Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Euphoria
Suka
Favorit
Bagikan
15. Banjir

INT. RUMAH ARIF - KAMAR TIDUR - MIDNIGHT - PAST

Arif dan Nala tidur di kasur Arif. Nala tidak bisa tidur. Hujan turun deras sekali di luar rumah.

NALA

(mengoyang pundak Arif)

Rif. Bangun Rif.

Arif tidak merespon.

NALA (CONT’D)

Arif. Kayaknya banjir deh.

ARIF

Jangan berisik Nal. Tidur.

Nala khawatir. Suara sambaran petir yang kencang. Nala beranjak dari kasur.

Arif tetap di kasur, masih ngantuk. Terdengar suara Nala meninggalkan kamar. Arif menutup kepalanya dengan bantal.

INT. RUMAH ARIF - DAPUR - MOMENTS LATER - PAST

Nala meneguk kopi panasnya. Dia kedinginan dan khawatir. Terlihat dari jendela dapur amukan angin dan hujan di luar sana.

Nala beranjak dari kursi.

EXT. RUMAH ARIF - GARASI - MIDNIGHT - PAST

Nala berjalan ke depan pagar. Nala mengecek luapan air dari

belakang pagar.

INT. RUMAH ARIF - KAMAR TIDUR - MIDNIGHT - PAST

Nala menyalakan lampu.

NALA

Arif! Bangun! Bakal banjir.

ARIF

Kalo banjir pasti ada

pemberitahuannya.

NALA

Airnya udah ngeluap dari got.

Bangun Arif!

ARIF

(bangun)

MANA SIH?!

EXT. RUMAH ARIF - GARASI - MOMENTS LATER - PAST

Nala menunggu di pintu dapur. Menggaruk lengannya.

Arif kembali setelah ngecek.

ARIF

Bentar lagi juga reda.

NALA

Udah dua jam Rif! Dua jam! Aku gak

bisa tidur dari jam 12! Ini gak

akan berhenti.

ARIF

Kalo tiba-tiba reda gimana?

Nala memegang mukanya, capek mendengar alasan Arif.

NALA

Keluarin Mobil! Garcep ah!

INT. MOBIL ARIF - NIGHT - PAST

Arif menyetir mobil. Wiper mobil berusaha keras menyapu air hujan yang semakin deras. Arif melihat parkiran di dataran tinggi sudah hampir penuh.

Mata Arif heran. Banyak bapak-bapak membawa payung pergi balik ke dataran rendah.

Arif membuka kaca ketika melewati salah satu bapak-bapak yang memakai payung.

ARIF

Maaf pak, diatas masih ada parkiran

kosong gak ya?

BAPAK-BAPAK BERPAYUNG

Keluar komplek pak. Udah penuh.

ARIF

Ini beneran bakal banjir?

BAPAK-BAPAK BERPAYUNG

Kata grup WA saya begitu. Bapak

udah ngangkat-ngangkat barang

belum?

INT. RUMAH ARIF - KAMAR TIDUR - MIDNIGHT - PAST

Nala sedang menenteng banyak baju-baju pentingnya.

Handphone-nya berdering.

NALA

Halo? Arif?

ARIF (O.S)

Nal naikin tanaman kamu! Bener

Banjir!

NALA

Aku lagi angkat baju. Cepetan

pulang! Gak kuat aku ngangkat kasur

sendiri!

ARIF (O.S)

Oke. Lo angkat dulu apa yang lo

bisa.

Nala mematikan hp. Nala mengambil baju-bajunya.

INT. RUMAH ARIF - LANTAI 2 - MOMENTS LATER - PAST

Lantai 2 Rumah Arif tidak terlalu besar. Dibalik ruangan tengah yang kecil, Terdapat 3 pintu ke tempat Cuci, tempat gantung baju, dan Gudang.

Nala menaruh baju-bajunya di ruang tengah. Nala lalu turun melalui tangga.

INT. RUMAH ARIF - KAMAR TIDUR - MOMENTS LATER - PAST

Nala menaruh barang-barang berharga Arif yang tersimpan di lemari ke satu box tumblr. Diatas kotak itu Nala menaruh selimut dan seprai kasur.

INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MOMENTS LATER -PAST

Nala mendorong box itu hingga deket tangga. Nala berusaha membopong box tumblr perlahan-lahan menaiki tangga.

Napas Nala sudah terengah-engah.

INT. RUMAH ARIF - LANTAI 2 - MOMENTS LATER - PAST

Nala menaruh bantal-bantal dan guling-guling. Barang-barang di lantai dua sudah mulai menumpuk.

INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MOMENTS LATER - PAST

Nala mengeluarkan bingkai foto, piring-piring kecil, dan souvenir yang tergeletak di meja kecil dan/atau di dalam lemari. menaruhnya dalam kantong plastik.

INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MOMENTS LATER - PAST

Nala sedang menaruh tanaman hiasnya di meja TV yang sudah kosong. Menatanya rapih.

Arif datang basah kuyup.

ARIF

NALA. Airnya udah masuk Garasi!

NALA

KAMU DARIMANA AJA SIH?!

(beat)

Aku sempet kepikiran ninggalin kamu

tau gak?!

ARIF

Parkirannya penuh. Aku harus parkir

jauh.

(beat)

Apa yang bisa kubantu?

Nala berpikir.

NALA

Kamu coba naik-naikin

barang-barang yang pasti ngapung.

Aku taro tanaman dulu.

INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MOMENTS LATER - PAST

Arif membopong bantal-bantal sofa, lalu mulai menaiki tangga.

Meja TV sudah dipenuhi tanaman-tanaman hias Nala. Nala menaruh tanaman hias terakhir. Jumlahnya ada 8.

INT. RUMAH ARIF - DAPUR - MOMENTS LATER -PAST

Arif berusaha membopong dispenser.

NALA (O.S)

Arif! Kasur dulu ayo!

Arif mengangguk.

INT. RUMAH ARIF - KAMAR TIDUR - MOMENTS LATER - PAST

ARIF & NALA

1. 2. TIGA!

Arif dan Nala berusaha sekuat tenaga menaruh rangkai kasur diatas meja kamar tidur.

NALA

Pelan-pelan.

Mereka berhasil.

Arif dan Nala menaikan matras kasur diantara 2 kursi dapur yang dijajarkan dekat tembok.

INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MOMENTS LATER -PAST

Nala dan Arif berusaha menaruh kerangka sofa pertama yang berat, diatas meja ruang tengah.

Nala dan Arif berusaha menaruh kerangka sofa kedua yang berat, diatas meja ruang tengah lainnya.

NALA

Aduh! Punggungku.

ARIF

Apalagi?

Nala menahan sakit. Nala melihat sekitar.

NALA

Kulkas.

INT. RUMAH ARIF - DAPUR - MOMENTS LATER -PAST

Terlihat di meja makan yang sudah dirapatkan ke tembok, bahwa isi-isi kulkas sudah dikeluarkan.

Nala dan Arif hendak menaruh kulkas diantara 2 kursi dapur. Mereka nungging siap mengangkat.

NALA

Huff. Huff.

ARIF

Huff. Siap? 3. 2.

NALA

Satu! HNNGGG!

ARIF

HNNGG!

Kulkas agak miring kedepan.

NALA

Tahan depannya Rif. Gua belakang.

Arif menyesuaikan bahunya. Menahan beban kulkas. Kulkas berhasil dinaikan. Nala menaruh tangan di punggungnya. Arif menaruh tangan di lututnya. Keduanya kecapekan.

Terdengar dari luar pengumuman peringatan banjir oleh pak satpam.

ARIF

Udah semua kan?

NALA

Kalo banjirnya naik lagi. Kulkasnya

(menelan ludah)

Harus ditaruh di meja makan.

ARIF

(menarik napas)

Insyallah enggak.

Terlihat dari pintu dapur. Airnya sudah masuk.

NALA

Bantuin gua diatas.

ARIF

Oke.

INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MOMENTS LATER - PAST

Kaki Nala dan Arif basah karena air di diruang tengah sudah lebih merembes masuk dibanding yang lewat dapur. Nala mengeringkan kakinya dengan keset yang ditaruh di tangga.

Arif menunggu giliran.

NALA

(berbalik ke Arif)

Pintu kamar mandi! Banyak kecoa

nanti.

ARIF

(takut)

Kecoa?

NALA

Mau Aku aja?

Arif ragu-ragu, kemudian Arif langsung turun dari tangga dan pergi.

Nala kembali mengeringkan kaki.

Nala melihat dari kejauhan tanaman-tanaman hiasnya diatas meja TV. Untuk pertama kalinya, Nala merasa dia telah menanam sebagian dirinya di hidup orang lain. Mempertahankannya.

Terdengar teriakan Arif. Nala kaget.

INT. RUMAH ARIF - LANTAI 2 - MORNING - PAST

Lantai kamar dua sudah terlihat bersih dan rapih. Ruang

tengah yang kecil itu terlihat lebih kecil lagi dengan

barang-barang Nala dan Arif yang menumpuk.

Nala sedang sholat subuh tahyatul akhir. menghadap ke arah

tangga.

Nala selesai sholat.

Dari bawah tangga terdengar suara.

ARIF (O.S)

Nal! Nala!

NALA

Apa?

ARIF (O.S)

Airnya udah sampe lutut. Kayaknya

Sekringnya dikit lagi kena. Gua

matiin ya?

NALA

Matiin Rif tolong.

Semua Lampu mati. Gelap gulita.

Hening.

Dari bawah tangga, terdengar suara kaki bergerak di air. Cahaya lilin mulai timbul. Arif berjalan keatas membawa lilin yang tertempel diatas piring di tangan kanannya. Tangan kirinya penuh dengan kumpulan piring dan lilin. Kakinya dibawah lutut basah kuyup .

Arif menaruh semua piring dan lilin di tangan kirinya di ujung tangga. Arif meneteskan lilin perlahan-lahan ke atas piring kosong.

Nala memperhatikan.

Arif menempel lilin yang belum tersulut disitu. Dari lilin yang sudah menyala, Arif menyulutkan lilin yang baru ditempel.

ARIF

(memberi lilin dan piring)

Nal. Itu buat diatas.

Arif menempelkan lilin dan piring lainnya. Satu per satu di beberapa ruas tangga.

Tangganya yang tadinya gelap, sekarang lumayan terang.

ARIF

Nal. Gua ambilin bubur ama cake

gimana?

NALA

(menempelkan lilin ke piring)

Boleh.

Terdengar suara Arif mencelupkan kakinya ke genangan air.

Terdengar suara Arif berjalan menyeret kakinya di dalam air.

Nala selesai menempel lilin.

Nala mengecek tangga yang sekarang agak terang.

Hening.

Nala menunggu Arif datang. Namun, hanya suara rintik hujan yang tertinggal.

NALA

Arif?

Arif tidak merespon.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar