Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Euphoria
Suka
Favorit
Bagikan
13. Punch Drunk Love

I/E. JALAN DAENDELS - MOBIL ARIF - NIGHT

Arif menyetir dengan muka masam. Radio 105.8 FM masih terus

memutar lagu.

NALA

Udah dimana Rif?

Arif tidak menjawab.

NALA

Jangan dikacangin dongg.

ARIF

(fokus nyetir)

Jangan bikin masalah lagi. Tidur.

NALA

Ini kemana?

ARIF

(fokus nyetir)

TIDUR.

Nala cemberut.

Arif membuka telpon.

ARIF

Halo? Sal? Ini gua Arif.

(beat)

Yang gua omongin sama lo tadi

siang.

(beat)

Gua sampe jam 11.

(beat)

Masih. Makasih banyak Sal.

(beat)

Iya. Maaf banget ngerepotin.

Waalaikumsalam.

Arif mematikan hp.

NALA

Sal. Sal. Sal. Temen lo ya?

Arif menghiraukan.

NALA (CONT’D)

Sal. Sal. Faisal bukan?

Arif fokus menyetir.

NALA (CONT’D)

Dari Sokaraja. Berarti nanti

lewattt. Jogja!

Arif melirik Nala sejenak. kaget.

NALA (CONT’D)

Temen lo Faisal tinggal di Jogja.

Kita ke rumah Faisal kan?!

ARIF

Lo kan cuma ketemu sekali.

NALA

Orangnya baik. Ganteng. Tapi

pacarnya itu lo..

ARIF

Itu sebelum kita pacaran kan?

NALA

Jam tangannya rolex. Sandalnya

cristian dior. Berliannya gede-gede

kiri kanan, cuma yang sebelah rada

sirkon. Faisal itu biasa banget.

Jadi aku mikirnya.. Ahh

jangan-jangan barang second.

Arif menggeleng-gelengkan kepala.

NALA (CONT’D)

Itu atau ceweknya yang kaya. Which

is Versi yang gak gua suka.

(beat)

Karena cowok yang deketin cewek

buat hartanya. Itu sampah.

ARIF

Gua cuma inget dadanya.

Nala tertawa.

NALA

Dribbling gitu ya?

Nala mengambil kantong plastik dibawah jok. Nala

mengorek-ngorek sesuatu di dalamnya.

ARIF

Kenapa lo potong rambut?

Nala mengambil bir kaleng.

NALA

(membuka kaleng bir)

Huh?

ARIF

Rambut lo. Kenapa lo potong?

NALA

Jelek yaaa??

ARIF

NALA! Kenapa lo potong?

Hening.

NALA

Bosen ajaaa. Mau ganti image.

Arif nengok ke Nala. Arif menyipitkan mata.

Arif mengambir bir Nala, lalu dia membuka kaca dan membuangnya keluar.

Nala mengambil bir kedua di kantung plastiknya dan membukanya.

NALA

Nih Rif kalo lo mau bilang aja.

Arif mengambil kantung bir Nala di paha Nala, lalu

membuangnya ke luar kaca.

NALA

(sambil minum)

Dosa tau Rifff. Buang Sampah

sembarangan.

Arif berusaha meraih bir ditangan Nala.

Nala menghindar.

Arif berusaha meraihnya lagi.

Nala menahan Arif dengan kaki kanannya.

Arif berusaha meraih sambil curi-curi pandang melihat jalan.

ARIF

NALA!

NALA

(menunjuk ke jalan)

Eit! Liat jalan Rif! Jalan!

Mobil belakang Arif mengklakson berkali-kali.

Mobil belakang mulai sejajar dengan mobil Arif.

SOPIR MOBIL SEBELAH

OII! OIII!!

Nala membuka kaca.

SOPIR MOBIL SEBELAH (CONT’D)

Berhenti! Nepi Nepi! Kalo mabok

jangan nyetir!

Mendengar perkataan itu, Arif langsung kembali fokus menyetir. Arif berusaha menepi.

Mobil sebelah pergi menjauh. Mobil Arif berhenti. Arif pergi keluar. Dia memutari mobil lalu membuka kunci pintu Nala karena kacanya belum ditutup.

Arif membuka pintu, tetapi Nala merangkak keluar lewat pintu Arif.

ARIF

NALA!

Nala menaruh jarinya di telinga. Arif bingung.

NALA

Denger denger..

Nala mengecilkan suara radio.

Arif mendengar suara ombak.

NALA (CONT’D)

Pantai! Kita di Pantai!

Nala membuka sepatunya dan mulai berjalan ke kegelapan.

Arif tidak bisa melihat apapun dibalik kegelapan itu, kecuali tabrakan suara ombak.

Nala minum bir sambil berlari diatas pasir.

NALA

Ahaha. Dosa gua.

Bir Nala abis. Nala berusaha memeras apapun yang masih tersisa dari kaleng itu.

NALA (CONT’D)

Ariff! Bawain Bir gua dong.

Arif mengecek kursi Nala. Tidak ada bir apapun tersisa. Arif mengecek bagian-bagian mobil. Arif mengambil plastik getuk yang Nala beli.

Arif lari ke kegelapan dimana Nala berdiri tegak. Nala menunggu Arif.

NALA

Mana birnya?

Arif memperhatikan Nala yang kecewa.

Arif menggenggam tangan Nala.

Arif membawa Nala balik ke mobil.

NALA

Itu plastik apa?

ARIF

Getuk.

NALA

Getuk? Buat siapa?

Arif menghiraukan Nala. Dia terus menggandeng tangan Nala ke mobil.

I/E. JALAN DAENDELS - MOBIL ARIF - MOMENTS LATER

Arif membuka pintu, lalu Nala duduk di kursi. Arif menaruh getuk di pangkuan Nala.

Nala bingung.

Arif kembali ke kursinya. Arif membesarkan suara radio untuk membenamkan suara pantai. Lagu yang bermain di radio itu adalah malam dansa - Nourma Yunita.

Nala kenal lagu itu. Nala membesarkan volumenya.

Nala berjoget mengikuti irama opening.

Tidak bisa menahan rasa senangnya, Nala membuka pintu dan pergi keluar.

Nala meraih tangan Arif, mengajaknya untuk berdansa bersamanya di luar.

Nala berusaha menarik Arif. Arif menempel erat di kursi.

Nala melepas tangan Arif dan menari sendiri. Arif hanya

memperhatikan.

Nala bernyanyi dengan ria.

NALA

Jadi nyata!! Cerianya di malam

dansa. Cerianya cinta kita berdua.

Aku luluh dan pasrah bagai tak

kuasa. Oh.. ya.. terurai pesona.

Arif memperhatikan.

Masih memperhatikan.

Arif menghela napas panjang.

Arif beranjak dari kursi. Meraih tangan Nala yang menguntai.

Arif berdansa berpegang tangan mengikuti panduan Nala.

NALA (CONT’D)

Saat itu dimalam dansa. Saat kau

ucapkan kata-kata

mesra nan indah. Kau buat diriku

tenggelam larut. Hanyut didalam

bahagia.

Arif terlihat lelah. Palanya pusing. Arif menggemgam tangan Nala dengan erat. Dia menyandarkan kepalanya di kepala Nala. Merapatkan badannya. Dia menutup matanya. Membenam kekhawatirannya. Mendengar hembusan napas Nala disamping telinganya. Bagaikan mabuk asmara.

Arif menurunkan tangannya. Arif mulai kehilangan tenaganya. Tangan Arif memeluk Nala erat. Nala mengoyang-goyangkan badan Arif sambil balik memeluknya. Arif membenamkan kukunya ke punggung Nala.

Nala melihat luka di leher Arif. Luka gigitan Nala yang tidak pernah hilang. Tangan kanan Nala menutup luka itu.

Arif meraba rambut Nala yang pendek. Merabanya pelan-pelan.

Di malam yang gelap, mobil Arif terparkir. Diiringi dengan irama musik. Bersama Nala dan Arif yang saling berpelukan. Seperti tidak ingin berpisah. Atau sebaliknya, mengucapkan selamat tinggal.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar