Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. JALANAN PERTOKOAN — SIANG
Mentari berjalan menyusuri trotoar pertokoan. Ditangannya membawa tas jinjing yang berisi map berwarna coklat. Cukup banyak orang yang berlalu-lalang disana. Mentari berhenti di depan sebuah cafe. Di kaca restoran itu ada sebuah kertas bertuliskan “Dicari Waiters”. Mentari melihat tulisan itu sejenak lalu masuk ke dalam restoran itu.
Tak lama Mentari keluar dari cafe itu dengan wajah masam. Disusul oleh seorang pelayan yang mencopot kertas info lowongan itu.
Mentari lanjut berjalan.
INT. FACTORY OUTLET — SIANG
Mentari memakai baju yang berbeda dari hari sebelumnya. Ia terlihat sedang berbincang dengan seorang Wanita disana. Wanita itu menunjukan gestur penolakan. Mentari terlihat makin memohon pada wanita itu tapi wanita itu terus memberikan gestur penolakan.
INT. COFFEE SHOP — SIANG
Mentari berbincang dengan manajer coffee shop itu, gestur penolakan juga diperlihatkan oleh manajer itu pada Mentari. Mentari pun memberikan gestur memberi salam lalu keluar dari Coffee shop itu.
EXT. JALANAN PERTOKOAN — MOMENT LATER
Mentari keluar dari Coffee Shop itu lalu berjalan dengan lesu menyusuri jalanan pertokoan itu. Ia berjalan menuju kursi yang ada di Trotoar jalan. Ia pun duduk di sana untuk beristirahat. Ia bersandar pada kursi itu, ekspresinya terlihat sangat kelelahan. Sesekali Ia menghela nafas.
Tak lama, ponsel Mentari berdering. Mentari mengambil ponsel itu dari tasnya. Dilayar ponsel tertulis “Putri”. Mentari mengangkat teleponnya.
MENTARI
PUTRI (O.S.)
MENTARI
PUTRI (O.S.)
MENTARI
PUTRI (O.S.)
MENTARI
PUTRI
MENTARI
Putri terus bebicara tapi Mentari malah menjauhkan ponsel itu dari telinganya. Fokus mentari malah tertuju pada Restoran yang ada di seberang jalan. Ia melihat ada tanda lowongan kerja tertempel di kaca Restoran itu. Mentari mendekatkan ponsel pada telinganya kembali.
MENTARI
Mentari menutup teleponnya lalu menyimpannya kedalam tas. Ia berdiri dan mulai berjalan menyebrangi jalanan menuju ke arah restoran itu.
INT. RESTORAN — MOMENT LATER
Mentari berjalan masuk kedalam restoran itu lalu melihat sekitar. Restoran itu dipenuhi oleh pengunjung, beberapa orang sedang makan siang dan beberapa lainnya sedang menunggu pesanan datang. Pelayan dengan seragam kemeja dengan logo restoran di bagian dada lalu lalang melayani pelanggan. Mentari lalu menghampiri seorang pelayan yang kebetulan lewat.
MENTARI
Pelayan itu berhenti lalu menghadap ke arah Mentari lalu Tersenyum.
PELAYAN 1
MENTARI
PELAYAN 1
MENTARI
PELAYAN 1
MENTARI
Pelayan itu pergi dari sana menuju sebuah ruangan di belakang restoran. Mentari lalu duduk di kursi yang ada di dekatnya sambil matanya melihat-lihat sekitar. Tak lama Pelayan itu kembali ke arah Mentari.
MENTARI
Mentari berdiri lalu berjalan mengikuti Pelayan itu kearah ruangan di belakang. Tak lama mereka sampai di depan Ruangan itu.
PELAYAN 1
Mentari pun masuk ke dalam Ruangan itu.
INT. RUANGAN MANAJER — CONTINOUS
Mentari masuk kedalam Ruangan lalu menutup Pintu
MENTARI
Didalam Ruangan itu hanya ada DAMAR (28) Seorang pria yang mengenakan kemeja lengan pendek. Rambutnya agak panjang belah tengah. Pria itu adalah Manajer restoran.
DAMAR
MENTARI
Mentari pun duduk di kursi yang ada disana. Mentari dan Damar duduk berseberangan terhalang oleh meja.
DAMAR
MENTARI
DAMAR
MENTARI
DAMAR
MENTARI
DAMAR
MENTARI
(tersenyum senang)
DAMAR
Mentari terdiam sejenak, ekspresinya menjadi kebingungan.
MENTARI
DAMAR
Mata Mentari berbinar mendengar tidak ada penolakan padanya.
MENTARI
DAMAR
MENTARI
Mentari tersenyum senang.
INT. RESTORAN — SIANG
Kondisi Restoran saat itu dipenuhi oleh pengunjung yang sedang makan siang. Semua karyawan disana terlihat sibuk kesana-kemari menyiapkan pesanan dan melayani tamu. Di meja kasir, Mentari sedang melayani pelanggan yang akan membayar makanan mereka. Mentari mengenakan pakaian yang berbeda dari karyawnan lainnya, Ia mengenakan baju yang lebih longgar dari yang lainnya. Antrian disana cukup panjang tapi Mentari terlihat sudah terbiasa dengan itu sehingga Ia cukup cepat dalam melakukan pekerjaannya. Satu demi satu pelanggan terlayani hingga antrian pun akhirnya habis.
Waktu berjalan cepat. Akhirnya kondisi Restoran itu sudah tidak terlalu sepenuh saat jam makan siang tadi. Mentari yang masih berdiri di meja kasir melayani seorang tamu pria yang masih melakukan pembayaran.
MENTARI
(Tersenyum)
Pria itu memberikan uang tiga lembar pecahan seratus ribu pada Mentari. Mentari menerimanya dan memasukannya pada mesin kasir. Ia lalu mengambil dua lembar pecahan dua puluh ribu dari mesin kasir itu. Setelah itu Ia menyobek struk dan memberikan nya pada pelanggan itu bersama dengan uang kembalian yang tadi diambilnya.
MENTARI
(membungkuk memberi salam)
Pelanggan itu pun pergi. Mentari menghela nafas sejenak. Dari arah belakangnya datang salah satu karyawan wanita yang sudah lebih senior darinya.
KARYAWAN WANITA 1
Mentari berbalik menghadap Karyawan wanita itu.
MENTARI
KARYAWAN WANITA 1
(Tersenyum)
Karyawan wanita itu sambil tersenyum padanya, Ia menggring Mentari untuk segera beristirahat. Mentari pun tidak bisa menolak lagi.
EXT. BELAKANG RESTORAN — SIANG
Mentari keluar dari pintu belakang Restoran. Saat sudah diluar, Mentari sedikit meregangkan tubuhnya untuk meredakan lelah. Lalu, Ia duduk di sebuah kursi panjang yang ada di sana. Sesekali Ia meregangkan otot leher dan pundaknya. Tak lama Damar datang dari pintu belakang Restoran itu dan menatap Mentari. Mentari yang melihatnya langsung berusaha berdiri untuk menghormatinya.
DAMAR
Baru setengah Mentari berdiri, Ia lalu kembali duduk lagi.
DAMAR
MENTARI
DAMAR
Ekspresi wajah Mentari berubah kaget saat mendengar Damar mengetahui kalau dirinya Hamil.
MENTARI
Damar tertawa kecil.
DAMAR
Mentari menunduk melihat kearah perutnya lalu memeganginya.
MENTARI
DAMAR
MENTARI
Damar berjalan menghampiri Mentari lalu duduk di kursi di sebelah Mentari.
DAMAR
MENTARI
DAMAR
MENTARI
DAMAR
Mentari terkejut mendengar cerita Damar.
MENTARI
DAMAR
Mentari terdiam sambil menatap Damar yang sedang bercerita. Ekspresinya menjadi ikut terharu.
DAMAR
MENTARI
DAMAR
Damar berdiri dari kursi itu lalu berjalan ke arah pintu belakang Restoran. Sebelum sampai, Damar berhenti berjalan lalu berbalik ke arah Mentari.
DAMAR
Damar tersenyum dan di balas juga senyuman oleh Mentari pada Damar.