Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Jika Mentari Tak Kembali
Suka
Favorit
Bagikan
8. Batas Waktu
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. LORONG KAMPUS — PAGI

Mentari sedang berjalan sendirian di Lorong Kampus. Ia hari itu mengenakan pakaian yang semakin longgar untuk menutupi kondisi perutnya yang semakin membesar. Cara jalannya pun tidak secepat biasanya. Saat Mentari berjalan, dari arah samping terdengar panggilan padanya. 

PUTRI

Tari! Mentari!

Mentari menengok ke arah samping dimana Putri sedang berjalan ke arahnya. Saat Putri sampai, mereka pun jalan bersama di Lorong itu.

PUTRI

Lo kemana aja sih? Libur semester jarang ada kabar. 

MENTARI

Kan Lo tau Gue sibuk kerja Put.

PUTRI

Iya sih, tapi bisa kali ngabarin. 

Mentari tidak menjawab itu dan hanya terus berjalan. 

PUTRI

Eh iya, udah ada kabar buat ketemu orang selanjutnya belom?

MENTARI

Belom Put, sabar. 

PUTRI

Kok lo santai banget si? Gue khawatir malah jadi keteteran semua rencananya. 

MENTARI

Ga akan, tenang aja. Nanti kalo udah siap pasti gue kabarin Lo. 

PUTRI

Keliatannya lo udah mulai ga niat sama rencana ini deh. 

MENTARI

Bukan gitu, gue cuma ga mau gegabah. Pokoknya kalau udah siap, kita gerak lagi. 

INT. RESTORAN — SIANG

Seperti biasa, Mentari sedang menyelesaikan pekerjaannya sebagai kasir. Suasana disana sudah tidak terlalu ramai karena jam makan siang sudah selesai. Tak lama, ponsel mentari berdering dari saku celananya. Mentari melihat ponselnya dan ada pesan dari seseorang yang tertulis “Pak Billy mau makananya dateng pukul tiga sore ini.” Ekspresi Mentari menjadi bersemangat. Ia lalu menghampiri seorang Karyawan yang ada disana. 

MENTARI

Tolong gantiin saya sebentar dong. Tolong banget. 

Karyawan itu mengiyakan dan menggantikan Mentari. Mentari lalu berjalan keluar dari restoran itu menuju pintu belakang. 

EXT. BELAKANG RESTORAN — MOMENT LATER

Mentari berjalan keluar sambil melakukan panggilan pada ponselnya.

MENTARI

Ayo dong angkat Putri. 

Mentari berbicara sendiri sambil menunggu panggilan teleponnya dijawab oleh Putri. Saat itu juga panggilan itu diangkat. 

PUTRI (O.S.)

Halo.

MENTARI

Put, dimana lo sekarang? Billy target kita mau ketemu jam 3 sore ini. 

PUTRI (O.S.)

Oke gue jemput Lo, lo ditempat kerja kan sekarang?

MENTARI

Iya, cepetan!

EXT. RESTORAN — MOMENT LATER

Mentari sedang berdiri di sisi jalan menunggu Putri datang. Ia masih menggunakan pakaian kerjanya. Ditangannya ada paperbag dengan logo restoran tempatnya bekerja. Tak lama sebuah mobil menepi tepat di depan Mentari berdiri. Mentari pun langsung membuka pintu mobil itu dan masuk. 

INT. MOBIL — CONTINOUS

Mentari masuk lalu menutup pintu mobilnya. Ia lalu menyimpan barang bawaannya di kursi belakang. Putri yang melihatnya penasaran. 

PUTRI

Banyak banget bawaan lo? Lo ga akan ganti baju dulu?

MENTARI

Ya ini emang rencananya. 

PUTRI

Maksud lo?

Mentari mengambil ponselnya lalu fokus mengetik pesan. Putri fokus menyetir mobil sambil melihat mentari yang sedang sibuk dengan ponselnya. 

MENTARI

Intinya gue kerjasama sama resepsionis disana. Jadi kita cukup anter makanan kesana biar bisa ketemu sama Pak Billy. 

PUTRI

Kok lo bisa sampe kerjasama sama resepsionis disana?

MENTARI

Panjang kalo di ceritain.

Putri terlihat kebingungan dengan temannya itu. 

PUTRI

Terus lo kok bisa keluar? Bukannya jam kerja lo belom selesai?

MENTARI

Previllege ibu hamil. Udah fokus aja nyetir takut telat. 

Putri makin kebingungan dengan tingkah Mentari. 

INT. GEDUNG KANTOR — SORE

Mentari dan Putri masuk kedalam gedung kantor itu dengan membawa paper bag makanan. Mereka berjalan menuju kearah resepsionis wanita yang sedang berdiri di meja resepsionis. Disana ada seorang satpam yang berjaga juga beberapa karyawan lain yang lalu lalang.

MENTARI

Food delivery. 

RESEPSIONIS 2

Untuk Pak Billy ya? Langsung aja ke lantai 4. Ruangannya ada di ujung.

MENTARI

Makasih Mbak!

Mentari dan Putri lanjut berjalan ke arah lift. Pintu lift pun terbuka dan mereka berdua pun masuk. 

INT. LIFT — CONTINOUS

Hanya ada Mentari dan Putri didalam lift itu. Putri lalu menatap ke arah Mentari. 

PUTRI

Katanya lo kerjasama. Tapi tadi kaya ga kenal gitu?

MENTARI

Ya kalo keliatan kaya yang kenal malah bikin orang lain curiga. 

Putri hanya mengangguk tanda paham dengan rencana Mentari. 

INT. LORONG — CONTINOUS

Pintu lift terbuka. Mentari dan Putri keluar dari lift itu dan berjalan menyusuri beberapa meja kerja ke arah sebuah ruangan yang ada di ujung lorong. Mereka pun sampai di depan pintu ruangan itu. Mentari mulai mengetuk pintu. 

MENTARI

Food delivery!

INT. RUANGAN PAK BILLY — CONTINOUS

Mentari membuka pintu ruangan itu. Di dalam ruangan itu hanya ada Billy (40) seorang pria bertubuh agak gemuk yang sedang duduk sambil mengerjakan sesuatu pada laptopnya. 

BILLY

Simpen aja di meja.

(Menunjuk ke arah meja)

Mentari dan Putri menyimpan makanan yang dibawanya di Meja yang ditunjuk. Lalu mereka diam berdiri menghadap Billy. Billy melihat mereka.

BILLY

Udah kan? Apa lagi? Oh nunggu tips?

Billy mengeluarkan dompet dan mengambil uang pecahan lima puluh ribu dari dompetnya. 

MENTARI

Gue pengen ngobrol sama lo. Lo inget gue kan?

Billy terkejut lalu menatap Mentari. Ia diam sejenak berusaha mengingat wajah Mentari. Tak lama Ia pun teringat dengan wajah mentari. 

BILLY

Lo, jualannya Kevin kan?

PUTRI

Dijaga ya omongannya!!

Mentari menahan Putri. 

MENTARI

Iya gue jualannya Kevin. Bagus kalo lo inget. 

Billy berdiri dari kursinya dan berjalan ke hadapan Mentari lalu tangannya memegang dagu Mentari. Mentari berusaha menghindar.

BILLY

Ada apa cantik? Lo pengen main lagi sama gue? 

MENTARI

Gue hamil. Gue pengen minta tanggung jawab. 

Billy menatap heran pada Mentari. Tangannya beralih dari dagu Mentari menuju ke perut. Billy memperlihatkan wajah tengilnya.

BILLY

Hamil? Kok minta tanggung jawab ke gue? 

MENTARI

Waktu itu lo ga pake pengaman. Ini akibatnya. Jadi lo harus tanggung jawab. 

BILLY

Lo yakin ini benih dari gue? Bukannya yang pernah masuk kesini itu banyak ya?

(Meraba selangkangan Mentari)

Mentari kaget lalu menepis tangan Billy dari selangkangannya. Mentari lalu menampar Billy. 

MENTARI

Gausah kurang ajar ya!

PUTRI

Bajingan ya lo!

Billy menoleh ke arah Putri dan Mentari. 

BILLY

Kurang ajar? Bukannya emang kerjaan lo minta dikurang ajarin sama cowo? Sekarang gue tanya. Dari mana lo tau ini anak gue, bukti medisnya mana? Lo juga cuma nuduh nuduh doang kan? 

Mentari hanya diam dan menunduk mendengar kalimat dari Billy. 

BILLY

Jangan ngerasa sok suci cuma gara-gara lo hamil. Lo sama gue sama sama pelaku. Kalo lo hamil, itu resiko kerjaan yang lo udah ambil. Jadi lo gabisa salahin gue atau orang lain karena lo juga pelaku, bukan korban. 

Mentari mulai meneteskan air mata saat mendengar ucapan Billy. 

PUTRI

Terus kalo ini terbukti anak lo gimana?

BILLY

Kalian tinggal balik lagi kesini. Gue bakal tanggung jawab berupa materi. Yang kalian cari itu duit kan? 

Mentari hanya terdiam lalu menarik tangan Putri untuk keluar dari ruangan itu. Mereka pun keluar. 

INT. MOBIL — MOMENT LATER

Mentari menangis tersedu sedu. Putri berusaha menenangkannya. 

PUTRI

Udah Tar. Jangan dipikirin, dia emang bajingan. 

MENTARI

Engga Put, apa yang dia bilang itu bener. Gue bukan korban, gue juga pelaku sama kaya dia. 

PUTRI

Tapi Tar...

Tiba-tiba Mentari merasakan lonjakan sakit pana perutnya. Mentari mulai meringis sambil memegangi perutnya. Putri pun panik malihat itu. 

PUTRI

Tar...Tari! Lo kenapa? Kita ke klinik ya. 

Mentari tidak menjawab dan hanya terus menahan sakit. Putri yang panik segera melajukan mobilnya. 

INT. RUANGAN KLINIK KANDUNGAN — SORE

Putri terlihat cemas sambil merangkul Mentari yang sedang berbaring di tempat tidur pasien. Kancing kemeja di area perut mentari terbuka. Seorang dokter sedang memeriksa Perut Mentari. 

DOKTER

Ibu Tari pasti sedang banyak pikiran. Harusnya ibu bisa menjaga kondisi fisik dan mental ibu demi kesehatan janinnya. Kandungan ibu sudah lebih dari tujuh bulan loh. Harus lebih di jaga ya kesehatannya. 

Putri menatap Mentari yang sedang terbaring lemas di tempat tidur itu. 

DOKTER

Kalu Ibu bekerja, tolong mulai di kurangi intensitasnya. Jangan sampai kelelahan. 

MENTARI

Baik Dok.

EXT. HALAMAN KLINIK — SIANG

Mentari berjalan di halaman klinik itu menuju ke arah Mobil Putri dengan bantuan pagangan dari Putri. Putri membantu membawakan tas Mentari.

MENTARI

Sorry Put, gue jadi ngerepotin lo terus. 

PUTRI

Udah gausah mikirin itu. Lo fokus aja buat jaga kesehatan lo.

Tak lama, ponsel Mentari berdering. Putri mengeluarkan ponsel itu dari dalam tas yang di bawanya. Di layar ponsel itu tertulis panggilan dari “Kevin”. Mentari mengambil ponsel itu lalu mengangkat panggilan telepon itu. 

MENTARI

Kenapa?

KEVIN (O.S.)

Cepetan lo ke apart sekarang atau gue cabut pengobatan bokap lo. 

Mentari terlihat kesal dengan apa yang didengarnya.

MENTARI

Oke, gue kesana sekarang. 

Mentari menarik lengan Putri.

MENTARI

Put. Tolong anter gue ketemu Kevin.

PUTRI

Tapi, Lo harus istirahat Tar.

MENTARI

Please Put. Gue harus beresin masalah gue. 

Putri pun mengangguk terpaksa. Mereka pun kembali berjalan menuju ke mobil. 

INT. LOBBY APARTEMEN — SORE

Mentari berjalan masuk bersama Putri yang ada disampingnya. Di sofa lobby apartemen itu, Kevin sedari tadi sudah menunggu kedatangan Mentari. Melihat Mentari datang, Kevin pun berdiri dan menghampiri Mentari. Mata Kevin tertuju pada Putri. 

KEVIN

Ngapain lo bawa dia segala?

MENTARI

Dia udah tau semua. Putri bisa jaga rahasia. 

KEVIN

Yaudah gapenting. Sekarang gue mau denger dari lo kenapa sekarang lo kabur kaburan? Inget utang lo masih banyak, kalo lo ga nurutin apa yang gue bilang, gimana lo bisa bayar?

MENTARI

Gue pasti bayar kok, kasih gue waktu. 

KEVIN

Yaudah sekarang lo balik lagi kerja, jangan banyak alesan. 

PUTRI

Tapi Vin...

KEVIN

Tunggu.

Kevin mulai merasa heran dengan pakaian yang dikenakan Mentari. Kevin mulai memperhatikan secara detail. Matanya tajam menatap tubuh Mentari. Seketika Kevin menarik kemeja Mentari dari belakang hingga baju bagian depan tubuh Mentari mengetat dan memperlihatkan lekukan tubuhnya. Kevin kaget melihat perut mentari yang sudah sangat besar. 

KEVIN

Lo hamil?

MENTARI

Ini alesan gue ga mau kerja lagi. 

Kevin memegangi kepalanya dan terlihat kebingungan. 

KEVIN

Kenapa ga lo gugurin dari awal sih? Tolol banget sih lo! Sekarang udah segede ini.

MENTARI

Gue gabisa Vin. Gue gamau bunuh janin ini. Gue gamau nambah beban pikiran. 

KEVIN

Iya tapi dengan lo kaya gini sekarang, apa beban lo jadi berkurang? 

Mereka saling diam sejenak. 

KEVIN

Pokoknya gue gamau tau, mau lo hamil kek, lumpuh kek. Lo masih harus bayar utang. Kalo lo gamau kerja lagi disini, oke gapapa. Tapi gue pengen sabtu sisa utang lo harus udah lunas. 

MENTARI

Vin, masa sih cuma lima hari? Kasih gue waktu. 

KEVIN

Itu udah gue kasih lo waktu. Kalo dalam lima hari lo gabisa balikin duitnya. Pilihannya cuma dua. Lo kerja lagi disini, atau pengobatan bokap lo yang gue cabut. Tinggal pilih aja. 

PUTRI

Gila lo tega ya.

Kevin menatap Putri. 

KEVIN

Atau lo mau gantiin temen lo kerja disini? Kalo gamau, gausah banyak omong!

Kevin lalu menatap Mentari dan menyentuh pipi Mentari dengan tangannya.

KEVIN

Inget, Sabtu. 

Kevin pun pergi dari sana meninggalkan Mentari dan Putri berduaan. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar