Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
71. EXT. LAPANGAN SEKOLAH - DAY
Ega dan Para Penjual Jajanan lain celingukan. Tampak orang-orang saling bercengkrama. Mereka berpapasan dengan ORANG BERTOPENG. Dia menatap mereka bingung.
Udin tampak panik, Ega maju.
Ega langsung menarik yang lain menjauh.
Mereka mengangguk, lalu berjalan menuju kantin sambil menghindari orang-orang.
72. EXT. KANTIN SEKOLAH - DAY
Mereka tiba di kantin. Para Penjual Jajanan terkejut melihat kantin sudah jadi bagus.
Tampak Kantin ramai dikunjungi orang-orang.
Semua mengangguk dan langsung berpencar.
Para Penjual Jajanan menelusuri sudut kantin, hingga ke stand-stand, membuat Para Para Penjual Jajanan Elit memperhatikan mereka curiga.
Abang Shihlin memperhatikan Udin yang mencari sesuatu di standnya.
Abang Shihlin bingung, tapi kemudian tersadar sesuatu. Dia memicingkan matanya ke Udin.
Udin panik.
Abang Shihlin mendekati Udin.
Udin membuang muka, tapi Abang Shihlin memegang topengnya, dan menariknya hingga wajah Udin terlihat jelas. Udin panik, menutupi wajahnya. Abang Shihlin tersenyum sambil menunjuk Udin.
Udin tersentak, dia menurunkan tangannya hingga wajah marahnya terlihat jelas.
Udin langsung menyerang Abang Shihlin. Terjadi perkelahian. Para Pembeli menyingkir. Para Penjual Jajanan dan Para Penjual Jajanan Elit melihat itu terkejut.
Abang Milkshake langsung berlari menolong Abang Shihlin, dia menghajar Udin.
Deni yang melihat itu sontak marah.
Deni menghajar Abang Milkshake.
Abang Game yang mau ikut bergabung, tapi dihadang oleh Ipul.
Abang Game melotot, mengepalkan tangannya, dan langsung melayangkan pukulan ke Ipul, Ipul berhasil menghindar dan balas melayangkan pukulan.
Suasana makin kacau, para pembeli berlari pergi, ada yang diam menonton dan merekam kejadian tersebut.
Napi yang duduk di singgasananya akhirnya bangkit melihat kekacauan itu.
Napi datang menghajar Udin, Ipul, dan Deni satu per satu.
Ega memanfaatkan keributan itu untuk memeriksa singgasana Napi, dia membuka laci meja dan menemukan permen-permen yang mencurigakan.
Ega tersenyum penuh kemenangan. Dia langsung mengeluarkan Handy Talkie Pinknya.
Ega menyimpan kembali Handy Talkie Pink-nya, lalau menengok ke Napi yang hendak melayangkan pukulannya ke Deni yang terbaring di tanah. Ega panik.
Napi menghentikan pukulannya dan menengok ke belakang, tampak Ega memegang bungkusan permen.
Napi menyeringai.
Ega mengeluarkan identitasnya.
Semua terkejut. Ipul dan Udin saling pandang.
Napi berhenti tersenyum. Dia menatap tajam.
Ega menatap tajam ke Napi.
Napi menggeram marah.
Napi maju menyergap Ega. Mereka berkelahi. Ega melawan dengan bela diri, tetapi Napi menyerang dengan gerakan yang tidak bisa diprediksi.
Napi menghajar Ega. Dia tampak lebih unggul.
Ega mengangguk lalu berlari menuju lapangan sekolah. Para Penjual Jajanan berlari menyusulnya.
Napi melihat itu geram. Para Penjual Jajanan Elit datang mendekat, berbaris di belakangnya.
Napi melihat ke arah lari Ega, lalu melihat ke lorong sekolah di arah lain, dia segera berlari ke arah tersebut.
73. EXT. LAPANGAN SEKOLAH - DAY
Ega dan para penjual jajanan yang terluka berlari melewati kerumunan orang-orang.
Di belakang mereka tampak Anak Buah Napi mengejar. Mencoba meraih mereka yang menyalip di tengah kerumunan.
Deni menarik orang di depannya dan mendorongnya ke belakang, agar menghalangi Anak Buah Napi yang mengejarnya.
Akhirnya Ega dan Para Penjual Jajanan berhasil melewati kerumunan dan bisa melihat ke gerbang sekolah.
Mereka hendak berjalan ke gerbang. Namun, Napi muncul dari arah lain. Dia memotong jalan. Dia berdiri menghadang di depan gerbang.
Lalu beberapa anak buahnya muncul dan segera berbaris di belakangnya.
Ega dan Para Penjual Jajanan mundur ketakutan, saat mereka berbalik, tampak Anak Buah Napi sudah berbaris menghadang.
Ega menatap geram ke Napi. Napi menyeringai. Dia maju selangkah, menjulurkan tangannya.
Ega melihat ke bungkus permen yang ada dia genggam.
Ega mengantongi bungkusan permen itu.
Napi menggeram kesal.
Anak Buah Napi maju menyerang Ega dan Para Penjual Jajanan. Para Penjual Jajanan mencoba melawan, tapi mereka kalah jumlah. Mereka tersungkur ke tanah, tinggal Ega yang masih berdiri, tubuhnya babak belur.
Napi tertawa menatap Ega yang babak belur.
Ega mengepalkan tangannya. Mengatikan kancing di ujung lengannya. Tiba-tiba Suara berisik terdengar. Ternyata itu suara dari kantong Ega. Suara dari Handy Talkie Pink.
Semua mendengarnya.
Ega menengok ke kiri. Tampak gerbang dibuka oleh Satpam.
Dari kejauhan Abah Mo muncul, berjalan dengan gagah.
Napi dan anak buahnya ikut melihat itu dan tertawa.
Anak Buah Napi ikut tertawa.
Tampak dari belakang Abah Mo, muncul sebaris Abang Penjual Jajanan SD.
Napi berhenti tertawa dan mulai melihat serius.
Muncul lagi berapa baris Abang Penjual Jajanan SD dengan mendorong dan memikul gerobaknya.
Ega tercengang.
Ipul yang terbaring di tanah, tersenyum lebar melihat itu.
Udin dan Deni tertawa melihat itu.
Anak Buah Napi berhenti tertawa dan mulai berbaris berkumpul di belakang Napi.
Tampak puluhan jajanan SD datang.
Mereka berbaris bersama Ega. Ipul, Udin, dan Deni bangkit ikut berbaris. Mereka tersenyum menatap Abah Mo.
Abah Mo kaget.
Ega tersenyum.
Ega menatap tajam ke Napi.
Semua Penjual Jajanan mengeluarkan alat masak mereka sebagai senjata, seperti capitan, sodet, saringan, dan sebagainya. Mereka memasang kuda-kuda siap bertempur.
Semua Penjual Jajanan teriak bersorak.
Napi menunjuk ke depan, memberikan komando kepada anak buahnya untuk menyerang. Anak Buahnya berlari maju sambil berteriak.
Ega dan para penjual jajanan maju sambil berteriak.
Kedua kubu bertemu dan terjadi saling hantam. Suasana ricuh, kacau, dan konyol. Kita bisa melihat orang ditampar menggunakan saringan, orang dipukul menggunakan teflon, dan alat-alat yang biasa ada di gerobak lainnya.
74. EXT. LAPANGAN SEKOLAH. SISI UDIN - DAY
Udin melawan Abang Shihlin.
Udin melompat sambil mengangkat sikutnya dan menghantamkan sikutnya ke Abang Shihlin.
75. EXT. LAPANGAN SEKOLAH. SISI IPUL - DAY
Ipul berhadapan dengan Abang Game, saling melayangkan pukulan.
Abang Game mengeluarkan Joycon Nintendo Switch, dia genggam seperti knuckle.
Ipul mengeluarkan mainan setruman yang dia buat sendiri. Lalu menghantamkannya ke perut Abang Game. Abang Game kesetrum dan tumbang.
76. EXT. LAPANGAN SEKOLAH. SISI DENI - DAY
Deni melawan Abang Milkshake.
Tangan mereka bertemu, saling mendorong seperti sumo.
Deni tampak kalah, tapi kemudian dia berteriak dan berhasil mendorong balik Abang Milkshake. Abang Milkshake mulai panik. Deni terus mendorong Abang Milkshake hingga menghantam tiang bendera. Abang Milkshake jatuh lemas.
Abah Mo melawan Abang Dalgona. Abang Dalgona menertawakan Abah Mo.
Abah Mo tersenyum.
Abang Dalgona menggeram marah, dia melayangkan pukulannya. Namun, Abah Mo menghindar dengan anggun, dan membalikkan serangan Abang Dalgona menggunakan gerakan Tai Chi.
Abang Dalgona kaget. Dia menyerang lagi. Abah Mo kembali membalikkan serangannya dengan mudah.
Tampak gerakan tangan Abah Mo seperti gerakan membentuk gulali.
Abah Mo memelintir tangan Abang Dalgona, hingga membuatnya jatuh ke tanah.
Abah Mo tersenyum.
77. EXT. LAPANGAN SEKOLAH. SISI EGA - DAY
Ega melawan Napi.
Mereka bertarung satu lawan satu.
Napi dengan menggunakan gaya bertarung jalanannya, Ega berusaha sebisa mungkin untuk menepisnya. Pertarungan tampak imbang. Sampai akhirnya Ega berhasil menendang Napi hingga jatuh.
Napi langsung bangkit sambil menggeram marah.
Napi mengepalkan tangannya yang dipenuhi cincin batu akik. Dia menghajar Ega menggunakan cincin batu akik itu. Ega kesakitan. Dia terpojok.
Ega memegangi tangan Napi, dan berusaha menarik cincinnya. Napi menendangnya. Ega terpental. Ega terbaring kesakitan di tanah.
Napi tertawa jahat.
Ega bangkit terduduk.
Napi mengangkat tangannya dan baru sadar kalau cincin batu akiknya tidak ada satu.
Tampak mengangkat tangannya memegang cincin batu akik Napi yang hilang, dia menaruhnya di antara ibu jari dan jari tengah.
Ega menyentil cincin, cincin melesat mengenai tepat di antara kedua mata Napi. Napi terpental dan jatuh pingsan.
Ega terduduk lemas. Dia menghela napas lega. Terdengar suara sirine mobil polisi.
78. EXT. LAPANGAN SEKOLAH - MOMENTS LATER
Tampak mobil polisi terparkir dan beberapa POLISI mengamankan Napi dan Anak Buahnya. Para Penjual Jajanan dimintai keterangan.
Ada Budiman datang mendekati Ega.
Budiman menyalami Ega.
Budiman membopong Ega menuju ruang Kepala Sekolah.
Satpam melihat itu, dia memicingkan matanya curiga.
79. INT. RUANG KEPALA SEKOLAH - DAY
Pintu didobrak. Budiman dan Ega masuk ke ruangan Kepala Sekolah.
Budiman mencari-cari berkas, sementara Ega melihat-lihat sekitar.
Budiman tersentak.
Ega melihat papan daftar pegawai di dinding. Dia melihat ke bawah ke daftar Guru Honorer, ternyata ada nama "Budiman".
Ega tercengang.
Ega berbalik menatap tajam ke Budiman.
Ega tersentak.
Budiman tersentak.
Budiman mengernyitkan alis.
Budiman menggeram, matanya melotot marah. Ega tersentak, ritme napasnya jadi cepat.
Ega tersentak.
Budiman maju memukul Ega,tapi Ega berhasil mengelak, tapi Budiman langsung menghajarnya denga sikutnya. Ega mundur kesakitan.
Budiman melayangkan beberapa pukulan, Ega mencoba menangkis, tapi kemudian Budiman menendang sekuat tenaga tepat mengenai dada Ega hingga membuatnya terpental ke rak piala.
Ega jatuh duduk berdender di lemari rak, tampak dia melihat di dalam rak ada piala juara pencak silat.
Budiman memasang kuda-kuda pencak silat.
Ega bangkit berdiri dan juga memasang kuda-kuda pencak silat. Mereka melebarkan kaki ke depan sambil tangan mereka maju ke depan, saling bersinggungan. Mata mereka saling menatap tajam.
Budiman dan Ega serentak menyerang, saling melayangkan pukulan dan mencoba menepis serangan lawan.
Ega berhasil melempar Budiman ke meja Kepala Sekolah, hingga alat-alat tulis jatuh.
Budiman melihat ada jangka di hadapannya, dia mengambilnya, dan mencoba menusuk perut Ega, Ega menendangnya. Budiman terpental dan tersungkur jatuh.
Satpam datang dan terkejut melihat Budiman terbaring di lantai.
Ega menggeleng, tapi tampak darah merembes ke pakaiannya. Satpam kaget dan menunjuk perut Ega.
Ega melangkah satu langkah, dia jatuh pingsan.
80. EXT. RUMAH SAKIT. NIGHT
Halaman depan rumah sakit di mana ada papan nama rumah sakit, lalu muncul sebuah mobil ambulance masuk ke dalam.
81. INT. RUMAH SAKIT. KAMAR RAWAT - NIGHT
Ega terbangun melihat sekitarnya, dia berada di rumah sakit. Dia hendak bangun, tapi langsung merasakan sakit di perutnya. Dia memegangi perutnya yang diperban dan menatapnya. Dia ingat, lalu kembali membaringkan tubuhnya.
Ega menengok ke kasur sebelah yang tertutup tirai. Di kasur sebelah ternyata ada Bapak.
Tampak di kasurnya, Bapak memandang langit-langit.
Ega menatap langit-langit, termenung.
Bapak tersenyum.
Bapak menangis. Ega menangis.
Ega menangis.
Bapak tersenyum.
Ega tersenyum.
82. EXT. RUMAH NATHYA - DAY
Komplek Perumahan menengah.
Ega mengenakan kemeja rapi, ditemani Bapak dan Ibu yang membawa bingkisan. Ega menekan bel. Tak lama pintu gerbang dibuka. Tampak Nathya mengenakan pakaian rapi, menyambut mereka dengan senyum. Nathya mencium tangan Bapak dan Ibu.
Mereka semua masuk ke dalam gerbang.
83. INT. RUMAH NATHYA. RUANG TAMU - CONTINUOUS
Pintu dibuka dari luar oleh Nathya. Ega, Bapak, dan Ibu masuk ke dalam.
PAPA dan MAMA keluar dari ruang tengah dan langsung menyambut mereka dengan senyum dan salam hangat.
Bapak, Ibu, dan Ega duduk di baris sofa yang sama. Sementara Papa, Mama, dan Nathya duduk di baris sofa di hadapannya.
Mama tampak tersenyum bahagia melihat Ega, sementara Papa memasang wajah garang.
Ega, Bapak, dan Ibu tertawa.
Bapak mengelus-elus tangannya, grogi.
Bapak tersentak dan melirik ke Ega.
Papa menatap tajam ke Ega. Lalu dia tersenyum.
Bapak terharu, matanya berkaca-kaca. Ibu tersenyum sambil menggenggam tangan Bapak. Bapak menyeka air matanya, lalu tersenyum.
Nathya terharu melihat itu, air mata bahagianya mengalir.
84. INT. KANTOR BIN - DAY
Komandan menjabat tangan Ega, tersenyum bangga.
Ega tersenyum.
Tampak Para Agen bertepuk tangan, salah satunya Joni yang bertepuk tangan paling meriah.
Ega tertawa.
85. EXT. DEPAN SD - DAY
Satpam membuka gerbang sekolah. Murid-murid keluar jajan di depan. Tampak para Penjual Jajanan kembali berjualan. Ega melangkah datang.
Para Penjual Jajanan tersenyum senang menyambut Ega.
Para Penjual Jajanan saling pandang, tersenyum.
Ega mengangguk senang.
Semua tampak tegang dan menatap Ega.
Ega tertawa.
Semua tersenyum.
Udin dan Ipul tersenyum.
Udin menunjuk ke gerobaknya tampak tulisan, Beli Paket Bahagia. Gratis Mainan.
Ega tertawa bahagia melihat itu.
86. EXT. HALAMAN RUMAH - DAY
Ega hendak memikul gerobaknya. Bapak muncul dari dalam rumah.
Bapak mengangguk. Ega mau mengangkat gerobaknya, tapi kemudian menaruhnya kembali.
Bapak tersenyum senang.
Ega menyalakan kompor.
Bapak mengambil telur, memecahkannya, memberikan garam, mengaduknya. Tangan Bapak taruh di atas penggorengan untuk mengecek panas. Dia lalu menuang lelur dengan sendok.
Tampak adonan telur di atas minyak, sebuah lidi muncul, dan menggulungnya.
FADE OUT.