Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
35 . INT. RUMAH ANETA - RUANG KELUARGA - PAGI HARI
Aneta menggeret kopernya memasuki rumah, di ruang keluarga terlihat Mama, Papa dan Sofi tengah duduk di sana. Tidak ketinggalan, Mimi tengah berdiri di antara mereka.
ANETA
Loh Fi, kok ke sini nggak bilang-bilang? (menghampiri)
Mendengar suara Aneta, mereka semua langsung bangun dari duduknya. Mereka menatap Aneta dengan raut wajah sendu yang membuatnya menjadi sedikit bingung.
ANETA (CONT'D)
Ada apa sih? (heran)
Papa menarik nafas panjang.
PAPA
Aneta, kami semua sudah berunding dan sudah memutuskan.
ANETA
Memutuskan apa?
Aneta semakin bingung dan sedikit takut melihat raut wajah mereka.
MAMA
Ini demi kebaikan Kamu sayang.
SOFI
Jadi... jadi kami fikir, kami harus memberitahukan yang sebenarnya terjadi.
Sofi terlihat berat mengucapkannya.
Aneta memperhatikan wajah mereka satu per satu, mereka sangat terlihat serius. Ia pun menjadi sedikit khawatir dengan apa yang ingin mereka sampaikan. Ia melihat ke arah Mimi, Mimi hanya memasang wajah sedih dan bingung.
PAPA
Begini Aneta, kamu harus sadar bahwa sebenarnya Dimas... (PAUSE) Dimas itu telah tiada.
Papa terlihat tegas dan tegar.
ANETA
Maksud Papa? (semakin bingung)
MAMA
Dimas sudah meninggal sayang.
Mama dengan mata berkaca-kaca sedikit khawatir dengan apa yang ia ucapkan.
ANETA
Kalian ngomong apa sih? Jangan bencada lah!
Aneta sedikit kesal, lalu melangkah pergi melewati mereka untuk menuju kamarnya.
SOFI
Kecelakan mobil.
Mendengar hal itu Aneta menghentikan langkahnya.
SOFI (CONT'D)
Dimas mengalami kecelakan Mobil akhir tahun kemarin.
Aneta membalikan badan menatap ke arah Sofi.
ANETA
Lo ngomong apa sih Fi? Jelas-jelas dari kemarin gue bersama Dimas, dari kemarin juga gue bisa ngeliat dan nyentuh Dimas.
MIMI
Lo bisa ngeliat mahluk halus kan Net.
Mimi menambahkan untuk memperjelas maksud dari semua ini.
SOFI
Sebagian ingatan lo hilang Net. Apa lo lupa? setelah Dimas pergi, lo terus-terusan mencoba bunuh diri. Lo liat aja pergelangan tangan lo.
Sofi berusaha tegar dengan air mata yang sedikit demi sedikit membasahi wajahnya.
Perlahan Aneta melihat ke arah tangannya. Ia membelalakan mata saat melihat bekas luka sayatan di pergelangan tangan kirinya. Selama ini ia sama sekali tidak menyadari hal itu.
SOFI (CONT'D)
Lo juga sempat koma saat mencoba bunuh diri dengan terjun ke dalam laut, tempat Dimas mengalami kecelakan.
Aneta tersentak karena terkejut, tiba-tiba ingatannya mulai bermunculan.
INSERT: Sekilas ingatan Aneta Sebelum koma bermunculan.
Dada Aneta terasa sesak, hingga membuatnya sulit untuk bernafas. Matanya pun mulai berair, menahan air mata yang berusaha untuk keluar.
ANETA
Nggak, yang kalian ucapkan itu nggak benar. (menahan emosi)
Aneta menolak untuk percaya semua ucapan keluarganya.
MIMI
Semua yang mereka katakan benar Net. Lo bisa ngeliat gue, setelah lo mengalami kecelakaan dan sempat mati suri.
ANETA
Nggak... (menggelengkan kepala) Yang kalian bicarakan nggak benar. Kalian bohong!
PAPA
Sadarlah Aneta! Kami tidak bisa terus menerus melihat kamu seperti ini.
Mama berjalan mendekati Aneta, kemudian berusaha meraih tangannya, tetapi dengan cepat Aneta tepis.
MAMA
Mama mohon, kamu harus merelakannya ya sayang!
Mama menangis tetapi terlihat ia berusaha menahannya.
ANETA
Tidak... Tidak... Tidaakk... (berteriak)
Aneta berlutut sambil menutup telinga.
CUT TO:
36 . EXT. KAMPUS DIMAS - PARKIRAN - MALAM HARI - FLASH BACK
Setelah mata kuliah terakhir selesai, Dimas hendak berjalan di parkiran mobil karena langsung ingin pulang ke rumahnya. Tetapi sebelum sempat sampai ke mobilnya, Naomi yang kebetulan kuliah di universitas yang sama, menghadangnya dan langsung menariknya untuk ikut ke dalam mobil miliknya. Karena Dimas berfikir tidak ada masalah setelah putus dengannya, ia pun tidak melawan saat Naomi menariknya dengan paksa.
Selama dalam perjalanan, Naomi pun mengutarakan isi hatinya yang sudah ia pendam hampir tiga tahun. Karena ia tak kuasa menahan rasa cemburu dan melihat Dimas berhubungan dengan orang lain.
CUT TO:
37 . INT. MOBIL NAOMI - MALAM HARI
NAOMI
Kamu sengajakan tidak mempertahankan hubungan kita, karena kamu sudah ada hubungan sama cewek murahan itu.
Naomi emosi sambil menyetir mobil.
DIMAS
Jaga mulut kamu Naomi! Kamu kan yang mutusin aku, jadi sekarang kenapa kamu harus mempermasalahkan hubungan aku dengan orang lain?
NAOMI
Karena aku masih sayang sama kamu. Tapi kamu nggak pernah perhatian sama aku.
DIMAS
Itu karena kamu terlalu egois Naomi. (membentak) (PAUSE) Sudah cukup, aku nggak mau bahas-bahas masalah ini lagi.
Naomi menggenggam stir mobil dengan kuat, dengan wajah yang sangat emosi ia menoleh ke arah Dimas.
NAOMI
Sampai aku mati pun, aku tidak akan rela kalau kamu jadi milik orang lain. (dengan penekanan hampir disetiap kata)
Ucapannya itu lah yang membuat Naomi tidak bisa tenang dan terus memburu Aneta. Karena itu adalah sumpah yang ia ucapkan sebelum kematiannya.
DIMAS
Naomi awas!
Dimas terkejut saat melihat ke depan sambil berusaha membanting stir mobilnya.
NAOMI
ARRGGHH...
Kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Mobil yang mereka kendarai menabrak truk dari arah berlawanan hingga membuat mobil mereka terguling beberapa kali.
CUT TO:
38 . INT. RUMAH ANETA - KAMAR ANETA - MALAM HARI
MAMA DIMAS (O.S)
Aneta...
Mama Dimas menangis terisak-isak, terdengar dari balik telfon.
ANETA
Tante kenapa? (bingung)
MAMA DIMAS (O.S)
Dimas Net.
ANETA
Dimas kenapa Tante?
Aneta penasaran dan sedikit panik karena mendengar suara Mama Dimas yang menangis.
MAMA DIMAS (O.S)
Dimas mengalami kecelakan.
ANETA
Apa? (sangat terkejut)
MAMA DIMAS (O.S)
Dimas... Dimas sudah tiada Net.
Mama Dimas semakin menangis histeris.
Aneta tersentak dengan mata terbelalak. Badannya lemas hingga membuat handphone yang ia pegang terjatuh dari genggamannya.
CUT TO:
39 . INT. RUMAH SAKIT - MALAH HARI
ANETA
Dimas... Dimas... Dimas...
Aneta mencari Dimas dengan jalan tak tentu arah, wajah yang pucat dan air matanya yang terus mengalir.
Dari kejauhan Aneta melihat Mama dan Papa Dimas sedang menangis sambil berpelukan di luar sebuah kamar. Dengan perlahan ia menghampiri mereka.
ANETA
Om! Tante!
MAMA DIMAS
Aneta.
Mama Dimas menangis histeris dan langsung memeluk Aneta saat melihatnya.
ANETA
Di, Dimas dimana Tante?
Aneta menahan ekspresinya agar tidak terlihat sedih, tetapi air matanya terus menetes.
Papa Dimas mengantarnya masuk ke dalam kamar.
CUT TO:
40 . RUMAH SAKIT - KAMAR PASIEN - MALAM HARI
Aneta langsung menghentikan langkahnya saat melihat tubuh seseorang yang terbaring di atas ranjang dan seluruh tubuhnya diselimuti kain putih.
Tangisnya pun pecah, tak bisa ia bendung lagi. Ia menutup mulut dengan tangan kanannya agar tangisannya tidak mengelurkan suara. Aneta mengambil nafas panjang dan berusaha untuk menahan air matanya agar tidak bercucuran.
ANETA
Nggak. Ini nggak mungkin terjadi!
Aneta panik lalu menghampiri jenazah Dimas. Ia membuka kain yang menutupi wajah mayat tersebut. Aneta menatap kekasihnya terbujur kaku dihadapannya. Dengan lembut ia membelai-belai rambut Dimas.
ANETA (CONT'D)
Dimas, bangun sayang! Aku ada disini. (PAUSE) Dimas... (menggoyangkan tubuh Dimas) Dimas bangun!
Aneta kesal karena Dimas tidak memberikan jawaban sambil terus menggoyang-goyangkan tubuhnya.
Dengan cepat Papa Dimas menarik tangan Aneta, tetapi dengan sekuat tenaga Aneta melepaskan diri.
ANETA (CONT'D)
Dimas... Bangun! (menggoyangkan tubuh dimas) DIMAASSS... (berteriak histeris)