Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
51. INT. RUANG TENGAH - RUMAH RIO — SORE
RARA (19) keluar kamar menyalami semua UNDANGAN, lalu duduk di samping RIO (19), menggelendot dan menatap manja.
RARA
RIO
Rio berusaha menenangkan dengan membelai kepala istrinya.
RARA
Rara mengusap perut dengan bibir manyun. Semua undangan tersenyum melihat kemanjaan Rara dan kelembutan Rio, kecuali Ratri. Dia menarik napas dalam dan segera menunduk pura-pura membetulkan bros kerudung untuk menahan air mata.
Tante Diana menoleh ke PAK HANDOKO (50), besannya.
TANTE DIANA
PAK HANDOKO
TANTE DIANA
PAK HANDOKO
Para undangan mengangguk-angguk simpati. Azan berkumandang. Para undangan menyiapkan ruangan untuk salat Magrib berjamaah. Usai salat, Ratri ikut masuk ke kamar Rara.
CUT TO
52. EXT. HALAMAN - RUMAH RIO — MALAM
sebuah Alphard hitam berhenti. Dari dalam mobil, keluar seorang pria bule, PAK JOVAN (52), bersama BU NINING (52) yang berkulit hitam manis. Pak Han menyambut senang melihatnya.
PAK HANDOKO
Pak Handoko dan Pak Jovan berjabatan tangan erat sekali.
PAK JOVAN
PAK HANDOKO
Pak Handoko berbalik melihat Rio mengopi bersama Yudis di teras. Beliau menoleh ke Pak Jovan sambil menunjuk ke sana.
PAK HANDOKO
Dari teras, Rio berdiri melambai gembira. Pak Handoko mempersilakan Pak Jovan. Bu Nining mengajak sepasang anak muda keluar dari mobil. Yang perempuan segera beriringan dengan Bu Nining mengikuti Pak Jovan. Sedangkan yang lelaki meminta izin Bu Nining berbalik ke mobil mencari sesuatu.
CUT TO
53. INT/EXT. TERAS - RUMAH RIO — MALAM
Rio masih berdiri menunggu kedatangan keluarga Jovan dengan semringah. Yudis tampak sangat terkejut sekaligus senang melihat mereka. Langkah perempuan muda yang semakin mendekati teras pun sejenak berhenti. Yudis salah tingkah dan ragu-ragu ikut berdiri. Begitu sampai di teras, Pak Jovan langsung disalami Pak Jovan dengan genggaman mantap.
RIO
PAK JOVAN
Pak Jovan menepuk-nepuk bahu Rio yang tersenyum. Beliau menoleh ke Yudis dan pangling sambil menunjuk-nunjuk.
PAK JOVAN (CONT’D)
Yudis mengangguk hormat ke Pak Jovan dengan sikap kesatria.
YUDIS
Pak Jovan segera mengibaskan tangan di depan wajah.
PAK JOVAN
Rara bergegas keluar dengan girang dan berhenti di pintu.
RARA
Dewanti yang sedari tadi bersitatap dengan Yudis menoleh ke Rara. Dia segera mendekati dan memeluk Rara. Dari balik bahu Rara, Dewanti kembali saling pandang dengan Yudis dengan tatapan penuh rindu, cinta, berbaur sakit hati. Yudis seperti dihakimi dan hanya bisa diam merasa bersalah. Dewanti tersadar saat Rara melonggarkan pelukan mereka.
RARA
CUT TO
54. INT. RUANG TENGAH - RUMAH RIO — MALAM
Keluarga Jovan duduk bersama undangan lain. Pak Jovan tampak mencari-cari seseorang sambil menatap pintu masuk.
PAK JOVAN
Yudis yang duduk tak jauh dari mereka terkejut mendengarnya. Dia terdiam menahan nyeri dan sesak di dada.
DEWANTI
Beberapa undangan menoleh ke arah pintu masuk, termasuk Yudis. Tampak Bagas datang memberi hormat ke semua yang hadir. Begitu sampai di hadapan Yudis, dia tampak senang.
BAGAS
Yudis sedikit mengerutkan kening mencoba mengingat-ingat,
YUDIS
BAGAS
Yudis semakin teriris mengingat lukisan kesayangannya itu.
DEWANTI
BAGAS
Bagas menggandeng tangan Dewanti yang terus menatap Yudis.
DEWANTI
BAGAS
DEWANTI
Wajah Dewanti yang tegar sesaat kembali merasa pilu. Yudis reflek tertunduk melihatnya menyembunyikan mendung di mata.
YUDIS
Rahang Dewanti menegang menahan kuat-kuat rasa ingin meluapkan semua rindu, cinta, dan sakit hatinya ke Yudis.
DEWANTI
Yudis mengangkat wajah. Sesaat dia terpana menatap mata Dewanti yang selalu indah, lalu mengalihkan pandangan.
YUDIS
Dewanti mengerutkan alis dan segera dapat menangkap kegelisahan hati Yudis. Dia menatap Yudis penuh simpati. Bagas sejak tadi hanya menatap secara bergantian wajah Yudis dan Dewanti dengan penuh tanya, mereka-reka di hati.
BAGAS
Bagas dan Dewanti duduk berdampingan. Di sebelahnya, Rara dan Rio juga selalu tampak mesra. Yudis kembali duduk sendiri dengan hati terbakar dan merasa sangat kesepian.
DEWANTI
RIO
Rio menoleh ke Dewanti dan Bagas dengan pandangan menggoda. Bagas tersenyum sambil menggeleng-geleng menanggapi Rio.
RARA
Rara berdiri. Dia segera menuju kamar dan membuka pintunya.
CUT TO
55. INT. KAMAR RARA - RUMAH RIO — MALAM
Ratri tampak lemah bersandar di sofa sambil mengelus perutnya yang kian terasa sakit. Rara segera menghampiri.
RARA
Ratri merintih lirih. Rara segera memapahnya berdiri. Ratri menurut. Dia jalan tertunduk menahan sakit di perut. Rara menata bantal dan perlahan membaringkan Ratri di ranjang. Ratri mengangkat tangan mengisyaratkan Rara agar tenang.
RATRI
RARA
Ratri menatap Rara sambil tersenyum hambar menahan sakit.
RARA (CONT’D)
Ratri berusaha mencegah Rara yang terlanjur keluar kamar.
CUT TO
56. INT. RUANG TENGAH - RUMAH RIO — MALAM
Rara tergesa-gesa menghampiri Yudis dengan wajah panik.
RARA
Yudis menghela napas jengah dan melirik sinis ke Rara.
YUDIS
RARA
Yudis diam menatap kosong ke arah lain. Dewanti jadi heran.
DEWANTI
BAGAS
Dewanti mencubit gemas lengan Bagas. Yudis makin panas.
DEWANTI
Bagas mendekatkan wajahnya ke wajah Dewantii dengan tengil.
BAGAS
Dewanti meninju lembut bahu Bagas sambil tersenyum malu, lalu menoleh ke Yudis dengan tatapan sungguh-sungguh.
DEWANTI
Yudis serba salah. Matanya bergerak acak lalu mengangguk.
YUDIS
CUT TO
57. INT. KAMAR RARA - RUMAH RIO — MALAM
Rara membukakan pintu dan bergegas masuk bersama Dewanti yang mengikutinya dari belakang lalu menutup pintu. Mereka duduk di tepi ranjang menghadap Ratri yang menoleh lemah.
RARA
Dewanti mengulurkan tangan. Ratri menyalami ramah.
RATRI
RARA
Ratri mengernyitkan kening sambil mengingat-ingat sesuatu.
RATRI
RARA
Rara menatap Ratri dan Dewanti bergantian dengan penuh tanya. Ratri dan Dewanti menggeleng. Ratri memicingkan mata berfokus menatap bola mata Dewanti dan menyadari siapa dia.
INSERT:
FLASHBACK
Ratri memandangi mata perempuan dalam sobekan lukisan Yudis yang disatukan dan membandingkan dengan matanya di cermin.
END FLASHBACK
DEWANTI
Buru-buru Ratri menahan telapak tangan Dewanti yang sudah di atas perutnya dan menoleh dengan penuh harap ke Rara.
