Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. APARTEMEN NALA - KAMAR NALA - MORNING
DI KAMAR MANDI: Nala membasuh muka di wastafel. Mengelap sisa tangisnya. Lalu dia mengambil sikat gigi dan mengoleskan odol. Nala keluar dari kamar mandi dengan baju seadanya sambil menyikat gigi.
DI KAMAR: Arif sedang mengganti seprai bantal Nala. Terlihat dia sudah membereskan kasur dan merebahkan selimut.
ARIF
Kamar lo berantakan. Gak serek gua
ngeliatnya.
Nala sibuk menyikat gigi dan menggaruk perutnya sambil menyaksikan Arif bekerja. Arif sudah selesai mengganti seprai bantal dan menebahnya.
ARIF (CONT’D)
(menyodorkan guling)
Tolongin.
Nala mengigit sikatnya. Arif memegang guling di ujungnya dan Nala di ujung satunya. Berusaha mengganti baru seprai guling.
Arif mengambil guling yang telah diganti seprainya, lalu ditebahkan menggunakan sapu lidi.
NALA
(Balik menyikat gigi)
Kenapa lo ngeliat gua kayak gitu?
ARIF
(sambil menebah)
Gak kebiasa aja gua ngeliat rambut
lo pendek abis mandi. Biasanya
dililit handuk.
NALA
Gak cocok ya?
ARIF
(masih menebah)
Abis dikeringin rontok kemana-mana.
NALA
(menaikan suara)
Gak cocok kan?
ARIF
(menaruh guling)
Disapu pada nyangkut semua.
NALA
Rif?!
ARIF
Kenapa lo nannya gitu?
NALA
Tau ah.
DI DAPUR: Nala kumur-kumur di wastafel. Menaru sikat sembarangan. Dia lalu mengisi semprotan tanamannya dengan air wastafel. Arif mengambil sapu disampingnya.
DI KAMAR: Nala memegang semprotan. Nala melompat dari debu sapuan Arif, lalu menghampiri balkon.
DI BALKON: Nala menyirami 4 tanaman hiasnya. Sejenak, Nala terbawa suasana bersih-bersih kamar. Nala menggumam reff lagu bayang-bayang Jingga - Kiki Maria. Terdengar suara pintu terbuka, lalu tertutup. Nala membalikkan badan.
Arif menghilang.
NALA
(kembali menyiram)
Kalo gak suka bilang aja..
Nala menaruh semprotan. Nala mengambil baju-baju kotor yang
berserakan di kamar. Menumpuknya ke satu ember. Lalu
membopongnya ke kamar mandi.
DI KAMAR MANDI: Nala menyampur deterjen ke dalam ember dan
menguceknya. Pintu kamar terbuka, Terlihat Arif telah balik
dari membuang sampah.
ARIF
Sekalian gua pel ya.
NALA
Uhm. (setuju)
ARIF
Embernya.
Nala memberikan ember yang tergeletak di kamar mandi. Arif menerima.
NALA
Ambilin Hp gua Rif. Tolong.
Arif mengambil hp Nala di kasur.
Arif menepuk pundak Nala dengan hp. Nala menerima.
DI DAPUR: Arif menuangkan wipol ke ember, mencelupkan kain pel, lalu memerasnya.
Terdengar suara opening lagu galau asmara - Malyda dan Fariz RM dari kamar mandi.
Badan Arif dan Nala bergerak mengikuti mengikuti irama lagu.
Irama ini mengiringi Arif mengepel dan Nala mengucek baju.
INT. APARTEMEN NALA- KAMAR NALA - MOMENTS LATER.
Kamar sudah bersih. Nala menggantung pakaian dalam yang baru dicuci di balkon. Arif duduk sila di kasur sambil makan bubur cendil.
ARIF
Masih sama aja rasanya.
NALA
Iyalah, kan gua yang bikin.
Nala fokus menggantung pakaian basah.
NALA (CONT’D)
Masih enak gak?
ARIF
Gua nambah ya.
NALA
Lo tuh ketagihan bubur cendil dari
siapa sih..
Arif berjalan ke kulkas. Banyak UC9000.
ARIF
Menurut lo?
Nala tertawa kecil.
ARIF (CONT’D) (O.S)
Lo belajar bikin bubur dari siapa
Nal?
Nala terdiam sejenak.
NALA
Dari nenek gua.
Arif menatap ke arah Nala. Terdiam.
ARIF
Sorry.
NALA
Gak. Gak papah kok.
(beat)
Dulu gua ama adek gua suka banget
makan bubur pas kecil.
Arif berjalan ke kasur.
NALA (CONT’D)
Sempet gua nagih ke rumah nenek
cuma buat bikin bubur aja. Lucu ya?
(beat)
Nenek selalu minta nambah, tapi
sedikit-sedikit.
(beat)
Gak kayak lo.
Arif tertawa kecil.
ARIF
Gua ngingetin lo ama nenek ya?
Nala tersenyum menatap Arif. Keduanya dipisahkan oleh pintu kaca di balkon.
Nala menghampiri Arif.
NALA
Rif. lo tau alzheimer gak?
ARIF
Itu penyakit bukan?
NALA
Penyakit otak.
(beat)
Sampe akhir, nenek gua gak tahu
siapa dia ataupun keluarganya.
Arif tercenggang. Nala duduk di kasur.
NALA (CONT’D)
Pada akhirnya pengidap alzheimer
lupa bagaimana caranya bernapas
terus meninggal.
Nala menghadap ke Arif.
NALA (CONT’D)
Kadang Gua ngerasa bersalah
berpikir kalo wanita di hadapan gua
bukan nenek gua lagi.
(beat)
Kalau lo gak diinget seseorang,
sama aja gak sih kayak lo gak
pernah ada di hidupnya?
Arif memalingkan pandangan. Dia fokus menyantap buburnya.
NALA (CONT’D)
Tapi ternyata. Walau masih sakit.
Dia masih suka bubur buatan gua.
Hebat ya?
Hening.
NALA
Sekarang gua ngerasa gak berdaya
setelah kepergiannya. Cuma gua gak
bisa pergi gitu aja.
ARIF
Jadwal lo penuh?
Nala mengangguk.
ARIF (CONT’D)
Ada rencana gak buat ngejenguk
makamnya?
NALA
Kalo bisa secepet mungkin.
(beat)
Gak enak gua kerja begini. Emosi
campur aduk.
ARIF
Minta Dimas aja.
Nala menggeleng.
Arif menatap langit-langit kamar sambil menghela napas.
ARIF
Gagal gua neraktir lo tadi.
NALA
(beranjak dari kasur)
Udah gak usah dipikirin.
Nala hendak menuju balkon. Arif menarik baju Nala.
ARIF
Gimana kalo lo kasih gua satu
kesempatan sekali lagi buat bayar
hutang?
NALA
Huh?
ARIF
Kapan lo mulai bisa pergi-pergi?
NALA
3 minggu minimal. Emang kenapa?
ARIF
Tanggal segitu gua ada urusan
tambang di Tuban. Lo mau ikut gak?
NALA
Lo mau nganterin gua ke
Pacitan?!
Arif menarik Nala hingga duduk di kasur. Nala tertarik ke kasur.
ARIF
Ya. Abis itu gua bakal pergi
jauh-jauh dari hidup lo.
NALA
Lo ngomong apa sih?!
ARIF
Gua gak bisa ngelupain lo.
NALA
Lupa tinggal lupa, gak usah dibawa
ribet!
ARIF
Gak semua orang begitu.
Nala melirik bubur cendil. Inget neneknya. Nala terdiam.
NALA
Lo tuh kesurupan apa sih?
Arif terdiam.
Nala beranjak dari kasur.
Nala menggaruk-garuk kepalanya.
NALA
(menghela napas)
Kasih gua waktu buat mikir.
Sebentar.
Nala serius berpikir. Hening.
ARIF
(menyodorkan bubur)
Ganjel perut nih.
Nala menatap Arif penuh tanya. Bingung, ia menerima
buburnya. Kembali duduk di kasur.
NALA
Lo tuh anomali tau gak.
(memakan bubur)
Gak habis pikir gua.
ARIF
Jangan diabisin.
Nala mencubit keras lengan Arif.
ARIF (CONT’D)
Aduduh! Anjir! Sakit tahu!
NALA
Nyebelin tau gak.
Nala gak tahu harus kesel atau seneng sama Arif.
Keduanya duduk di atas kasur Nala. Diterpa matahari pagi.
Kamar Nala terlihat bersih.