Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Kabut Cinta Syafitri
Suka
Favorit
Bagikan
9. Akad Nikah

SCENE 1      : EXT – INT – RUMAH DI PASANG TENDA HAJATAN – SIANG/SORE

PEMAIN       : SYAFITRI, RIDHO, PENGHULU NIKAH, DAN PARA FIGURAN

VISUAL     : Syafitri dan Ridho didandani dengan baju pengantin. Ridho mengenakan setelan pakaian ghamis pria, Safitri memakai setelan gaun panjang. Berseragam warna ivory putih gading dan emas Lengkap dengan aksesorisnya. Keduanya duduk dihadapkan pada Bapak Penghulu yang siap memimpin prosesi Akad Nikah. Dihadiri oleh Wali, dan keluarga, serta hadirin lainnya yang ikut menyaksikan prosesi. 

Pak Penghulu :

Saudara Muhammad Ridho Bin Haji Rosyid saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Dewi Syafitri Binti Anwar dengan maskawinnya berupa Al Qur’n dan seperangkat alat Sholat dibayar tunai.

Ridho :

Saya terima nikah dan kawinnya Dewi Syafitri Binti Anwar dengan maskawinnya yang tersebut diatas tunai.

Pak Penghulu (bertanya pada Ridho) :

Saudara Muhammad Ridho apakah anda setuju untuk menerima Saudari Dewi Syafitri sebagai isteri anda?

Ridho :

Saya bersedia menerima Dewi Syafitri menjadi isteri saya.

Pak Penghulu (Kepada hadirin) :

Bagaimana Bapak-bapak, Ibu-ibu, keabsahan ijab kabul ini?

Hadirin (serentak) :

S a h...!

VISUAL        : Ridho memegang ubun-ubun Syafitri mengucap doa lalu mengecupnya. Pak Penghulu membacakan doa pernikahan dan hadirin meng-aminkan doa tersebut. Selanjutnya dilakukan penandatangan buku nikah oleh kedua pengantin. Kemudian keduanya menuju ke acara Walimatul Ursy yang dihadiri para undangan. Ridho dan Syafitri menerima salam dan ucapan selamat. Mereka rata-rata saling mengkatupkan kedua tangannya.

Tamu Undangan 1 :

Selamat menikah, semoga Allah menyempurnakan kebahagianan kalian dan menyempurnakan ibadah kalian, serta memberikan petunjuk dalam setiap keputusan.

Ridho dan Syafitri :

Aamiin...Terima kasih...

Tamu Undangan 2 :

Pernikahan adalah awal kehidupan baru kalian, semoga membawa berkah hingga akhir hayat dan kalian akan selalu memperoleh rahmat-NYA. Selamat meenempuh hidup baru.

Ridho dan Syafitri :

Aamiin...Terima kasih...

Tamu Undangan 3 :

Jadikanlah pernikahan ini untuk ibadah dan mengikuti sunnah Rasul SAW. Semoga pernikahan kalian langgeng dan selalu dinaungi petunjuk Allah dalam setiap langkah.

Ridho dan Syafitri :

Aamiin...Terima kasih...

(Tamu yang mengucapkan selamat berbaris menunggu kesempatan diantaranya Airin)

Airin (bersama dua Akhwat temannya) :

Barakallah ya? Semoga menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Wa rahmah.

(Airin menjabat tangan Syafitri dan memeluknya)

Syafitri :

Syukran ya Airin atas kedatangan dan doa restunya.

Airin (mengangguk) :

Jadikanlah pernikahanmu sebagai ibadahmu dan mengikuti sunnah Rasull SAW.

Syafitri :

Aamiin, semoga kamu juga cepat dapet jodoh dan menikah seperti aku.

Airin :

Iyaa..,doa-in ya, Fit?. Assalamualaikum...

(Airin mohon diri diikuti dua temannya yang juga memberi salam)

Syafitri (melambaikan tangannya) :

Waalaikumsalam...Sampai ketemu ya?!

(tamu-tamu lainnya terus bergantian mengucapkan selamat, beberapa saat kemudian kini tiba giliran Rifky)

Rifky (saat bersalaman dengan Ridho) :

Barakallah...Selamat ya Dho, semoga langgeng.

Ridho (langsung menarik bahu Rifky agar dekat) :

Ky, tadi ada Airin...Ah, cantik betul dia.

Rifky :

Cantik memang cantik, tapi...dia sukanya kan sama kamu?

Ridho :

Itu kan dulu, sekarang aku sudah menikah...jadi untuk kamu saja!

Rifky :

Yaa...kalau dia mau sama aku?!

Ridho (serius) :

Nanti aku bantu, Kamu berdoa saja!

Rifky :

Terserah kamu-lah...

Syafitri (mendengar kata-kata mereka) (V.O.):

Mas Ridho agaknya masih memikirkan Airin, masih mau ngurusin dia. Meski untuk hal yang baik, tapi itu bisa menimbulkan fitnah.

VISUAL  : Tamu undangan berangsur meninggalkan tempat, hingga tinggal beberapa orang yang masih sibuk mengurusi peralatan resepsi. Ridho dan Syafitri meninggalkan pelaminan.

CUT TO    :

SCENE 2   : INT – DI DALAM KAMAR HOTEL – MALAM

PEMAIN : SYAFITRI, RIDHO

VISUAL    : Tiga mobil meninggalkan tempat resepsi menuju hotel. Satu mobil berisi Ridho dan Safitri, dua mobil lainnya sebagai pengantar berisi keluarga kedua belah pihak. Rombongan pengantar hanya sampai di lobby hotel, setelah itu mereka kembali pulang. Hari sudah masuk Maghrib. Ridho dan Syafitri berada dalam kamar hotel duduk di pinggir divan. Keduanya sudah selesai mandi, berganti pakaian, dan berwudhlu.

Ridho (mengecup kening Syafitri sambil mengucap doa) :

Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamma bainakumaa fii Khoir.

Syafitri (menitikkan air mata bahagia) :

Aamiin..

Ridho :

Dik, Kita shalat sunnah dua rakaat

Syafitri :

Iyaa Mas.

(Selesai shalat sunnah tak lama berkumandang adzan Maghrib)

Ridho :

Dik Fitri...Aku izin Maghrib-an dan Isya berjamaah di Mushola Hotel, ya?

Syafitri :

Silahkan Mas...

(Ridho melangkah keluar dan Syafitri setelah shalat Maghrib lalu tilawah dan membaca doa-doa hingga shalat Isya dan Ridho kembali ke kamar. Syafitri tersenyum menyambut lalu mengambilkan segelas susu putih untuknya. Sementara Ridho menikmati susu putih, Syafitri beranjak ke tempat tidur masih tampil apa adanya mengenakan jilbabnya. Ridho menyusulnya untuk memimpin membacakan Doa sebagaimana Pengantin Baru)

Ridho :

Ya Allah andai semua itu layak bagi kami maka cukupkanlah permohonan kami dengan Ridha-Mu. Jadikanlah kami sebagai suami isteri yang saling mencintai dikala dekat, saling menjaga kehormatan dikala jauh, saling menghibur dikala duka, saling mengingatkan dikala bahagia, saling mendoakan didalam kebaikan dan ketaqwaan dan saling menyempurnakan didalam peribadatan.

Syafitri :

Amin, amin, amin, Ya Rabbil ‘Aalamin.

 (Ridho mulai menyentuh Syafitri sebagaimana istrinya dan Syafitri pun melayani Ridho sebagaimana suaminya. Melakukan ibadah bersama sebagaimana sepasang pengantin baru pada umumnya di malam pertama)

VISUAL        : Ridho dan Safitri telah selesai melaksanakan ibadah khusus untuk pertama kalinya sebagai suami isteri. Ber-munajat berharap pahala yang banyak dari Allah SWT. Agar dapat melahirkan generasi pilihan yang dapat menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini. Keduanya nampak bahagia sekali.

