Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. Int. Ruang Pengadilan-Siang
Juni 2012
Ruang pengadilan terlihat sepi. Hanya beberapa orang yang bersangkutan yang diperbolehkan di dalamnya, termasuk kedua orang tua Sakti.
Ibu Sakti tak henti-hentinya menangis, sedangkan ayah Sakti memeluk istrinya untuk menguatkannya.
Terlihat Guzel sedang tertunduk menunggu keputusan hakim. Di sampingnya terlihat Roshid sebagai pengacara.
HAKIM
Pengadilan telah memutuskan bahwa saudari Guzel Lira Anastasia d
inyatakan bersalah atas pembuunuhan terhadap saudara Sakti Nugraha
dengan hukuman penjara selama lima belas tahun.
Seiring dengan itu terdengar suara ketukan palu. Guzel tertunduk tidak berekspresi, dia pasrah. Roshid meliriknya dengan rasa kasihan.
Sementara di baliknya terlihat ibu Sakti masih menangis, putusan hakim memberi sedikit senyum di bibirnya, sedangkan ayah Sakti hanya diam. Keduanya berusaha tegar
DISSOLVE TO:
START OF MONTAGE
2. Int. Ruang Pengadilan-Siang
Guzel bersama Sakti keluar ruang persidangan. Di belakangnya, ayah dan ibu Sakti berjalan keluar.
3. Ext. Ruang Pengadilan-Siang
Roshid memeluk Guzel. Ia melepas Guzel dengan mata yang berlinang. Guzel tersenyum. Guzel tertunduk. Ia pasrah dengan tangan seorang pengawal membawanya ke arah mobil.
INTERCUT:
4. Ext. Pantai-Siang
Guzel menatap pulau di seberang sana. Pulau yang baru ditinggalnya beberapa minggu yang lalu sekarang akan kembali diinjakinya.
ANTONIUS (O.S)
Di sana tuh ada rumah sakit jiwa terbesar di Kalimantan,
namanya Borneo Psychiatric Hospital. Di sana juga ada penjaranya.
INTERCUT:
5. Ext. Laut-Siang
Di atas perahu, Guzel melewati Borneo Psychiatric Hospital. Perahunya berbelok ke arah kiri menuju penjara.
INTERCUT:
6. Ext. Penjara-Halaman Depan-Siang
Guzel dengan dikawal tiga petugas dituntun menuju pintu masuk penjara.
INTERCUT:
7. Int. Penjara-Sel-Siang
Seorang petugas membawa Guzel ke dalam sel. Guzel pasrah. Dia duduk di sudut sel. Pengawal mengunci sel.
DISSOLVE TO:
8. Ext. Penjara-Pantai-Malam
Terlihat ombak menampar pasir pantai. Langit gelap tidak berbintang.
CUT TO:
9. Int. Penjara-Sel-Malam
Guzel duduk di sudut ruangan dengan memeluk kedua kakinya. Tidak lama setelah itu, ia merebahkan tubuh.
DISSOLVE TO:
10. Ext. Sebuah Pantai di Kanada-Siang
Flashbak 9 tahun yang lalu
Terlihat papa Guzel sedang duduk seraya merangkul istrinya. Mereka tersenyum sembari melihat Guzel bermain dengan ombak.
Guzel kecil teramat bahagia. Kini ia sudah mengerti dengan ombak. Mereka sudah berteman.
Papa Guzel mengecup kening istrinya. Mama Guzel terbelalak. Begitupun papanya. Mereka berdiri dengan sigap.
PAPA GUZEL
(panik)
Lari, Sayang!
Dengan ragu, mama Guzel berlari meninggalkan pantai. Sedangkan papa Guzel berlari menuju Guzel. Orang-orang di sekitar pantai berlari menjauh.
Di sebarang sana, terlihat ombak yang begitu besar tengah bersiap menghantam pantai. Tidak butuh waktu lama, Guzel dan papanya, serta beberapa orang yang tidak berhasil menjauh dari pantai -- ditelan ombak.
Guzel digulung ombak. Jauh ke dari pantai di tengah air laut yang tenang. Ia melihat seorang wanita di dalam air. Wanita itu ialah Mrs. Rossy sewaktu muda. Pandangan Guzel beradu dengannya. Mrs. Rossy tersenyum. Guzel tersenyum.
Di pantai, papa Guzel terbangun sambil terbatuk-batuk. Ia bangun. Dikitarinya air laut yang mulai tenang. Ia tidak menemukan pertanda keberadaan Guzel. Dilihatnya lagi pantai, terlihat beberapa orang tergeletak di atas pantai.
Papa Guzel berlari ke bibir pantai. Di sana ia terduduk, terisak, lalu menangis. Ia lalu berdiri hendak berbalik, dilihatnya seorang anak kecil tengah terapung tidak jauh dari bibir pantai. Besar harapannya itu ialah Guzel. Ia lalu berlari memasuki air. Terkabul doanya. Guzellah yang ia temukan. Bergegas ia menuju pantai sembari membopong tubuh anaknya.
Di pantai, direbahkannya Guzel, didekatkan telinganya ke hidung Guzel. Tidak terasa hembusan napas sedikitpun. Ia ketakutan. Namun, papa Guzel tidak pasrah begitu saja. Ditekannya dada Guzel, ditiupnya mulutnya. Dilakukannya berkali-kali. Namun, tidak ada hasil.
Papa Guzel pasrah.
INTERCUT:
11. Int. Sebuah Rumah Sakit-Kanada-Sore
Mama Guzel masih tidak percaya dengan apa yang ia alami. Anak satu-satunya telah meninggal di usia yang masih sangat muda. Mama Guzel duduk di atas kursi ruang tunggu, sedangkan di ambang pintu kamar mayat, Papa Guzel tengah berbincang-bincang dengan seorang dokter.
DISSOLVE TO:
12. Int. Penjara-Sel-Malam-Hari Ini
Guzel terbangun. Dia melihat ke arah luar, terlihat seorang penjaga tengah kesusahan menahan rasa kantuknya, Guzel berjalan ke arahnya. Mengingat, Guzel masih ditempatkan di sel sementara, ia masih bisa keluar sel untuk ke toilet.
GUZEL
Permisi...
Penjaga itu kaget. Kantuk seketika lenyap. Ia melirik Guzel.
GUZEL (CONT’D)
Saya... kebelet...
Penjaga memasang muka lemas. Dengan malas ia berjalan ke arah jeruji, lalu membukakan kunci. Seiring dengan itu, Guzel dikawal ke arah toilet yang tidak terlalu jauh dari selnya. Sesampainya di dalam toilet, mata Guzel langsung tertuju ke arah ventilasinya yang setengah terbuka. Ia bergerak menuju ventilasi. Besar harapannya ventilasi itu akan membantunya untuk keluar dari penjara itu.
CUT TO:
13. Int. Sebuah Rumah Sakit-Kanada-Sore-Flashback 9 Tahun yang Lalu
Terlihat dua puluhan korban dijejerkan di atas lantai. Mama Guzel beranjak dari duduknya menuju ruang mayat. Hatinya pilu melihat mayat-mayat itu tergeletak, apalagi salah satu dari mereka ialah anaknya.
Papa Guzel masih terlihat berbincang-bincang dengan dokter. Tidak lama setelah itu, terdengar suara batuk dari dalam ruangan. Keduanya kaget. Begitu pun dengan mama Guzel serta seorang perawat yang bertugas di dalam ruangan. Mereka bergegas mencari sumber suara. Seorang wanita yang tadi ditemui Guzel di dalam laut. Mrs. Rossy.
Perawat meraih selembar kertas di sebelah tubuh Mrs Rossy.
PERAWAT
Melinda Rosy Anastasia. She’s Indonesian.
Perawat itu menatap dokter. Mata mereka menunjukkan rasa takjub. Tidak lama setelah itu, perawat segera keluar ruangan.
Mama Guzel meraih tubuh suaminya, lalu memeluknya dan menangis. Harapannya putus seketika.
CUT TO:
14. Int. Penjara –Lorong Depan Toilet-Malam-Hari Ini
Si petugas itu masih menunggu Guzel di luar pintu toilet. Sudah lima menit lebih. Ia mulai curiga. Digedor-gedornya pintu, tak ada jawaban. Ia lalu mendobrak pintu toilet. Kosong. Tidak ada siapa-siapa.
15. Int. Penjara-Lorong-Malam
Guzel berlari sepanjang lorong dengan penuh hati-hati agar tidak ketahuan. Suasana penjara sangat sepi. Hanya beberapa petugas yang terlihat sibuk menjaga sel-sel. Guzel berhasil melewati mereka, tanpa ketahuan.
CUT TO:
16. Int. Sebuah Rumah Sakit-Kanada-Sore-Flashback 9 Tahun yang Lalu
Mama Guzel terlihat sedang memeluk tubuh Guzel yang kaku. Suaminya membelai punggungnya untuk menenangkannya.
MAMA GUZEL
Mama menyesal, Sayang.
Pandangan papa Guzel tidak hentinya menyaksikan wajah cantik anaknya. Sekuat hati, ia mengikhlaskan kepergian anaknya. Tidak lama setelah itu, ia melihat kelopak mata Guzel bergerak. Ia kaget.
PAPA GUZEL
(pelan)
Ma...
Mama Guzel melirik. Matanya sembab. Ia melihat senyum di wajah suaminya. Ia segera mengalihkan pandangannya ke Guzel.
MAMA GUZEL
Guzel! Guzel!
CUT TO:
17. Ext. Penjara-Pantai-Malam
Guzel berhasil sampai di pantai. Sebuah perahu terlihat tengah menunggunya. Terlihat Roshid dan seorang nelayan di atasnya.
CUT TO:
18. Int. Sebuah Rumah Sakit-Kanada-Sore-Flashback 9 Tahun yang Lalu
GUZEL
Ma..mma...
DISSOLVE TO:
19. Ext. Jalanan-Turki-Siang
JANUARI 2013
Terlihat seorang wanita berbusana serba tertutup, lengkap dengan kerudung dan cadar. Seluruhnya berwarna hitam. Ia baru saja keluar dari sebuah toko buku. Wanita itu ialah Guzel. Ia berjalan dengan pelan di atas trotoar.
Di sebuah restoran yang ia lewati, terlihat seorang pemuda yang nantinya akan diperkenalkan bernama Aman (27 tahun). Aman memperhatikannya. Aman tengah bersama tiga temannya. Ia segera keluar dari restoran, menghampiri Guzel.
Guzel melirik ketika merasakan kehadiran seorang di sebelahnya. Aman tersenyum.
AMAN
Ne zaman?
GUZEL
Sorry?
AMAN
What time is it?
Dibalik cadarnya, Guzel tersenyum.
GUZEL
Oh, 3 o’clock.
Aman tersenyum lagi. Ia terus mengikuti langkah Guzel.
AMAN
Aman.
Guzel tidak menyahut, apalagi balik memperkenalkan namanya. Aman terus mengikuti langkahnya.
AMAN
(setengah berbisik)
Guzel,
Guzel terperanjat. Ia berhenti. Ditatapnya Aman dengan dengan tajam.
GUZEL
Excuse me?
Aman gelagapan, tidak menyangka, suaranya yang teramat pelan akan didengan oleh Guzel.
AMAN
(gelagapan)
Oh, sorry, i mean... you’re Guzel... which means beautiful.
Guzel menghela napas panjang. Lega dari rasa takutnya kalau-kalau Aman adalah salah seorang yang ditugaskan untuk mencari keberadaannya.
GUZEL
I know what it means. I’m Laras.
Aman tersenyum lebar. Ia berbalik arah. Meloncat kegirangan setelah merasa Guzel jauh darinya. Dibalik cadarnya, Guzel tersenyum, merasa tersanjung dengan sikap Aman.
Guzel melanjutkan langkahnya. Terdengar suara detakan sepatu yang menggema di tengah jalan di sebuah kota kecil di Turki yang tak begitu ramai.
GUZEL (V.O)
Namaku Laras. Larasati Bella Anastasia. Satu bulan yang lalu,
aku terlahir kembali untuk kedua kalinya di sebuah desa kecil di pesisir Kalimantan.
Dengan kerudung dan cadar ini, aku memulai kehidupanku dari titik nol.
Menikah dengan laki-laki Turki setelah satu bulan perkenalan kami...
INSERT: PERNIKAHAN SEDERHANA GUZEL DENGAN AMAN
GUZEL (V.O)
Serta menjadi seorang ibu dari seorang anak perempuan cantik
bernama Karli setelah satu tahun pernikahanku dengan Aman.
20. Int. Apartemen-Turki-Siang
Februari 2019
Guzel tengah menyuapi Karli di depan televisi. Dari belakangnya, hadir Aman memeluk mereka. Guzel tersenyum. Karli bangkit dari duduknya, berlari menuju Aman. Aman meraih tubuh anaknya, lalu menggendongnya.
GUZEL (V.O)
Aman dan Karli anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepadaku.
Seorang laki-laki berhati emas yang menerima masa laluku dengan segenap hatinya
dan seorang gadis cantik berrambut ikal yang cerdas.
Aku telah menemukan hidupku. Cintaku.
FADE OUT