Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. APARTEMEN ARIF - LORONG - NIGHT
Arif dipapah Nala menuju kamarnya. Jalan mereka sempoyongan karena Arif lumayan berat.
Nala dan Arif sampai di depan pintu kamar Arif. Nala
mengecek kantung celana Arif untuk kunci.
INT. APARTEMEN ARIF - KAMAR ARIF - NIGHT
Pintu terbuka. Nala dan Arif memasuki ruangan. Nala berusaha menyalakan tombol lampu sambil mempapah Arif.
Jendela kamar Arif semua tertutup. Kamarnya Bersih dan rapih.
Nala membanting Arif dan tas tentengnya ke kasur, lalu mengelap dahinya yang berkeringat.
Nala menutup dan mengunci pintu sambil melemaskan bahunya.
Nala mengambil gelas di dapur dan mengisinya di dispenser.
Dia Meneguk habis gelas itu sambil memperhatikan Arif.
Nala mengecek kulkas dan mengambil UC9000.
Nala berusaha membuka UC9000 sambil berjalan ke kamar mandi. Nala masuk kamar mandi, menutup pintu. Lupa. Dia balik mengambil tasnya di kasur dan menutup pintu lagi. Terdengar suara keran air terbuka.
INT. APARTEMEN ARIF - KAMAR ARIF/KAMAR MANDI - NIGHT
Gelas Uc9000 yang sudah habis tergeletak di wastafel.
Nala berusaha untuk melepas kontaks lensnya. Nala memijat matanya tapi kontak lensnya susah lepas.
INT. APARTEMEN ARIF - KAMAR ARIF - NIGHT
Arif bermuka masam. Dia menggeliat di kasur.
Nala, sudah memakai kacamata, mengintip dari pintu kamar mandi tingkah laku Arif. Lalu Nala mengalihkan pandangannya kearah jendela dan horden kamar yang tertutup rapat.
DI BALKON: Nala membuka horden, diikuti dengan pintu balkon. Udara dingin menggetarkan kamar. Nala melihat pemandangan kota Jakarta yang diselimuti kabut malam. Namun, Ekspresi Nala berkata bahwa ada yang kurang.
Nala merokok di balkon sebentar. Jemuran Arif berdansa dengan riang di sampingnya. Nala menghembuskan asap rokok.
INT. APARTEMEN ARIF - KAMAR ARIF - MOMENTS LATER
Nala bersiap pergi. Semua jendela dan horden tertutup rapat. Arif tertidur lelap dikasur dengan selimut. Sebelum pergikeluar, Nala mengambil remot AC, mengatur temperatur agar kamar tidak terlalu dingin. Nala berbalik sekali lagi ke arah Arif.
NALA
Jangan lupa dikunci pintunya.
Nala menutup pintu kamar. Langkah Nala terdengar mulai menjauh. Layaknya hantu, Nala pergi tanpa meninggalkan jejak.
DI KAMAR MANDI: Kecuali gelas UC9000 di wastafel kamar mandi yang lupa dibuang.
INT. APARTEMEN NALA - KAMAR NALA - MOMENTS LATER.
Nala membuka pintu kamarnya, lalu menyalakan lampu. Kamar Nala berantakan dengan barang-barang, baju, beha, celana dalam berserakan dimana-mana. Jendela dan horden Nala terbuka lebar, terkesan mengundang.
Nala menutup pintu. Nala melempar tas ke lantai. Lalu, dia melompat ke kasur dan menatap atap kamar dengan posisi telentang. Matanya berat. Terdengar suara membentak di kamar sebelah. KDRT. Namun, ekpresi Nala kosong. Dia sudah terbiasa dengan situasi tetangganya.
I/E. APARTEMEN NALA- KAMAR NALA - THE NEXT DAY
Nala tertidur. Mukanya disinari oleh cahaya matahari pagi. Nala belum mengganti baju dan belum mandi.
Alarm Nala berdering. Nala reflek langsung matiin. Terlihat lock screen foto Nala dan Dimas (30), pacarnya.
Terdengar suara ketokan pintu. Nala tidak merespon.
Handphone Nala berdering ringtone panggilan. Mata Nala terbuka pelan-pelan. Nala mulai memakai kacamata. Berlagak malas, dia menjawab panggilan.
NALA
Halo Dim?
ARIF
Dim? Ini Arif!
Mata Nala terbelalak.
NALA
Eh?! Arif?
ARIF
Iya. Gua udah di depan nih. Boleh
masuk gak?
NALA
Lo ngapain kesini?! Kamar Gua kapal
pecah! Aduh.
Nala mondar-mandir mengganti baju sambil memegang hp.
Arif mematikan panggilan.
NALA
Halo? Halo Rif?
Arif berbicara dibalik pintu.
ARIF
Nal?
(beat)
Gua mau bayar hutang buat kemarin.
NALA
Hutang apaan?
ARIF
Lo nganterin gua pulang kan?
NALA
Jangan kegeeran dah.
ARIF
Bullshit! Gua tau jelas bau rokok
lo. Buka pintunya.
Nala membuka pintu kamarnya sedikit, memperlihatkan wajahnya.
NALA
Mau apa lo?
ARIF
Gua mau neraktir lo sarapan.
NALA
Itu aja kan?
Nala menatap Arif tajam. Muka Arif datar.
NALA
Tunggu sebentar.
Nala menutup pintu.
EXT. NASI KUNING PINGGIR JALAN - MORNING
Suasana pagi kota Jakarta yang dingin dan gaduh. Mobil dan motor beroperasi dimana-mana.
Nala dan Arif sarapan di tenda nasi kuning pinggir jalan.
Ukurannya tidak terlalu besar. Hanya ada 4 kursi untuk pelanggan.
TUKANG NASI KUNING
Udah lama gak keliatan mba. Sehat?
NALA
(menelan makan)
Sehat Pak alhamdullilah. Bapak
sehat?
TUKANG NASI KUNING
Sehat Mba.
(beat)
itu pacarnya?
Nala dan Arif saling bertatap bingung dengan mulut penuh.
ARIF
(menelan makanan)
Sahabat Pak. Rekan Kerja.
NALA
(Batuk)
Apaan sih Pak!
Tukang nasi kuning menseruput teh hangatnya, lalu mengelap tangannya.
TUKANG NASI KUNING
Abis biasanya kalau kesini Mba Nala
lesu terus. Sekarang senyum-senyum
pikir bapak pacarnya.
NALA
(malu)
Udah ah Pak!
Handphone Nala berdering dikantung. Nala menghiraukan.
ARIF
Gak dijawab tuh?
NALA
(makan)
Biarin aja barangkali si Dimas.
Bete gua.
ARIF
(makan)
kalo kasusnya kayak gua lagi
gimana?
Dengan cepat Nala mengambil hp-nya. Dia melihat nama "IBU" di layarnya.
NALA
Halo Bu?
Tukang Nasi kuning dan Arif memperhatikan Nala.
NALA
Innalillahi..
Wajah Nala berubah pucat seketika. Suaranya rapuh.
NALA
Iya Bu.
Arif makin khawatir.
NALA
Iya Bu. Iya.
Tukang nasi kuning langsung inisiatif membuat teh hangat untuk Nala.
NALA
Waalaikumsalam.
TUKANG NASI KUNING
(menyodorkan teh)
Ini Mba
NALA
Makasih Mas.
Nala berkontemplasi dengan teh hangat ditangannya dan nasi kuning di pangkuannya.
Tukang Nasi kuning memalingkan pandangannya, tidak sanggup, lalu mengelap dahinya dengan lap.
NALA
Sorry banget ya Rif gua tau lo mau
ngehibur gua.
ARIF
Nal?
Nala menengok ke arah Arif.
NALA
Kemarin malam , Nenek gua
meninggal.
ARIF
Innalilahi..
Nala menunduk ke bawah sambil menggenggam teh hangatnya.
NALA
Rif. Kayaknya hari ini gua mau
sendirian dulu.
Arif terdiam. Dia lalu lanjut makan.
I/E. APARTEMEN NALA- KAMAR NALA- MORNING
Arif dan Nala berada di depan pintu kamar.
ARIF
Lo serius gak papah Nal?
NALA
Santai aja! Gua kan cewek strong.
Ekspresi Arif tidak enak.
NALA (CONT’D)
Udah ah. Gua malah yang sedih liat
ekspresi lo begitu.
ARIF
Yaudah kalo gitu. Assalamualaikum.
NALA
Waalaikumsalam.
Arif berjalan menuju lorong apartemen hingga akhirnya hilang dari pandangan Nala.
Nala menutup pintu kamar dan bersender disana. Lututnya menekuk. Tanganya menutup muka. Air matanya mengalir. Nala berusaha menutupinya, tetapi suara tangisnya meluap. Nala berusaha mengelap air matanya, tetapi tidak kunjung reda. Terdengar suara langkah kaki berlari menuju arah kamar.
Dibalik pintu Arif berdiri dengan napas terengah-engah.
ARIF (O.S)
Nal. Gua tau ini bukan urusan gua,
tapi..
NALA
Pergi Rif! Pergi! Jangan
deket-deket sama gua!
ARIF
Gua gak bisa ninggalin lo gitu aja.
Apalagi sekarang.
Nala terus menangis.
ARIF
Lo bilang lo gak kuat liat ekpresi
gua kan? Gua juga sama.
Arif menyodorkan kepalanya di pintu. Nala frustasi menangis.
RIF (CONT’D)
Paling gak.
(menarik napas)
Paling gak biarin gua berdiri
diambang pintu lo Nal.
NALA
Gak!
Arif tidak menjawab.
NALA (CONT’D)
Benci.
(beat)
Benci gua ama lo Rif...
Isak tangis Nala berlanjut. Arif mendengarkan di balik pintu.