Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
40. INT. RUANG INAP – RUMAH SAKIT BANDUNG — SIANG
Tante Diana masuk dengan wajah sumringah memeluk Ibu Farida.
TANTE DIANA
IBU FARIDA
Tante Diana kemudian mengambil duduk di dekat Ibu Farida.
TANTE DIANA
IBU FARIDA
TANTE DIANA
YUDIS
Ratri jadi salah tingkah. Matanya bergerak bingung berusaha menahan sakit hati yang cukup tampak di raut wajahnya.
TANTE DIANA
Yudis menahan diri meski ingin membantah, Ratri menunduk.
CUT TO
41. INT. RUANG INAP – RUMAH SAKIT BANDUNG — SIANG
Usai menyuapi, Ratri mengelap bibir Ibu Farida dan membantu meminum obat. Ibu Farida bahagia saat Tante Diana mendekat.
TANTE DIANA
IBU FARIDA
TANTE DIANA
IBU FARIDA
Yudis terkesiap. Ratri gugup dan memijat kaki Ibu Farida.
TANTE DIANA
YUDIS
Ibu Farida menatap heran ke Yudis yang buru-buru bangkit.
IBU FARIDA
Yudis gelagapan lalu memeluk dan mengelus kepala Ratri. Ratri kaget, tapi berusaha tersenyum manis menerimanya.
YUDIS
Ratri menggeleng. Yudis mengecup kening Ratri dan mencium tangan Ibu Farida yang saling melirik geli dengan adiknya.
YUDIS
IBU FARIDA
Ibu Farida lega melepas kepergian Yudis dan Tante Diana. Ratri menunduk bingung sambil terus memijit kaki Ibu Farida.
CUT TO
42. INT. RUANG INAP – RUMAH SAKIT BANDUNG — SORE
Jarum jam dinding terus berputar. Ratri selesai salat Asar di sebelah ranjang Ibu Farida. Dia melepas dan menata mukena lalu mengambil segayung air dan membantu Ibu Farida berwudu. Usai dibantu mengenakan mukena, Ibu Farida menoleh ke Ratri.
BU FARIDA
Ratri tersenyum lembut sambil mengelus lengan Ibu Farida.
RATRI
Ibu Farida mengangguk sambil tersenyum. Beliau segera berfokus salat. Sementara Ratri menjauh dan dengan agak ragu memandangi nomor ponsel Yudis, tetapi akhirnya dia menelepon. Nada panjang lama tak diangkat.
CUT TO
43. INT. GALERI BANDUNG — SORE
Yudis melirik sekilas nama Ratri yang tertera di layar ponselnya yang berdering. Dia kembali asyik melukis. Tampak di sekelilingnya beberapa bungkus rokok, botol minuman berenergi dan minuman bersoda berserakan. Matanya terlihat sedih, marah, dan lelah tapi dipaksa terus menatap kanvas.
CUT TO
44. INT. RUANG INAP – RUMAH SAKIT BANDUNG — SORE
Begitu melihat Ibu Farida selesai salat, Ratri buru-buru mematikan ponsel dan menghampiri mertuanya itu yang menunggu dan menyambut dengan tatapan penuh tanya ke Ratri.
IBU FARIDA
RATRI
Ibu Farida menghela napas panjang dengan sorot mata kecewa.
CUT TO
45. INT. RUANG INAP – RUMAH SAKIT BANDUNG — MALAM
Ratri memberikan suapan terakhir ke mulut Ibu Farida dan meletakkan piring kosong di atas nakas. Dia membantu Ibu Farida minum air putih, lalu menghampiri jendela kamar yang menampilkan langit gelap. Ratri pun menutup tirainya.
IBU FARIDA
Yudis muncul di ambang pintu kamar sambil tersenyum manis.
YUDIS
Ratri dan Ibu Farida sontak menoleh ke Yudis yang berjalan menghampiri Ibu Farida dan mencium tangan beliau.
YUDIS (CONT’D)
Yudis lalu mencium kening Ratri yang terkejut menerimanya. Yudis memeluk bahu Ratri sambil menyodorkan bungkusan yang sedari tadi dibawanya sambil menatap mesra Ratri.
YUDIS (CONT’D)
Ratri memandang Yudis tak percaya. Dengan haru, dia menerima bungkusan dan memekik kecil melihat isinya.
RATRI
Ibu Farida bernapas lega dan tersenyum bahagia melihatnya.
CUT TO
46. EXT. TAMAN DEPAN RUANG INAP – RUMAH SAKIT BANDUNG — MALAM
Ratri keluar dari ruang inap dan menutup pintu hati-hati sambil membawa sepiring surabi menuju Yudis yang duduk di bangku taman dan baru mematikan dan membuang puntung rokok yang sudah sangat pendek. Ratri menyodorkan surabi.
RATRI
Yudis melirik dingin. Ratri yang baru duduk di sampingnya jadi kaget dan bingung. Piring itu menggantung begitu saja.
YUDIS
Ratri memejamkan mata sambil menarik napas dalam. Dia mengembuskan napas perlahan dan mengangguk maklum. Dengan sedih, Ratri meletakkan piring di bangku dan menatap Yudis.
RATRI
YUDIS
Napas Ratri tercekat. Matanya mengerjap menahan tangis.
RATRI
Yudis terkejut lalu menepiskan tangan dan berdecak gusar.
YUDIS
Ratri mengangguk lemah. Dia bangkit mengambil piring, tetapi sejenak kemudian diletakkannya lagi di samping Yudis dan berlalu menuju ruang inap sambil mengusap air mata. Yudis memandangi punggung Ratri dan beralih ke piring.
CUT TO
47. INT. RUANG INAP – RUMAH SAKIT BANDUNG — VARIOUS TIME
MONTAGE
A. Ratri mengelap Ibu Farida dengan handuk kecil basah.
B. Ratri membantu Ibu Farida turun dari ranjang, membawakan kantung infus, dan menuntunnya ke kamar mandi.
C. Yudis memeluk Ratri di hadapan Ibu Farida. Saat Ratri mengajak bicara, Yudis menyingkir sambil mengangkat telepon.
D. Usai disuapi Ratri, Ibu Farida menunjuk piring yang masih penuh makanan sambil menyuruh Ratri makan. Ratri hanya tersenyum mengangguk tapi sambil memberi Ibu Farida minum.
E. Ratri termangu sambil meneteskan air mata di sebelah Ibu Farida yang tertidur. Tatapannya kosong, wajahnya kuyu.
F. Ratri terkantuk-kantuk berjalan menuju sofa. Yudis masuk dengan wajah lelah dan mengusir Ratri. Yudis berbaring di sofa dan langsung pulas. Ratri kembali duduk di samping ranjang Ibu Farida sambil menatap Yudis yang bibirnya gelap.
G. Ratri buru-buru mengemas dan membawa barang-barang Ibu Farida lalu mengikuti Yudis yang memapah Bu Farida keluar ruangan. Tampak rona bahagia dan lega di wajah ketiganya.
CUT TO
48. INT. KAMAR YUDIS – RUMAH YUDIS — SORE
Ratri mematut diri di depan cermin. Dia hendak memasang celak. Namun, saat memperhatikan kedua matanya, tampak sudah ada garis hitam tanda kelelahan. Ratri menghela napas panjang. Dia lalu mengamati telapak tangannya yang kurus. Ratri memandangi tubuhnya dan menyadari tubuhnya yang makin kurus dengan perut membuncit. Segera Ratri mengganti bajunya dengan jubah longgar agar garis tubuhnya tersamar.
BU FARIDA (O.S)
RATRI
Ratri mendekati pintu kamar mandi dan mendengar Yudis terbatuk-batuk. Ratri mengetuk pintu pelan beberapa kali.
RATRI (CONT’D)
Setelah mengulang-ulang tanpa jawaban, Ratri membuka pintu yang tak terkunci dan melihat Yudis masih terbatuk-batuk di depan wastafel sambil menutup mulut dengan tisu toilet.
RATRI (CONT’D)
Ratri perlahan mendekati Yudis. Tanpa menoleh, Yudis yang membungkuk di depan wastafel mendorong kuat perut Ratri.
YUDIS
Ratri terjungkal hampir telentang tetapi masih tertahan kedua tangannya di lantai. Sesaat Ratri diam karena syok. Sambil meringis memegangi perut, Ratri mencoba bangkit.
RATRI
Dengan marah, Yudis melempar tisu yang dipegangnya ke dalam keranjang sampah di bawah wastafel. Yudis keluar kamar mandi, menyambar syal yang tersampir di gantungan dinding, dan segera membelitkan di leher lalu keluar kamar tanpa memedulikan Ratri yang meringis kesakitan memegangi perut.
CUT TO
49. INT. KAMAR MANDI YUDIS – RUMAH YUDIS — SORE
Ratri menarik napas dalam. Dia masuk mendekati cermin wastafel dan membetulkan kerudung yang sedikit kusut. Dia memandangi wajahnya di cermin, kemudian tersenyum getir dan menunduk. Ratri terkejut melihat noda merah di tisu dalam keranjang sampah. Ratri segera mengambil tisu itu dan menatapinya penuh cemas. Dari luar, terdengar suara mobil dinyalakan. Ratri segera membuang tisu itu dan keluar.
CUT TO
50. INT/EXT. MOBIL YUDIS — SORE
Sepanjang perjalanan, Ratri terus menatap cemas ke wajah Yudis yang pucat dari balik kaca spion tengah. Beberapa kali Yudis berusaha menahan batuk dengan menggigit syal. Ibu Farida tak menyadari karena asyik memandang keluar jendela.
Ratri sesekali melirik Ibu Farida sambil diam-diam menulis pesan via ponsel ke Yudis. Ratri minta Yudis tidak memaksakan diri pergi dan mau ditemani Ratri ke rumah sakit. Terdengar suara pesan masuk ke ponsel Yudis tetapi tidak digubris Yudis. Ratri menelepon ponsel Yudis lalu memutuskan panggilan. Yudis mengintip sekilas nama pemanggil dan mendesah malas membaca pesan Ratri. Ibu Farida menoleh penasaran ke Yudis. Yudis buru-buru mengatur sikap.
IBU FARIDA
YUDIS
Yudis melirik tajam ke Ratri. Ratri jadi serba salah.
Lalu-lintas mulai macet. Laju kendaraan tersendat-sendat. Yudis makin terlihat lelah. Ratri bertambah cemas. Ketika mobil berhenti di sebuah lampu merah, dia membuka jendela dan melambai ke seorang PEDAGANG ASONGAN.
RATRI
Ibu Farida menoleh ke Ratri yang menutup jendela kembali setelah membayar. Beliau menatap dengan rasa bersalah.
IBU FARIDA
Ratri hanya menggeleng sambil tersenyum. Dia membuka tutup botol, lalu memberikan ke Yudis yang agak kaget dibuatnya.
RATRI
Yudis menerima tanpa kata dan langsung meminumnya. Setelah puas, Yudis menaruh botol di dasbor. Ibu Farida tersenyum.
IBU FARIDA
RATRI
IBU FARIDA
Ibu Farida tersenyum lembut sambil mengelus puncak kepala menantunya. Ratri balas tersenyum tulus penuh terima kasih.
RATRI
Ibu Farida menggeleng sambil menatap Ratri dalam-dalam.
IBU FARIDA
Ratri tersipu sambil melirik Yudis yang pura-pura tak mendengar dan berusaha fokus menyetir kembali di tengah lalu-lintas yang mulai terurai.
CUT TO