Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
12
62. INT. SEKOLAH - RUANG TATA USAHA - PAGI HARI
Cast : Arga, Doni, Staf, Siswi
Arga dan Doni mengetuk pintu Ruang tata usaha.
ARGA
Misi buk,
STAF
Iya? Masuk Ga,
ARGA
Bu, mau pinjam kunci ruang peralatan. Buat ambil start block.
STAF
Oh, iya kamu ambil sendiri di sana.
(Menunjuk ke sebuah rak kaca di mana terdapat banyak sekali kunci)
Arga dan Doni berjalan ke sana, namun Doni tiba-tiba duduk di sebuah sofa tamu sembari merentangkan tangan dan kakinya.
DONI
Bentar Ga, istirahat dulu di sini.
(Mengusap keringat)
enak bener kena AC cuk.
Arga tak menghiraukan dan menghampiri rak kunci, memilih kunci.
Doni melayangkan pandang ke area ruang mikrofon di mana ada seorang siswi cantik hendak mengumumkan sesuatu lewat speaker sekolah yakni ekstrakurikuler jurnalistik hari ini ditiadakan untuk sementara.
Doni menggoda siswi tersebut dengan melambaikan tangan, namun sang siswi justru acuh.
Arga mencari kunci tersebut, namun tak ada.
ARGA
(Menoleh pada petugas TU)
Bu, kuncinya ga ada,
STAF
(Berpikir sejenak)
Oh, maaf. Tadi udah diambil sama kang kebon, katanya di suruh buat bersihin ruang peralatan olah raga. Kamu langsung aja ke sana. Maaf ya, ibu lupa.
ARGA
(Wajah kesal)
Iya bu,
(menoleh ke Doni)
Ayo Don, (berjalan lebih dulu)
CUT TO
63. INT. SEKOLAH - DI RUANG PENYIMPANAN PERALATAN - PAGI HARI
Cast : Arga, Doni, Tohar
Pak Tohar sedang menyapu l
ruang penyimpanan tersebut. Ia membersihkan sangat teliti dan rajin.
Tak lama Arga dan Doni masuk ke sana. Karena posisi mereka agak berjauhan, Doni dan Arga langsung saja menuju rak penyimpanan tanpa menyapa pak Tohar, pak Tohar sendiri pun masih sibuk membersihkan lantai.
Namun, ternyata Arga dan Doni tidak menemukan benda yang mereka mau ambil. Akhirnya Arga disusul Doni Menghampiri pak Tohar untuk bertanya.
ARGA
Pak, misi..
TOHAR
(Menoleh,)
Iya ada apa dek?
ARGA
Bapak tau..
(Menoleh pula, dan seketika diam)
TOHAR
(Tetap tersenyum, tidak tahu kalau itu adalah Arga)
Iya dek?
DONI
(Doni datang, menoleh ke Arga yang langsung memalingkan muka. Menggantikan Arga berbicara)
Tau start block ga pak?
TOHAR
Yang mana ya dek?
DONI
Yang.. (Berpikir)
Yang bentuknya kayak meteran, meteran? (Bingung sendiri) ahm.. Itu pak, yang ada pijakan kaki, segitiga, segini (menunjukkan ukurannya dengan tangan) Barangkali dipindahin ma bapak.
TOHAR
(Berpikir)
Itu.. Oh, Iya tadi bapak pindahin, soalnya mau bersihin bagian bawah rak.
DONI
Pindahin ke mana pak?
TOHAR
Di sana, di dalam kardus.
(Menunjuk)
DONI
Terimakasih pak,
(berjalan ke sana untuk mengambil.)
Arga tetap diam di tempatnya, pak Tohar mengejar pandangan Arga.
TOHAR
Dek? Kena.. -
ARGA
Pak.. Tohar?
TOHAR
Iya? Kok tau nama sa.. -
Arga pergi tanpa berkata apa-apa, meninggalkan Doni dan pak Tohar.
Doni, setelah mengambil barang itu. Ia ikut berlari menyusul Arga, namun ia sempat berpaling sejenak pada pak Tohar.
DONI
Makasih pak,
Pak Tohar mengangguk sambil tersenyum.
JUMP TO CUT
64. EXT. SEKOLAH - KORIDOR - PAGI HARI
Cast : Arga, Doni
Doni mengejar langkah Arga.
DONI
Woi, Ga, napa sih lu?
Arga diam, berjalan saja dengan cepat.
DONI
Ga, lu kenal ma tu orang? Sape?
(Arga tetap diam)
Woi! Ga, tungguin!
CUT TO
65. INT. SEKOLAH - RUANG PENYIMPANAN - PAGI HARI
Cast : Tohar
Pak Tohar tediam di tempatnya, melihat ke arah pintu di mana Arga dan Doni tadi pergi. Merasa sepertinya wajah Arga sangat tidak asing, namun ia lupa siapa.
CUT TO
66. EXT. SEKOLAH - LAPANGAN OLAH RAGA - PAGI HARI
Cast : Arga, Doni, guru olah raga
Arga dan Doni tiba di lapangan, Doni memberikan pada gurunya start block yang baru ia ambil.
DONI
Nih, pak.. Lari mulu materinya.
GURU OLAH RAGA
Kamu dobel larinya,
(mencatat di kertasnya)
DONI
Yah pak, napa si anjir?
GURU OLAH RAGA
Ngapain kabur-kaburan?!
DONI
kagak kabur pak, nemenin Arga ngambil ginian.
(Menunjuk ke start block.)
GURU OLAH RAGA
Sapa yang suruh!
DONI
Yah pak,
GURU OLAH RAGA
Udah sana-sana!
Doni pergi, namun kemudian melirik Arga yang tampak aneh.
DONI
Pak, kayaknya kesambet tuh si Arga. OBATIN PAK! (Pergi)
GURU OLAH RAGA
(Menoleh pada Arga)
Kamu kenapa Ga?
Arga diam.
GURU OLAHRAGA
Ga?
ARGA
Saya.. ijin pak.
(pergi begitu saja dari sana sebelum guru olah raga ssmpat menjawab.)
CUT TO
67. INT. SEKOLAH - KELAS - PAGI HARI
Cast : Arga
Pintu kelas dibuka, Arga masuk ke sana dan menghampiri bangkunya. Dengan masih mengenakan pakaian olah raga, Arga yg juga masih panik cepat2 mengeluarkan buku pelajarannya dari dalam tas, kembali belajar, membolak-balik tiap halaman dengan acak dan berusaha fokus namun semakin panik, hingga bukunya akhirnya robek. Arga memandangi sobekan buku itu (coba dengarkan suara anak laki2 menangis) Arga makin diam, berkeringat dan panik. Ia menoleh ke bangku Guntur yg kosong.
CUT TO
66. EXT. DEPAN RUMAH GUNTUR - MALAM HARI
Cast : Arga, Guntur
Arga pergi ke rumah Guntur.
Di jalan ketika hampir sampai di depan pagar rumah Guntur, Arga melihat Guntur membuka pintu pagar hendak keluar rumah.
Guntur mengenakan hoodie hitam dan celana jins gelap, juga sepatu kets. Setelah menutup pagar, Guntur menudungkan tudung hoodie-nya, namun pandangannya tak sengaja melihat Arga yang berdiri tak jauh dari sana.
GUNTUR
Lu ke rumah gua Ga?
ARGA
Gue mau ngomong. (Mendekat)
GUNTUR
Apaan?
ARGA
(Arga memandang ke daerah itu yang masih cukup banyak orang melintas di depan rumah Guntur. )
Ikut gua
(berjalan lebih dulu, namun Guntur menghentikan)
GUNTUR
Gua ada urusan. Besok aja di sekolah. (Hampir berjalan pergi)
ARGA
Soal si Tohar. Orang yang cabuli lu dulu.
GUNTUR
(Guntur menghentikan langkahnya, berbalik lagi pada Arga lalu juga melihat ke orang-orang di sekitarnya seakan bertanya apakah mereka mendengar ucapan Arga barusan?)
Jangan kenceng-kenceng bangsat!
CUT TO
67. EXT. POS UJUNG GANG - MALAM HARI
Cast : Arga, Guntur
Arga dan Guntur duduk di sana. Guntur menurunkan kembali tudung hoodie-nya.
GUNTUR
Jadi, lu baru tau soal pak Tohar yang sekarang kerja di sekolah kita?
Arga mengangguk kecil.
GUNTUR
Telat lu. (Menendang kerikil.)
ARGA
Kenapa lu bawa pisau kemarin? Gara-gara dia?
GUNTUR
(Guntur tertawa.)
Napa? Lu pikir gua mau potong titit tuh orang? (Arga diam.)
Gua.., ga hanya pengen sunat tu orang, tapi juga habisin.
(Arga menoleh dan memandang Guntur lebih serius)
Masih mancep bener perbuatanya ke gua waktu gua kecil Ga. Ga bisa lupa gua bejatnya tu orang. Jijik banget sampe kadang pengen gua hancurin segalanya sekalian! Dah rusak psikis gua!
ARGA
Kita laporin si Tohar ke polisi.
GUNTUR
Yang bener aja lu.
ARGA
Tu orang harus kena pasal. Mungkin ga lu doang anak yang pernah dia gituin. Kita harus bongkar kasusnya ke hukum.
GUNTUR
(tertawa.)
Sinting ya lu Ga, lu mau laporin tu orang? Kasus perkosaan? Dan gua korbannya? Hah! Ogah! Malu gua! (Berdiri.)
ARGA
Ketimbang lu main hakim sendiri, klo lu ketangkep, alasan apa yang lu mau buat soal kasus itu? Ujung-ujungnya lu juga bakal ngaku klo dia pernah cabuli lu dulu.
GUNTUR
(Diam sejenak)
Gua bisa urus sendiri. Lu ga usah ikut campur. (Pergi)
ARGA
(Sedikit berseru)
Lu kudu pake otak lu Gun! Bukan emosi lu! Lu lapor! Biar dihukum tu orang!
GUNTUR
(Menoleh kembali, agak tersinggung, menarik baju Arga)
Diem lu bangsat! Gua bilang gak usah urusin urusan gua!
(Melepas dan mendorong Arga, lalu berjalan pergi.)
Arga hanya memandangi Guntur yang menjauh.
JUMP TO CUT
68. EXT. JALANAN - MALAM HARI
Cast: Guntur
Guntur terlihat frustasi. Setelah tak terlihat oleh Arga, ia kesal dan menendang kaleng atau kerikil di jalanan dengan marah.
CUT TO
69. EXT. DEPAN RUMAH ARGA - MALAM HARI
Cast : Arga
Arga membuka pagar rumahnya, terlihat lesu, lalu masuk ke dalam rumah, berjalan melewati teras dan membuka pintu dalam, sejenak ia melihat bola sepak miliknya dulu yang sudah usang di pojokan, ia teringat dulu saat kecil, diam sejenak, namun kemudian masuk kembali ke dalam rumah.
CUT TO
70.INT. RUMAH ARGA - RUANG TAMU - MALAM HARI
Cast : Arga, Putri
Arga masuk, menutup pintu.
Putri duduk di sofa sembari bermain ponsel. Ia melirik Arga jutek karena masih marah soal kasus Arya, Arga tampak cuek, tidak peduli dan langsung naik ke tangga lantai dua (menuju kamarnya.)
Putri menarik dan menghembuskan nafas kesal. Ia berpaling ke ponselnya lagi, melihat media sosial ARYO yang kini baru saja jadian dengan cewek lain.
IRIS
Foto ARYO dan seorang gadis bergaya bersama di sebuah taman bermain.
Putri merasa menyesal dengan kakaknya.
CUT TO
71. EXT. JALANAN SEPI DI DEKAT AREA PERGUDANGAN TAK TERPAKAI - MALAM HARI
Cast : Guntur, pria dalam mobil
MONTAGE
1.Guntur berdiri, bersandar di bawah tiang atau tembok. Wajahnya ditutup masker hitam dan kepalanya memakai tudung dari hoodie hitamnya. Ia terlihat lesu karena masih teringat perbincangannya dengan Arga tadi.
2.Sebuah mobil hitam datang.
3. Guntur berjalan mendekat, kaca mobil di buka, Guntur menengok. Seorang pria memberi tatapan dengan isyarat, Guntur mengeluarkan ponselnya, lalu menunjukan sebuah data.
4.Pria di dalam mobil mengangguk, memberikan sebuah tas ransel yang lumayan berat pada Guntur, setelah itu ia pergi dari sana.
CUT TO
72. EXT. PINGGIR JALAN - MALAM HARI
Cast : Guntur, Doni, ibu Doni
Guntur berjalan menyusuri trotoar pinggir jalan sembari mencangklong tasnya. Jalanan telah sepi karena larut. Di seberang jalan, Guntur tak sengaja melihat sebuah toko elektronik, ada beberapa speaker dan salon di jual di sana. Toko tersebut sedang akan tutup.
Guntur berdiri sejenak, memperhatikan, seorang wanita tengah baya, memakai rok dan rambut yang dikuncir, kesulitan menutup pintu roling door, tiba-tiba Doni muncul dari dalam toko dan membantu wanita tersebut yang ternyata ibunya.
Sembari berjinjit menarik ujung roling door, Doni menggigit donat di mulut, ibunya menepuk pantatnya mengomel agar tak terlalu banyak makan di malam hari. Doni menghindar dengan gaya lucu, ibunya tertawa. Mereka tampak sangat akrab dan hangat.
Guntur terlihat lesu, ia ingat ibunya, ia iri dengan apa yang ia lihat, ia lalu kembali melanjutkan langkahnya pergi dari sana.
CUT TO
73. INT. RUANG VIP BAR - MALAM HARI
Cast : Guntur, Ussy, pak Dibyo, wanita penghibur, dua pemuda anak buah pak Dibyo
Guntur meletakkan ransel yang tadi ia terima ke meja di hadapan pak Dibyo yang sedang asik bercanda dengan wanita-wanita penghibur nyanya yang duduk di sebelahnya. Ada sekitar dua orang.
PAK DIBYO
(Melihat Guntur)
Wah, sukses kamu?
GUNTUR
Iya pak.
PAK DIBYO
(Pak Dibyo menoleh ke salah satu anak buahnya.)
Coba periksa.
(Menunjuk ke tas).
Anak buah pak Dibyo mengambil tas itu dan memeriksanya, sembari menunggu, pak Dibyo memandangi Guntur dari atas ke bawah.
PAK DIBYO
Kamu beneran adeknya Ussy?
GUNTUR
Bukan adek kandung.
PAK DIBYO
Tiri?
GUNTUR
Bukan.
PAK DIBYO
Adek ketemu gede? Brondongnya Ussy?
GUNTUR
Bu.. -
USSY
(Tiba-tiba datang masuk ke ruangan itu juga)
Anaknya tetangga komplek pi. Udah Ussy anggap kayak adek sendiri. (Mencubit pipi Guntur) Dia dulu nangis di depan kontrakan saya, masih pake seragam merah putih, habis digampar ma nyokapnya. Nangis ga karuan kayak anak kucing baru dibuang.
GUNTUR
Sy!
(Guntur menoleh ke Ussy seakan memberi tahu untuk apa ia mengatakan itu ke pak Dibyo.)
Pak Dibyo justru tersenyum seakan menikmati cerita singkat Ussy.
PAK DIBYO
Terus kamu rescue tu kitten?
USSY
(Mengangguk,tersenyum)
Buat Ussy jadiin singa, jadi jagoan. Dan sekarang dah ga cengeng lagi dia, bahkan klo di sekolah sampe berani buat onar mulu, sampe diskors.
(nada menyindir, melirik Guntur sembari membelai rambutnya)
Pak Dibyo tertawa. Tak lama, anak buah yang tadi diperintahkan memeriksa barang Guntur kembali menemui pak Dibyo. Ia berbisik ke pak Dibyo, memberi tahu bahwa barang yang dibawa Guntur sesuai dan benar. Pak Dibyo mengangguk sejenak.
PAK DIBYO
Bener-bener jagoan kamu ya,
(Mengeluarkan sebuah amplop cokelat dan memberikan pada Guntur. Guntur menerima.) Bagus. Besok-besok saya bisa pake kamu lagi dong.
USSY
Jangan pi, udah sekali ini aja.
Guntur membuka amplop dan memeriksa isinya, agak terkejut dan terlihat senang dengan isinya.
PAK DIBYO
Loh, katamu dia jagoan. Ga apa-apa, (berpaling pada Guntur) yang penting dia bisa saya percayakan?
GUNTUR
(Guntur menoleh pada Ussy, kemudian pada pak Dibyo lagi.)
Ya, saya bisa dipercaya.
CUT TO
74. INT. RUMAH USSY - SIANG HARI
Cast : Guntur, Ussy
Di rumah Ussy, Guntur menaruh semua belanjaan jajanannya ke meja, lalu duduk di kursi dan membukanya satu persatu dengan senang.
Ussy terlihat kesal dan memandangi Guntur yg tampak girang setelah mendapat banyak duit itu.
USSY
Lu gimana sih cil?! Harusnya lu nolak dong! Udah cukup sekali ini aja! Gua ga mau lu terlibat ma urusan pak Dibyo lagi!
GUNTUR
Napa si lu?! Cuma nerima nganter barang doang ga masalah. Ni lihat, (menunjukkan semua hasil belanjaannya). Bisa jajan dan beli rokok sendiri gua.. (Tersenyum.)
USSY
Cuma nerima ato nganter barang? Iya! Barang haram tu! Klo nyokap lu tau gimana?! Gua juga yang kena!
GUNTUR
Ga bakal tau tu orang. Dia mah klo tentang gua ga tau apa-apa. Tenang aja.
(Guntur memberikan 4 kotak es krim pada Ussy.)
Ni es krim lu, gua ganti yang kemaren. (tersenyum bangga.)
Ussy yang tetap malas berjalan ke kamarnya, namun tiba-tiba sesuatu jatuh dari jaketnya.
GUNTUR
Apaan tu?
USSY
Biasa. Kayak lu baru kenal gua aja. (Menyabet benda tersebut).
GUNTUR
Nyuntil lu?
USSY
Kagak. Dikasih mah pak Dibyo tadi.
GUNTUR
Tu barang yang gua antar kan?
USSY
Iya.
Mereka diam sejenak, saling berpandangan.
USSY
Apa?! Lu mikirin apa? Awas ya lu berani-berani coba beginian. Tambah rusak tau rasa lu.
GUNTUR
Dikit aja Sy, bisa dicampur es krim ga? (Tercengir.)
CUT TO
75. INT. RUMAH ARGA - KAMAR ARGA - SORE HARI
Cast : Arga
MONTAGE
1.Di kamar, Arga mencoba fokus belajar. Namun ia terlihat begitu gelisah. Ia sama sekali tak bisa fokus belajar.
2.Ia cuma menyoret-nyoret bukunya yang makin lama coretannya makin tebal hingga membuat bukunya itu robek.
3.Arga meletakkan penanya, menghembuskan nafas panjang lalu berpaling ke jam dinding di mana jarum detiknya ia perhatikan dengan pandangan kosong.
CUT TO
76. INT. KELAS - SIANG HAR
Cast : Arga, bu Retno, doni, Anak-anak lain
Bu Retno masuk ke kelas di mana anak-anak langsung duduk di bangku masing-masing. Bu Retno meletakkan peralatannya ke meja guru, lalu berpaling ke murid-murid.
BU RETNO
Ayo, tugas yang ibu kasih terakhir kali dikumpulin. Yang belum mengerjakan berdiri dan maju ke depan sini.
Murid-murid bergumam kesal, sebagian dari mereka berdiri dan maju ke depan.
Arga, membuka bukunya, cuma coretan kemarin sore yang ada di sana. Ia pun berdiri, dan melangkah maju ke depan kelas.
BU RETNO
(Terkejut dan heran)
Loh, Ga? Kamu ga ngerjain?
ARGA
(Menggeleng)
Maaf bu,
DONI
(Menggebrak meja)
Tumben lu Ga! Bener-bener kesambet lu ya? Udah beberapa hari ini diem mulu bawaannya bu, aneh.
BU RETNO
Doni!
DONI
(Menunduk)
Maaf bu,
BU RETNO
(Berpaling ke Arga lagi)
Kenapa Ga? Kamu pergi, sakit, ato gimana? Ga biasanya.
ARGA
Saya ga apa-apa bu, cuma... (Memandang ke luar kelas, ke arah taman) cuma males aja.
DONI
Tuh kan! Kesambet dia bu! Panggil ustad buk! Udah seminggu sejak ambil start block dia aneh bu.. -
BU RETNO
DONI! Bisa diem ga kamu?!
(Menoleh ke Arga lagi,) Kamu males Ga? Kenapa males? Ibu bisa hukum kamu kayak anak-anak lain klo kamu gini Ga,
Arga diam dan cuma menunduk.
BU RETNO
(Memandang ke murud-murid yang lain lagi)
Oke, siapa lagi yang ga ngerjain? Ayo maju sini! (Teringat dengan Guntur yang memang sering tidak mengerjakan tugas-tugas, ia menoleh ke bangku Guntur, namun bangku itu kosong. Bu Retno lalu melihat ke arah kalender di mejanya) hari ini mestinya Guntur sudah masuk lagi kan?
Ke mana itu anak? Tadi udah masuk ato memang dari pagi dia ga dateng?
DONI
Ga ada dari pagi buk,
Bu RETNO menghela nafas kesal.
Arga memandangi bangku Guntur.
CUT TO
77. EXT. BELAKANG SEKOLAH - SIANG HARI
Cast : Guntur, Tohar
Di belakang sekolah yang sepi, Guntur rupanya sudah datang ke sekolah, namun ia tak memakai seragam, cuma mengenakan hoodie dan celana jins gelap seperti kemarin.
Ia duduk di sebuah bangku di dekat ruang peralatan kebersihan sembari melipat tembakaunya yang telah ia beri obat terlarang yang ia dapat dari Ussy kemarin, ia menyalakan tembakau itu lalu menghisapnya dan menikmatinya.
Tak lama, pak Tohar datang untuk mengambil beberapa peralatan. Guntur memperhatikan orang itu sebentar, ia tersenyum, semakin banyak mengepulkan asap rokoknya. Hingga saat pak Tohar hendak keluar sambil membawa gunting taman, Guntur berdiri, menghampirinya, menghadangnya.
GUNTUR
Mo kemana lu?
PAK TOHAR
(Bingung)
Hmm.. Mau potong rumput. Kamu..( melihat penampilan Guntur) kamu siswa sini ato..
GUNTUR
Gua siswa sini juga. Guntur Brahmatya. Ga tau lu? Ga inget? (Mengusap ujung gunting taman yang dipegang pak Tohar dengan jarinya.)
PAK TOHAR
(Bingung dan takut dengan tingkah Guntur) E.. Maaf, Guntur.. sapa ya dek? Ga inget saya? Adek tau saya?
GUNTUR
(Tersenyum, menatap pak Tohar)
Bisa-bisanya orang biadab kayak lu ga inget gua.
PAK TOHAR
(Takut, mencoba berpikir, memandangi Guntur meski agak takut) Sapa ya dek?
GUNTUR
Guntur! Anaknya mpok Nur tetangga lu dulu. Inget? Waktu jaman-jaman lu masih buka warung di pinggir lapangan! (Nada ditekan)
PAK TOHAR
(Diam, ingat seketika)
Gu.. Guntur?
GUNTUR
(Merebut gunting taman pak Tohar, menodongkannya ke leher pak Tohar) eh.. Gimana kabar lu sekarang Tohar? Hebat ya lu masih bisa kerja setelah lu.. Lecehin anak orang. Gua doang yang lu lecehin? (berbisik)
PAK TOHAR
(Mundur selangkah) Gu Gu.. Guntur, gini tur.. Saya.. Minta maaf..
GUNTUR
(Tersenyum lagi) Maaf? (meludah kesal) predator minta maaf. Hidup enak, kagak kena karma, cuma nebus sama permintaan maaf doang? Eh, Orang-orang sini, yang nerima lu kerja, tau ga kelakuan bejat lu dulu? Ha?! Anak bini lu gimana? Mpok Laila, bini lu yang dulu katanya kerja di Surabaya, tau ga klo lu lecehin gua? Tau ga klo lu pedofil?!
TOHAR
(Gemeter ketakutan, mundur terus hingga punggungnya mengenai tembok) E.. Enggak.. Jangan.. Jangan sampe.. Tau. Beneran tur minta maaf saya. (Memohon)
GUNTUR
Anjeng lu! (Hampir termakan emosi menusuk pak Tohar dengan gunting rumput, namun ia menahan diri.)
Seorang staf sekolah yang kebetulan lewat, memergoki mereka.
STAF SEKOLAH
Heh kamu! (Menunjuk ke Guntur)
Guntur dan pak Tohar menoleh,
CUT TO