Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
15
101. EXT. SEKOLAH - TAMAN BELAKANG SEKOLAH - PAGI HARI
Cast : Arga, pak Tohar
Arga bersandar di batang pohon rimbun sambil membaca buku. Pak Tohar datang menghampiri sambil membawa surat dari Arga.
CUT TO
102. INT. SEKOLAH - RUANG TATA USAHA - PAGI HARI
Cast : Doni
Doni menghampiri ruang speaker, lalu membenahi sedikit sistem, cuma mengaktifkan satu speaker yang terhubung dengan ruang rapat, kemudian ia juga mengaktifkan handphone ke mode speaker dan mendekatkannya ke mikrofon, terdengar bunyi Berdengung. Ia tersenyum.
J-CUT
103. INT. SEKOLAH - RUANG RAPAT - PAGI HARI
Cast : Bu farida, pak Joseph, asisten wanita pak Joseph
Mereka duduk di ruang rapat sembari mulai berbincang, namun tiba-tiba terdengar dengung dari arah salon yang terpasang di sudut ruangan atas. Mereka terkejut dan saling berpandangan.
J-CUT
104. INT. SEKOLAH - KORIDOR SEKOLAH - PAGI HARI
Cast : Staf sekolah 1,staf sekolah 2, staf sekolah 3, staf sekolah 4
Para staf sekolah kembali ke ruang tata usaha. Mereka mengetuk pintu dengan kasar.
STAF SEKOLAH 1
Doni! Bukain Don! Kamu ngapain di dalam?!
STAF SEKOLAH 2
DONI! JANGAN MAIN-MAIN KAMU!
105. EXT. SEKOLAH - BELAKANG GEDUNG SEKOLAH - PAGI HARI
Cast : Arga, pak Tohar
Pak Tohar berhadapan dengan Arga. Arga meletakkan bukunya.
PAK TOHAR
Ini surat dari kamu?
J-CUT
106. INT. SEKOLAH - RUANG RAPAT - PAGI HARI
Cast : bu Farida, pak Joseph, asisten wanita pak Joseph
Mereka bertiga bingung ketika suara Pak Tohar yang sedang berbincang dengan Arga terdengar.
Bu Farida berdiri dan hendak memanggil stafnya namun pak Joseph mengangkat tangan, menyuruh bu Farida untuk tidak bertindak. Ia ingin mendengar dulu apa itu.
CUT TO
107. EXT. SEKOLAH - AREA BELAKANG GEDUNG SEKOLAH - PAGI HARI
Cast : Arga, pak Tohar
Arga berjalan selangkah lebih dekat pada pak Tohar.
ARGA
Iya. Dari saya. Pak Tohar inget saya?
PAK TOHAR
(Diam, ingat, namun mencoba untuk mengabaikan)
Maaf, ga inget saya. Kamu salah orang mungkin, ga ada urusan saya sama kamu dek.
(Berbalik, pergi)
ARGA
Jangan pura-pura pak, saya tahu bapak inget saya kok. Dan pak Tohar inget.. (Diam sejenak, mengepalkan tangan) inget kita masih punya urusan kan?
PAK TOHAR
SAYA BILANG KAMU PASTI SALAH ORANG DEK! (Membentak, berbalik dan berjalan pergi)
ARGA
Apa mesti saya perjelas? Saya Arga Kusuma, anaknya pak Dermawan dan mpok Ineke, tetangga bapak dulu waktu bapak masih buka warung di dekat lapangan. Bapak.. Pernah cabuli saya dulu.
CUT TO
108. INT. SEKOLAH - RUANG RAPAT - PAGI HARI
Cast : Bu Farida, pak Joseph, asisten pak Joseph
Mereka bertiga terkejut mendengar itu, saling berpandangan.
CUT TO
109. EXT. SEKOLAH - AREA BELAKANG GEDUNG SEKOLAH - PAGI HARI
Cast : Arga, pak Tohar
Pak Tohar dengan langkah cepat berjalan mendekati Arga.
PAK TOHAR
Jangan maen-maen kamu sama saya. (Menoleh sekitar sejenak) Oke, ya. Saya inget kamu. Saya juga inget saya pernah cabuli kamu dulu. Terus sekarang, kamu mau apa? Mau hajar saya? Mau ancam saya? Ato kamu mau ngaduin saya? Ha? (Tertawa)
Eh, Arga. Ga usah berlebihan kamu. Kamu kira aku cuma mainin kamu aja? Aku udah banyak mainin anak. Tapi anak-anak itu ga ada yang berani nantangin aku! Mereka punya malu! Ga kayak kamu.
ARGA
Udah banyak mainin anak?
PAK TOHAR
Iya. Sekarang kamu mau apa? Ngadu? Ga mungkin ada yang percaya sama kamu. (Mendekat ke Arga) aku peringatin, jangan aneh-aneh kamu ya.. Ato habis kamu! Adikku, si Nugraha, klo kamu masih inget, dia banyak kenal sama orang-orang gede! (Melempar surat Arga tadi, lalu berbalik dan pergi)
ARGA
Bukan saya yang mau ngadu, tapi bapak sendiri yang udah ngaku.
Arga mengeluarkan handphonenya, mematikan hasil rekaman itu.
Pak Tohar berbalik lagi.
PAK TOHAR
Apa?
ARGA
Makasi udah ngaku pak, bapak udah bantu saya buat rekaman pengakuan dari mulut bapak sendiri. (Arga menoleh ke arah sekolah,) semoga pak Joseph, kepala yayasan sekolah, bu Farida dan polisi yang sekarang lagi wawancara denger omongan bapak tadi. (Berjalan pergi).
Pak Tohar diam sejenak, mematung dan cuma melihat Arga dengan bingung dan kesal.
Namun tak lama, ia yang tak bisa menahan emosi, langsung berlari mengejar Arga, ia menyabet batu besar di sana lalu memukul kepala Arga dari belakang.
SMASH CUT
110. INT. SEKOLAH - RUANG AUDIO - PAGI HARI
Cast : Doni
Di ruang audio, Doni tersenyum puas dan mematikan ponselnya, ia lalu menelpon Arga kembali. Namun beberapa saat, tak diangkat oleh Arga.
CUT TO
111. INT. SEKOLAH - RUANG RAPAT - PAGI HARI
Cast: Bu Farida, pak Joseph, asisten pak Joseph
Bu Farida diam dan memandang kosong kursi di depannya. Syok mendengar apa yang terungkap melalui speaker sekolah. Pak Joseph mengetuk-ngetukan jemarinya ke meja.
PAK JOSEPH
Ternyata saya kemari ga cuma membicarakan soal siswa di sini yang kena narkoba. Tapi ada yang lebih buruk dari itu (tertawa tak percaya)
Bu Farida
(Menarik dan menghembuskan nafas panjang)
Maaf pak,
POLISI 1
(Berdiri)
Di mana pelaku itu sekarang? Orang yang tadi di speaker?! (Mendesak bu Farida)
CUT TO
112. INT. SEKOLAH - RUANG AUDIO - PAGI HARI
Cast : Doni
Doni berdiri dari kursinya, sembari terus mendekatkan ponsel ke telinganya,menelpon Arga.
DONI
(Panik)
Woi, Ga! Kenapa lu?!!
Ia membuka tirai mencoba menengok area belakang gedung sekolah, namun tak kelihatan apapun. Ia mulai cemas.
CUT TO
113. EXT. SEKOLAH - AREA BELAKANG GEDUNG SEKOLAH - PAGI HARI
Cast : Arga, Pak Tohar
Ponsel Arga tergeletak di tanah dan menyala karena panggilan dari Doni. Pak Tohar menendang Arga yang sudah terkapar. Kepala Arga mulai dibasahi oleh darah karena pukulan batu oleh pak Tohar tadi.
PAK TOHAR
(Terus menendang)
Mampus kamu! Jadi anak ga usah ngadu-ngadu!
Karena pusing, dan melihat wajah pak Tohar yang sangat dekat dengannya. Arga teringat kejadian sepuluh tahun lalu.
FLASH BACK
114. INT. WARUNG PAK TOHAR - SORE HARI
Cast : Arga, pak Tohar
Arga kecil menangis ketika pak Tohar mendekat.
Pria itu berjongkok di samping Arga sambil tertawa, ia menjambak rambut Arga, melihat wajah Arga yang menangis ketakutan.
PAK TOHAR
Ah, kamu. Cengeng ternyata kamu ya sama kayak Guntur.
Pak Tohar tersenyum sambil berdiri lagi. Memakai kembali celananya.
Arga kecil terus menangis, namun ia juga marah. Mengepalkan tangannya.
INVISIBLE CUT
115. EXT. SEKOLAH - AREA BELAKANG GEDUNG SEKOLAH - PAGI HARI
Cast : Arga, pak Tohar
Tangan kecil Arga berubah menjadi tangan dewasa Arga yang terkepal karena menahan sakit.
Ia berhenti merintih, ia menjadi marah. Ia lalu menguatkan diri menahan serangan pak Tohar, tangannya menggenggam kaki pak Tohar lalu sambil sedikit berteriak ia menarik kaki pak Tohar hingga pria itu terjungkir.
Pak Tohar sontak jatuh. Arga segera merangkak bangun, sedikit sempoyongan, namun ia tetap mencoba bangun. Tangannya meraih batu besar yang tadi dipukulkan ke kepalanya. Lalu ia menginjak dada pak Tohar, batu besar ia angkat tinggi-tinggi, lalu dihantamkannya ke arah kepala Tohar.
ARGA
MATI LU DASAR PEDOFIL!
BRAKK...
SMASH CUT
116. EXT. SEKOLAH - KORIDOR SEKOLAH - PAGI HARI
Cast : Doni, staf sekolah 1,staf sekolah 2,staf sekolah 3, staf sekolah 4
Doni berlari keluar menerobos para staf yang tadi menggedor pintu.
CUT TO
117. EXT. SEKOLAH - AREA BELAKANG GEDUNG SEKOLAH - PAGI HARI
Cast : Arga, Pak Tohar
Arga terengah beranjak dari badan pak Tohar. Ia tidak jadi menghantamkan batu itu ke kepala pak Tohar, namun hanya ia lesatkan ke sebelahnya saja.
Melihat Arga yang lemas karena kepalanya sudah mengalir banyak darah, pak Tohar kembali menyerang Arga. Ia mencekik Arga kuat-kuat.
Namun tak lama, Doni dan para staf muncul. Begitu juga petugas polisi.
POLISI
(Mengeluarkan pistol, menodongkan nya ke arah pak Tohar)
BERHENTI! ANGKAT TANGAN!
IRIS
Arga melihat dengan kabur orang-orang yang berdatangan, termasuk dua polisi yang akhirnya menemukan dia. Dia lega bisa selamat. Tak lama ia menutup mata, tak kuat dengan luka di kepalanya yang telah menguras banyak darah.
FADE IN
118. INT. RUMAH SAKIT - PAGI HARI
Csst : Arga, Putri, Doni, ibu Arga/Ineke, ayah Arga
Arga membuka mata. Kepalanya diperban, memar terlihat di wajahnya. Tak lama, Putri membuka pintu bangsal.
PUTRI
Lu dah sadar?!
(Keluar sejenak, lalu masuk kembali bersama ayah dan ibunya beserta dokter)
Dokter memeriksanya sejenak.
DOKTER
(Melihat data)
Oke, ga apa-apa. Dia sudah mulai membaik. Tinggal tunggu jahitan nya kering. Tolong jangan banyak bergerak dulu.
IBU ARGA/INEKE
Mkasih dok,
DOKTER
Sama-sama Bu, saya permisi
(Beranjak pergi)
Setelah dokter pergi, ibu Arga segera memeluk putranya.
IBU ARGA
Maafin ibu ya mak. (Menangis.)
ARGA
I-ibu..
IBU ARGA
Kamu mulai sekarang cerita semuanya ke ibu, kamu ngadu ke ibu ya.. maaf selama ini ayah dan ibu sudah mengabaikan kamu sampe akhirnya kayak gini (melepas pelukan)
PUTRI
(Mendekat, pelan tak mau bicara)
gua.. Juga minta maaf bang, mulai sekarang, kita saling jaga ya. Bukan lo doang yg harus jagain gua.
(Menggenggam tangan Arga)
Arga tersenyum pada Putri, ia lalu tak sengaja berpaling ke ayahnya yang cuma bisa diam saat itu.
CUT TO
119. INT. RUMAH SAKIT - SIANG HARI
Cast : Arga, ayah Arga
Kini suasana bangsal menjadi sepi. Ayah Arga dan Arga berhadapan, hendak membicarakan sesuatu.
AYAH ARGA
Ternyata.. Ayah selama ini udah salah ya,
Arga diam.
AYAH ARGA
Ayah ga tau lo klo kamu bakal kena masalah ini. (Tertawa) ayah pikir anak cowok udah lebih aman, tapi ternyata.. Sama aja.
ARGA
Ga usah dipikir lagi yah, udah kejadian semuanya.
AYAH ARGA
(Menyesal, meremas tangannya kuat) maafin ayah nak, ayah ga becus jadi ayah. (Memukuk kepalanya, namun Arga meraih tangannya)
ARGA
Yah, udahlah. Jangan kayak gini. Bukan salah ayah.
Tak lama, Doni tiba-tiba datang menjenguk, ia muncul di ambang pintu.
DONI
HELO MY BEST... - (melihat ke arah ayah Arga) eh, om.. Siang om,
AYAH ARGA
Siang-siang (gugup, berdiri) m-mau jenguk Arga ya? Ayo, silahkan. (Mundur, beranjak pergi, malu karena sikapnya barusan.)
DONI
(Mengangguk hormat, lalu berpaling ke Arga ketika ayah Arga telah keluar dari sana)
Anjir, ada bokap lu?
ARGA
Iya, yang jagain gua dia sekarang, ntar sore gantian ma ibuk.
DONI
Dijagain mulu lu kayak anak kecil.
Doni meletakkan buah-buahan ke meja.
DONI
Buat lu tuh, ntar klo sembuh ganti.
ARGA
Ya dah bawa lagi sono.
DONI
(Tertawa)
Ah elu.. O ya, besok anak-anak kemari. Siap-siap lu.
ARGA
Anak-anak?
DONI
Iya, banyak yang tau kasus lu udah.
ARGA
Gua cuma suruh lu aktifin speaker di ruang rapatnya kepsek ajakan Don?
DONI
(Tersenyum)
Maksud gua.. Anak-anak tau klo lu diserang ma Tohar di belakang sekolah, cuma itu. Lu kira tau apaan?
ARGA
(Diam sejenak, berpikir)
Gua kira tau.. ditutupin juga pasti anak-anak, semua orang bakal tau.
DONI
(Diam sejenak, memandangi Arga, menepuk bahu Arga)
Ya.. Ya udah, ga usah malu lu. Yang penting sekarang si Tohar udah diproses polisi. SUKSES KITA! (Tertawa puas)
ARGA
(Menoleh antusias)
Diproses?
DONI
Iya,.. Langsung tindak! Ternyata korbannya banyak banget, pada muncul satu-satu sekarang.
CUT TO
120. INT. RUMAH TAHANAN - SIANG HARI
Cast : Guntur, Ibu Guntur/Nur
Guntur dan ibunya sedang duduk berhadapan.
IBU GUNTUR
Pak Tohar udah resmi ditahan sekarang. Tapi waktu penyidikan, polisi bilang katanya pak Tohar ngaku kalo dia juga pernah cabuli kamu dulu?
Guntur mengangguk.
IBU GUNTUR
Kenapa ga cerita ke ibu?
GUNTUR
(Tersenyum kecut)
Emang ibu percaya ma Guntur? Ibu kan taunya Guntur mberandal mulu.
IBU GUNTUR
(Terisak tangis, mengulurkan tangan, menggenggam tangan Guntur)
Maafin ibu ya nak, ibu kurang perhatian dan kurang percaya sama kamu.
Guntur tersentuh tangannya di pegang oleh ibunya, namun ia menarik tangannya.
GUNTUR
Ga usah ginilah buk, malu.
IBU GUNTUR
(Menangis)
Ibu kira ibuk sudah maksimal jagain dan membesarin kamu. Tapi ternyata ada orang kayak si Tohar yang apa-apain kamu waktu ibu kerja..
GUNTUR
Buk! Udah diem! (Mendekat) ga usah nangis,(beat) semua.. ada karmanya... (Memandang pintu sel, tertawa)
CUT TO
121. INT. PENJARA - SEL - SIANG HARI
Cast : Guntur, Pak Tohar, Napi 1, Napi 2, Napi 3, Napi , petugas polisi 1, petugas polisi 2
Pak Tohar dibawa masuk oleh dua orang polisi menuju selnya. Sepanjang perjalanan narapidana-narapidana riuh meneriaki dia dan memaki-maki dia. Di saat bersamaan, Guntur yang usai ditengok ibunya, kembali ke sel. Ia berpapasan dengan pak Tohar.
Pak Tohar dan Guntur berhadapan, pak Tohar mundur ketakutan. Guntur memandangi narapidana-narapidana lain yang kini di pihaknya tampak bersemangat. Seorang narapidana bertato yang sebelumnya terlihat menghajar narapidana lain kasus tertentu, tersenyum pada Guntur seakan memberi ruang atau dukungan pada Guntur.
Guntur berpaling pada pak Tohar.
GUNTUR
MAINAN PERTAMA GUA.. KASUS PERKOSAAN.(Tersenyum)
thanks Ga..
MUSIK
FADE OUT
SELESAI
-