Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
START OF MONTAGE
1. Int. Rumah Guzel Kalimantan-Kamar Mandi-Malam
Guzel membiarkan air dari shower head membasahi tubuhnya yang telanjang.
DISSOLVE TO:
2. Int. Rumah Guzel Kalimantan-Kamar-Siang-Esok Hari
Guzel berdiri di depan cermin dengan tatapan yang kosong. Matanya sembab.
DISSOLVE TO:
Guzel terdiam di sudut kamar dengan tatapan kosong .
DISSOLVE TO:
3. Ext. Rumah Guzel Kalimantan-Teras Belakang Lantai Atas-Siang-Esok Hari
Di siang hari yang gerimis, Guzel duduk di atas kursi menghadap ke pantai dengan tubuhnya yang berselimut.
DISSOLVE TO:
4. Ext. Rumah Guzel Kalimantan-Ruang Lepas Lantai Atas-Siang-Esok Hari
Guzel duduk di atas ayunan yang bergoyang pelan dengan tatapan kosong. Area di sekitar matanya terlihat mulai menggelap.
END OF MONTAGE
DISSOLVE TO:
5. Int. Rumah Guzel Kalimantan-Siang-Esok Hari
Guzel telentang di atas kasur dengan tatapan kosong ke arah langit-langit kamar. Sesaat setelah itu, matanya menoleh ke arah foto masa lalunya bersama kedua orang tuanya di atas meja. Diraihnya foto tersebut. Dipeluknya erat-erat seraya memejamkan mata.
CUT TO:
6. Ext. Sebuah Pantai di Kanada-Siang
Flashbak 9 tahun yang lalu
Guzel kecil terlihat sedang bermain dengan ombak. Kedua orang tuanya duduk di tidak jauh darinya memerhatikan Guzel dengan penuh kebahagiaan. Beberapa kali ombak menghampirinya, ia terlihat tertawa. Namun, kali ke sekian, datang ombak yang cukup besar. Ia ketakutan. Lalu berlari menuju kedua orang tuanya. Mamanya memeluknya, menyadari anak satu-satunya tengah dilanda rasa takut.
MAMA GUZEL
Kamu jangan takut, Sayang.
Mama Guzel menjulurkan tangannya, lalu membentuk garis sejajar antara jempol dan telunjuk.
MAMA GUZEL (CONT’D)
Kamu lihat,
Guzel menoleh ke sela antara dua jari tersebut. Terlihat pantai yang sama, hanya saja dalam bingkai yang lebih kecil.
MAMA GUZEL (CONT’D)
Kamu anggap ombak itu tetap sekecil ini, bahkan ketika dia sampai di bibir pantai.
Jangan pernah kamu berpikir dia akan lebih besar dari itu.
Guzel mengangguk, sedangkan ayahnya yang duduk di sebelahnya membeli rambutnya penuh sayang.
MAMA GUZEL (CONT’D)
Sekarang kamu yakinkan kepada diri kamu kalau ombak itu adalah musuh kamu.
Tapi kamu jangan takut, karena sebenarnya dia kecil. Sekecil ini
Mama Guzel kembali menunjukkan formasi jari jempol dan telunjuk.
MAMA GUZEL (CONT’D)
Jangan takut, Sayang! Jangan pernah tunjukkan kepadanya kalau kamu takut.
Permainkanlah dia seperti kamu bermain dengan boneka-bonekamu.
Guzel mengangguk. Dengan ragu, ia kembali ke bibir pantai dan bermain dengan ombak. Terlihat senyum di wajah kedua orang tuanya.
DISSOLVE TO:
7. Ext. International University of Economy Borneo- Halaman Utama-Pagi
Seperti biasanya, Guzel berjalan dengan percaya diri. Pertama kali turun dari mobil, yang dillihatnya ialah Antonius sedang duduk di atas tangga menuju pintu utama kampus. Di tengah obrolan teman di sekitarnya yang terlihat sedang asyik, ia terus menatap Guzel dengan wajah penuh dendam.
