Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
73. INT. DEPAN RUANG VIP RATRI - RUMAH SAKIT — MALAM
Para pengunjung dan petugas menoleh ke kamar Ratri. Tampak Yudis dalam kamar Ibu Farida agak kerepotan menenangkan ibunya. Yudis lalu keluar dan ikut melongok ke kamar Ratri. Wajahnya berubah tegang begitu melihat Bagas dan segera merangsek masuk kamar Ratri.
CUT TO
74. INT. RUANG VIP RATRI - RUMAH SAKIT — MALAM
Ratri masih tegang penuh emosi sambil dipegangi Dewanti.
RATRI
Yudis datang dan menarik kerah Bagas dari belakang.
YUDIS
Bagas panik dan berusaha tersenyum menenangkan Yudis.
BAGAS
Yudis mencengkeram kuat kerah Bagas. Bagas makin panik.
YUDIS
Yudis meninju wajah Bagas. Tangan Bagas berhasil mencegah. Namun, tinju Yudis berikutnya berhasil mengenai Bagas hingga jatuh tersungkur. Bagas bangkit dan akan kabur.
RATRI
Para penonton di luar merapat di pintu hingga Bagas tak bisa keluar. SATPAM1 dan SATPAM2 sigap memegangi dan mengapit Bagas hingga tak bisa ke mana-mana. KEPALA RS bergegas datang dan bicara kepada kedua satpam.
KEPALA RS
SATPAM1, SATPAM2
Kepala RS lalu beralih menghadap ke kerumunan pengunjung.
KEPALA RS
Kedua satpam membawa Bagas yang menunduk malu melangkah mengikuti Kepala RS. Satu per satu pengunjung pun bubar. Ratri terkulai tak sadar dan langsung ditangkap Yudis.
YUDIS
Yudis segera memeluk Ratri erat dan membenamkan wajahnya ke Ratri. Tampak bahunya terguncang-guncang menahan tangis.
YUDIS (CONT’D)
Dewanti memalingkan muka merasakan nyeri di dada. Dia menatap langit-langit untuk menahan air matanya tumpah. Begitu lebih tenang, dia kembali menoleh ke Ratri dan terkejut melihat noda darah merembes di rok panjang Ratri.
DEWANTI
Yudis mengangkat wajah. Dewanti menunjuk rok Ratri dengan panik dan Yudis kaget melihatnya. Dewanti segera menuju ranjang Ratri dan memencet bel darurat. Terdengar PERAWAT1 menjawab melalui mikrofon di plafon kamar.
PERAWAT1 (V.O)
DEWANTI
CUT TO
75. INT. DEPAN RUANG VIP RATRI - RUMAH SAKIT — MALAM
Perawat1 dan PERAWAT2 bergegas mendorong Ratri yang terbaring di atas brankar keluar kamar, diikuti Yudis dan Dewanti. Yudis menoleh ke kamar Ibu Farida yang masih terbuka pintunya. Yudis terkejut melihat Ibu Farida memegangi dada kiri dengan mimik kesakitan sambil menatap minta tolong.
YUDIS
IBU FARIDA
Ibu Farida kembali meringis memegangi dada kiri dan tampak susah bernapas. Beliau makin lemas dan terkulai tak sadar.
YUDIS
Perawat1 segera masuk kamar Bu Farida untuk memeriksa denyut nadi kemudian melakukan RJP. Yudis makin cemas. Melihat PERAWAT3 melintas, Yudis tergopoh-gopoh mencegat.
YUDIS
PERAWAT3
Perawat3 segera pergi. Yudis memandangi Ibu Farida sambil menangis. Dewanti hendak menepuk pundak Yudis tetapi Yudis terlanjur kaget menyadari gerakan Dewanti dan reflek berjingkat menghindar. Dewanti kikuk. Yudis serba salah.
DEWANTI
Yudis tersadar dan jadi gelagapan karena kembali panik.
YUDIS
Dewanti mengangguk kecil dan memberi isyarat ke Perawat2 untuk segera mendorong brankar bersama. Dokter Haura datang bersama Perawat3. Perawat3 langsung menolong Dewanti dan Perawat2 mendorong brankar. Sedangkan Dokter Haura bergegas masuk kamar Ibu Farida diikuti Yudis yang sangat khawatir.
CUT TO
76. INT. RUANG VIP BU FARIDA - RUMAH SAKIT — MALAM
Perawat1 menyiapkan alat kejut jantung dan menyerahkan ke Dokter Haura. Dokter Haura menggunakannya kepada Ibu Farida. Dokter Haura memeriksa nadi Ibu Farida dan berubah murung.
YUDIS
Dokter Haura menarik napas dalam sambil menatap Ibu Farida.
DOKTER HAURA
YUDIS
DOKTER HAURA
PERAWAT1
Perawat mengangguk hormat ke Yudis dan bergegas keluar. Yudis hendak menyusul tetapi dicegah Dokter Haura.
DOKTER HAURA
YUDIS
DOKTER HAURA
CUT TO
77. EXT. DEPAN RUANG USG - RUMAH SAKIT — MALAM
Yudis celingukan mengikuti papan arah. Begitu melihat Dewanti, dia segera bergegas menghampiri dengan cemas.
YUDIS
Dewanti menggeleng lemah hingga Yudis terkesiap.
DEWANTI
YUDIS
DEWANTI
YUDIS
Seorang PETUGAS RS datang membawa dokumen dan pulpen.
PETUGAS RS
YUDIS
PETUGAS RS
Yudis langsung ambruk bertumpu pada lutut. Dia memegangi dada yang terasa sangat sesak dan terdengar isak lirihnya.
YUDIS
Petugas RS bingung melihat Yudis. Dewanti meminta dokumen dan pulpen itu dari petugas yang segera menyerahkan. Dewanti berlutut dan menyodorkan kedua benda itu ke Yudis.
DEWANT1
Yudis menoleh ke Dewanti menampakkan mata sembap dan ujung hidung yang memerah. Yudis menandatangani dokumen dengan lemas lalu berdiri perlahan menyerahkan kembali ke petugas. Petugas itu masuk ruang USG. Dewanti mengajak Yudis duduk bersama. Tak lama kemudian, brankar dengan Ratri yang masih tak sadarkan diri di atasnya keluar dari ruang USG diikuti Dokter Ariny. Yudis segera bangkit mengikuti dokter Ariny.
YUDIS
Dokter Ariny mengangguk sambil tersenyum bijak pada Yudis.
DOKTER ARINY
Yudis mengangguk pasrah dan melepas kepergian Ratri. Dewanti berdiri di samping Yudis lalu menatap Yudis.
DEWANTI
CUT TO
78. EXT. TAMAN - RUMAH SAKIT — MALAM
Yudis dan Dewanti duduk di bangku. Yudis menghirup dalam-dalam udara malam sambil merapatkan jaket menahan dingin.
YUDIS
Dewanti memasukkan kedua telapak tangan ke saku. Yudis melirik dan menghela napas panjang karena harus menahan diri membiarkan Dewanti dan dirinya kedinginan sendiri.
DEWANTI
YUDIS
Dewanti mengedikkan bahu sambil manyun. Keningnya berkerut.
DEWANTI
Yudis jadi tergagap karena bingung harus berkomentar apa.
YUDIS
DEWANTI
Dewanti memaksakan senyum dengan sorot mata perih. Yudis menghela napas dan memilih diam. Sesaat hanya hening dan kekikukan di antara mereka, hingga Yudis teringat sesuatu.
YUDIS
DEWANTI
YUDIS
DEWANTI
YUDIS
DEWANTI
Dewanti mencari nomor Salma di ponsel dan menghubunginya.
DEWANTI (CONT’D)
CUT TO
79. INT. RUANG TAMU - RUMAH BAGAS — MALAM
SALMA
INTERCUT - PERCAKAPAN TELEPON
DEWANTI
SALMA
Tawa Salma membuat Dewanti miris dan bingung memulai.
YUDIS
Dewanti buru-buru mengacungkan telunjuk di depan bibirnya yang terkatup rapat. Dia melotot ke Yudis sambil menggeleng. Setelah berdeham kecil, Dewanti bersiap bicara.
DEWANTI
SALMA
DEWANTI
SALMA
DEWANTI
Salma terkesiap dan reflek mengintip via jendela. Khawatir Bagas pulang dan mendengar percakapan mereka. Salma melirik foto besar keluarga mereka yang terpajang di ruang tamu. Tatapannya tertuju pada wajah Bagas.
SALMA
Yudis mendekatkan telinga ke ponsel Dewanti karena penasaran.
CUT TO
80. INT. DEPAN RUANG OPERASI - RUMAH SAKIT — MALAM
Yudis dan Dewanti datang. Dengan gelisah, Yudis mengintip ruang operasi melalui kaca pintu. Dia menghela napas dan duduk lunglai di kursi tunggu. Dewanti duduk di sebelahnya.
YUDIS
Dewanti ingin untuk ke sekiannya menghibur Yudis. Namun, dia sendiri merasa perih di hati sehingga hanya memilih diam. Dokter Ariny keluar ruangan menemui Yudis dan Dewanti yang langsung berdiri. Dokter Ariny melemparkan senyum ke Yudis.
DOKTER ARINY
YUDIS
DOKTER ARINY
YUDIS
DOKTER ARINY
Brankar yang mengangkut Ratri keluar menyusuri koridor. Yudis dan Dewanti mengikuti. Yudis menjejeri brankar sambil memandangi wajah pucat Ratri yang terpejam tenang. Tetesan cairan infus yang tersambung ke tangan Ratri bagai air mata Yudis yang menetes membasahi pipi, mengalir dan bermuara pada sepasang bibir cokelat yang tak henti berzikir. Sesekali Yudis mengusap air mata. Dewanti melirik pilu.
CUT TO
81. INT. DEPAN RUANG KENANGA - RUMAH SAKIT — MALAM
Brankar Ratri baru tiba ketika Perawat1 menghampiri Yudis.
PERAWAT1
YUDIS
Dewanti memaksakan senyum dan mengangguk. Yudis mengusap kening Ratri dan mengecupnya. Dewanti mengalihkan pandangan sambil menahan air mata. Yudis bergegas ke ruang ICU dan Dewanti mengajak perawat mendorong brankar masuk ruangan.
CUT TO
82. INT. RUANG ICU - RUMAH SAKIT — MALAM
Ibu Farida sadar tetapi belum dapat bicara. Tubuhnya sangat lemah. Hanya matanya yang bergerak-gerak mencari. Mulutnya bergerak hendak berkata. Yudis datang langsung menciumi tangan Bu Farida. Air mata membasahi tangan Bu Farida.
YUDIS
Tangan Ibu Farida bergerak pelan mengusap kepala Yudis. Bibir beliau bergetar sambil menitikkan air mata. Sorot matanya tampak sedih dan menyesal. Yudis menggenggam tangan Bu Farida sambil terisak hingga tertidur di sisi ranjang.
CUT TO