RATRI
RARA
Rara melambaikan tangan sambil tersenyum meski masih ada kekhawatiran di matanya. Dia keluar dan menutup pintu. Dewanti tersenyum ke Ratri lalu mulai meraba dan sesekali menekan lembut perut Ratri. Dewanti terkejut tapi ragu. Ratri jadi ikut cemas dan menunggu penjelasan Dewanti.
CUT TO
58. INT. RUANG TENGAH - RUMAH RIO — MALAM
Dewanti keluar dari kamar Rara. Dengan wajah yang sangat kalut, dia perlahan berjalan menghampiri tempat Yudis.
DEWANTI
Semua undangan yang mendengar terkejut. Yudis berdiri berusaha menenangkan sambil melirik cemas ke arah dapur.
YUDIS
Para undangan berusaha duduk tenang dan saling mengangguk.
DEWANTI
Dewanti masuk kamar Rara. Yudis masih berdiri mematung karena bingung. Rio yang gemas segera menepuk bahu Yudis.
RIO
Dewanti keluar dari kamar Rara sambil memapah Ratri yang berjalan terseok-seok sambil menunduk memegangi perut. Dewanti menenangkan dan menyemangati Ratri dengan lembut.
DEWANTI
Setelah dekat dengan para undangan, Dewanti tersenyum.
DEWANTI
Ratri mengatupkan kedua telapak tangan di dada dan susah payah mengangkat sambil tersenyum ke Bagas yang berdiri di depannya. Namun, sontak dia terkejut dan menurunkan tangan.
RATRI
Bu Farida tergopoh-gopoh datang mendengar jeritan Ratri. Yudis dan Dewanti kaget menatap Ratri yang terus memandang Bagas dengan sorot tajam. Bagas terlihat salah tingkah. Dewanti berusaha bersikap tetap ramah meski penasaran.
DEWANTI
RATRI
Tangis Ratri pecah tak terbendung. Dia terisak-isak sambil terus memukuli perut. Dewanti menahan tangan Ratri dan Rara segera memegangi bahu Ratri dari belakang sambil menangis. Bu Farida menghambur memeluk Ratri dengan sangat cemas.
BU FARIDA
Ratri sesenggukan di bahu Bu Farida yang terus mengelus kepala Ratri sambil memandang penuh tanya ke sekeliling. Napas Bu Farida mulai tersengal-sengal, bersusulan dengan napas Ratri yang mengeluh kesakitan. Ratri memegangi perut dan perlahan melihat ke bawah. Tampak darah mengalir pelan melewati telapak kakinya dan menodai lantai. Dewanti panik.
DEWANTI
Bagas menghela napas panjang sambil membuang pandangan. Rio yang gemas melihat reaksi Bagas pun maju mendekati Dewanti.
RIO
Bu Farida mendadak terkulai lemas dan langsung ditangkap Dewanti dengan sigap. Ratri masih dipegangi Rara yang terus menangis tak percaya apa yang terjadi dari tadi. Yudis langsung bergerak menggantikan Dewanti memeluk Bu Farida.
YUDIS
Rio segera meraih kaki Bu Farida dan bersama Yudis membopong keluar. Dewanti memberi isyarat Bagas agar membopong Ratri dibantu Pak Jovan. Bagas terpaksa menurut.
CUT TO
59. INT. RUANG IGD - RUMAH SAKIT — MALAM
Yudis terpekur di sebelah ranjang Bu Farida, memandangi cemas segala aksi dokter jaga yang memeriksa kondisi ibunya. Di ranjang sebelah yang berbatas tirai, tampak Ratri sedang ditangani dokter perempuan sambil ditunggui Dewanti. Dewanti melongok ke ranjang Bu Farida dan menatap Yudis sambil menggeleng-geleng, lalu beralih menoleh ke Ratri dengan pandangan penuh simpati. Namun, sorot matanya berubah nanar dan menyimpan rasa sakit hati. Bagas menghampiri Dewanti, memegangi kedua bahunya dari belakang.
BAGAS
Dewanti membalikkan badan dan menatap Bagas penuh kecewa. Dia menyentak langkahnya keluar ruangan diikuti Bagas.
CUT TO