Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. Ext. International University of Economy Borneo-Halaman-Esok Pagi
Mobil sedan hitam itu memasuki gerbang kampus. Tiap pasang mata mendadak tertuju padanya. Apalagi, ketika Guzel keluar dari mobil dengan gaya berbusananya yang mencolok dibandingkan yang lain. Satu per satu sahutan terdengar. Guzel terus berjalan tanpa ragu dan penuh percaya diri menuju tangga di antara tembok besar yang menghubungkan eksterior dan interior kampus.
2. Int. International University of Economy Borneo-Lobi-Pagi
Guzel memasuki lobi kampus nan megah dengan langit-langit yang tinggi berbentuk cembung dan berhiaskan lukisan langit. Ia melewati beberapa mahasiswa yang sedang berbincang-bincang. Sontak pandangan mereka beralih ke Guzel.
Dua orang mahasiswa warga negara asing yang sedang berbincang di depan sebuah kelas menarik perhatian Guzel, ia memutuskan untuk menghampiri mereka
GUZEL
Excuse me..
Mereka mendadak berhenti berbincang, melihat Guzel dengan tatapan yang seolah terganggu.
GUZEL (CONT’D)
Could you tell me where the rectorate is?
MAHASISWA 1
(Dingin)
There!
GUZEL
Thank you!
Guzel melanjutkan langkahnya menuju ruangan yang ditunjuk. Dibukanya pintu perlahan.
GUZEL
Permisi..
3. Int. International University of Economy Borneo -Ruang Rektorat-Pagi
Seorang rektor wanita (40 tahun) menyambut di balik mejanya. Ia terlihat sedang sibuk dengan dokumen-dokumen di atas mejanya. Rektor tersebut menoleh dengan tatapan datar.
REKTOR
(Dingin)
Silakan
Guzel pun duduk di seberangnya.
REKTOR
(Mengeja)
Guzel... Lira... Anastasia
GUZEL
Ya...
Rektor meliriknya tajam di balik kaca matanya.
REKTOR
Ini,
Rektor menyerahkan sebuah buku kecil, namun cukup tebal kepada Guzel.
REKTOR (CONT’D)
Itu buku panduan kamu. Di sana ada jadwal perkuliahan
dalam seminggu penuh selama satu semester penuh..
Kata-katanya yang menggantung membuat Guzel menunggu cukup lama untuk kelanjutannya. Beberapa detik kemudian, ia kembali melirik.
REKTOR
Tunggu apalagi?
Guzel gelagapan. Berdiri seraya memperbaiki rok sepaha yang ia kenakan.
GUZEL
(Gelagapan)
Oh, terima kasih, Bu.
Guzel berbalik badan hendak membuka pintu. Tiba-tiba...
REKTOR (O.S)
Tunggu!
Guzel berhenti, lalu menoleh ke belakang.
REKTOR
Walaupun kampus ini kampus internasional, bukan berarti kamu menganggap kampus ini
seperti kampus-kampus kebanyakan yang kamu bayangkan di Eropa.
Kebanyakan mahasiswa di sini sangat berbeda dengan kamu.
Kamu harus bisa menyesuaikan diri.
Guzel mengangguk tegang. Dalam hati ia berkata kenapa bukan mereka yang menyesuaikan diri dengannya.
4. Int. International University of Economy Borneo -Ruang Kelas-Siang
Suasana kelas yang hening dengan mahasiswa yang cenderung pendiam dan kutu buku. Hanya beberapa dari mereka yang menyempatkan diri untuk bergosip sembari menunggu kedatangan dosen. Guzel memerhatikan sekitar. Tak disangka, Sakti juga sekelas dengannya. Dari jauh ia memperhatikan gelagat Sakti yang tunduk terhadap buku bacaan di atas mejanya.
Tiba-tiba...
ANTONIUS
(Teriak)
Woi! Perkenalkan. Gue Antonius!
Senior kalian semua!
Antonius (23 tahun) lalu memperhatikan seisi kelas. Pandangannya terbentur kepada Guzel. Setelah iseng menanggalkan kacamata Sakti yang duduk tepat di dekat ia berdiri, ia berjalan pelan ke arah Guzel tanpa melepas pandangannya yang tajam dan penuh maksud. Antonius menyuruh seorang laki-laki yang duduk di belakang Guzel untuk angkat kaki, laki-laki itu menurutinya. Antonius lalu duduk di sana. Guzel tidak mempedulikannya. Tidak lama setelah itu, seorang dosen datang.
MRS. ROSSY
(bersemangat)
Selamat siang!
Mrs. Rossy (40 tahun) tersenyum seraya menyapu seisi kelas dengan tatapannya. Tatapannya tertumbuk kepada Guzel. Tatapan yang berbeda dan penuh misteri.
MRS. ROSSY (CONT’D)
Kamu...
Mrs. Rossy berbicara ke arah Guzel, membuatnya gelagapan.
GUZEL
Y...ya..
Mrs. Rossy mengubah eksprsinya yang datar menjadi tersenyum.
MRS. ROSSY (CONT’D)
(bergurau)
Kamu sebaiknya berhati-hati dengan pria di belakangmu itu
ANTONIUS
Oh come on, Mrs. Rossy!
Janganlah selalu bersikap sinis seperti itu terhadap saya.
Antonius pun melawan gurauan Mrs. Rossy. Mereka terlihat sudah sangat akrab.
MRS. ROSSY
(bergurau)
Saya berharap ada dosen lain yang menggantikan tugas saya di kelas ini.
Mrs. Rossy mengambil daftar absen dari tumpukan buku-bukunya.
ANTONIUS
Sadarlah, Mrs. Rossy, Tuhan telah menakdirkan kita untuk bersatu.
Mrs. Rossy melirik seraya menyipitkan matanya.
MRS. ROSSY
Baiklah, kita alihkan perdebatan dengan SOULMATE saya itu.
Perkenalkan nama saya, Melinda Rossy Anastasia.
Guzel kaget mendengar nama belakang Mrs. Rossy yang sama dengannya. Seiring dengan itu, Mrs. Rossy kembali melemparkan tatapan misterius itu kepadanya.
MRS. ROSSY (CONT’D)
Pada umumnya mahasiswa-mahasiswa memanggil saya dengan sebutan Mrs. Rossy.
DISSOLVE TO:
Selang beberapa menit. Kelas pun berakhir. Satu per satu mahasiswa keluar kelas.
MRS. ROSSY
Guzel!
Guzel yang sedang berjalan keluar kelas bersama mahasiswa lainnya, berhenti seketika.
MRS. ROSSY (CONT’D)
Guzel, saya tahu siapa kamu.
Saya harap, di sini, kamu bisa meninggalkan diri kamu yang lama.
Jadilah pribadi yang baru seperti nama belakang kamu,
Mrs. Rossy pun tersenyum. Sesaat, sikapnya mampu membuat Guzel merasakan sosok ibu kembali. Mrs. Rossy membelai pipi Guzel lembut.
MRS. ROSSY (CONT’D)
Anastasia. Kamu harus berubah jika mau bertahan di sini.
Guzel mengangguk pelan. Seiring dengan itu, Mrs. Rossy berlalu meninggalkan kelas. Sepeninggalannya, Guzel merasakan ada sesuatu yang Mrs. Rossy berusaha sampaikan. Tapi, ia tidak tahu apa.
INTERCUT
5. Ext. International University of Economy Borneo -Taman-Siang
Suasana taman kampus di siang hari nan hijau dengan rumput hijau nan tertata rapi serta pohon-pohon yang rindang. Di bawah salah satu pohon yang berhadapan langsung dengan tempat ia memarkirkan mobil, Guzel duduk seraya mengotak-atik ponselnya akibat merasa jenuh dan belum mempunyai kawan.
Tidak lama setelah itu, Guzel beranjak dari duduknya menuju mobil. Tiba-tiba, Sakti kembali hampir menabraknya. Sepedanya oleng, namun untungnya, ia tidak terjatuh lagi dari sepedanya.
SAKTI
Maaf...
Guzel menatapinya lekat-lekat. Tidak merasa marah, melainkan lucu. Dalam hati, ia berniat mengerjai Sakti. Guzel mulai menggodanya.
GUZEL
Lo mau pulang? Kenapa nggak bareng gue aja?
SAKTI
(Canggung)
Lain waktu saja.
Sakti langsung melajukan sepedanya, meninggalkan Guzel dengan ekspresi keheranan.
6. Ext. Jalan-Siang
Guzel melajukan mobilnya dengan pelan. Ia mendapati Sakti mengayuh sepedanya ke arah yang sama. Dikejarnya Sakti, lalu dimbanginya kecepatan mobil dengan kecepatan sepeda Sakti.
GUZEL
Nggak capek?
Sakti terlihat ngos-ngosan akibat ikut-ikutan menyeimbangi kecepatan sepedanya dengan kecepatan mobil Guzel.
GUZEL (CONT’D)
Kalau capek, istirahat di rumah gue aja dulu.
Sakti masih terlihat ngos-ngosan.
SAKTI
Lain kali saja.
GUZEL
(menyerah)
Ya udah, lain kali deh...
Guzel melajukan mobilnya mendahului Sakti.
CUT TO:
7. Ext. Rumah Sakti-Sesaat Kemudian
Sakti memberhentikan sepedanya di depan rumah. Lalu segera memasuki interior rumah.
CUT TO:
8. Int. Rumah Sakti-Ruang Depan-Siang
Sakti berjalan tergesa-gesa menuju kamarnya dengan napas yang ngos-ngosan.
9. Int. Rumah Sakti-Kamar-Siang
Pintu kamar terbuka dari luar. Sakti segera merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia menatap ke arah langit-langit. Seraya mengatur napasnya, Sakti tersenyum tipis.
CUT TO:
10. Int. Rumah Guzel Kalimantan-Teras Belakang Lantai Atas-Siang
Guzel duduk di atas kursi menghadap rumah Sakti seraya menyeduh segelas cappuccino. Tidak lama setelah itu, ia melihat ayah Sakti bergegas menuju rumah setelah melihat langit dari arah laut yang begitu gelap. Ada raut bersalah di wajahnya. Tidak lama setelah itu, hujan pun turun. Guzel memasuki kamarnya. Merebahkan tubuh di atas kasur, lalu langsung memejamkan matanya.
11. Ext. Sebuah Pantai di Kanada-Siang
Flashbak 9 tahun yang lalu
Guzel kecil sedang membuat kastil di pinggir pantai ditemani kedua orang tuanya. Tiba-tiba ombak datang. Kastil yang hampir diselesaikannya itu pun tak lagi berbentuk. Guzel kecil terlihat sedih. Mamanya menghampirinya.
MAMA
Memang susah, Sayang, membangun apa yang nyaris kita selesaikan dari awal.
Guzel kecil tersenyum.
CUT TO:
24. Int. Rumah Guzel Kalimantan-Kamar
Guzel masih tersenyum dengan mata yang terpejam. Tiba-tiba...
MAMA (O.S)
Lupakanlah Sayang, jadilah dirimu yang baru.
Guzel membuka matanya kaget. Ia bangun, lalu mencari sumber suara. Namun, tak menemukan apa-apa. Air matanya mengalir.
DISSOLVE TO:
12. Ext. International University of Economy Borneo -Parkiran-Siang
Sakti berjalan dengan terburu-buru ke arah Guzel yang hendak memasuki mobilnya.
SAKTI
(Setengah berteriak)
Gu.. Guzel!
Guzel menoleh tidak bersahabat.
GUZEL
(Tidak bersemangat)
Kenapa?
Sakti melirik sesaat, lalu menunduk kembali. Guzel heran.
GUZEL (CONT’D)
Loh kok diam?
SAKTI
Begini, em... saya mau membahas tugas kelompok Komunikasi Bisnis.
GUZEL
Kan masih lama.
SAKTI
Tapi, kan.. banyak, yang mau dikerjakan
Guzel menarik napas lelah.
GUZEL
Hem... ya udah. Bareng gue aja.
Selintas, terlihat senyum mengembang di bibir Sakti, ia segera naik ke atas mobil.
INTERCUT:
13. Ext. Rumah Guzel Kalimantan-Halaman Depan-Siang
Guzel memberhentikan mobilnya di halaman depan rumah. Guzel keluar dari mobil. Sakti keluar dari mobil memandang takjub akan keindahan rumah Guzel. Sakti mengekori Guzel.
14. Int. Rumah Guzel Kalimantan-Ruang Utama-Siang
Sakti terus mengekori Guzel hingga lantai atas seraya pandangannya tak lepas dari ketakjubaannya atas interior rumah yang begitu mewah dan unik itu.
15. Int. Rumah Guzel-Teras Belakang Lantai Atas-Siang
Guzel mempersilakan Sakti duduk di atas kursi yang menghadap langsung ke pemandangan pantai.
SAKTI
Wah, ternyata rumah saya kelihatan ya, dari sini.
GUZEL
(Ketus)
Katanya mau ngomongin tugas.
SAKTI
Oh, iya..
Sakti mengeluarkan beberapa buku dari tasnya.
SAKTI
Jadi, kemarin saya sudah nyari-nyari buku tentang komunikasi bisnis di perpustakaan...
Guzel tidak mendengarnya sama sekali. Pikirannya melayang akan rasa bersalahnya terhadap Sakti .
SAKTI (CONT’D)
Dan, di buku ini.
Sebuah buku berjudul Komunikasi Bisnis diraihnya, lalu disodorkannya ke Guzel. Guzel terlihat tidak tertarik.
GUZEL
(dengan tiba-tiba)
Maafin gue
Sakti menoleh dengan canggung.
GUZEL
Kemarin gue nggak maksud buat ngajak lo ke sini. Gue Cuma ngerasa bosan.
Sepertinya gue butuh teman. Tapi, lo nggak mungkin jadi teman gue.
Jadi, gue pikir kenapa gue nggak nyari hiburan dengan menggoda lo. Tapi...
Guzel melirik Sakti sesaat. Sakti mengangguk-angguk. Terlihat di balik kaca matanya, air matanya berlinang.
GUZEL (CONT'D)
(menyesal)
Maaf
Sakti mengangguk kencang. Diraihnya buku-buku di atas meja dengan tangan yang gemetaran. Ketika ia berdiri dan menyeka air matanya, kaca matanya terjatuh, seiring dengan satu buku yang terjatuh lalu menimpa kaca matanya. Alhasil, salah satu kacanya retak. Sakti meraihnya dan mengenakannya kembali, lalu ia bergegas turun.
DISSOLVE TO: