Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
DISSOLVE TO:
7. INT/EXT. MOBIL/JALAN TOL — DAY
MONTAGE
Jalan tol yang ramai lancar. Mobil mereka melaju kecepatan sedang. Langit kelabu.
Adon melihat keluar jendela samping. Dinda menyetir, melihat spion tengah. Kotak makan di tengah jok belakang sedikit bergeser. Adon dan Dinda berbincang. Dinda terbahak, Adon cemberut.
Pemandangan sepanjang jalan tol. Pepohonan, jalan lurus, rumah-rumah, Gedung, billboards, pelang-pelang petunjuk jalan.
Dinda bernyanyi-nyanyi sambil menyetir. Adon main HP, melirik, tidak nyaman.
Jalan tol yang lurus, hanya beberapa mobil di depan mereka. Dinda menyetir, menguap berkali-kali, menggosok-gosok matanya. Dinda hampir memejamkan mata, kepalanya tertunduk. Mobil mereka menggeser ke kiri, kembali lagi ke lajur. Adon melirik Dinda cemas. Dinda tersentak, melihat spion tengah, kotak makan bergeser ke belakang jok.
CUT TO:
8. INT. KURSI DEPAN MOBIL — DAY
Adon membaca di HPnya, melirik Dinda kuatir. Dinda mengerjap-ngerjapkan matanya, menguap.
Dinda meraih HPnya di bawah dasbor, melihat GPS. HPnya ngehang. Mobil mereka kembali melenceng ke kiri. Dinda tersentak sadar, meluruskan setir. Adon berpegangan ke jok, grogi.
Mereka menghitung 3 detik, menjawab bersamaan.
Mereka menjawab bersamaan
Mereka menatap muka masing-masing, terkejut. Dinda kembali menatap jalan. Adon menatap ke depan.
Mereka menjawab bersamaan.
Mereka menjawab bersamaan.
Mereka berpandangan.
Dinda melirik Adon menaikkan satu alis. Adon acuh.
Dinda melirik Adon penasaran. Adon menghindari tatapan Dinda. Dinda kembali menatap ke depan.
Mereka bertatapan. Dinda terpana. Adon melihat keluar jendela samping.
Dinda sontak membelokkan mobil ke kiri, keluar jalan tol. Adon terkejut.
Adon membuka HPnya, mengetuk-ngetuk layar, melihat GPS.
Dinda melirik Adon ragu. Beberapa saat, Dinda mengangguk singkat dan menepikan mobil ke bahu jalan.
CUT TO:
9. INT/EXT. MOBIL/JALAN RAYA — NIGHT
Adon menyetir perlahan, celingak-celinguk, jalanan ramai lancar. Pemandangan kota di sekitar mereka. Dinda tertidur di sebelahnya. Adon melihat berbagai warung makan. Sate Kambing Muda di beberapa tempat. Adon menepikan mobil berhenti di pinggir jalan.
Dinda membuka mata perlahan, malas untuk bangun. Dia mengusap matanya, melihat sekitar.
Adon menghela napas, menyalakan mobil dan menyetir. Mobil melaju di jalan. Dinda celingak-celinguk mencari-cari. Mereka melewati berbagai bangunan, warung makan bebek, ayam goreng, sate kambing muda.
Dinda menangkap sesuatu di pinggir jalan.
Dinda menatap Adon sumringah, menunjuk ke arah kiri.
Mobil mereka menepi, berhenti di depan Warteg.
CUT TO:
10. INT. WARTEG — NIGHT
Suasana Warteg tak begitu ramai. Ada beberapa orang makan. Adon dan Dinda duduk bersebelahan. Piring-piring makan kosong dan dua gelas es teh hampir habis di depan mereka. Adon dan Dinda merokok. Dinda mengeluarkan HPnya, mengetuk-ngetuk, menghela napas, HPnya masih ngehang. Dia memasukkan HPnya kembali ke tas.
Adon mengeluarkan HPnya, memotret Dinda cepat tanpa-aba-aba.
Adon menarik HPnya, masih mencari-cari, ragu menatap Dinda, memasukkan HPnya ke kantong celana. Dinda menghabiskan es tehnya, mematikan rokok di asbak, menatap Adon tersenyum lebar. Adon memaksakan senyum menatap Dinda.
DISSOLVE TO:
11. EXT. PARKIRAN HOTEL SUZANA — NIGHT
Sebuah gedung hotel tua jaman kolonial, tampak angker. Di dinding balkon lantai dua tertulis ‘HOTEL SUZANA’ dengan huruf semen timbul. Dinda dan Adon berdiri di samping mobil. Dinda menatap fasade hotel sumringah. Adon menghela napas panjang. Parkiran hotel sepi, hanya ada dua mobil selain mobil mereka.
Adon menutup pintu mobil, membuka pintu belakang, mengambil carrier dan ranselnya. Dinda membuka pintu belakang mengambil kotak makan, menatap Adon menunjuk bagasi belakang. Adon kembali ke depan mobil, menarik tuas. Dinda membuka bagasi mobil. Ada dua buah cangkul, ban serep, tas perkakas, sebuah karung goni lima kilogram berisi seperti pupuk, koper dorong ukuran medium. Dinda kesulitan mengangkat kopernya dari bagasi, karena kotak makan yang dia jaga hati-hati. Adon segera ke belakang mobil, mengeluarkan koper dari bagasi, melihat curiga ke dua cangkul yang terbaring di bagasi, menutup bagasi.
Dinda menarik kopernya berlalu menuju lobi hotel. Adon menutup bagasi, menatap punggung Dinda, mengernyit heran.
CUT TO:
12. INT. KAMAR HOTEL SUITE — NIGHT
Dua kasur twin bed dengan nakas di masing-masing sisinya. Lukisan pemandangan di atas kasur. Perabot-perabot antik bernuansa kolonial. Lampu antik tergantung menyala remang di tengah ruangan. Dua kursi dengan meja di tengah menghadap tempat tidur. Pojok dengan dapur kecil, lemari pakaian dan kamar mandi. Adon berbaring di salah satu kasur dekat kamar mandi sambil main HP yang sedang dicharge. Terdengar suara sayup-sayup Dinda dari dalam kamar mandi. Adon mengerutkan alis, mendengarkan. Di luar pandangan Adon, HP Dinda sedang dicharge di nakas sebelah kasur yang kosong.
Dinda keluar kamar mandi, memakai setelan tidurnya: kaos longgar dan celana pendek. Dia membawa kotak makan, menaruhnya di atas nakas, di samping HPnya. Dinda naik ke kasur, berbaring menghadap Adon. Adon masih main HP, melirik Dinda.
Adon mendengus, mengambil kertas pamflet dari ranselnya, menyerahkan ke Dinda. Dinda mengambil pamflet ‘Carpooling’ dari Adon, melihat pojok kanan bawah tertulis ‘Melly’s’ dengan tulisan tangan, menatap Adon sesaat, berpikir. Dia membalikkan kertas, mulai menulis-nulis abjad besar-besar di atas nakas di antara kedua kasur, membuat papan jelangkung. Dinda mengambil koin dari dompet dalam tasnya, meletakkan koin di atas kertas papan jelangkung.
Dinda mulai menggerakkan koin di atas kertas dengan satu jari.
Adon menaruh HPnya, duduk menghadap Dinda.
Adon menaruh satu jarinya di atas koin juga. Dinda berhenti menggerakkan koin. Jari mereka diam di atas koin.
Dinda menyenandungkan mantra beberapa kali, koin mulai bergerak, mereka bertatapan.
Koin mulai bergerak berputar, perlahan ke huruf D, I, T. Dinda tiba-tiba mengangkat jarinya, mengambil koin, melipat kertas pamflet. Adon terkejut.
Dinda naik ke kasur, berbaring membelakangi Adon, menarik selimutnya. Adon heran menatap punggung Dinda. Mata Dinda berkaca-kaca, memejamkan mata, air matanya jatuh satu.
CUT TO:
13. INT. KAMAR HOTEL SUITE — LATER
Ruangan gelap, hanya ada cahaya dari kamar mandi. Dinda tertidur pulas. Tiba-tiba tangan Adon mengguncang bahu Dinda. Muka Adon pucat pasi.
Dinda mengerang, tidur lagi. Adon mengguncang badan Dinda panik, pucat. Dinda mulai bangun perlahan. Adon menatap pintu kamar mandi cemas, menatap Dinda.
Adon bergegas mengangkat ransel, carrier, HP dan chargernya. Memasukkan kunci mobil dan dompet ke kantong celana. Dinda duduk di kasur, setengah terjaga, dia ambil HP, charger dan kotak makan dari nakas. Adon membuka pintu kamar, siap-siap keluar. Dinda mengambil tote bagnya, memasukkan HP dan charger, memeluk kotak makan, menyusul Adon keluar, selimut masih di bahu Dinda.