Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
83. INT. RUANG ICU - RUMAH SAKIT — SUBUH
Secarik fajar mengintip dari balik jendela yang tidak tertutup penuh oleh gorden. Azan subuh berkumandang. Yudis terbangun, mengambil air wudu, dan menegakkan salat. Usai salam, Yudis mengambil sebaskom air dan menaruhnya ke atas nakas di sebelah ranjang Bu Farida. Yudis hanya menunggu sambil terus memandangi wajah ibunya. Bibirnya bergerak-gerak merapalkan zikir. Lamat-lamat, Bu Farida membuka mata dan tersenyum melihat Yudis. Yudis balas tersenyum lega.
YUDIS
Ibu Farida mengangguk terharu. Yudis membantu Bu Farida berwudu dengan air di baskom dan mengenakan mukena. Usai salat, Bu Farida mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.
IBU FARIDA
YUDIS
Yudis meraih ponsel di nakas dan menghubungi nomor Dewanti.
YUDIS (CONT’D)
CUT TO
84. INT. RUANG KENANGA - RUMAH SAKIT — SUBUH
Dewanti yang menjawab telepon dengan mata setengah terpejam sontak matanya berbinar dan duduk tegak tersenyum bahagia.
DEWANTI
YUDIS (V.O)
Dewanti tersadar. Dia mengusap wajah sambil menghela napas panjang. Dia menoleh ke Ratri yang terbaring di ranjang.
DEWANTI
YUDIS (V.O)
DEWANTI
Dewanti meletakkan ponsel dengan gamang lalu berwudu.
CUT TO
85. INT. RUANG KENANGA - RUMAH SAKIT — PAGI
Hangatnya sinar mentari yang menembus melalui jendela membuat Ratri yang baru siuman merasa silau sulit membuka mata. Gumamannya membuat Dewanti buru-buru menutupkan gorden sebagian lalu bergegas ke sisi ranjang Ratri.
DEWANTI
Dewanti menggenggam tangan Ratri. Ratri meraba perut.
DEWANTI (CONT’D)
RATRI
DEWANTI
Dewanti merentangkan tangan sambil tersenyum lebar. Ratri tersenyum hambar lalu berangsur memudar, menatap Dewanti.
RATRI
Dewanti tersenyum menggeleng dan mengelus rambut Ratri.
DEWANTI
Ratri menghela napas lemah. Sorot matanya meredup iba.
RATRI
DEWANTI
Dewanti bangkit mengambil ponsel dan mengetik pesan ke Yudis. Ratri diam memandangi Dewanti lekat-lekat lalu menghela napas dalam sambil memejamkan mata menahan perih. Dewanti kembali ke sisi Ratri. Ratri pun membuka mata.
RATRI
DEWANTI
RATRI
Dewanti hendak menenangkan Ratri ketika pintu dibuka. Ibu Farida yang duduk di kursi roda masuk didorong Yudis. Ratri melirik Dewanti yang menatap penuh cinta ke Yudis. Ratri menunduk memendam sakit hati hingga Ibu Farida di dekatnya.
RATRI
Ibu Farida mencoba tersenyum tapi air matanya malah menetes.
IBU FARIDA
Yudis menunduk dengan bahu terguncang menyembunyikan tangis. Kedua tangannya semakin erat memegang kursi roda. Ratri mengalihkan pandangan ke Yudis. Yudis terpukul melihat mata lelah Ratri yang telah dibuatnya menangis seperti sekarang.
RATRI
Yudis segera memeluk Ratri. Wajah mereka bersentuhan. Air matanya membasahi wajah pucat Ratri. Ratri memejamkan mata.
YUDIS
Seisi ruangan meneteskan air mata. Sejenak, suasana terasa sangat menyayat. Perlahan Yudis melepaskan pelukan. Diusapnya kepala Ratri penuh kasih. Ratri kembali menatap Yudis. Matanya makin terlihat sayu. Dewanti menghela napas dalam menahan cemburu melihat besarnya cinta Yudis ke Ratri.
RATRI
Ratri melirik Dewanti. Dewanti salah tingkah. Dia menggeser posisinya menjauhi Yudis. Ratri memicingkan mata dan terus memandang penuh selidik wajah Dewanti yang mulai memerah.
RATRI (CONT’D)
Yudis menggeleng gusar dan menggenggam tangan Ratri erat.
YUDIS
DEWANTI
Yudis mengangguk menyesal lalu menunduk. Ratri menatap lekat Dewanti yang tersenyum tulus. Pandangannya pindah ke Yudis.
RATRI
Yudis menghela napas, tersenyum, lalu mencium jemari Ratri.
YUDIS
Ratri tersenyum bahagia mendengarnya. Wajahnya seketika cerah. Bola matanya kini berbinar-binar. Bening, hingga Yudis dapat melihat wajahnya pada kedua bola mata Ratri. Mereka kembali berpelukan. Berkali-kali Yudis mengecup kening istrinya. Tangan mereka begitu kuat bergenggaman. Ibu Farida menengadahkan kedua tangan dan mendongak melafazkan syukur tanpa suara sambil beruraian air mata. Beliau lalu menunduk berusaha menenangkan diri. Hati Dewanti tercabik-cabik oleh tiap kata Yudis. Perlahan dia mundur dan keluar.
CUT TO
86. INT/EXT. KORIDOR - RUMAH SAKIT — PAGI
Susah payah Dewanti menyingkirkan air mata. Dia berjalan sambil mengambil ponsel dan mengetik pesan ke Yudis.
TEKS
Dewanti memencet tombol kirim, mengusap pipi, dan pergi.
CUT TO
87. INT. RUANG MAKAN - RUMAH BAGAS — PAGI
Salma menata makanan dan alat piring di atas meja makan.
SALMA
Bagas turun dari lantai dua dengan malas menuju meja makan. Sesekali dia mengaduh memegang pelipis kanannya yang lebam. Salma menyiapkan hidangan ke piring Bagas lalu ke piringnya dan duduk menikmati makanan. Bagas makan sambil mengantuk. Sejenak, Salma menghentikan makan dan memandangi Bagas.
SALMA (CONT’D)
BAGAS
Salma hanya membulatkan bibir sambil mengangguk-angguk kecil. Kerling matanya menunjukkan tak percaya pada Bagas.
SALMA
Bagas yang baru menyuap makanan, berhenti dengan kesal.
BAGAS
SALMA
BAGAS
SALMA
BAGAS
SALMA
CUT TO
88. INT/EXT. MOBIL BAGAS - DEPAN KANTOR POLISI — PAGI
Terdengar suara panduan Google Map di ponsel Salma yang memberitahukan bahwa mereka telah sampai tujuan. Bagas menyetir lambat dan memandang ke luar tak percaya.
BAGAS
SALMA
BAGAS
SALMA
BAGAS
SALMA
Bagas memencet hidung Salma hingga Salma mengaduh keras.
BAGAS
Salma melotot tajam dan memukul bahu Bagas penuh emosi.
SALMA
BAGAS
Bagas menyetir mobil memasuki parkiran kantor polisi. Salma diam-diam tersenyum menang dan mengirim pesan ke Dewanti.
CUT TO
89. INT. RUANG SPKT - KANTOR POLISI — PAGI
Salma dan Bagas masuk. Bagas kaget melihat di sana ada Yudis, Dewanti, dan Ratri yang duduk di kursi roda. BEBERAPA POLISI tampak berjaga. Bagas menoleh ke Salma.
BAGAS
Salma mengedikkan bahu sambil menghela napas panjang. Dia berjalan meninggalkan Bagas dan berhenti di sebelah Ratri. Yudis mendekati PETUGAS1 yang duduk di meja komputer.
YUDIS
Petugas mengangguk dan mengedarkan pandangan ke ruangan.
PETUGAS
Yudis menoleh ke Salma. Salma bingung sesaat dengan sorot mata minta penjelasan. Dia teringat lalu membuka tas mengeluarkan sebuah USB dan menyerahkannya ke petugas.
SALMA
BAGAS
Salma menoleh dan memicingkan mata sangat jijik ke Bagas.
SALMA
Aku enggak akan menunjukkannya di sini karena itu akan menyakiti Ratri. Tapi, mungkin Kakak belum lupa dengan kata-kata Kakak sendiri di depan pintu kamar Ratri usai melakukan perbuatan nista itu. Semua terekam dengan suara sangat jelas, Kak!
Salma tak kuasa menahan tangis. Bagas pun jatuh bersimpuh.
BAGAS
PETUGAS2 memberi isyarat pada DUA PETUGAS yang sedari tadi berjaga di dekat Bagas. Mereka memegangi tangan Bagas.
PETUGAS2
Yudis, Ratri, Dewanti, dan Salma saling pandang penuh haru.
CUT TO
90. INT/EXT. BERANDA - KANTOR POLISI — PAGI
Yudis, Ratri, Dewanti, dan Salma keluar dengan perasaan lega. Mereka sejenak menenangkan diri dari kejadian tadi.
YUDIS
SALMA
Yudis duduk berlutut di hadapan Ratri dan memandang lembut.
YUDIS
Ratri mengangguk pelan tapi pasti. Matanya berkaca-kaca.
RATRI
Salma dan Dewanti mengangguk dan bergantian memeluk Ratri. Salma teringat dan mengeluarkan kunci mobil dari tas.
SALMA
Yudis, Ratri, dan Dewanti saling pandang dan tertawa kecil.
ARYA (O.S)
Yudis, Ratri, Dewanti, dan Salma menoleh kaget ke Arya yang hadir dengan tangan kiri disembunyikan di balik punggung.
DEWANTI
ARYA
Dewanti menepuk jidat.
DEWANTI
ARYA
DEWANTI
ARYA
DEWANTI
ARYA
DEWANTI
Ratri dan Salma saling pandang dengan perasaan takjub dan sama-sama bilang “lagi!” tanpa suara. Mereka menahan geli. Arya tersenyum dan menyerahkan boneka monyet ke Dewanti.
DEWANTI (CONT’D)
Dewanti gemas dan mencium boneka itu. Tiba-tiba, terdengar boneka itu bersuara, “Jangan cium ... jangan cium ... bukan mahram. Ke KUA dulu.” Tawa Dewanti meledak hingga bahunya bergoncang. Yudis, Ratri, dan Salma pun ikut tertawa.
ARYA
DEWANTI
ARYA
Arya dan Dewanti melambaikan tangan dibalas Yudis, Ratri, dan Salma.
SALMA
RATRI
Salma dan Ratri berpelukan erat. Yudis tersenyum bahagia melihat mereka. Tak berapa lama Salma melepaskan pelukannya.
SALMA
YUDIS
RATRI
SALMA
YUDIS
SALMA
Salma melihat handphonenya memastika posisi taksi online pesanannya.
SALMA (CONT'D)
Sebuah mobil avanza berwarna hitam masuk Kantor Polisi menuju loby. Salma melihat plat nomor polisi mobil.
SALMA (CONT'D)
Mobil berhenti tepat di loby pintu masuk. Salma masuk mobil. Salma membuka jendela lalu melambaikan tangan kepada Ratri dan Yudis. Mobil meninggalkan halaman Kantor Polisi. Yudis dan Ratri saling tatap.
RATRI
YUDIS
Keduanya saling tatap. Ratri tersenyum tulus. Sementara binar mata Yudis menyiratkan kesedihan karena teringat dosa yang telah dia lakukan kepada Ratri.
YUDIS (CONT'D)
Belum selesai Yudis mengucapkan kata-katanya, telunjuk Ratri mendarat tepat di bibir Yudis.
RATRI
Yudis menatap Ratri dalam-dalam lalu membelai lembut pipi Ratri dengang punggung tangan kananya.
RATRI (CONT'D)
Yudis mengangguk. Ratri memegang lembut tangan Yudis yang sedang mengelus pipinya.
YUDIS
Yudis dan Ratri saling menatap. Keduanya tersenyum bahagia lalu mereka berpelukan begitu erat.
TAMAT