Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO:
43.INT/EXT. MOBIL/JALAN TOL — DAY
MUSIK: Hujan Tanpa Awan – Base Jam
Dinda menyetir sambil bernyanyi-nyanyi keras mengikuti lagu. Adon perlahan membuka mata, mukanya cemberut. Dia menatap Dinda yang acuh bernyanyi-nyanyi. Jalan tol lengang, lurus dan panjang. Sekitar persawahan dan ladang, langit biru. Dinda melirik Adon, mereka bertemu mata.
Dinda mengecilkan volume radio.
Adon cemberut, mengeraskan volume radio. Lagu tiba di refrain. Adon bernyanyi keras dengan nada melenceng berbeda tangga nada. Dinda terganggu, melirik pohon kecil dari spion tengah.
Adon menoleh ke pohon di jok belakang, pohon meringkuk layu, daunnya jatuh satu. Dia menatap Dinda cemberut.
Lagu tiba di refrain, Dinda bernyanyi, Adon mengikuti, masih berbeda tangga nada. Dinda menyengir, tertawa.
Dinda ngakak.
Dinda tertawa-tawa, Adon cemberut menatap Dinda, perlahan senyum kecil. Dinda melirik Adon sesaat, menyengir.
Dinda ngakak. Adon terkekeh, menggeleng-geleng.
Mobil mereka melaju di jalan tol yang sepi. Matahari bersinar di atas kepala. Langit biru, persawahan hijau. Pohon di jok belakang disinari matahari. Dinda melirik Adon.
Adon menoleh ke Dinda, menatap jalan di depan.
Adon menoleh ke Dinda, senyum kecil.
Dinda mengangguk.
Dinda melirik Adon, menatap jalan di depan, menghela napas. Adon menatap Dinda, menoleh ke pemandangan dari jendela samping, menghembuskan napas panjang.
DISSOLVE TO:
44. INT/EXT. MOBIL/JALAN KOTA MALANG — DAY
Mobil Dinda melaju di tengah kota. Bangunan-bangunan kolonial diselingi pepohonan di kanan kiri mereka. Adon menyetir. Dinda berusaha menyalakan HPnya. HP mati. Adon melirik Dinda. Dinda menaruh HP di dasbor.
Adon melirik Dinda, mengangguk perlahan.
Dinda melamun menatap pemandangan kota dari jendela samping. Matanya berkaca-kaca. Adon melirik Dinda prihatin.
Adon menatap Dinda, mendengus. Dinda mengalihkan pandangan.
Mereka bertatapan. Dinda menoleh ke jendela samping, mengernyit. Adon melirik Dinda, kembali menatap jalan di depan. Mobil mereka melaju.
CUT TO:
45. INT/EXT. TERAS WARUNG BAKSO PINGGIR REL KERETA — DAY
Dinda dan Adon duduk berhadapan. Adon menyuap suapan terakhir bakso ke mulutnya, menghabiskan kuah di mangkok. Dinda makan dengan lahap. Adon mengambil HPnya dan memotret Dinda tiba-tiba. Dinda sadar, menggeleng-geleng, senyum kecil dengan mulut penuh bakso, mengunyah, menelan.
Mereka terkekeh. Dinda menghabiskan baksonya hingga mangkok bersih. Dia bersandar ke dinding warung di sampingnya, membusungkan perutnya dan mengelusnya, senyum lebar.
Dinda meraih sebatang rokok, membakarnya. Adon melakukan hal yang sama. Adon tersenyum menatap Dinda. Mereka bertatapan.
Wajah Dinda memerah. Mereka bertatapan, menyengir.
CUT TO:
46. INT/EXT. TERAS WARUNG BAKSO PINGGIR REL KERETA — LATER
Suasana mulai ramai, menjelang makan malam, matahari senja menyinari temaram. Dinda dan Adon masih duduk di tempat yang sama. Asbak di depan mereka penuh puntung rokok. Di depan mereka dua gelas es teh setengah habis. Mereka tampak tertawa-tawa, terdiam.
Adon meneguk es tehnya, menatap Dinda.
Dinda mengambil sebatang rokok lagi, membakarnya.
Adon menghela napas, menatap Dinda.
Dinda tertawa-tawa. Adon menatapnya senyum kecil, dahinya berkerut. Adon melunakkan pandangannya, menatap Dinda dalam. Dinda berhenti ketawa. Kereta lewat di samping mereka.
Berderet gerbong kereta lewat, suaranya nyaring.
Gerbong kereta terakhir meninggalkan sisi teras warung.
Adon menggeleng, senyum miris. Dinda mengerutkan dahi menatapnya.
CUT TO:
47. EXT. PINGGIR JALAN DEPAN GEREJA — NIGHT
Adon dan Dinda berdiri di trotoar berhadapan. Mobil Dinda parkir di dekat mereka. Adon menyandang ranselnya, carrier di dekat kakinya.
Adon mengangkat bahu, senyum. Dia mengangguk ke Toko Es Krim Oens di seberang jalan.
Dinda tersenyum, mengangguk.
Dinda dan Adon bertatapan, terdiam beberapa saat. Mereka menghembuskan napas panjang. Adon meraih tangan Dinda, menaruh kunci mobil. Dinda menggenggam kunci mobil.
Dinda beranjak membuka pintu mobil. Adon melebarkan lengannya. Dinda senyum, mendekat, membiarkan bahunya dirangkul Adon. Matanya berkaca-kaca. Dinda melepaskan diri, masuk ke dalam mobil, menutup pintu, membuka kaca, senyum ke Adon. Dia menyalakan mesin, melambaikan tangan ke Adon. Mobil melaju meninggalkan Adon yang melambaikan tangan.
CUT TO:
48. INT. MOBIL — NIGHT
Dinda melihat Adon di spion tengah, menyetir. Adon tampak menjauh, makin kecil. Dinda menghela napas, menangis tak bersuara. Dia melirik kotak makan dan pohon yang tampak mati di spion tengah, makin tersedu.
DISSOLVE TO:
49. EXT. PINGGIR JALAN DEPAN GEREJA — NIGHT
Adon memegang pagar gereja yang terkunci, ransel tersangkut di depan dadanya, carrier disandang dipunggungnya. Dia memandang nanar ke bangunan gereja megah yang diterangi lampu. Dia menghela napas, beranjak, berjalan menuju bahu jalan, duduk di kerb, tempat dia diturunkan Dinda, melepaskan carriernya. Dia menatap toko es krim di seberang jalan. Seorang IBU (30) menggandeng ANAK PRIA (5), tampak bahagia meninggalkan toko es krim. Adon tersenyum miris.