Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
18 . INT. SEKOLAH - RUANG KELAS - SIANG HARI
Aneta terdiam di dalam kelas, dengan tangan menopang dagunya, ia tenggelam dalam lamunannya. Berfikir keras berusaha mengingat siapa sosok hantu wanita yang terus saja mengejarnya.
SOFI
Aneta!
ANETA
Eh iya, kenapa Fi? (sedikit terkejut)
SOFI
Lo kenapa ngelamun aja dari tadi? (heran)
Aneta menarik nafas panjang.
ANETA
Begini Fi, lo inget saat gue ngeliat lo di ikutin Kakek lo.
Sofi menganggukan kepala.
SOFI
Saat itu lo bilang ada cewek yang merhatiin lo kan?
ANETA
Iya, kemarin waktu gue ngejerit di kelas sampai jatuh dari bangku, itu karena ada dia di samping gue. Dia mau mencekik gue gitu Fi. Kayaknya dia dendam banget sama gue.
SOFI
Lo kenal sama hantu itu? Sampai-sampai dia mau mencekik lo.
ANETA
Gue juga bingung, wajahnya kayak nggak asing buat gue.
SOFI
Ciri-cirinya kayak gimana?
ANETA
Agak susah ya di deskripsiin, yang pasti itu cewek pakai seragam sekolah kita.
Sofi terdiam sejenak sembari berfikir. Tiba-tiba Sofi menarik tangan Aneta untuk keluar dari kelas.
ANETA
Kita mau kemana sih Fi? (bingung)
SOFI
Udah lo ikut aja!
CUT TO:
19 . INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN - SIANG HARI
Sofi mengajaknya ke perpustakaan. Dimana perpustakaan sekolahnya salah satu tempat yang sepi karena kurangnya minat membaca para murid.
ANETA
Lo ngapain ngajak gue ke sini?
Sofi tidak menghiraukan pertanyaannya, ia sibuk mencari-cari sesuatu di dalam buku yang terjajar di raknya.
SOFI
Nah ini dia!
Sofi mengambil sebuah buku, lalu membukanya.
Aneta memperhatikan dengan seksama dan ia sadari buku itu adalah buku tahunan angkatan dua tahun yang lalu, yang berarti itu adalah angkatan Dimas.
SOFI
Ini bukan orangnya?
Sofi menunjuk sebuah foto di dalam buku tahunan itu.
Aneta mendekatkan wajahnya untuk melihat dengan jelas. Ia terdiam, dengan perlahan menjauhkan wajahnya dari buku itu dengan mata terbelalak karena terkejut.
ANETA
Iya Fi, itu orangnya. Lo tau dari mana? (terheran-heran)
SOFI
Lo lupa siapa dia?
Aneta menganggukan kepala.
SOFI (CONT'D)
Namanya Naomi. Dia mantan pacarnya Dimas. Dia meninggal akhir tahun kemarin saat kita mau naik ke kelas tiga.
Aneta terdiam karena terkejut. Ia memejamkan mata untuk kembali mengingatnya.
FLASHBACK: Muncul bayang-bayang wajah Naomi di ingatan Aneta.
Ketika Sofi kembali melihat foto Naomi, foto tersebut telah berubah, wajah di dalam foto sudah menjadi hitam seperti terbakar.
SOFI
Arrgghh...
Sofi sangat terkejut hingga ia melempar buku itu dari tangannya.
Tiba-tiba saja rak-rak buku di sekitar mereka bergetar dengan sendirinya. Mereka sangat ketakutan sambil melihat ke arah sekelilingnya. Dengan cepat mereka keluar dari perpustakaan itu.
CUT TO:
20 . EXT. SEKOLAH - TAMAN - SIANG HARI
Mereka berdua duduk di bangku taman sambil mengatur nafas karena ngos-ngosan.
SOFI
Barusan itu apa sih Net? Kok bisa rak buku gerak-gerak sendiri? (panik)
ANETA
Sepertinya cewek itu nggak suka kalau gue sampai mengenalinya. (PAUSE) Gue rasa dendam dia ke gue sepertinya sudah terlalu dalam.
Aneta menatap Sofi dengan wajah heran.
ANETA (CONT'D)
Kok lo bisa tau dia orangnya?
SOFI
Siapa lagi Net, murid sekolah ini yang udah meninggal dan dendam banget sama lo kalau bukan dia.
ANETA
Emang gue ada salah apa? (bingung)
SOFI
Lo bener-bener nggak inget? Atau lo nggak menyadari yang terjadi di sekitar lo?
ANETA
Gue beneran nggak tau Fi.
Sofi terdiam sejenak.
SOFI
Karena kehadiran lo di sekolah ini, hubungan mereka yang udah renggang, jadi benar-benar berakhir.
ANETA
Kok gue nggak pernah tau soal hal itu?
SOFI
Mungkin lo lupa, atau lo memang nggak menyadarinya Net. Mungkin Naomi nggak ngomong langsung sama lo. Tapi itu semua udah menjadi buah bibir di sekolah.
Aneta terdiam sejenak karena sedikit merasa bersalah.
ANETA
Terus kenapa dia bisa meninggal?
SOFI
Dia mengalami kecelakaan. Saat itu...
Sofi terdiam, wajahnya terlihat sulit untuk melanjutkan ucapannya.
SOFI (CONT'D)
Udah lah lupain aja Net.
CUT TO:
21 . INT - RUMAH ANETA - RUANG KELUARGA - SORE HARI
Aneta membuka pintu rumah sepulangnya dari sekolah. Ia melangkah perlahan sambil melihat sekeliling, tetapi ia tidak melihat ke dua orang tuanya.
CUT TO:
22 . INT. RUMAH ANETA - KAMAR ANETA - SORE HARI
ANETA
Mi, Papa sama Mama kemana?
MIMI
Tadi mereka pergi, kayaknya sih mau kondangan.
ANETA
Kok nggak ngabarin gue? Untung gue bawa kunci duplikat.
MIMI
Mungkin mereka pikir cuma sebentar kali.
Tiba-tiba Mimi tersentak terkejut, ia terdiam sambil melihat sekeliling kamar. Wajahnya yang pucat, terlihat was-was dan ketakutan.
ANETA
Lo kenapa Mi? (heran)
MIMI
Aura gelap ini... (panik) Aura gelap ini yang gue rasain ada di sekolah lo Net. (membelalakan mata) Tapi kali ini lebih gelap, sangat gelap.
ANETA
Maksud lo apa sih Mi? Gue nggak ngerti.
MIMI
Dia ada di dalam rumah.
Mimi terdiam sambil berusaha merasakan aura yang ia rasakan.
INSERT: Naomi berdiri di dalam rumah, di depan pintu masuk.
ANETA
Serius? (terkejut)
MIMI
Dia lagi menaiki anak tangga menuju ke sini.
INSERT: Naomi menaiki anak tangga dengan perlahan.
Aneta berlari ke pintu lalu menguncinya.
MIMI (CONT'D)
Percuma lo kunci Net, dia nggak butuh pintu untuk masuk.
ANETA
Oh iya, gue lupa. (semakin panik)
MIMI
Menjauh dari pintu Net!
Aneta segera menuruti kata-katanya.
MIMI (CONT'D)
Lo nggak bisa keluar lompat jendela?
Aneta berlari ke arah jendela, lalu membukanya. Ia menelan ludah saat melihat ke bawah.
ANETA
Tinggi banget Mi.
MIMI
Semoga aja gue bisa melawan roh jahat ini.
Mimi berdiri tegap memasang badan untuk menjaga Aneta.
MIMI (CONT'D)
Dia ada di depan pintu.
INSERT: Naomi berdiri di depan pintu kamar aneta.
Aneta segera berlari dan bersembunyi di balik tubuh Mimi.
Mimi terdiam dan fokus memperhatikan ke arah pintu.
Perlahan tubuh Naomi melewati pintu kamar. Mimi pun memasang kuda-kuda untuk melawannya. Terlihat wajahnya yang penuh emosi melihat ke arah Aneta dan Mimi.
MIMI
Arrgghh...
Dengan sekali hempasan menggunakan tangannya, Mimi terlempar menembus tembok hingga membuatnya keluar dari kamar.
ANETA
Mimi! (berteriak)
Dengan cepat Naomi melangkah ke arah Aneta.
Aneta pun terdiam terpaku, karena ia tidak tau harus lari kemana. Jantungnya berdegup kencang dan semakin kencang saat Naomi semakin mendekati dirinya.
Dengan tangan kanannya, Naomi mencekik Aneta. Lalu mengangkat tubuh Aneta ke atas hingga ia semakin tercekik karena kakinya tidak menapak ke lantai.
NAOMI
Jauhi Dimas! Atau lo maupun gue nggak akan pernah ngeliat dia lagi.
Ucap Naomi penuh emosi dengan mata melotot.
Aneta berusaha bertahan dalam cekikan itu. Matanya mulai berair menahan rasa sakit.
Tiba-tiba terlihat sebuah cahaya muncul dari arah belakang Naomi. Naomi pun terkejut, lalu melempar Aneta hingga membuat tubuhnya membentur tembok.
Dengan mata yang mulai sayup, Aneta melihat cahaya itu membawa Naomi pergi. Kemudian ia pun tak sadarkan diri.