bunga dari Sagraha dengan senyuman lebar.
RIANDA
Buat aku ya bunganya? Makasih! (Menghirup aroma bunga itu dengan senyum cerah) Kamu tahu banget aku suka bunga lily! Ah, enggak. Asalkan dari kamu, aku akan selalu suka!
SAGRAHA
Katanya pulang minggu depan? Kenapa udah ada di sini?
RIANDA
Karena mau surprise-in kamu? (Terkekeh) Tapi reaksi kamu ternyata biasa aja gitu. Nggak ada kaget-kagetnya.
SAGRAHA
(Mengulurkan tangan) Kembaliin. Bunga itu bukan buat lo.
RIANDA
(Menyembunyikan bunganya di belakang punggung) Nggak bisa! Barang yang udah dikasih nggak bisa dikembalikan!
SAGRAHA
Dibilangin bukan buat lo! (Mengulurkan kedua tangannya, mencoba mengambil alih bunga itu, tetapi Rianda sigap menyembunyikannya dan membuat Sagraha seolah sedang memeluknya)
FIRMAN
Yak! Kalian berdua jangan bertingkah kayak bocah bisa nggak? Baru ketemu setelah sekian lama juga. Kenapa kita nggak—
Tiba-tiba terhenti saat pintu restoran terbuka. Tanya muncul dan melihat Sagraha dan Rianda yang seperti sedang bermesraan.
TANYA
Eh, maaf mengganggu (tampak canggung dan serba salah) aku ke sini cuma mau balikin ini ke Sagraha (Menaruh sebuah gelang perak ke atas meja) Kalau begitu, aku permisi.
Buru-buru keluar dari pintu.
Sagraha yang melihat itu cuma bisa mengerjab tak percaya. Terpaku di tempatnya. Tidak menyangka bahwa gadis yang barusan datang itu adalah Tanya.
FIRMAN
Cuma mau dilihatin aja nih? Enggak mau dikejar?
Sagraha buru-buru berlari, mengambil gelang yang ditinggalkan Tanya mengejar gadis itu sekuat tenaga.
RIANDA
Siapa? (Bertanya pada Firman)
FIRMAN
Pujaan hatinya Sagraha. Cewek yang pernah gue ceritain sama lo. Berkat dia, si bucin Sagraha yang selama ini nggak pernah gue liat akhirnya keluar dari sangkarnya. Sagraha juga udah mulai waras dan nggak nyalahin dirinya sendiri soal kematian Saga.
RIANDA
(Mengangguk paham) Hebat banget. Ntar gue ikutan bantu jelasin deh, kalau semisal dia masih salah paham soal bunga ini. Duh, gue jadi ngerasa bersalah.
FIRMAN
(Menggeleng dan menggenggam tangan Rianda) Nggak usah. Mending kita pergi kencan aja.
RIANDA
Gila ya? Mau mati?
FIRMAN
(Terkekeh dan menaruh lengannya di pundak Rianda) Lo tahu nggak? Filosofi yang paling gue suka?
RIANDA
Apaan?
FIRMAN
Perasaan kita bakal terasa semakin nyata saat lihat orang yang kita suka dekat sama orang lain.