Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
48. INT. KAFE - DAY
PEMBERHENTIAN MEMORI KAFI YANG KE-4. 2 tahun lalu. Ibukota.
Kafi - 24 tahun - melangkah masuk ke kafe "KAFE-RIN" milik Karin.
Sementara di dalam kafe, Karin - 31 tahun - sedang mengobrol di salah satu meja bersama dengan Silla - 24 tahun.
Kafi menghampiri meja itu.
KAFI
Kuenya mana, Mbak?
KARIN
Astaga, bikin kaget aja! Halo kek, apa dulu kek.
KAFI
Aku lagi buru-buru nih, Mbak. Harus ketemuan sama klien sebentar lagi.
KARIN
Di jam makan siang kayak gini? Ck ck. (beat) Nih, kue pesenan buat acara peringatan 1 tahun kantor kamu itu.
KAFI
Oke, makasih, Mbak. Aku -
KARIN
Oh iya, ini Silla. Kenalan Mbak yang punya usaha kue yang kamu pesan itu.
Kafi menoleh ke arah Silla, kemudian mengangguk singkat. Sementara Silla tersenyum kaku.
SILLA
Semoga suka kuenya. Selamat juga untuk ulang tahun pertama kantornya.
KAFI
Mm, makasih juga. (beat) Duluan, Mbak! Aku harus pergi sekarang!
CUT TO:
49. INT. KAFE - DAY
2 tahun lalu. Ibukota.
Masih di meja yang sama dengan sebelumnya. Kafi menghampiri Silla yang duduk di sana.
KAFI
Mbak Karinnya lagi nggak ada?
SILLA
Barusan pergi ketemu temennya. Aku disuruh tunggu kamu di sini aja. (beat) Ini kue pesenannya.
KAFI
Makasih.
Kafi mengeluarkan ponselnya untuk membalas pesan. Sementara Silla hanya diam saja mengamati Kafi.
SILLA
Jam makan siang hari ini lagi kosong? Nggak harus kejar-kejaran ketemu klien?
KAFI
Hm? Ah. Iya, kebetulan lagi senggang.
SILLA
(beat) Mau sekalian makan siang di sini?
KAFI
(beat) Boleh, deh.
Silla tersenyum, kemudian mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan.
CUT TO:
50. INT. TOKO KUE - TEMPAT PARKIR - NIGHT
1 tahun lalu. Ibukota.
Kafi - 23 tahun - sedang duduk di kursi pengemudi dengan kedua mata terpejam. Tidak lama kemudian, Silla - 23 tahun - mengetuk kaca sisi penumpang. Kafi membuka mata dan membukakan kunci. Silla pun masuk ke mobil.
KAFI
Hai. How was your day? Toko rame hari ini?
SILLA
Banget! Inget kan, pembeli yang pesen seratus porsi muffin dan seratus porsi kue tar itu? Mendadak mereka naikin pesanan dua kali lipat h-sekian jam! Gimana aku sama pegawai yang lain nggak ketar-ketir, coba? Mana salah satu pegawai aku ada yang nggak absen kerja lagi tadi. Huft!
KAFI
(tertawa) Untung bos mereka yang satu ini jago bikin dua macam kue dalam satu waktu sekaligus, ya?
SILLA
Tangan aku sampai mati rasa, tauk! Punggung dan pinggang aku juga!
KAFI
Mau aku pijitin?
SILLA
Kayak yang bisa aja! Lagian, kamu juga pasti capek. Jadi salah satu kepala divisi di kantor cabang perusahaan keluarga kamu itu kan, nggak banyak waktu leha-lehanya.
KAFI
(tertawa) Ya udah. Kamu udah makan, belum?
SILLA
Makan di tempat gulai yang kamu ceritain tempo hari itu, yuk?
KAFI
Kamu capek banget, nggak? Makannya di apartemen aja nanti.
SILLA
Nggak pa-pa, kok. Sekalian cari udara segar habis seharian di dapur. Ini kacanya aku buka, ya.
Silla menurunkan kaca di sisi penumpang, sementara Kafi mengendarai mobil keluar dari tempat parkir.
SILLA
Astaga! Aku malah asyik sama keluhan-keluhan sendiri. Kamu gimana tadi di kantor? Ada klien yang ngeselin, nggak? Atau karyawan kamu yang namanya Agung itu bikin onar lagi?
KAFI
(tertawa) Aman, kok. Dia lagi jinak hari ini.
SILLA
Besok keluar kota, yuk? Ke kebun teh yang pengin kamu lihat itu atau ke mana gitu. Mumpung besok hari Sabtu. Kita refreshing bentar.
KAFI
Boleh. Agak siangan tapi ya, berangkatnya.
SILLA
Oke. Nggak masalah.
KAFI
(beat) Aku tuh masih sering kaget. Kamu kadang-kadang impulsifnya melebihi aku.
SILLA
Seru, kan? Ya, meskipun aku tetep nggak bisa sejeli kamu.
KAFI
Emang aku sejeli itu, ya?
SILLA
Coba nih, ya, kita lihat. Waktu minggu lalu ...
CUT TO:
51. INT. KAFE - DAY
2 bulan lalu. Ibukota.
Kafi - 27 tahun - duduk bersebrangan dengan Silla - 27 tahun. Mereka sedang makan siang bersama.
KAFI
Kuning telurnya biar aku yang makan. Sini.
Silla menggeser piringnya, kemudian menatap Kafi lamat-lamat.
SILLA
Kaf.
KAFI
Hm? Kenapa?
SILLA
Kok kamu nggak pernah bilang kalau kamu nulis lagu-lagunya XXXX?
KAFI
Oh, itu. (beat) It's not a big deal. Aku cuma nulis lirik. Itupun cuma buat beberapa lagu. Nggak banyak.
SILLA
Kamu tahu kan, aku suka banget sama mereka. Waktu pertama kali tahu kalau kamu temenan dekat sama mereka dari SMA aja aku kaget banget! Apa lagi waktu tahu kamu pernah jadi personil XXXX juga!
KAFI
(tertawa) Aku hampir aja jadi bintang besar.
SILLA
Lagu mana aja yang kamu tulis buat mereka?
KAFI
Kenapa emangnya?
SILLA
Pengin tahu aja.
KAFI
(beat) Nanti aku kasih listnya.
SILLA
Asyik! Eh, Sabtu ini nonton filmnya Dean, yuk! Yang baru keluar itu. Yang lawan mainnya Tanala Latisha. Kamu suka kan, film-filmnya dia? (beat) Kamu juga nggak pernah bilang kalau satu SMA sama Tanala. Murid-murid SMA kamu keren-keren, ya?
KAFI
Hm? (beat) Iya, boleh. Nanti kamu aja yang pilih jamnya.
Kemudian mereka berdua sibuk dengan makanan masing-masing.
SILLA
Kaf.
KAFI
Kenapa? Mau pesan kopi lagi?
SILLA
What do you think about marriage?
KAFI
Maksudnya?
SILLA
Kamu pernah mikirin tentang pernikahan? Do you see yourself getting married someday?
KAFI
(beat) Suatu hari. Mungkin. (beat) Kenapa tiba-tiba bahas ini?
SILLA
Nggak pa-pa. Cuma ... are you happy, Kaf? Sama aku?
Kafi mengerutkan kening.
SILLA
Maksudnya, kita udah kenal hampir tiga tahun. Aku udah kenal sama keluarga kamu. Kamu udah kenal keluargaku. I just thought that ...
KAFI
Sil -
SILLA
Menurut kamu, gimana kalau kita nikah?
KAFI
Ini kamu lagi ngeprank? Impulsif kamu lagi -
SILLA
Let's do it, Kaf. Ayo nikah.
Kafi menurunkan sendok dari tangannya, lalu bersandar ke kursi.
KAFI
Ini kamu serius, ya?
SILLA
Seribu rius!
KAFI
Tapi kenapa tiba-tiba ... ? Bentar, bentar. Nikah bukan cuma soal main-main. Kamu tahu itu, kan? Nggak bisa gitu aja dilakukan. Ini harus diomongin dengan matang dulu -
SILLA
Tentu aja. Dan aku serius sama kamu. (beat) Memangnya, kamu nggak pernah kepikiran untuk nikah sama aku?
Kafi terdiam.
SILLA
Jadi dugaan aku benar. (beat) Kamu memang nggak pernah mikir sejauh itu selama kita sama-sama.
KAFI
Sil -
SILLA
Nggak, nggak. Aku ngerti. (beat) Kita emang sama-sama impulsif, kan? Mau aku serius atau bercanda, harusnya respon kamu tadi bakal seenggaknya excited, kan?
KAFI
Sil, kalau kamu mau bahas lebih lanjut tentang ini, ayo kita bahas. Tapi nggak sekarang. Nggak harus buru-buru.
SILLA
Kamu tadi bilang kamu pernah ngebayangin diri kamu nikah suatu hari nanti. Apa sosok yang mau kamu nikahi itu juga udah pernah kepikiran? (beat) Sosok yang sama sekali bukan aku?
KAFI
Sil. (beat) Kalaupun aku pernah mikirin tentang itu dan orangnya bukan kamu ... itu dulu. Sebelum kita kenal. Jadi -
SILLA
Jadi maksud kamu, ketika sekarang kita udah kenal, aku yang muncul dalam imajinasi kamu tentang pernikahan?
Kafi kembali terdiam.
SILLA
Kelihatannya dugaan aku yang ini juga benar.
KAFI
Silla, aku -
Silla berdiri.
SILLA
Kamu benar. Ayo kita bahas tentang ini. Nanti.
Silla mengambil tasnya, kemudian mendekati Kafi untuk mengecup pipinya.
SILLA
Maaf. Tadi aku tiba-tiba nodong kamu kayak gitu. Aku cuma pengin tahu tentang ... sesuatu. (beat) Hati-hati balik ke kantornya.
Kafi masih diam di bangkunya. Tidak bergerak sedikitpun.
Sementara itu, sosok Kafi - 27 tahun - berdiri di dekat pintu masuk, mengamati sosok Silla yang baru saja keluar.
CUT TO:
52. INT. TOKO KUE - DAY
1 tahun lalu. Ibukota.
Kafi - 26 tahun - sedang mencetak adonan kue kering. Sementara Silla - 26 tahun - sedang mengoleni adonan.
Tiba-tiba, Silla menepukkan kedua tangannya yang penuh dengan tepung ke depan wajah Kafi. Kafi balas melempari Silla dengan tepung. Mereka berdua tertawa kencang.
CUT TO:
53. EXT. JALAN RAYA - NIGHT
1 tahun lalu. Ibukota.
Kafi - 26 tahun - membonceng Silla - 26 tahun - menggunakan motor. Mereka hanya memakai piyama dan sandal jepit. Keduanya bersenandung kencang, tidak peduli dengan lirikan dari para pengendara yang lain.
CUT TO:
54. INT. TOKO KUE - DAY
1 tahun lalu. Ibukota.
Kafi - 26 tahun - sedang memeriksa dokumen dengan raut serius. Di atas meja, ada sepotong kue yang tinggal setengahnya, laptop, serta lembaran-lembaran kertas berserakan.
Silla - 26 tahun - datang membawakan secangkir kopi. Kemudian melangkah ke belakang Kafi dan memijat kepalanya.
Kafi menoleh sembari menyunggingkan seulas senyum lelah.
BAGIAN DEPAN TOKO --
Sementara itu, sosok Kafi - 27 tahun - membalikkan badannya membelakangi toko kue.
KAFI (V.O.)
Gue sering bertanya-tanya, apa gue bahagia?
Kepala Kafi terangkat memandang langit sore.
KAFI (V.O.)
Mudah saja menjawabnya. Iya. (beat) Meskipun begitu ...
CUT TO:
55. INT. AUDITORIUM KONSER - NIGHT
4 bulan lalu. Ibukota.
Kafi - 27 tahun - duduk di barisan paling bawah dari kursi VIP. Silla - 27 tahun - duduk di sebelahnya.
Di atas panggung, para personil band XXXX baru saja menyelesaikan penampilan sebuah lagu. Sekarang, mereka sedang bercakap-cakap dengan audiens.
KAFI (V.O.)
Gue nggak mau bohong. Selama bertahun-tahun ini, nggak cuma sekali-dua kali gue bertanya-tanya, apa jadinya kalau gue memilih pilihan yang lain ...
FIN
... Silakan berdiri, Tanala Latisha dan Dean!
Kafi terpaku. Sorot lampu dan pandangan para audiens kini mengarah ke barisan kursi VIP.
Kafi ikut menoleh ke belakang. Nala dan Dean sedang berdiri dan melambaikan tangan.
SILLA
Wah, nggak nyangka bisa lihat mereka secara langsung. Cantik dan cakep banget, ya? Aku baru tahu mereka kenal secara personal sama XXXX.
Kafi tidak menanggapi.
Kemudian, seorang kru konser menghampirinya dan menggiringnya ke dekat panggung.
Ketika Fin memanggil namanya, Kafi pun naik ke panggung. Setelah mengambil gitar, matanya mengamati para audiens yang ada di hadapannya.
KAFI (V.O.)
... Apa keputusan yang gue pilih sekarang ini udah tepat?
DISSOLVE TO:
56. EXT. KANTOR - ROOFTOP - NIGHT
PEMBERHENTIAN MEMORI YANG KE-4. Kota kelahiran.
Sosok Nala dan Kafi - 27 tahun - berdiri bersebelahan di tepi pagar pembatas dari rooftop kantor tempat Tama bekerja. Keduanya sama-sama menatap lurus ke kejauhan. Tidak sadar dengan kehadiran satu sama lain.
KAFI (V.O.)
... Ada kalanya dimana gue tiba-tiba kembali ke satu tempat ...
NALA (V.O.)
... ke satu masa ...
KAFI DAN NALA (V.O.)
... yang selalu sama.
FADE OUT