Ridho :

Dik, apa rencana kita ke depan?

Syafitri (tersenyum sambil bercanda) :

Aku sebagai isteri ikut apa kata Mas Ridho, Ke surga ikut, ke neraka manut.

Ridho (ikut tersenyum) :

Kamu ada-ada aja, siapa juga yang mau ke neraka?

Syafitri :

Itu ibaratnya saja Mas...jadi apapun yang akan dilakukan suami, isteri akan ikut merasakan.

Ridho :

Sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah. Oleh karena itu sebagaimana doa kita tadi, kalau sekiranya jalanku akan menuju ke neraka, kamu sebagai isteri harus mengingatkan.

Syafitri :

Takdir telah membawaku sebagai seorang isteri, menjadi seorang makmum terhadap suami. Aku akan berusaha, aku akan mencoba menjadi isteri yang baik, hanya itu janjiku.

Ridho :

Dan aku tentu saja akan berusaha menjadi seorang imam yang baik bagimu. Yakinlah bahwa Allah akan membuat semuanya menjadi lebih baik.

(Keduanya saling berpandangan mesra mengiyakan apa yang mereka perbincangkan)

Ridho :

Dik Fitri, maaf ya...aku ada usul nih.

Syafitri :

Usul apaan?

Ridho :

Bagaimana kalau untuk sementara Dik Fitri cuti panjang dari sekolah? Maksudku Dik Fitri di rumah saja nggak usah bekerja.

Syafitri (berpikir) :

Bagaimana ya? Sebenarnya aku nggak sampai hati harus meninggalkan anak-anak di sekolah.

Ridho : 

Aku ingin dik Fitri menjadi roda penggerak yang mengatur keuangan kita kelak.

Syafitri :

Ah, Mas Ridho...apa aku mampu.

Ridho :

Dik Fitri pasti mampu,

Syafitri :

Kalau itu memang kehendak Mas Ridho aku setuju saja.

Ridho :

Besok aku akan menghadap Kepala Sekolah untuk memintakan izin.

 (Ridho dan Syafitri bersepakat, keduanya asyik berbincang membahas hal-hal penting yang akan dijalani dalam rumah tangga barunya nanti. Hingga tak terasa malam sudah menunjukkan pukul 01 dini hari)

Ridho :

Dik, subuh masih panjang, masih banyak waktu aku melakukan tugasku sebagai suami.

Syafitri :

Ya, jangan lupa doanya...

Ridho :

Bismillah, Allahumma Jannibnaassyaithaana....

FADE OUT :

VISUAL        : Tiga hari Ridho dan Syafitri berada di hotel. Waktu di manfaatkan untuk melakukan aktivitas berbulan madu pada umumnya. Jalan-jalan bersama, melihat suasana malam di beranda hotel, atau sekedar sarapan bersama, sambil bercerita hal-hal yang indah, dan berbagai hal lain yang mermbangkitkan keharmonisan pengantin baru.

CUT TO       :

SCENE 3      : INT / EXT – JALAN RAYA - RUMAH BU SYAMSI – SIANG

VISUAL       : Ridho dan Syafitri meninggalkan hotel pulang menuju ke rumah Ibunya. Ruminah dan Pak Anwar, Bu Syamsi dan beberapa kerabatnya, turut menyambut hangat kedatangan Ridho dan Syafitri.

Syafitri (memeluk Ruminah) :

Mama...baru tiga hari nggak ketemu Mama, rasanya rindu sekali.

Ruminah (membalas pelukan Syafitri) :

Kalau dituruti Mama juga rindu sama kamu...Tapi sekarang kamu sudah milik Ridho, tunjukkan baktimu pada suami.

Syafitri :

Iyaa Ma...Terima kasih ya Ma, Jodoh yang Mama pilihkan memang cocok untukku.

(Syafitri beralih memeluk Pak Anwar)

Papa...mohon doa restu-nya ya.

Pak Anwar :

Tentu Fitri...Papa senantiasa berdoa untuk kebahagiaanmu.

Syafitri :

Terima kasih, Pa.

(Syafitri beralih ke Bu Syamsi mencium tangannya dan memeluknya)

Ibu, aku sekarang sudah menjadi anakmu.

Bu Syamsi :

Benar Fitri, kamu sudah menjadi bagian keluarga kami dan aku adalah pengganti Mamamu di rumah ini.

Syafitri :

Terima kasih Ibu.

(Mereka semua saling berpelukan, lalu masuk ke ruang tamu, memperbincangkan bulan madu yang membuat Syafitri terseyum malu-malu. Setelah beberapa lama Ruminah dan Pak Anwar berpamitan pulang. Di-iringi pelukan dan tangisan Syafitri yang terharu berpisah dengan orang tuanya)

Bu Syamsi :

Aku dulu juga begitu Fit, saat orang tuaku menyerahkan aku pada mertuaku. Rasanya berat berpisah dengan Ibu. Namun kita sebagai perempuan, saat kita berumah tangga pada dasarnya memang sudah milik orang lain yaitu suami..

Syafitri :

Iya Ibu, dan tolong aku dibimbing ya bu. Bagaimana caranya membuat suami bahagia, apa yang harus dilakukan jika suami marah.

Bu Syamsi :

Ridho orangnya nggak rewel kok, nggak akan banyak macam-macam. Dan Apa saja yang kamu masak pasti di makan.

Syafitri :

Juga soal kehidupan suami istri yang baik, mudah-mudahan aku mampu menjalankan.   

Bu Syamsi :

Sebenarnya nggak banyak bedanya, hanya mungkin masalah bersosialisasi dengan tetangga sekitar dan juga keluarga, sekarang kamu sudah membawa nama suami.

Syafitri :

Iya Ibu, petunjuk dari ibu selalu aku harapkan.

Bu Syamsi :

Ibu selalu terbuka untukmu, anakku. Apa yang menurutmu benar kerjakanlah. Tapi jika menurutmu salah jangan segan-segan memberinya peringatan.

Syafitri :

Sepertinya Mas Ridho orangnya sabar, penyayang, pengertian dan ibadahnya juga bagus. Sehingga aku merasa bebanku sebagai isteri akan lebih ringan.

Bu Syamsi :

Nakalnya Ridho itu sudah di habiskan di masa kecilnya. Dulu dia sering berantem dengan teman bermainnya. Orang tua temannya itu sampai mengadu anaknya di pukul Ridho hingga berdarah. Akhirnya ibu memberi hukuman yang setimpal sehingga Ridho tidak mengulangi perbuatannya lagi.

 (Seharian Syafitri bersama ibu mertuanya yang ternyata sangat ramah dan bijaksana. Syafitri turut membantu menyapu lantai, mencuci piring, dsb. Membuat ibu mertuanya bertambah sayang. Malamnya mereka berbincang nampak akrab hingga jam 22.00 malam, kemudian Bu Syamsi menyuruh Syafitri segera masuk kamar)

Ridho :

(sengaja sembunyi di sebalik pintu kamar saat Syafitri membukanya)

Assalamualaikum...Mas Ridho.

Ridho :

(Menangkap bahu Syafitri dari belakang langsung memeluknya)

Walalaikumsalam...Dik, kok lama betul ngobrolnya sama ibu.

Syafitri (terkejut) :

Aaah...Mas Ridho ngagetin saja.

Ridho :

Aku sudah menunggumu dari sholat Isya tadi.

Syafitri :

Habisnya ngobrolin masalah berumah tangga, aku kan pengin tahu.

(Tiba-tiba Ridho mengencangkan pelukannya. Syafitri menengadah hendak memprotes tapi Ridho membungkam dengan kecupan di bibirnya. Selanjutnya membimbing ke atas kasur dan dengan hembusan nafas yang saling memburu. Keduanya memadu kasih sebagaimana pada umumnya suami isteri)

***

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar