Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
60. EXT. TAMAN - RUMAH SAKIT — MALAM
Dewanti duduk kesal di bangku taman. Bagas duduk di sebelahnya. Baru saja Bagas akan merayu, Dewanti sudah berbalik menghadapnya dengan tatapan marah dan curiga.
DEWANTI
BAGAS
DEWANTI
BAGAS
DEWANTI
BAGAS
Dewanti menarik napas Panjang sambil menggeleng.
DEWANTI
Bagas menatap tajam Dewanti dengan muka berang tertahan.
BAGAS
Dewanti menggeleng kecewa ke Bagas dan meninggalkannya.
CUT TO
61. INT. RUANG IGD - RUMAH SAKIT — MALAM
Wajah Yudis tampak gelisah. Dia berjalan mondar-mandir di depan ranjang Bu Farida yang belum sadar. Ada air mata yang mengalir dari kedua sudut mata Dewanti melihat Yudis seperti itu. Dewanti berjalan menghampiri Yudis perlahan.
DEWANTI
Yudis menghentikan langkah lalu menatap wajah Dewanti. Dia segera bersedekap dan menggigit jari. Tumpahlah air mata Yudis yang selama ini tertahan. Dewanti bingung harus berbuat apa. Dia mendekat dan hendak memeluk Yudis, tetapi urung. Sejenak Dewanti hanya termangu memandangi Yudis dengan sedih. Perlahan isak Yudis mereda. Wajahnya pucat, sembab menatap wajah Dewanti begitu lekat dan dalam.
DEWANTI
Yudis menurut. Dewanti duduk di sebelahnya dan menatap Yudis penuh empati. Pandangan Yudis menerawang ke atas.
YUDIS
Dewanti mencoba menguatkan Yudis dengan senyum dan tatapan.
DEWANTI
YUDIS
DEWANTI
YUDIS
DEWANTI
YUDIS
DEWANTI
Yudis mendesah letih dan tersenyum miris menatap Dewanti.
YUDIS
DEWANTI
Yudis menghela napas panjang sambil bersandar di kursi.
YUDIS
Dewanti mengangguk dan tertunduk menyimpan senyum malu. Yudis akan meraih tangan Dewanti. Dewanti menghindar.
DEWANTI
Yudis menghela napas panjang dan mengusap muka. Dewanti dan Yudis tak menyadari Ratri di sebelah mereka yang terbatas tirai telah sadar dan mendengar semua. Ratri sekuat tenaga menahan suara isak agar tak terdengar. Dia meremas perut dan teringat peristiwa dari mana janin itu bermula hadir.
CUT TO FLASH BACK
62. INT/EXT. TERAS - RUMAH SALWA — MALAM
Ratri celingukan menoleh ke kanan dan kiri. Ragu-ragu dia menghampiri pintu dan memencet bel di dekatnya. Terdengar suara bel “asalamualaikum”. Tak lama kemudian, terdengar sahutan SALWA (25) dari dalam dan gagang pintu bergerak.
SALWA (O.S)
Salwa membuka pintu dan terkejut bahagia melihat Ratri.
SALWA (CONT’D)
Ratri dan Salwa segera duduk berhadapan di bangku teras.
SALWA (CONT’D)
RATRI
SALWA
RATRI
SALWA
Ratri baru saja membuka mulut sambil matanya melirik ke kanan dan kiri berusaha mencari alasan. Namun, Salwa langsung merebut dan membawa masuk tas Ratri. Ratri kaget dan tersenyum menyerah. Melihat langit gelap, Ratri mengikuti langkah Salwa dari belakang dan masuk rumah.
CUT TO
63. INT. KAMAR TAMU - RUMAH SALWA — MALAM
Salwa membuka pintu, menaruh tas, dan mengajak Ratri masuk.
SALWA
RATRI
SALWA
Ratri menepuk jidat, tersenyum memandang takjub ke Salwa.
RATRI
SALWA
Salwa membungkuk hormat. Ratri mencubit pinggang Salwa.
RATRI
Salwa reflek berkelit menghindar dan tertawa kegelian.
SALWA
Ratri mengangguk sambil mantap menunjuk ke satu arah.
SALWA (CONT’D)
CUT TO
64. INT. KAMAR TAMU - RUMAH SALWA — TENGAH MALAM
Seorang lelaki membuka pintu dan masuk dengan langkah sempoyongan. Tangannya yang mencekik botol kosong, melemparkan botol itu ke atas sofa. Melihat Ratri yang tertidur pulas, dia menyeringai dan menarik kedua tali korden di dekat ranjang. Usai mengikat kedua tangan Ratri di kepala ranjang, lelaki itu menyingkap selimut Ratri. Dia naik ranjang, menyumpal mulut Ratri dengan kain, dan mulai menindih tubuh Ratri. Mata Ratri mengerjap-ngerjap antara sadar dan tidak. Wajahnya segera menjauh dari orang yang sedang demikian dekat padanya. Ratri menahan napas karena mual dengan bau yang keluar dari mulut orang itu. Saat Ratri berhasil membuka mata, dia kaget melihat seorang lelaki berambut tipis sedang menindihnya. Kedua mata lelaki itu merah menatapnya penuh hasrat. Ratri berusaha melepaskan diri dan baru menyadari kalau sudah terikat. Sekuat tenaga Ratri berteriak dalam bisu dengan mata melotot dan berlinangan air mata. Lelaki itu tak peduli dan tetap dengan beringas terus menggagahinya berulang-ulang hingga Ratri pingsan.
CUT TO
65. INT. KAMAR TAMU - RUMAH SALWA — SUBUH
Azan berkumandang. Ratri bangun dengan susah payah karena seluruh tubuhnya terasa sakit. Sumpal di mulut dan ikatan tali di tangan telah terlepas. Hampir saja Ratri berteriak ketika melihat noda darah pada seprei. Ratri sadar apa yang telah dia alami. Dia menangis dan berlari ke kamar mandi.
CUT TO
66. INT. KAMAR MANDI TAMU - RUMAH SALWA — SUBUH
Ratri mengguyur tubuh berkali-kali. Dia menggosok seluruh tubuhnya kuat-kuat, seolah ingin melepas apa pun yang terasa menempel dan menjijikkan. Dia terus menangis tersengal-sengal. Saat menatap bagian tubuh bawahnya, dia merasakan nyeri yang hebat dan tak kuat berdiri. Ratri bersandar ke tembok sambil meratap dan perlahan melorot ke lantai di bawah guyuran air pancuran yang masih menyala.
CUT TO
67. INT. KAMAR TAMU - RUMAH SALWA — SUBUH
Ratri keluar dalam keadaan sudah berganti pakaian dengan langkah sempoyongan sambil menahan nyeri di antara kedua kaki. Dia meraih mukena dan mulai salat. Ratri berusaha menahan tangis selama salat. Usai salam, tangis Ratri pecah dan tersungkur bersujud hingga sajadah itu basah kuyup.
CUT TO
68. INT. KAMAR TAMU - RUMAH SALWA — PAGI
Sinar surya melalui jendela. Ratri tertidur dalam sujud.
SALWA (O.S)
Ratri tersadar dan perlahan bangun. Dia merasa pening, tetapi berusaha bangkit. Ratri membasuh wajah di wastafel. Dia memandangi mata sembabnya lalu keluar dengan malas.
CUT TO
69. INT. RUANG MAKAN - RUMAH SALWA — PAGI
Salwa sedang menata makanan ketika Ratri menghampiri dan langsung duduk di hadapannya. Ratri tak konsentrasi membantu Salwa. Sesekali dia menatap Salwa penuh khawatir.
RATRI
Salwa menghentikan aktivitas dan memandang heran ke Ratri.
SALWA
Salwa duduk di sebelah Ratri sambil memandanginya lekat-lekat. Ratri berusaha membuka mulut, tapi tiba-tiba suaranya tercekat. Air mata mulai menggenang di sudut mata.
RATRI
Dari arah dapur, masuklah seorang pria berambut tipis, bermata bulat dan tajam. Ratri langsung tersentak berdiri.
RATRI
Salwa menatap Ratri dan Bagas bergantian dengan semringah.
SALWA
Ratri ganti memandang Salwa dan Bagas dengan tak percaya.
RATRI
Salwa kaget dan menoleh ke Bagas yang malah menyeringai.
SALWA
Ratri melangkah perlahan mendekati Salwa dengan memelas.
RATRI
Ratri menatap Bagas penuh amarah dan kebencian. Salwa memandang tajam penuh tanya ke Bagas dan mendekatinya.
SALWA
Bagas melangkah ke arah Ratri yang makin emosi melihatnya.
BAGAS
Bagas mencoba mencolek dagu Ratri dengan mata membulat menatap nakal ke Ratri. Ratri menghindar dan melayangkan tamparan. Bagas murka dan segera menangkap tangan Ratri.
BAGAS
SALWA
Salwa berusaha melepaskan tangan Ratri dari cengkeraman Bagas dan langsung memeluknya. Ratri pun menangis kencang.
FLASH BACK CUT TO
70. INT. RUANG IGD - RUMAH SAKIT — MALAM
Ratri menangis sesenggukan di atas ranjang sambil meremas perut. Yudis dan Dewanti kaget mendengarnya. Dewanti menengok ke ranjang Ratri dan berusaha menenangkannya. Sementara Yudis hanya memandang letih dari ujung tirai.
DEWANTI
Ratri menggeleng. Dia berusaha tenang dan mengatur napas.
RATRI
Yudis berdiri di dekat Dewanti sambil melirik Ratri sinis.
YUDIS
RATRI
YUDIS
Ratri menggeleng-geleng kecewa dengan mata berkaca-kaca.
RATRI
YUDIS
RATRI
Yudis dan Dewanti kaget. Mereka pucat dan saling pandang.
IBU FARIDA (O.S)
Yudis kaget dan segera ke Bu Farida yang sedang memegangi dada kiri dan sulit bernapas. Yudis memeluk Bu Farida.
YUDIS
Dewanti menahan Ratri yang memaksa ingin turun ranjang.
RATRI
DEWANTI
Bagas masuk celingukan dan heran melihat tim medis melarikan Ibu Farida di atas blankar keluar ruangan. Dia menengok ke ranjang Ratri yang kosong. Buru-buru Bagas mengikuti blankar Bu Farida. Bu Farida masuk ke ruang VIP dan Bagas melihat Dewanti di ruang VIP sebelahnya bersama Ratri.
CUT TO
71. INT. RUANG VIP BU FARIDA - RUMAH SAKIT — MALAM
Dokter baru selesai memeriksa Bu Farida. Usai memberi instruksi ke suster, Dokter dan suster pamit menyiapkan. Yudis mengangguk lalu duduk menggenggam tangan Bu Farida.
IBU FARIDA
YUDIS
CUT TO
72. INT. RUANG VIP RATRI - RUMAH SAKIT — MALAM
Bagas masuk sambil tersenyum lebar dan merentangkan kedua lengan ke Dewanti yang duduk di sebelah ranjang Ratri.
BAGAS
Dewanti jengah dan menatap jijik ke Bagas. Bagas bingung.
DEWANTI
Ratri menyipitkan mata dan menatap penuh luka ke Bagas. Perlahan dia turun dari ranjang, membuat Dewanti terkejut.
RATRI
Dewanti memeluk Ratri untuk mengontrol emosi Ratri dan dirinya sendiri. Dia mengelus-elus lengan Ratri penuh iba.
BAGAS
Ratri melepaskan diri dari Dewanti dan mendekati Bagas.
RATRI
Ratri mencoba mencekik Bagas yang hanya bisa diam. Wajah Bagas pucat menyimpan ketakutan yang sangat. Dewanti berusaha memeluk Ratri. Namun, Ratri selalu berhasil meronta dan terus menyerang Bagas sambil menangis histeris.
CUT TO