Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. Int. International University of Economy Borneo -Ruang Kelas-Siang
Pak Antonhy (45 tahun) sedang mengajar mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro di dalam kelas. Guzel duduk sesekali melirik Sakti yang sibuk mencatat beberapa poin penting yang disampaikan dosen. Karena kaca matanya yang tak lagi utuh ,sesekali Sakti melihat ke arah Pak Anthony dengan mendekatkan kaca matanya saja ke mata.
PAK ANTHONY
Mekanisme harga dikatakan mampu memecahkan segala permasalahan
yang ada di dalam kegiatan Ekonomi...
Guzel masih memperhatikan Sakti dengan wajah bersalah.
PAK ANTHONY (O.S)
Akan tetapi ada masalah-masalah pada kegiatan ekonomi penting tertentu,
mekanisme harga tidak bisa memecahan permasalahan dengan baik,
di antaranya distribusi pendapatan, ketidaksempurnaan pasar…
Lamunan Guzel tiba-tiba dikagetkan oleh Antonius yang duduk di belakangnya. Antonius mendekatkan kepalanya ke telinga Guzel.
ANTONIUS
(berbisik)
Hei, daripada merhatiin cowok culun itu,
mending abis kuliah lo jalan sama gue.
Guzel tidak melirik, hanya memutar bola matanya ke arah kanan dengan sedikit senyum angkuh yang terbentuk.
ANTONIUS (CONT’D)
(berbisik)
Gimana?
Guzel menggeser kepalanya searah jarum jam 2, lalu memutar bola matanya untuk melihat Antonius. Guzel tersenyum dengan maksud mengejek. Antonius memperbaiki duduknya setelah mendapat jawaban dari Guzel.
INTERCUT
2. Ext. International University of Economy Borneo -Pintu Utama Kampus-Siang
Antonius menunggu Guzel di salah satu anak tangga di pintu utama kampus. Guzel berjalan tanpa mengacuhkannya. Antonius. Antonius membuntutinya.
ANTONIUS (O.S)
Yuk!?
Guzel melirik Antonius dengan tatapan heran.
GUZEL
Maksud lo?
ANTONIUS
Loh tadi bukannylo setuju?
Terlihat semakin keheranan wajah Guzel.
GUZEL
Setuju ngapain sih?
ANTONIUS
Jalan sama gue abis pulang kuliah.
Tadi lo senyum. Itu artinya iya.
Guzel memberhentikan langkahnya, lalu berdiri menghadap Antonius. Antonius tersenyum. Membuat Guzel semakin jijik.
GUZEL
Oh! Come on!
Setiap kali gue senyum berarti gue iyain ajakan orang?
Antonius tersenyum lagi merasa semakin tertantangg dengan sikap Guzel. Guzel berjalan kembali hingga mobilnya. Antonius mengejarnya.
ANTONIUS
Mobil lo taruh di sini aja
Guzel memerhatikan wajah Antonius lekat-lekat. Di benaknya ia heran sekaligus kesal dengan sikap laki-laki itu. Antonius pun membalas tatapannya seraya membentuk senyum menggoda di bibirnya.
GUZEL
Kemana?
Senyum Antonius melebar. Ia segera membuka pintu mobilnya yang terparkir di sebelah mobil Guzel. Guzel masuk mobil, setelah Antonius membuka lebar pintunya. Sesaat setelah itu, Sakti lewat dengan sepedanya. Antonius meluapkan kesenangannya dengan mengganggu Sakti.
ANTONIUS (O.S)
WOI CULUN!!
Dari dalam mobil, Guzel melihat Sakti dengan perasaan iba.
INTERCUT
3. Ext. Sebuah Tanah Lapang di Atas Tebing-Sore
Antonius memberhentikan mobilnya di atas sebuah tanah lapang yang hijau dan menghadap ke arah pantai yang sama yang terlihat dari rumah Sakti.
Guzel keluar dari mobil dengan pandangan takjub melihat pemandangan yang disuguhkan di depannya. Dalam hati, ia berterima kasih kepada Antonius.
Guzel berjalan mendekati tebing. Lalu duduk seraya menjulurkan kedua kakinya ke bawah tebing.
ANTONIUS
Gue perhatiin lo di sini nggak punya teman, ya?
Mendengar kata-kata Antonius, Guzel sedikit tersinggung.
Antonius berjalan pelan mendekati Guzel. Lalu duduk di sebelahnya.
GUZEL
Maksud lo apaan?
ANTONIUS
Ya, lo sendiri aja, gitu.
GUZEL
(ketus)
Mereka aja yang sombong! Mungkin merasa nggak sepadan sama gue.
Antonius mengangguk paham dengan sikap Guzel. Dalam hati, ia berkata bahwa yang sombong itu bukan mereka, tapi lo! Akan tetapi, ia tidak mau merusak suasana sore itu dan memutuskan untuk membicarakan hal lain.
ANTONIUS (O.S)
Itu...
Antonius menunjuk ke arah pulau di tengah-tengah laut yang tidak terlalu jauh kalau ditempuh dari pantai dekat rumah Sakti.
ANTONIUS (CONT’D)
Lo tahu nggak itu pulau apa?
Guzel menggeleng seraya memperhatikan pulau yang di sekitarnya berlabuh beberapa perahu.
ANTONIUS (CONT’D)
Di sana tuh ada rumah sakit jiwa terbesar di Kalimantan,
namanya Borneo Psychiatric Hospital.
Di sana juga ada penjaranya.
Guzel menoleh ke arah Antonius seraya bergidik ngeri.
ANTONIUS (CONT’D)
Di sini aja kelihatannya indah, tapi kalau lo udah masuk ke sana,
duhhh... jangan harap lo bakal berani ngelangkahin kaki.
GUZEL
Lo pernah ke sana emang?
ANTONIUS
(mengangguk)
Bokap gue tugas di sana, makanya gue dikuliahin di sini.
Guzel mengangguk. Dalam hatinya berkata bahwa Antonius tidak seburuk yang dia kira. Buktinya seru juga diajak ngobrol.
GUZEL
Lo asli mana sih?
ANTONIUS
Bandung
GUZEL
Oh... dekat dong sama gue
ANTONIUS
Ya... dekat emang sama Jakarta
GUZEL
Loh, kok tahu gue di Jakarta?
ANTONIUS
Ya, kota mana lagi di Indonesia yang menciptakan perempuan dengan penampilan seperti lo.
Guzel terlihat sedikit tersinggung dengan pernyataan Antonius.
GUZEL
(tersinggung)
Maksud lo apa?
ANTONIUS
Bercanda. Gue sering lihat liputan keluarga lo di TV
Guzel mengangguk paham.
ANTONIUS (CONT’D)
Gue turut prihatin dengan yang lo alami, memang...
GUZEL
Gue nggak mau bicarain hal itu
Antonius mengangguk paham. Menyadari bahwa Guzel sedang berusaaha untuk tidak mengingat kejadian yang menimpanya. Keheningan pun mulai tercipta selama beberapa detik hingga akhirnya Antonius pun kembali membuka obrolan.
ANTONIUS
Hm... Mrs. Rossy sepertinya perhatian banget sama lo.
Guzel mengernyitkan dahi. Melalui ekspresinya, dia mempertanyakan maksud Antonius.
ANTONIUS (CONT’D)
Iya, dia tuh seperti memperhatikan lo terus gitu.
Di kelas tuh lo... kayak mahasiswa emas bagi dia.
Sedangkan gue, udah di tahun kedua sama dia, malah dicengin mulu.
Guzel tertawa mendengar pernyataan Antonius.
GUZEL
Oh, jadi ceritanya, lo sekarang cemburu?
Giliran Antonius yang tertawa mendengar pernyataan Guzel.
ANTONIUS
Eh, lo tahu nggak sih, Mrs. Rossy itu punya indera keenam?
Lagi-lagi, Guzel mengernyitkan dahi mendengar pernyataan konyol Antonius.
ANTONIUS
Gue juga dulu nggak percaya. Ekspresi gue pas dengar persis kaya lo gini.
Kabarnya sih, dia pernah mati suri, setelah hidup kembali,
tiba-tiba dia punya kemampuan seperti itu.
GUZEL
Terus, kenapa lo tiba-tiba jadi percaya?
ANTONIUS
Dia sempat ngomong ke gue kalau gue nggak bakal lulus tahun kemarin.
Tawa Guzel pecah mendengar jawaban Antonius.
ANTONIUS (CONT’D)
(setengah tertawa)
Becanda, becanda. Waktu itu dia pernah ngomong
kalau akan ada yang pergi dalam waktu dekat.
Guzel mendengarnya dengan seksama.
ANTONIUS
(lirih)
Tiga hari setelah itu, nyokap gue meninggal dalam kecelakaan.
Guzel menatap prihatin. Kejadian yang hampir sama, hanya saja bagi Guzel, keduanya telah pergi.
Matahari sore telah berubah menjadi matahari senja. Warna jingga mulai terpancar dan terpantul melalui air laut, membentuk siluet di tubuh seorang laki-laki dan wanita yang sedang membiarkan diri terbuai dalam sejuknya udara dan pemandangan di depan mata. Cukup lama keheningan tercipta. Perlahan, Guzel merasakan Antonius mendekatkan tubuh. Semakin dekat hingga jarak yang tadinya cukup untuk malaikat menjaga mereka kini telah terbunuh oleh setan.
Antonius meletakkan tangannya di pinggang Guzel dan hendak menciumnya. Guzel menyadari itu, tanpa disangka ia menampar Antonius. Antonius kaget, namun ia terus melanjutkan usahanya.
ANTONIUS
Ayolah! Jangan munafik seperti itu!
Guzel menatapnya kaget. Tidak disangka, pandangannya yang sudah membaik mengenai Antonius sekarang berubah kembali ke seperti semula, bahkan lebih buruk.
ANTONIUS (CONT’D)
Gue tahu cewek kayak lo maunya apa!
Ditamparnya lagi Antonius. Lalu segera beranjak dari duduknya, dan berjalan meninggalkan Antonius.
Di bawah sinar matahari yang perlahan lenyap, Antonius mengejar Guzel dengan rasa penasaran yang masih memuncak serta nafsu yang ingin segera dipuaskan. Ditariknya lengan Guzel dan dengan tangkas Guzel menendang selangkangannya. Antonius terduduk lemah dengan keringat dingin keluar dari pori-porinya. Kesempatan itu digunakan Guzel untuk berlari sekencang-kencangnya.
ANTONIUS (O.S)
Dasar cewek sombong. Munafik!
Lo nggak bakalan nemuin siapa pun di sini dengan kesombongan lo itu!
DISSOLVE TO:
4. Ext. International University of Economy Borneo -Gerbang Utama-Malam
Beruntung sekali, gerbang kampus belum ditutup. Guzel dengan napas yang ngos-ngosan serta keringat yang membasahi pakaiannya berlari menuju mobilnya. Setelah memasuki mobil, tanpa tunggu apa-apa lagi, ia menjalankan mobilnya.
INTERCUT
5. Ext./Int. Mobil-Malam
Guzel melajukan mobilnya dengan kencang dan gemetaran. Air mata terus mengalir. Sesekali disekanya. Kalimat terakhir Antonius masih terngiang di telinganya.
ANTONIUS (O.S)
Dasar cewek sombong. Munafik!
Lo nggak bakalan nemuin siapa pun di sini dengan kesombongan lo itu!