Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Kabut Cinta Syafitri
Suka
Favorit
Bagikan
2. Perjodohan

FLASH BACK :

VISUAL        : LANSCAPE KLUSTER PERUMAHAN DI PINGGIRAN KOTA. MASING-MASING RUMAH TERLIHAT HALAMAN CUKUP LUAS. BILA DILIHAT DARI ATAS SEMUA TAMPAK JELAS. ADA TAMAN RUANG TERBUKA HIJAU, SEPERTI PEPOHONAN DAN TANAMAN HIAS. JALAN-JALAN YANG MELINTASI DI ANTARA RUMAH-RUMAH DAN POHON-POHON. KEMUDIAN ATAP-ATAP RUMAH YANG MIRIP TEBING-TEBING DI DAERAH PERBUKITAN.

DISSOLVE TO :

SCENE 1      : INT / EXT – DEPAN RUMAH DAN DALAM RUMAH - PAGI.

PEMAIN       : SYAFITRI, RUMINAH.

VISUAL       : Syafitri sedang menyapu dan membersihkan halaman rumah

Ruminah (S.O) :

Fitriii ! kalau sudah selesai pekerjaanmu cepat mandi, mama minta kamu mengantar mama sekarang...mama juga mau bersiap-siap dulu.

Syafitri :

Iyaa ma...

(Syafitri masuk ke dalam rumah mendapati ibunya yang sudah selesai mandi)

Ruminah :

Eh...Fit, Ayo kita nengok teman Mama yang tengah sakit.

Syafitri :

Siapa Ma?

Ruminah :

 Namanya Bu Syamsinar. Inget nggak dulu ibu itu pernah datang ke rumah kita sama anak lelakinya. Enggak enak Bu Syamsi itu sahabat baik Mama sejak di SMA dulu.

Syafitri :

Kenapa harus sama aku, Ma? kenapa nggak sama Papa aja?

Ruminah :

Ini urusan emak-emak...Papa-mu mana mau tahu urusan Mama.

Syafitri :

 Sebenarnya hari ini aku banyak kerjaan, mau nerusin tulisan Script-ku yang belum selesai di revisi.

Ruminah (terkejut) :

Lha memangnya kamu mau jadi penulis novel beneran? Kamu kan punya tugas mengajar di sekolah? Apa gara-gara Pandemi Covid-19, di sekolah sudah nggak ada pekerjaan lagi?

Syafitri :

Ya bagi-bagi waktu Ma, ini aku lagi mau ikut kompetisi StarScriptHunt.

Ruminah (masa bodoh):

Ya, tapi kamu harus ngantar mama dulu...! Ohiya, anak laki-laki-nya Bu Syamsi menurut mama sangat cocok untuk kamu. Dia guru mengajar di SMA dan juga sebagai Ustadz.

Syafitri (menghela nafas) :

Hfh...Mama ini, memangnya kalau Mama sudah cocok pasti jadian?

Ruminah :

Siapa tahu saja...Katanya kamu mau cari suami yang soleh.

Syafitri : 

Aku memang berharap seorang yang soleh yang bersedia menjadi suamiku. Tapi ya nggak gitu juga sih...Itu kan hanya sebuah pengharapan.

Ruminah :

Antara Mama dengan Bu Syamsi itu teman baik satu alumni di SMA, sering chatingan di WA Group dan sampai sekarang masih akrab. Yang penting sekarang kamu harus ngantar Mama.

Syafitri (kembali menghela nafas) :

Iya, iya, Ma...pasti aku antar. Tapi masalah anak Bu Syamsi itu...sudahlah, jodoh itu kan rahasia Allah, kita nggak bisa langsung mem-vonis ya atau tidak.

Ruminah :

Mama tahu tapi kita kan diwajibkan untuk ber-ichtiar.

Syafitri :

Mama kayak yang sudah kebelet saja!

Ruminah :

Sudahlah, mandi sana cepat!

VISUAL        : Ruminah menuju kamar untuk berdandan, Syafitri meraih handuk langsung menuju kamar mandi. Sementara itu ibunya telah selesai berdandan memakai kerudung keluar kamar menunggu. Syafitri yang sudah selesai mandi juga keluar kamar dan sudah berdandan memakai jilbab.

Ruminah :

Sudah siap, Fit?

Syafitri :

Sudah Ma.

Ruminah :

Kalau begitu ayolah kita berangkat sekarang.

Syafitri :

Iya Mama....

(Syafitri dan ibunya pergi dengan mengendarai sepeda motor ke rumah Bu Syamsi. Sambil membawa bungkusan berisi buah-buahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya)

CUT TO  :

SCENE 2 : INT - SEBUAH RUMAH - TOKO – SIANG.

PEMAIN : SYAFITRI, RUMINAH, BU SYAMSI, DAN FIGURAN.

VISUAL : Syafitri dan Ruminah tiba di sebuah rumah yang di bagian depan ada bangunan Toko. Seorang perempuan paruh baya keluar dari toko menyambutnya. Ruminah memberikan kantong buah-buahan kepadanya yang kemudian mengantar memasuki kamar Bu Syamsi. Di dalam kamar seorang ibu yang sudah sedikit tua dengan wajah pucat pasi, berbaring diatas tempat tidur berselimutkan kain tebal. Kepalanya ditutup kerudung pendek. Mereka bertatapan saling tersenyum gembira dan saling mengkatupkan kedua tangannya masing-masing.

Bu Syamsi :

Ini pasti Fitri ya?

Syafitri (tergagap sambil terus mencium tangannya) :

I...iya bu...

Bu Syamsi :

Cantik sekali kamu...sudah selesai kuliahnya?

Syafitri :

Sudah setahun yang lalu..

Bu Syamsi :

Sekarang apa kesibukannya?

Ruminah (yang menjawab) :

Fitri jadi guru Honorer mengajar di SD, yaa...dari pada nganggur.

Bu Syamsi (tersenyum):

Masih inget sama ibu nggak?

Syafitri (balas tersenyum sambil mengingat) :

Yaa...inget-lah Bu..

Bu Syamsi :

Kalau sama anakku Ridho inget juga kan?

Ruminah (melihat Safitri hanya tersenyum tidak menjawab) :

Ohiya...Ridho ya, nama anakmu itu? Fitri dulu masih celingus...malu-malu.

Bu Syamsi (tersenyum lagi) :

Rum, kamu tahu aku sakit dari mana?

Ruminah :

Ada yang pasang status foto kamu di WA Group alumni SMA kita, kalau kamu sedang sakit.

Bu Syamsi :

Oh iya...kemarin ada beberapa teman alumni kita yang datang kemari terus foto-foto.

Ruminah :

 Sakitnya apa sih? Keluhannya seperti apa?

                                Bu Syamsi :                

Biasalah sakit tua, sudah mulai tua begini semua penyakit pada datang.

Ruminah :

Kalau begitu ya sama saja aku,... paling mikirin anak, ya kan?

Bu Syamsi :

Benar sekali dugaanmu...si Ridho itu lho, waktunya habis kalau nggak di sekolah, ya di Masjid, jadwalnya padat sampai nggak mikirin calon isteri.

Ruminah :

Namanya juga guru dan Ustadz pula.

Bu Syamsi :

Lha iya...di Halaqah(2)-nya kan banyak wanita-wanita muslimah, maksudku tinggal pilih salah satu untuk dijadikan istrinya.

Ruminah :

Yang sabar Si, mungkin belum ketemu jodohnya.

Bu Syamsi :

(tiba-tiba tersenyum sesaat menolehkan mukanya ke arah Syafitri sambil membenarkan posisi duduknya yang bersandar pada sebuah bantal):

Rum, sebenarnya sudah lama aku ingin berbicara denganmu. Eh, kebetulan hari ini kamu datang sama Fitri. Bagaimana kalau Fitri kita jodohkan saja sama Ridho? Setuju nggak?

Syafitri (spontan karena terkejut mendengarnya) :

Sama aku? Sekarang Mas Ridho-nya dimana, bu?

Bu Syamsi :

Paling ke Masjid mengisi tausyiah atau kalau nggak ke MTA(3).

Syafitri (salah tingkah) :

Jam berapa pulangnya?

Bu Syamsi :

Nggak tentu, pokoknya nanti kalian kenalan sendiri saja, ya?.

Ruminah (sambil tertawa) :

Nah, itu Fit... Bu Syamsi sudah memberi lampu hijau buat kamu jadian sama Ridho. Sekarang tinggal kalian berdua mengadakan pendekatan.

Syafitri (tersenyum simpul malu-malu) :

Subhanallah! Mama, kalau memang jodoh ya alhamdulillah, tapi kalau memang belum jodoh mau diapakan lagi...?.

Bu Syamsi (menyahut) :

Semua akan tergantung kamu Fitri, kalau Ridho sudah pernah Ibu kasih tahu soal kamu dan dia setuju.

Syafitri :

Bagi Fitri juga akan tergantung Mas Ridho-nya, bu.

Ruminah :

Sudahlah Fit, kamu nggak usah banyak mikir, mau cari yang bagaimana lagi?

Bu Syamsi :

Aku dan Mamamu itu dulu senasib sepenanggungan sudah kayak saudara saja. Jadi sudah saling tahu luar dalamnya kehidupan kita.

Syafitri (tersenyum mengangguk) :

Iyaa..bu.

Bu Syamsi :

Tapi masih mending Mamamu dapat Papa-mu Pegawai Negeri. Sekarang walaupun sudah nggak kerja, masih dapat gaji pensiun. Kalau ayahnya Ridho sudah meninggal, aku harus banting tulang meneruskan usahanya berdagang membuka toko.

Ruminah :

Ayah Ridho ninggalin toko ada penghasilannya, malah lebih-lebih dari gaji pensiuanan.

Bu Syamsi (memaksakan tersenyum) :

Kita syukuri Rum, di masa tua ini yang di harapkan sehat bisa beribadah dengan baik, dan Bisa melihat anak bahagia, rasanya sudah cukup.

Ruminah :

Anak kamu kan Cuma satu, lha aku ini tiga. Kakak-kakak Fitri sudah menikah semua, tinggal Fitri itu yang bungsu.

Bu Syamsi :

Ohya, Si Ridho itu kan sepantaran dengan anak sulung kamu, seharusnya dia juga sudah menikah.

Ruminah :

Mudah-mudahan saja, Ridho berjodoh dengan Fitri.

Bu Syamsi :

Iya Rum Insya Allah, aku sudah nggak sabaran pengin punya menantu dan menimang cucu.

Syafitri (V.O) :

Ya...Rabbi, apakah Mas Ridho adalah laki-laki yang akan menjadi jodohku? Apa aku siap dengan pernikahan? Apa aku bisa menerima calon suamiku nanti? Sebaliknya apa dia juga bisa menerimaku nanti? Oh...Rabbi, selamatkanlah hambamu dari pikiran yang mengacau ini.

FADE OUT :

CUT TO         :

SCENE 3        : INT – DI DALAM RUMAH RUANG TAMU – SIANG

PEMAIN         : SYAFITRI, RUMINAH, PAK ANWAR (SUAMI RUMINAH)

VISUAL        : Syafitri berbincang dengan Mama dan Papanya seusai pulang dari Rumah Bu Syamsinar.

Pak Anwar :

Jadi, Bagaimana menurut pendapatmu Fit?

Syafitri :

Bagaimana mau berpendapat Pa, ketemu aja belum.

Pak Anwar :

Jadi tadi nggak ketemuan?

Syafitri :

Ya, enggaklah! Ini kan maunya Mama, Fitri di jodohkan sama anak Bu Syamsinar. Tapi apa nggak terlalu cepat Pa? Karena sebenarnya Fitri belum mau menikah.

Ruminah :

Begini lho Pa, Bu Syamsi itu sekarang sudah sakit-sakitan, Ridho anak satu-satunya itu kan sudah dewasa-lah. Jadi dia ingin cepet-cepet punya menantu.

Pak Anwar :

Fitri, semua terserah pada kamu. Kalau soal cepat atau lambat jodoh bisa datang kapanpun. Bisa mencari sendiri seperti kakak-kakakmu, bisa juga dijodohkan seperti kamu ini.

Ruminah :

Usiamu sudah dua puluh tiga tahun. Mama rasa sudah cukup matang untuk berumah tangga. Mbakyu-mu dulu si-Arum malah habis kuliah langsung menikah.

Syafitri :

Mbak Arum kan memang sudah punya pacar sebelumnya, jadi wajar kalau cepat menikah.

Ruminah :

Yang paling penting kan dapat suami soleh dan bertanggung jawab.

Pak Anwar :

Apa kamu pengin tahu calon suamimu dulu, Syafitri?

Syafitri :

Entahlah Pa, Namanya di jodohkan sudah tahu apa enggak kan sama saja.

Ruminah :

Ridho itu sekarang usinya sekitar tiga puluh tiga tahun, kira-kira terpaut sepuluh tahun dengan kamu. Yang paling utama disamping dia sudah mapan jadi guru SMA dan Insya Allah agamanya juga bagus, Dia sering mengisi pengajian di Masjid-Masjid.

Pak Anwar :

Kalau Papa secara pribadi setuju saja. Tapi kalau kamu belum siap, jangan dipaksakan. Mama-mu kan hanya berichtiar mencarikan pendamping hidup. Kebetulan ada pria yang Insya Allah baik. Karena anak kerabat dekat yang sudah saling mengenal dari dulu.

Ruminah :

Kalau Mama yakin pilihan Mama insya Allah laki-laki yang baik bertanggung jawab dan berasal dari keluarga baik-baik.

Syafitri :

Kalau memang jodohku sudah sampai, Insya Allah aku siap. Kalau pun belum aku akan mencoba belajar. Aku hanya yakin karena ini pilihan Mama dan Papa setuju.

Ruminah :

Menurut Bu Syamsi, Ridho akan langsung melamarmu kalau kamu setuju.

Pak Anwar :

Kamu sholat Istikharah mohon petunjuk, apakah pilihan ini cocok untukmu. Apakah sesuai dengan hati nuranimu agar kamu mendapat kemantapan.

Syafitri :

               Papa benar...Aku akan Isthikarah terlebih dahulu.           

FADE OUT :

***

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar