Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. MOBIL — MALAM
Mentari terlihat kebingungan, Ia membenamkan wajahnya pada kedua tangannya. Putri melihat itu ikut merasa kebingungan.
PUTRI
MENTARI
PUTRI
MENTARI
PUTRI
Mentari menoleh ke arah Putri yang sedang menyetir.
MENTARI
Putri menjadi kebingungan karena apa yang dikatakan Mentari memang ada benarnya.
PUTRI
MENTARI
PUTRI
MENTARI
PUTRI
Mentari terdiam dan menundukan kepalanya kembali.
INT. MOBIL — SORE
Putri dan Mentari sedang menunggu didalam mobil. Putri memantau ke arah pintu keluar sebuah Gedung Kantor menunggu seseorang keluar dari sana. Sementara itu, Mentari terlihat lesu dan kebingungan.
PUTRI
MENTARI
PUTRI
EXT. MOBIL — MALAM
Putri masih fokus memantau ke arah pintu keluar Gedung itu, sementara Mentari sedari tadi hanya diam lesu.
MENTARI
PUTRI
MENTARI
Putri menghadapkan wajahnya pada Mentari.
PUTRI
MENTARI
Mata Putri beralih fokus pada seseorang baru saja keluar dari Pintu Gedung itu. Ia berusaha melihat dan memastikan.
PUTRI
Itu orangnya Tar. Ayo cepet kita samperin dia.
Putri menarik tangan Mentari namun Mentari hanya diam dan menolaknya.
MENTARI
PUTRI
MENTARI
(membentak)
Mentari membentak Putri dengan nada keras. Putri terdiam mendengar itu. Ekspresi wajahnya menjadi kecewa.
PUTRI
MENTARI
Putri hanya menatap kecewa pada Mentari. Setelah itu, Ia melajukan Mobilnya pergi dari sana.
EXT. HALAMAN KOST — MALAM
Mobil Putri berhenti di depan Kost itu. Pintu mobil pun terbuka, dari sana keluar Mentari yang tak mengucapkan sepatah kata pun. Ekspresi wajahnya sudah bercampur antara marah, sedih hingga lelah. Mentari menutup pintu mobil itu. Setelah itu, mobil itu pun pergi dari sana.
Mentari berjalan ke arah pintu Gerbang Kost yang sudah tertutup. Saat Mentari baru akan membuka pintu itu, Pintu itu sudah terbuka lebih dulu oleh Joko dari dalam. Mentari lalu menatap Joko.
JOKO
Mentari tidak menjawab dan hanya berlalu melewati Joko. Namun Joko kembali memanggil Mentari.
JOKO
MENTARI
Mentari lanjut berjalan masuk.
INT. RUANG ICU — SORE
Mentari datang dengan masih mengenakan seragam kerjanya. Ia menarik kursi yang berada di samping tempat tidur lalu duduk. Ia menatap pada wajah Ayahnya, tangannya meraih tangan Ayahnya lalu menggenggamnya. Di tangan yang tertancap selang infus itu Menyandarkan pipinya. Ayahnya sudah sadar, namun masih belum bisa berkomunikasi atau mendengar dengan jelas.
MENTARI
Mentari mengusapi rambut ayahnya.
MENTARI
INT. KAMAR KOST — MALAM
Mentari sedang berdandan di depan cermin. Ia saat ini tidak mengenakan riasan yang berlebihan seperti saat dulu. Ia saat itu juga tidak mengenakan pakaian seksi, Ia lebih memilih mengenakan pakaian longgar yang nyaman dipakai untuknya. Tapi pakain itu pun tidak sepenuhnya bisa menyembunyikan perutnya yang sudah terlihat membesar. Tak lama, Mentari selesai bersiap siap. Ia pun lalu berdiri dan berjalan meninggalakn kamar Kost itu.
EXT. PARKIRAN APARTEMEN — MALAM
Sebuah taksi berhenti di depan Apartemen itu. Pintu penumpang Taksi terbuka dan dari dalam keluarlah Mentari. Mentari menutup pintu Taksi itu dan Taksi pun pergi. Mentari menghela nafas sejenak, wajahnya terlihat sudah putus asa. Ia pun berjalan masuk kedalam Apartemen.
INT. LOBBY APARTEMEN — MOMENT LATER
Mentari berjalan masuk dan dihadang oleh Kevin yang berada disana.
KEVIN
MENTARI
Wajah Kevin berubah menjadi heran namun sambil tersenyum pada Mentari.
KEVIN
Mentari memotong ucapan Kevin.
MENTARI
Kevin menatap sinis pada Mentari. Lalu Kevin mengambil ponselnya dan melakukan panggilan. Ia agak berjalan menjauh dari Mentari. Mentari melihat Kevin melakukan panggilan telepon. Sesekali kevin tersenyum saat berbicara pada telepon. Tak lama Kevin selesai melakukan panggilan dan kembali ke hadapan Mentari.
KEVIN
Mentari pun lalu pergi berlalu dari hadapan Kevin berjalan menuju lift.
INT. LORONG — APARTEMEN
Pintu lift terbuka, Mentari berjalan keluar dari sana dengan langkah yang tidak bersemangat. Tatapannya pun penuh dengan keputus asaan. Hingga sampailah Ia di depan Kamar nomor 406. Mentari menghela nafas sejenak lalu membuka pintu kamar itu.
INT. KAMAR APARTEMEN — CONTINOUS
Mentari membuka pintu kamar lalu masuk kedalam Kamar itu. Saat Mentari masuk, Ia terkejut karena yang ada didalam Kamar itu adalah Bambang yang sedang duduk di kasur. Pelanggan yang dulu pernah Ia layani dan sedang Ia cari. Mentari pun hanya berdiri diam.
BAMBANG
MENTARI
BAMBANG
Udah dibilang jangan Pak, panggil Mas aja.
Mentari pun menurut dan berjalan masuk ke hadapan Bambang.
BAMBANG
Mentari lalu melepaskan tas kecil dari lengannya dan menyimpannya di lantai. Mentari lalu secara perlahan mulai melepaskan bajunya yang longgar itu. Sedikit demi sedikit mulai terlihat tubuh Mentari dengan perut yang sudah membesar karena hamil. Mentari pun membuka bajunya dan hanya menyisakan Bra dan celananya saja. Bambang melihat itu menjadi kaget dan hanya terdiam. Mentari lalu akan melanjutkan membuka celana yang dipakainya.
BAMBANG
Mentari menghentikan aksinya membuka celana.
MENTARI
BAMBANG
Mentari mengambil kembali bajunya dan memakainya lagi sambil berjalan duduk di samping Bambang.
BAMBANG
MENTARI
Mentari menundukan kepalanya berusaha menahan tangis.
BAMBANG
MENTARI
Wajah Bambang berubah Iba melihat Mentari. Bambang meraih pundak Mentari dan menghadapkannya padanya.
BAMBANG
MENTARI
BAMBANG
Mentari hanya menggelengkan kepalanya.
BAMBANG
Mentari kaget mendengar ucapan Bambang.
BAMBANG
Mentari menatap Bambang.
MENTARI
BAMBANG
Mentari menundukan kepalanya dengan kekecewaan.
BAMBANG
MENTARI
BAMBANG
(menunjuk ke arah perut Mentari)
Mentari menuduk dan mulai meneteskan air mata.
BAMBANG
Mentari makin menunduk dan menyesali perbuatannya.