Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO:
50. INT/EXT. MOBIL/JALAN KOTA MALANG — NIGHT
Dinda menyetir. Pemandangan kota yang mulai sepi di sekitarnya. Dia menatap nanar jalanan. Dia menepi, berhenti di bahu jalan, mencoba menyalakan HPnya, HP tampak mati. Dinda menggoyangkan HPnya, menyalakannya lagi, HP menyala. Dinda menghembuskan napas lega. Beberapa detik, HPnya mati lagi, dia mendengus kesal. Dia menyalakan mesin mobil, mobil melaju meninggalkan bahu jalan.
CUT TO:
51. INT/EXT. MOBIL/BAHU JALAN DEPAN GEREJA — NIGHT
Lampu mobil Dinda menyorot bahu jalan yang kosong. Dia menepi, memberhentikan mobil, menarik rem tangan, melepaskan sabuk pengaman. Dinda memegang setir, melihat sekeliling, sepi. Dia menoleh ke seberang, toko es krim tutup. Melihat ke samping, gereja tutup. Dinda menunduk, menaruh kepalanya di setir, di atas kedua tangan yang menggenggam erat setir. Dia memejamkan matanya kencang.
Sebuah tangan mengetuk jendela sisi penumpang. Adon melongok ke dalam mobil. Dinda terkejut, membuka kunci mobil. Adon masuk, duduk, melepas ransel. Dinda menyengir. Adon menyengir menatap Dinda.
Adon mengangguk. Mereka menghitung sampai tiga dalam hati, menjawab bersamaan.
Mereka saling melirik, mengerutkan dahi.
Dinda terdiam berpikir.
Adon menghela napas, membuka ransel, meraih power bank, menyerahkan ke Dinda. Dinda mencolokkan kabel ke HPnya. HP tampak ‘charging’.
Dinda mengernyit, mereka bertatapan.
Adon melamun, berpikir, menoleh menatap Dinda.
Dinda menyalakan mesin mobil, memakai sabuk pengaman, melepaskan rem tangan, memasukkan gigi. Mobil melaju meninggalkan bahu jalan. Carrier masih di kerb. Mobil berhenti, Adon keluar, mengambil carrier, membuka pintu belakang, menaruhnya di jok, menutup pintu, masuk mobil di depan. Mobil melaju meninggalkan bahu jalan.
CUT TO:
52. INT/EXT. MOBIL/PINGGIR JALAN — NIGHT
Mobil mereka parkir di pinggir jalan sepi di bawah pohon. Suasana gelap. Adon dan Dinda berbaring di kursi depan mobil yang ditidurkan. Mereka memakai selimut dan bantal. Dinda di kursi supir, menyamping menghadap Adon, bertelekan menopang kepalanya. Dia meraih dahan pohon di jok belakang, membelainya. Pohon tampak mati, tersisa beberapa daun layu. Dinda menatap pohon sedih. Adon telentang, bersidekap, melirik Dinda, memejamkan mata.
Adon membuka mata, menyamping, bertelekan menopang kepalanya menghadap Dinda, melirik pohon, menatap Dinda.
Dinda senyum kecil menatap Adon.
Adon dan Dinda bertatapan, menyengir bersamaan. Mereka terdiam beberapa saat. Dinda merapikan bantal, berbaring terlentang, menarik selimut ke dadanya, terlihat tulisan Hotel Suzana. Adon melakukan hal yang sama. Dia berbaring terlentang, bersidekap, memejamkan matanya.
Dinda menatap langit-langit mobil.
Adon membuka mata, tersenyum melirik Dinda. Mata Dinda terpejam, tampak tertidur. Adon memejamkan mata, menghela napas.
CUT TO:
53. INT. RESTORAN TOKO ES KRIM — DAY
Jam kuno di restoran dengan interior jaman kolonial menunjukkan pukul 8.10. Adon dan Dinda duduk berhadapan memakan es krim. Mereka berbincang-bincang, tertawa. Adon mengeluarkan HP, memotret Dinda tiba-tiba. Dinda menggeleng-geleng perlahan, tersenyum. Adon menyengir, mereka melanjutkan makan es krim. Sinar matahari menembus jendela-jendela tinggi menyinari wajah mereka.
CUT TO:
54. INT. GEREJA KATOLIK SACRED HEART — DAY
Interior gereja gaya modern gotik. Sinar matahari masuk dari jendela-jendelanya yang megah. Adon berlutut, menunduk berdoa di bangku kayu paling depan menghadap altar. Dinda memperhatikan dari bangku paling belakang. Suasana hening. Adon menggenggam kedua tangan erat, memejamkan matanya. Patung Yesus di hadapannya bergeming menatap. Sinar mentari melalui kedua jendela di belakang, kanan-kiri altar, menyinari wajah Adon. Dia membuka mata, bangkit, berjalan ke tengah, menatap Yesus, berlutut, membuat tanda salib di depan dadanya. Dia berdiri, berbalik menatap Dinda, berjalan ke arahnya.
Adon sampai di dekat Dinda. Dinda bergeser, Adon duduk di sebelahnya.
Adon menoleh Dinda mengernyit, senyum.
Adon melirik Dinda, mengangguk. Mereka bertatapan, senyum.
DISSOLVE TO:
55. EXT. STASIUN KERETA MALANG KOTA LAMA (MLK) — DAY
Mobil Dinda parkir di depan stasiun. Adon keluar dari sisi supir. Dinda keluar dari sisi penumpang, membuka pintu belakang. Adon mengitari bagasi mobil, mengambil carrier dan ranselnya dari jok belakang. Adon dan Dinda bertatapan, mereka menghela napas.
Adon melebarkan lengannya, ingin merangkul Dinda. Dinda memeluk Adon. Adon terkejut, membalas pelukan Dinda. Mereka berpelukan erat beberapa saat. Dinda melepaskan diri, menatap Adon, matanya berkaca-kaca.
Dinda mengangguk, senyum.
Dinda tergelak, menampar lengan Adon. Mereka tertawa-tawa sesaat, terdiam, bertatapan, senyum.
Adon beranjak, berjalan ke arah pintu masuk stasiun. Dinda bersandar ke mobil, melambaikan tangan. Adon berbalik, melambaikan tangan, kembali berjalan ke pintu masuk, menghela napas panjang. Dinda menatap punggung Adon, senyum tipis, menghela napas. Dia masuk mobil, menatap pohon dan kotak makan di jok belakang. Berbalik, memundukan jok supir, memakai sabuk pengaman.
CUT TO:
56. INT/EXT. MOBIL/JALAN RAYA — DAY
Mobil melaju di jalan raya. Dinda menyetir tanpa ekspresi. Pemandangan kota bersilih-ganti. Pepohonan, gereja, toko es krim Oens, warung makan, perumahan, gedung-gedung kolonial, pelang-pelang petunjuk dalam kota. Matahari bergulir tenggelam. Dinda menyetir menatap kursi penumpang yang kosong. Menatap jalan di depan, membelokkan mobilnya.
CUT TO:
57. INT/EXT. PERON STASIUN KERETA — DAY
Adon duduk di bangku panjang. Suasana ramai. Orang-orang datang dan pergi naik-turun kereta. Adon melihat HPnya, memasang air pods ke kupingnya. Dia melihat-lihat foto di HPnya. Foto Dinda makan di Warteg, di warung pecel, di warung bakso dan di restoran es krim di layar HPnya. Dia tersenyum kecil. Sebuah kereta tiba di depannya, berhenti perlahan. Adon mendongak melihat tulisan di salah satu gerbong: Jakarta - Malang. Adon memasukkan HP, berdiri menyandang carrier dan ranselnya.
CUT TO:
58. INT/EXT. PERON STASIUN KERETA — LATER THAT NIGHT
Suasana sepi. Dinda duduk di ujung bangku panjang. Dia menatap ke depan.
Dinda menoleh ke samping. Adon duduk di ujung lain bangku, menoleh menatap Dinda. Dia berdiri, mendekati Dinda, duduk di sebelahnya.
Dinda mengangguk, menoleh menatap Adon. Mereka bertatapan, tersenyum lega. Dinda beranjak, menepuk bahu Adon. Dinda berjalan ke arah pintu keluar. Adon menyandang ransel dan carriernya, berlari kecil menyusul Dinda. Sebuah kereta meninggalkan peron.
CUT TO:
59. INT/EXT. MOBIL/JALAN RAYA — NIGHT
Adon menyetir, Dinda tertidur di sebelahnya. Suasana sekeliling sepi, lampu-lampu temaram penerangan jalan melewati mereka. Pepohonan dan rumah-rumah penduduk meninggalkan mereka. Jalanan berliku yang diterangi lampu mobil di depan mereka.
DISSOLVE TO:
60. EXT. PANTAI SENDANG BIRU — NIGHT
Mobil mereka parkir di bawah pohon. Adon duduk di pasir dekat bibir pantai, menatap laut yang gelap, merokok. Dinda keluar dari mobil, berlari kecil menghampiri Adon, duduk di sebelahnya. Mereka terdiam menatap cakrawala. Suasana hening. Dinda meraih bungkus rokok, membakar satu.
Dinda menghembuskan asap rokok.
Adon mematikan rokoknya di pasir, mengantongi puntung, menatap Dinda.
Dinda berpikir, menghembuskan asap rokok, mematikan rokok ke pasir, mengantongi puntung.
Adon dan Dinda bertatapan dalam. Adon memandangi mata dan bibir Dinda bergantian. Dinda melakukan hal yang sama. Mereka mendekatkan wajah, berciuman lembut beberapa saat. Mereka melepaskan diri. Dinda memandangi Adon terkejut.
Wajah Dinda memerah. Dia memalingkan mukanya, kembali menatap Adon, menggeleng, senyum lebar. Mereka bertatapan.