Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO:
14. EXT. PARKIRAN HOTEL SUZANA — NIGHT
Adon terburu-buru membuka kunci mobil, menaruh ransel dan carriernya di jok belakang. Dinda menyusulnya setengah terjaga, berjalan lambat, memeluk kotak makan dan tasnya, memegangi selimut di bahunya. Adon membukakan pintu sisi penumpang untuk Dinda, tergesa.
Dinda tergopoh masuk mobil, duduk, ke posisi nyaman, tertidur kembali. Adon menutup pintu, berlari kecil ke sisi supir, masuk, terburu-buru menyalakan mesin, melajukan mobil, menutup pintu. Mobil mereka melaju meninggalkan hotel.
DISSOLVE TO:
15. INT/EXT. MOBIL/JALAN RAYA — DAY
MONTAGE
Mobil melaju di jalan raya. Pemandangan sekitar, pepohonan, rumah-rumah penduduk, gedung-gedung kolonial.
Adon merokok sambil menyetir. Dinda tidur nyaman memakai selimut hotel, memeluk tas dan kotak makan.
Pelang-pelang petunjuk jalan. Mereka memasuki Semarang.
Matahari pagi mulai naik.
DISSOLVE TO:
16. INT. MOBIL — DAY
Adon membakar rokok sambil menyetir, melirik Dinda yang tidur. Kotak makan di pelukan Dinda hampir jatuh. Adon sigap menangkapnya, dia mengangkat kotak makan ke depan mukanya, memicingkan mata, tampak di dalamnya seperti bubuk berwarna abu gelap. Dia melempar kotak makan ke jok belakang.
Adon menepikan mobil ke bahu jalan, berhenti. Dia menepuk bahu Dinda lembut.
Dinda perlahan terbangun. Wajahnya tampak lelah, dia duduk tegak, memfokuskan pandangannya, melihat sekitar.
Adon meraih ke kantong belanja kain di belakang jok Dinda, mengambil sebotol air mineral besar, menyerahkan ke Dinda, dia menerimanya.
Dinda memastikan segel masih baik, membuka botol, minum berteguk-teguk. Memberikan botol ke Adon. Adon minum berteguk-teguk. Dinda meraih rokok dalam tote bag di pangkuannya, membakar rokok, meraih HPnya, mengetuk-ngetuk layar.
Dinda memasukkan HP ke tote bagnya. Adon menatap Dinda mengerutkan alis. Dinda tersadar sesuatu, panik, mencari-cari sekitar tubuh dan kakinya.
Dinda tak mempedulikan Adon, mengecek jok belakang, mengambil kotak makan, memastikannya tertutup erat, menaruh hati-hati kotak di jok kembali. Dia bersandar menghembuskan asap rokoknya lega, menerawang, mengingat-ingat. Dinda tersentak, tiba-tiba tersadar sesuatu.
Dinda melirik kotak makan, berpikir.
Adon tidak nyaman, berpikir, ragu, menghela napas.
Adon tidak nyaman, Dinda masih terkekeh. Adon senyum kecil. Dinda menatap Adon, terdiam, menyengir. Adon berhenti senyum, menatap Dinda, mereka bertatapan.
DISSOLVE TO:
17. INT. BISTRO KOTA LAMA — DAY
Restoran dengan interior kuno jaman kolonial yang dipugar modern. Suasana ramai, jam dinding menunjukkan pukul 10.34. Adon dan Dinda selesai sarapan. Dua gelas espresso shot di depan mereka. Dinda menelepon memakai HP Adon, berbicara perlahan. Adon memperhatikan. Dinda selesai menelepon, mengembalikan HP ke Adon.
Adon menerima HPnya, senyum lega, menatap Dinda kagum. Dinda sadar ditatap Adon, memalingkan mukanya.
Dinda menaruh HPnya di meja, telungkup.
Dinda senyum penuh arti ke Adon. Adon terkesima.
Dinda menengadahkan tangannya. Adon menyerahkan HPnya. Dinda mengetuk-ngetuk di HP, menunjukkan layar HP ke Adon.
Di layar pencarian: “Bistro di Semarang”. Bistro tempat mereka sarapan sekarang, muncul pertama di layar. Dinda senyum lebar, matanya berbinar menatap Adon.
Dinda cuek, mengeluarkan kertas lembar ‘Pengeluaran’ dari tote bagnya, menaruhnya di atas meja, mulai menulis. Adon dan Dinda tampak berbincang. Suasana bistro ramai.
DISSOLVE TO:
18. KAMAR HOTEL TWIN — DAY
Ruang yang terang, rapi, modern dan bersih. HP Dinda dicharge di salah satu nakas di samping kasur kosong. Adon tertidur di kasur sebelahnya. Terdengar suara Dinda berbincang sayup-sayup dari dalam kamar mandi. Adon terbangun, mengerjapkan mata, duduk beberapa saat. Melihat ke ranselnya di lantai di dekatnya. Dinda masih terdengar berbicara pelan di kamar mandi. Adon meraih ke dalam ranselnya. Mengeluarkan kotak kayu antik hati-hati, membukanya. Sebuah sendok logam antik terlihat. Adon murung, mengambil sendok, menatapnya termenung. Terlihat noda setitik. Adon mengkorek-koreknya, noda tak kunjung hilang. Tiba-tiba HP Dinda berbunyi. Adon menoleh ke nakas di tengah kedua kasur.
HP masih berdering, tulisan ‘Pak Slamet Bantul’ di layar. Dinda memakai kaos Oasis kebesaran keluar dari kamar mandi, bergegas ke arah nakas, menerima telepon. Dinda berjalan ke arah jendela di ujung kamar, berbicara pelan.
Adon beranjak, fokus ke noda di sendoknya, masuk kamar mandi. Dia mencuci sendok di wastafel, mengorek-ngorek noda. Ada gelas kumur kosong dan kotak makan Dinda di atas wastafel. Adon membuka kotak makan, isinya seperti abu gosok. Adon menyendok abu gosok ke dalam gelas kumur, menambah air keran, mencuci, menggosok sendoknya. Adon mendekatkan sendok ke mukanya, noda hilang, sendok mengkilap. Dia tersenyum puas.
Dinda tiba-tiba masuk kamar mandi. Dia berteriak histeris.
Dinda menyerbu masuk, mendorong Adon ke samping, mengambil kotak makannya yang terbuka, menutupnya hati-hati. Syok melihat cairan abu di gelas. Adon ternganga, terpaku menatap Dinda.
Adon menunjukkan sendok antiknya yang mengkilap. Dinda menepis sendok hingga terpental jatuh berdenting keras terpantul di lantai. Dinda emosi, napasnya tersengal, berteriak.
Adon segera memungut sendok antiknya, melihat sendoknya tergores. Wajah Adon memerah, matanya berkaca-kaca, menatap Dinda emosional. Dia berteriak.
Dinda menangis, emosional, berteriak.
Adon terpana, menatap Dinda bingung. Dinda berusaha memisahkan abu dari cairan di gelas, hati-hati menyaring menggunakan tissue, membuang airnya. Dinda mengambil tissue di atas wastafel, menggunakannya sebagai alas untuk menampung abu dari gelas. Dinda menangis tak bersuara, wajahnya merah.
Adon menatap wajah Dinda di cermin, bersalah. Adon iba.
Adon memandang wajah Dinda di cermin, terpukau. Dinda menatap Adon, wajahnya memerah marah, terisak.
Adon keluar. Pintu kamar mandi dibanting di belakang Adon. Dia menatap pintu yang tertutup, memandang sendoknya yang tergores, matanya berkaca-kaca.
CUT TO:
19. INT. KAMAR HOTEL TWIN — LATER THAT NIGHT
Adon duduk di kasurnya menatap murung goresan di sendok, mengembalikan sendok ke kotaknya, memasukkan kotak ke ransel di samping kasur. Dinda keluar dari kamar mandi, matanya sembab, wajahnya merah, muram, dia mendekap kotak makan. Dinda duduk di kasurnya, mengusap kotak makan, menaruh di nakas sisinya. Dinda berbaring membelakangi Adon. Adon menatap punggung Dinda bersalah. Dinda menangis tak bersuara. Mereka terdiam beberapa saat.
Dinda memejamkan mata, air matanya jatuh satu. Adon melirik kotak makan di nakas.
Dinda membuka matanya perlahan, terdiam, berpikir. Dia mengusap air matanya, duduk membelakangi Adon. Mengambil tote bagnya, memasukkan HP ke dalamnya, beranjak ke arah pintu. Adon masih duduk di kasurnya. Dinda berbalik menatap Adon sayu.
Dinda membuka pintu, keluar, pintu tertutup di belakangnya. Adon bergegas mengambil dompet, HP, mengantonginya, menyusul Dinda.
CUT TO:
20. INT. BAR/RESTO MEWAH — NIGHT
Musik jazz mengalun di b.g. Interior mewah, gaya kolonial langit-langit tinggi, dengan lampu-lampu antik menggantung temaram. Suasana ramai, pengunjung berbincang, makan, minum. Panggung live music kosong. Dinda dan Adon duduk di bar bersebelahan. Beberapa orang juga duduk di bar. Dinda dan Adon meminum cocktail. Gin tonic di depan Dinda, whisky cola di depan Adon. Gelas mereka hampir kosong.
Dinda menatap ke dalam gelasnya.
Adon menatap Dinda prihatin. Mata Dinda berkaca-kaca, dia menghabiskan cocktailnya, menunjukkan gelas kosong ke BARTENDER (30), meminta satu lagi. Bartender mengangguk.
Dinda menyembunyikan wajahnya, mengusap matanya. Dia menerima segelas cocktail baru dari Bartender. Adon menghabiskan cocktailnya, meminta satu lagi ke Bartender. Adon mencari wajah Dinda.
Adon menatap Dinda ternganga tak percaya.
Dinda menatap Adon senyum, menatap isi gelasnya.
Dinda terkekeh kecil. Adon menahan tawa menatap Dinda tak enak. Bartender memberikan segelas cocktail baru ke Adon, dia mengangguk menerimanya. Adon terdiam meminum cocktailnya, menaruh gelas di meja bar, menatapnya.
Dinda menatap Adon mengangguk mengerti.
Dinda terpana menatap Adon.
Dinda sontak tergelak, menatap Adon. Adon cemberut, mulai tertawa kecil. Dinda terbahak. Mereka bertatapan, tertawa-tawa.
DISSOLVE TO:
21. INT. KAMAR HOTEL TWIN — DAY
Jam tangan Dinda di atas nakas, menunjukkan pukul 10.03. Wajah Dinda tertidur nyaman. Lengan Adon memeluknya dari belakang. Adon membuka mata perlahan, menghirup rambut Dinda, memejamkan mata kembali. Beberapa saat, Adon membuka mata kaget, melepaskan pelukan, bangkit, pindah ke kasur kosong. Dia duduk, mengusap mukanya, menatap punggung Dinda, senyum kecil.