Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
2
4. INT. WARUNG - SORE HARI
Cast : Arga, Guntur, pak Tohar
Arga dan Guntur kecil duduk di kursi di warung pak Tohar. Pak Tohar keluar dari dalam warung sembari membawa setoples permen dan meletakkannya ke meja di hadapan Arga dan Guntur.
PAK TOHAR
Kenapa ga ikut balik bareng ibuk? (Melihat ke Arga)
ARGA
Masih mau main sebentar. (Melihat permen di dalam toples)
PAK TOHAR
Ayo ambil, ga apa-apa.
ARGA
(Menggeleng)
Ga boleh makan permen sama ibuk, nanti gigi bolong.
PAK TOHAR
(Tertawa sejenak, berpaling ke Guntur)
Kamu ambil,
Guntur dengan malu-malu merogoh, mengambil satu.
GUNTUR
Terimakasih.
PAK TOHAR
Pinter. O iya, kamu, gimana kabar ibuk kamu tur? Baek?
GUNTUR
Baek.
PAK TOHAR
Bapak kamu?
Guntur diam, menunduk.
PAK TOHAR
Eh, Guntur, bapak ibu kamu jadi pisahkan ya? Terus gimana ibu kamu? Harus kerja sendiri dong berarti?
GUNTUR
(Membuka permen)
Iya, kerja terus. Kalo siang jarang ada di rumah.
PAK TOHAR
Jarang di rumah? Jarang ketemu kamu juga dong berarti? Terus, kamu sapa yang ngurus?
GUNTUR
Aku bisa urus diri sendiri kok, pulang sekolah ganti baju, makan, maen, habis itu mandi, belajar terus bobok. Klo malem ibuk pulang.
PAK TOHAR
(Mengusap rambut Guntur)
Wih.. Hebat kamu ya, pinter. (Memberi jempol) Gini aja, dari pada kamu sendirian, mending besok-besok dateng ke warung bapak. Tuh kamu lihat (menunjuk ke sekeliling) di sini banyak jajan dan permen, di dalem ada maenan juga. Enak di sini kamu bisa maen dan makan jajan, nanti bapak kasih gratis ke kamu.
ARGA
Loh, tapi kata ibuk warung bapak sebentar lagi mau tutup, pindah.
PAK TOHAR
Eh..iya, mau pindah. Tapi masih lama, masih jualan minggu-minggu ini. (Mengalihkan perbincangan, kembali menoleh pada Guntur) eh Tur, katanya kamu punya cita-cita mau jadi pemain bola ya?
GUNTUR
(Menoleh ke bolanya)
Iya! Pengen gabung sama timnas.
PAK TOHAR
Wih, gila! Hebat kamu.. (Mencubit pipi Guntur.) Pantes tadi mainnya bagus,
GUNTUR
Aku kebobolan tadi.
PAK TOHAR
Ah masah.. (Duduk makin dekat dengan Guntur)
Arga turun dari kursinya.
ARGA
Gun, pulang yuk,
PAK TOHAR
(Menahan tangan Arga) Loh loh, kok tiba-tiba pulang?
ARGA
Tadi kata ibuk ga boleh sampe maghrib.
PAK TOHAR
Ah mana, belum maghrib. Jam lima aja belom. (Menengok jam dinding di dalam rumah) udah sini aja dulu. Sini duduk sini Ga, (menarik tangan Arga untuk duduk di sebelahnya) Alus banget kulit kamu Ga.
Arga turun lagi, menoleh pada Guntur. Kakinya ia rapatkan.
ARGA
Gun, pulang ayok.
PAK TOHAR
Ah ni bocah, (memperhatikan sikap Arga, Arga terlihat meremas celananya, menahan kencing)
Kamu pengen kencing Ga?
Arga mengangguk.
PAK TOHAR
Oala.. Udah kencing aja sono (terdiam, melirik ke dalam rumah kecilnya) eh, tapi WC lagi mampet, (berpaling ke arah semak-semak di dekat warung) sono aja.. Kencing di sono gih,
ARGA
Ga mau, ga boleh kencing sembarangan.
PAK TOHAR
(Tertawa) Udah, ga apa-apa. Tempat gua juga tu. Kencing sono. (Menarik Arga) sini.. Bapak bantu lepasin celana kamu.
Arga melawan, mendorong pak Tohar. Pak Tohar tampak kesal.
PAK TOHAR
Nih bocah, eh Ga.. Anak laki itu, klo urusan kencing, bisa kencing di mana aja. Dan lagi, (melirik celana Arga) dan lagi ga perlu malu-malu! Biasa mah.. Itu.
GUNTUR
Iya Ga, cowok bisa pipis di mana aja, ga usah malu. (Mengambil permen)
PAK TOHAR
(Berpaling ke Guntur) Wah.. Ini calon anggota timnas yang pinter kayak gini. (Menarik lengan Guntur agar berdiri, Guntur bingung) sana, kamu kasih contoh temen kamu itu. Pipis juga sana (melorot celana Guntur, Guntur sontak menahannya)
GUNTUR
Ga pengen pipis.
PAK TOHAR
Ga apa-apa.. Buka aja.. (Memaksa)
GUNTUR
GA PENGEN PIPIS! (Membentak)
Mereka terdiam sejenak, pak Tohar mencoba menutupi sikapnya yang mulai terlihat mencurigakan. Dia tersenyum kemudian.
PAK TOHAR
Oh, iya maaf-maaf. Bapak cuma pengen kamu kasih tahu temen kamu itu. (Menepuk lengan Guntur) Ya udah, klo mau pulang pulang aja sana, kalian. Tapi Guntur, besok klo kamu mau ke sini ke sini aja ya (merogoh permen dan memberikannya pada Guntur) balik lagi sini ya..
Guntur tersenyum gembira. Pak Tohar mengusap kepala Guntur.
Guntur dan Arga berlari pergi dari warung. Pak Tohar berdiri mengamati dua anak itu dengan tersenyum.
TOHAR
Manis banget uy..
Cut