MAMA GUZEL (O.S)
Jangan takut, Sayang! Jangan pernah tunjukkan kepadanya kalau kamu takut.
Permainkanlah dia seperti kamu bermain dengan boneka-bonekamu.
Masih ada rasa takut yang menjalar di tubuhnya ketika melihat Antonius. Namun, sekuat hati ia mencoba untuk tegar dan tidak mengacuhkan Antonius.
INTERCUT:
8. Int. International University of Economy Borneo –Ruang Kelas-Pagi
Guzel kembali duduk di kursi yang sama. Di depan Antonius yang terus memandangnya dengan wajah penuh dendam. Tidak lama setelah itu, Mrs. Rossy datang dengan wajah yang pucat dan tubuh yang lesu. Mrs. Rossy langsung duduk di kursinya.
ANTONIUS
(berbisik)
Tuan Putri udah cukup nyali buat...
Seraya ia berbicara, Guzel meraih bukunya dan menjadikannya kipas. Namun, tak disangka, ujung buku itu mengenai mata Antonius dan membuatnya berteriak kesakitan.
ANTONIUS (CONT’D)
(teriak)
Shit!!!
Seisi kelas menoleh kaget. Begitu pun dengan Mrs. Rossy.
MRS. ROSSY
(teriak)
Keluar kamu!!!
ANTONIUS
Oh, come...
MRS. ROSSY
(teriak lebih keras)
KELUAR!!!
Antonius langsung bangkit sambil menatap Guzel penuh dendam.
Seiring dengan itu, Mrs. Rossy memaksakan tubuhnya yang sedang tidak sehat bangkit dari duduknya berusaha menjelaskan kondisinya.
MRS. ROSSY
(gemetar)
Saya... sedang.. tidak dalam... keadaan... sehat.
Guzel memperhatikan Mrs. Rossy dengan rasa aneh. Seolah merasakan sebuah pertanda bahwa Mrs. Rossy akan segera jatuh, Guzel segera berlari ke arahnya. Dan benar, tepat setelah Guzel sampai di depan, Mrs. Rossy terjatuh. Guzel menyambut tubuhnya. Sakti segera membantunya membantu mengangkat tubuh Mrs. Rossy
DISSOLVE TO:
9. Int. Gereja-Siang
Oktober 2011
Jenazah Mrs. Rossy disembahyankan di dalam gereja. Keluarga dan kerabat terdekat menyaksikan prosesinya.
Di sana juga terlihat Antonius.
Tubuh Mrs. Rossy yang dibalut gaun putih terlihat cantik tertidur pulas di dalam peti.
10. Ext. Tempat Pemakaman-Sesaat Kemudian
Seorang pastur sedang berdiri di kepala kuburan sebelum Mrs. Rossy dikebumikan.
Di sana terlihat juga Guzel dan Antonius serta para pelayat lain yang berpakaian serba hitam.
Antonius berjalan ke arah Guzel dengan wajah penuh kebencian. Guzel tidak membalas tatapannya.
ANTONIUS
(berbisik)
Lo akan menyesal, Guzel.
Hidup lo nggak bakal tenang di sini.
Guzel diam saja. Dalam hati ia merasa menyesal atas kematian Mrs. Rossy, sebab secara tidak langsung, ia pun menjadi penyebabnya.
ANTONIUS (CONT’D)
(tajam)
Lo mahasiswa kesayangan Mrs. Rossy,
dan lo yang udah nyebabin dia meninggal!
Ingin rasanya Guzel memaki Antonius, sebab tidak hanya dia yang membuat kejadian ini terjadi. Kalau saja Antonius berhenti mengganggunya, kejadian itu tak akan pernah terjadi.
ANTONIUS (CONT’D)
Lo akan menyesal!
GUZEL
(geram dan setengah berbisik)
Gue sudah menyesal!
Orang-orang yang berlalu-lalang menatap Guzel dengan wajah sinis. Mungkin mereka sudah mengetahui cerita di balik kejadian itu.
ANTONIUS
(berbisik)
Kalau begitu lo akan lebih menyesal!
DISSOLVE TO:
11. Int. International University of Economy Borneo -Kantin-Siang
November 2011
Guzel berubah menjadi sosok pemurung. Ia mengingat pesan Mrs. Rossy ketika pertama kali mereka bertemu, bahwa Guzel harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ia pun melakukannya. Namun, ada saja tingkah Antonius yang menggagalkannya.
Saat itu, Guzel sedang membawa makanannya menuju sebuah perkumpulan mahasiswi di salah satu meja. Baru saja ia duduk dan mencoba berbaur dengan mereka. Tiba-tiba...
ANTONIUS
Jangan mau temanan sama cewek sombong seperti dia!
Seiring dengan itu, para mahasiswi itu pun berpindah meja.
INTERCUT:
12. Int. International University of Economy Borneo -Kamar Mandi-Siang
Guzel yang hendak masuk ke dalam kamar mandi mendengar dua mahasiswi sedang bercermin tengah membicarakannya.
MAHASISWI 1
Cantik sih boleh, tapi nggak ada yang mau dekat sama dia.
MAHASISWI 2
Lagian jadi cewek sombong banget. Mentang-mentang cantik, kaya raya, terkenal.
Mahasiswi 1 menyadari kehadiran Guzel.
MAHASISWI 1
Ups! Orangnya nguping!
Seiring dengan itu, dua mahasiswi itu keluar dari kamar mandi sambil tertawa kecil ketika melewatinya.
INTERCUT:
13. Int. International University of Economy Borneo -Koridor-Siang
Guzel melewati koridor kampus di tengah beberapa mahasiswa yang mengobrol sambil menatapinya dengan wajah yang tidak bersahabat. Di ujung koridor, Guzel melihat Antonius yang sedang tersenyum puas.
Ditatapinya Antonius dengan penuh benci.
GUZEL
(geram)
Puas!?
Antonius memperlebar senyumnya.
ANTONIUS
Banget!
14. Int. Rumah Guzel Kalimantan-Teras Belakang Lantai Atas-Sore
Guzel tengah menyeduh secangkir kopi. Dipikirannya melayang tentang kematian Mrs. Rossy, dendamnya terhadap Antonius, serta penyesalannya karena tidak mengingat nasihat Mrs. Rossy ketika mereka pertama kali bertemu. Air matanya lalu mengalir.
MAHASISWI 1 (O.S)
Cantik sih boleh, tapi nggak ada yang mau dekat sama dia.
MAHASISWI 2 (O.S)
Lagian jadi cewek sombong banget.
Mentang-mentang cantik, kaya raya, terkenal.
Guzel tersenyum kecut. Dalam hati ia berkata, Oh, jadi memang kecantikan ini yang menjadi permasalahan bagi kalian. Kesempurnaan hidupku ini? Baiklah, saya akan menyerah. Saya akan berubah untuk kalian!
Guzel berlari turun.
INTERCUT
15. Int. Mini Market Pinggir Pantai-Sore
Guzel membeli berbagai macam cemilan yang ia temukan di dalam toko, terutama cemilan yang akan membuat berat badannya naik atau mungkin wajah yang ditumbuhi jerawat.
INTERCUT
16. Int. Rumah Guzel Kalimantan-Kamar-Sesaat Kemudian
Guzel menaruh semua belanjaannya di atas kasur. Lalu memakan satu per satu dengan rakus. Setelah semua habis, ia bercermin. Lalu merasa perutnya mulas, ia ke kamar mandi.
Hal yang sama dilakukannya berhari-hari.
DISSOLVE TO:
17. Ext. Rumah Guzel Kalimantan-Teras Belakang Lantai Dua-Sore
Desember 2011
Guzel tidak lagi terlihat seperti dirinya. Penampilannya tak lagi terawat. Rambutnya acak-acakan. Area matanya hitam. Pikirannya kosong menatap ke arah pantai. Dia lalu tersenyum, tertawa, lalu menangis terisak-isak. Tidak lama seetelah itu, dia terdiam. Melirik bungkusan makanan di atas meja sebelahnya. Diraihnya sebungkus cokelat, dimakannya dengan lelah. Lalu terhenti di saat ia belum sempurnah mengunyah.
INTERCUT:
18. Ext. International University of Economy Borneo -Halaman Utama-Pagi
Guzel kembali berjalan dengan pelan sambil tersenyum ke seluruh mahasiswa yang ia lewati. Penampilannya terlihat sangat berbeda dengan setelan jogging, lengkap dengan sepatu jogging. Seperti orang tidak mandi berhari-hari. Orang-orang menatapnya heran dan ada yang menertawainya.
DISSOLVE TO:
19. Int. International University of Economy Borneo -Kantin-Siang
Guzel lagi-lagi mencoba bergabung dengan beberapa kumpulan mahasiswi. Sayangnya, ketika ia hendak duduk, secepatnya mereka berpindah meja. Dari jauh, Antonius memperhatikannya dengan senyum persis seperti iblis.
MAHASISWI (O.S)
Kayaknya si Tuan Putri udah mulai gila!
DISSOLVE TO:
20. Ext. Pantai-Senja
Terlihat pemandangan pantai di senja hari. Pantulan jingga matahari menimbulkan kesan dramatis ke bumi.
Di salah satu rumah, terlihat Saki menaiki sepedanya, lalu mengayuhnya meninggalkan area pantai.
21. Ext. Rumah Guzel Kalimantan-Kamar-Senja
Terlihat wajah Guzel teramat lesu memandang arah pantai. Dengan tubuh yang lemas, ia berjalan menuju kamar, duduk di depan cermin. Terlihat bibirnya yang pucat. Matanya yang sayu dan area mata yang semakin gelap. Kepalanya pun terasa pusing. Disandarkannya tubuhnya ke sisi tempat tidur. Tidak lama setelah itu, ia tersenyum-senyum.
Guzel mendekatkan dirinya lagi ke arah cermin.
GUZEL
(tertawa pelan)
Cantik
Tawanya pun memudar. Matanya membentuk muka marah. Benci sekali rasanya ia melihat wajah yang terpantul di dalam cermin. Tidak lama setelah itu, dibentuknya bermacam-macam ekspresi untuk membuat dirinya terlihat jelek. Guzel tertawa-tertawa sendiri. Lalu, tanpa ekspresi lagi. Tatapannya tajam ke arah cermin. Setelah itu, ia berteriak sambil menggelinjang dan mengacak-acak rambutnya. Tidak lama setelah itu, ia menatap cermin dengan datar lagi. di arah belakang, di atas meja di samping tempat tidur, dilihatnya sebuah silet di atas tumpukan buku-buku. Guzel tertawa.
Guzel mengangkat tubuhnya dengan malas, berusaha meraih silet itu. Setelah mendapatkannya, ia kembali menatap tajam ke arah cermin. Ditariknya napas sangat panjang, menyiapkan nyalinya untuk memburukrupakan dirinya.
22. Int. Rumah Guzel Kalimantan-Malam
Terdengar suara teriakan, Sakti turun dari sepedanya dan bergegas berlari menuju dalam rumah. Sesampainya di ruang utama, terdengar lagi teriakan kedua. Dan ketika ia mencapai tangga, terdengar teriakan ketiga.
SAKTI
(berteriak cemas)
Guzel!
Dari arah ruang lepas di lantai atas, dilihatnya pantulan wajah Guzel dari cermin di dalam kamarnya. Wajahnya dilumuri darah. Kaget tak kepalang, Sakti berlari menuju kamarnya. Diangkatnya tubuh Guzel, lalu dibawanya turun menuju mobil.
DISSOLVE TO: