Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Kala
Suka
Favorit
Bagikan
16. 16. Tiba Waktunya

58. INT. KERETA - GERBONG - NIGHT

Nala melangkah keluar dari portal memori dan langsung berhadapan dengan Jen.

NALA

Jen? Ngapain lo di sini?

JEN

Nungguin lo. Lo telat keluar. Yuk.

NALA

"Yuk" ke mana?

Jen mulai berjalan menyusuri gerbong demi gerbong. Nala mengekor di belakangnya.

JEN

Ada malfungsi pada salah satu komponen mesin kereta. Karena lo telat keluar dari portal, jadinya lo nggak dengar pengumumannya. Sekarang ini, semua mesin kereta lagi dinonaktifkan.

NALA

Berapa lama waktu perbaikannya?

JEN

Satu sampai dua jam? Mereka belum tahu pasti.

NALA

Lo bilang keamanan kereta ini sangat terjamin.

JEN

Bahkan mesin secanggih apapun bisa rusak, Nal.

Mereka berdua sampai di depan salah satu pintu gerbong yang terbuka. Dua orang kru kereta menyerahkan selimut dan secangkir cokelat panas kepada mereka.

KRU KERETA 2

Seluruh penumpang dipersilakan untuk menunggu di ruang tunggu, kantin, ataupun sekitaran stasiun tempat kita berhenti untuk sementara waktu ini. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Nanti kami akan kembali beritahu segera setelah mesin berhasil diperbaiki. Selamat malam, Nona-Nona.

59. INT. STASIUN - RUANG TUNGGU - NIGHT

Beberapa penumpang nampak sedang meringkuk di kursi dengan selimut yang menutupi tubuh, beberapa sedang bercakap-cakap, beberapa berkeliaran di dekat pintu masuk stasiun.

JEN

Jadi? Kita mau nunggu di mana?

Ponsel Nala berbunyi. Nala melihat pesan yang masuk. Dari Dean. Bunyinya, "Jen bilang lo ketemu Kafi dan Fin di kereta ingatan. Don't tell me lo kabur, Nal. Dan apa pula itu kereta ingatan? Besok pagi lo harus cerita lengkap! Oh, dan angkat telepon gue, Nal. Gue kan, bukan mau ngajak lo pacaran atau apa. I miss talking to you."

Nala memasukkan ponselnya ke saku celana. Ia melihat ke arah kantin stasiun. Beberapa kios dan sebuah minimarket express masih buka.

Tepat saat itu, Kafi dan Fin baru saja memasuki minimarket express.

NALA

Ayo ke sana.

60. INT. STASIUN - SUPERMARKET - NIGHT

Kafi membawa mie instan cup yang sebelumnya sudah ia seduh ke salah satu meja yang ada di dalam minimarket express, lalu duduk di kursinya yang membelakangi pintu masuk.

Fin menghampirinya dan menaruh mie instan cup ke atas meja. Namun Fin tidak kunjung duduk.

KAFI

Fin?

Tepat saat itu, pintu minimarket express terbuka. Kafi menoleh. Nala dan Jen melangkah masuk.

Kafi dan Nala saling bertatapan. Jen dan Fin berdeham, memutuskan kontak mata mereka.

FIN

Hai, Nal. Jen. Udah lama banget ya, kita nggak ketemu buat ngumpul-ngumpul kayak gini?

JEN

Lo semua sibuk, sih!

FIN

(tertawa kaku) Kalian mau nyeduh mie? Kopi?

JEN

Gue enggak. Elo, Nal?

NALA

Oh. Gue mau. Cokelat panas gue udah mau habis.

Nala berjalan melewati Kafi, menghampiri Fin di konter penyeduhan.

Sementara itu, Jen duduk di kursi yang ada di depan Kafi.

KAFI

Hai, Jen.

JEN

Jadi lo naik kereta ingatan.

KAFI

Lo juga.

JEN

Gue yang ngajak dia. Untuk nemenin sekaligus jagain dia.

KAFI

Maksudnya "jagain"?

JEN

Sebelum ngajak dia naik kereta ingatan, gue minta izin ke Mbak Pra dulu - manajernya dia. Gue dapat izin setelah Mbak Pra menghubungi dan mastiin semua kru kereta yang bertugas hari ini, para atasan mereka, dan para calon penumpang untuk tanda tangan kesepakatan. Karena seperti yang bisa lo lihat, nggak ada satupun kru atau pengawal dia yang ikut. Dan gini-gini, gue masih inget jurus-jurus silat yang gue pelajari bertahun-tahun lalu itu.

KAFI

Nala - dia tahu tentang ini?

JEN

Dia baru gue kasih tahu tadi. Tapi toh, gue rasa teman gue itu udah bisa menduga sendiri. Agensinya nggak akan ngelepas artis di bawah naungannya gitu aja tanpa proteksi apapun.

KAFI

Berarti sebelum naik, Nala nggak tahu kalau gue dan Fin ada di daftar penumpang hari ini?

JEN

Gue bahkan baru tahu setelah ketemu dadakan sama kalian di gerbong. (beat) Mbak Pra juga nggak pernah nyinggung. Mungkin ngiranya gue sama Nala udah tahu dan sengaja janjian bareng kalian. Tapi gue nggak tahu Fin udah tahu apa belum kalau ada gue dan Nala di kereta.

KAFI

(beat) Sial. Gue benar-benar kena tipu. Ini Fin, kan? Dia pasti udah tahu. Label dia dan agensi Nala pasti udah menghubungi satu sama lain.

JEN

Ah. Gue juga bisa dibilang nipu Nala. Gue punya alasan tersendiri. Gue yakin Fin juga.

KAFI

Dan apa alasan itu?

JEN

Bantuin lo. Bantuin kalian. (beat) Itupun kalau kalian memang merasa terbantu dengan naik kereta ingatan ini.

Kafi melirik ke arah Fin dan Nala.

KONTER PENYEDUHAN --

Fin sedang memilih kopi, sementara Nala sedang membuka kemasan minuman cokelat.

NALA

Mbak Pra nelpon lo!?

FIN

Whoa. Santai, Nal. Cuma ngobrol santai kok.

NALA

Gue kenal manajer gue. Nggak mungkin tiba-tiba nelpon buat basa-basi doang. (beat) Apa? Kalian ngomongin apa?

FIN

Bentar, gue masih bingung pilih kopi.

NALA

Jangan-jangan kecurigaan gue benar. Mbak Pra, elo dan teman-teman lo, dan Jen bersekongkol ngelakuin ini semua. Ya, kan!?

FIN

Jangan keluarin cakar lo di sini, Nal.

NALA

Speak.

FIN

Oke, oke. Beberapa hari lalu, manajer lo itu ngehubungin label gue. Setelah dapat nomor gue, Mbak Pra langsung ngajak gue ngobrol. Dia nggak bilang banyak sih. Cuma mau mastiin apakah gue beneran akan naik kereta ingatan di hari ini, apakah Kafi jadi ikut, apakah gue bakal ditemenin sama kru atau pengawal.

NALA

Dan?

FIN

Iya, gue jadi naik. Iya, Kafi ikut. Dan enggak, gue cuma berangkat berdua sama Kafi. Tapi label gue udah pastiin semuanya aman. Itupun setelah Ari melas-melas supaya kami dapat izin. Manajer dan agensi lo juga pasti udah melakukan hal yang sama.

NALA

Jadi, Kafi nggak tahu kalau bakal ketemu gue dan Jen?

FIN

Oh, jelas enggak. Dia juga ngira kalau kereta ini kereta biasa. Sayangnya dia telat sadar.

NALA

Kenapa kalian sengaja jebak dia buat naik kereta ingatan?

FIN

Ide kereta ini bagus, kan? Dan akhir-akhir ini, Kafi sering nggak fokus. Sikapnya nggak kayak biasanya. Jadi gue dan yang lain mikir kalau nggak ada salahnya bawa dia jalan-jalan. "Jalan-jalan" menjelajahi ingatan. Terutama kalau bisa, memori-memori yang menyenangkan. Gue harap itu bisa bantu menyegarkan kembali pikiran dia. (beat) Tapi sebagian dari diri gue juga nggak kaget kalau apa yang akan ditunjukkan pemberhentian memori itu justru berkaitan sama kekhawatiran-kekhawatiran dia selama ini. Yang berkaitan dengan elo. Gue cuma nggak yakin apa itu bisa membantu dia atau justru malah sebaliknya.

NALA

Maksud lo, dia lihat gue di pemberhentian memori?

FIN

Iya. Jangan-jangan, lo juga lihat dia di pemberhentian memori?

NALA

(beat) Dia ngomong apa tentang pemberhentian memori itu?

FIN

Enough for me to understand the situation. (beat) Yang masih gue nggak ngerti adalah, apa yang sebenernya terjadi sama kalian berdua. You were that close. Sebelum akhirnya nggak pernah saling kontakan lagi dan jadi jauh.

Nala tidak bersuara.

FIN

Hei, Nal. Lo udah sampai sejauh ini. Dan harusnya pada titik ini juga lo tahu kalau lo nggak perlu ragu lagi.

Nala masih tidak bersuara.

FIN

Ayo, samperin mereka. Mie gue nanti keburu dingin.

Nala dan Fin menghampiri Kafi dan Jen.

MEJA MAKAN --

Pandangan mata Nala kembali bersibrobrok dengan Kafi. Kafi menyunggingkan senyum kecil.

KAFI

Hai, Nal. Gue rasa, ini waktu yang tepat bagi kita berdua untuk ... ngobrol.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar