Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Egg, Roll, Action!
Suka
Favorit
Bagikan
1. Part 1

1. INT. KELAS SD - DAY

Sepasang mata menatap tajam. Kita semakin jelas melihat wajahnya. Dia adalah EGA KECIL (10), Bocah SD penuh fokus. Di belakangnya, MURID PENAKUT memeluk erat buku raportnya.

Di hadapan Ega Kecil berdiri Tiga MURID NAKAL dengan senyum menyeringai memblokade pintu kelas. Mata mereka tertuju pada Buku Raport yang digenggam oleh Ega Kecil.

Murid Nakal 1 menjulurkan tangannya ke depan, menagih.

MURID NAKAL 1
Kita cuma perlu nama, abis itu lu berdua boleh lewat.

Murid Penakut menggeleng dan memeluk buku raportnya erat.

Ega Kecil melihat isi kelas yang kosong. Dari jendela, tampak Para MURID lain sudah di luar dan menonton mereka dengan tegang. Tatapan Ega Kecil lalu terfokus pada jendela lebar yang terbuka setengah ke atas.

Ega Kecil membisiki Murid Penakut, membuatnya menengok ke arah jendela. Tiga Murid Nakal melihat itu sadar.

EGA KECIL
Lari!

Mereka berlomba berlari ke arah jendela. Menaiki kursi, lalu menaiki meja, dan melompati meja menuju jendela. Para Murid yang menonton bersorak sorai.

Murid Nakal 1 sampai lebih dulu dan memblokade jendela. Satu meja di depannya, Ega Kecil dan Murid Penakut berhenti. Di belakang mereka, ada Murid Nakal 2 dan 3. Ega Kecil lalu menunujuk ke pintu yang kini tidak dijaga.

Ega Kecil segera melompat ke bawah dan berlari ke pintu. Murid Penakut mengikutinya, tapi Murid Nakal 3 berhasil merebut buku raportnya dari belakang. Murid Penakut mencoba merebutnya kembali, tapi Murid Nakal 3 berbalik badan memunggunginya dan langsung membuka buku raport itu.

MURID PENAKUT
Jangaaaan!

Murid Nakal 3 langsung membuka bagian Nama Orangtua.

MURID NAKAL 3
Junaidi!!

Para Murid yang menonton tertawa. Murid Penakut jatuh lemas. 

Ega Kecil hampir sampai pintu, tapi Murid Nakal 1 melompat dari meja dekat pintu dan mendarat di hadapan Ega Kecil. Sementara Murid Nakal 2 menghadang di belakang Ega Kecil.

MURID NAKAL 1
Di kelas ini tinggal lu doang yang nama bapaknya belum ketahuan. Hari ini gua akan bongkar itu!
EGA
Coba aja kalau lu bisa...
(menyeringai)
Tasno.

Murid Nakal 1 menggeram, melotot kesal.

MURID NAKAL 1
Jangan ngatain bapak gua lu!

Murid Nakal 1 maju menyergap Ega Kecil, Ega Kecil mau menghindar, tapi ditahan dari belakang oleh Murid Nakal 2. Ega Kecil mengangkat buku raportnya ke atas. Murid Nakal 1 mencoba meraihnya, tapi kalah tinggi. Dia melompat, Ega Kecil bergeser ke samping, memaksa Murid Nakal 2 yang memeganginya ikut bergeser. Murid Nakal 1 terus melompat berusaha merebut buku raport Ega Kecil.

Di jendela, tampak Para Murid yang menonton bersorak semakin heboh hingga muncul BUDIMAN (35), Pria bersetelan seragam guru rapi, bersahaja, melihat pemandangan di dalam kelas itu.

BUDIMAN
Heh, berhenti! Heh! Jangan berantem!

Budiman segera berjalan menuju pintu kelas.

Ega Kecil yang terpojok, akhirnya melemparkan buku raportnya ke luar kelas. PLAK! Buku Raport itu tepat mengenai wajah Budiman. Semua kaget, beberapa Murid terdengar menahan tawa.

Budiman menatap tajam ke Ega Kecil dan Para Murid Nakal.

2. EXT. LAPANGAN SEKOLAH / LORONG KELAS - DAY

DI LAPANGAN, Di depan tiang bendera, Para Murid Nakal berdiri satu kaki sambil menjewer telinga satu sama lain, saling meringis kesakitan dan kepanasan oleh terik matahari.

DI LORONG KELAS Ega Kecil berdiri di samping Budiman yang memegang buku raportnya.

BUDIMAN
Saya tuh gak pernah ngerti, kenapa kalian tuh takut banget kalau nama Bapaknya ketahuan? Apalagi kamu Ega. Kamu kan juara kelas, cerdas, harusnya kamu gak perlu ikutan kayak gitu.
EGA KECIL
Ya kalau bapak saya kerjanya kayak bapak mereka sih, saya gak akan peduli.
BUDIMAN
Memangnya Bapak kamu kerja apa?

Ega Kecil terdiam sejenak, ragu ingin bicara.

EGA KECIL
Bapak bisa lihat sendiri di raport saya.

Budiman membuka buku raport Ega Kecil dan membaca bagian pekerjaan Ayah: Wirausaha.

BUDIMAN
Bapak kamu wirausaha? Kenapa memangnya? Kan banyak anak-anak yang orang tuanya juga wirausaha.
EGA KECIL
Iya, tapi cuma Bapak saya yang jualan di depan sekolah, Pak.

Budiman terkejut, dia refleks menengok ke gerbang sekolah.

EGA KECIL
Temen-temen saya sebenernya udah kenal sama Bapak saya, mereka juga udah tahu namanya. Kalau mereka lihat raport saya, mereka pasti bisa langsung sadar siapa Bapak saya, dan gak akan berhenti ngeledekin saya.

Budiman tertegun, dia kembali melihat buku raport, lalu menyadari sesuatu.

BUDIMAN
Loh kok ini belum ditandatanganin?

Budiman menunjukkan bagian tanda tangan orangtua yang masih kosong. Ega Kecil terbelalak, tidak percaya.

BUDIMAN
Yaudah, kamu minta dulu sana sama Bapak kamu. Ada di depan kan?

Ega Kecil tersentak.

EGA KECIL
Saya minta di rumah aja deh, Pak. Besok saya kumpulin.
BUDIMAN
Ah gak bisa hari ini datanya harus dimasukkin. Tinggal kamu yang belum.

Ega Kecil gelisah.

BUDIMAN
Yaudah kalau kamu malu, biar Bapak yang mintain, kamu kasih tau aja yang mana bapak kamu. Ayo!

Budiman menggandeng tangan Ega Kecil dan mengajaknya berjalan menuju gerbang.

3. EXT. DEPAN SD - DAY

Budiman dan Ega Kecil tiba di depan gerbang. Tampak ada banyak ABANG PENJUAL JAJANAN. Ada Abang Cilok, Abang Batagor, Abang Gulali, Abang Es Serut, dan Abang Jajanan lainnya. Mereka sedang melayani ANAK-ANAK yang jajan.

BUDIMAN
(berbisik ke Ega Kecil)
Bapak kamu yang mana?

Ega Kecil menunjuk ke satu arah.

Tampak ABANG MAINAN (31), tinggi kurus, gondrong, gaya ala seniman, meyodorkan pulpen dengan warna cerah mencolok ke hadapan wajah MURID PEMBELI 1.

ABANG MAINAN
Ini pulpen spesial. Kalo pakai pulpen ini, kamu bisa jadi keren.

Murid Pembeli 1 menerima pulpen itu dengan senyum lebar. Lalu mengeluarkan banyak uang kertas. Abang Mainan tertawa sukses.

Budiman mengernyitkan alisnya.

BUDIMAN
Yang jualan mainan?
EGA KECIL
Bukan, Pak. Bapak saya gak sekeren itu. Yang sebelahnya.

Tampak di samping Abang Mainan ada Bapak (35), Penjual Telur Gulung, kurus, tersenyum tulus ke Murid Pembeli 2 yang membayar dengan uang receh.

Budiman tersenyum melihat Bapak.

BUDIMAN
Daripada Abang Mainan itu, kerenan Bapak kamu, Ga.

Ega Kecil mengernyitkan alisnya bingung.

EGA KECIL
Keren apanya, Pak? Cuma jualan telur gulung gitu, bosenin.
BUDIMAN
Yeh... Keren tahu bikin telur gulung. Kamu lihat tuh Abang Cilok, cuma nusuk-nusuk doang, itu baru bosenin hahaha.

Tampak di seberang Rohman ada ABANG CILOK (32), lusuh, sedang menusuk-nusuk cilok dan memasukkannya ke plastik.

Ega Kecil tersenyum kecil.

Namun tiba-tiba, Abang Cilok mengeluarkan pistol dari dalam gerobaknya, lalu menyergap Abang Mainan Keren.

ABANG CILOK
Angkat tangan! Kamu tertangkap menjual narkoba ke anak-anak.

Tampak Murid Pembeli 1 yang menghirup pulpen jadi sempoyongan, Nge-fly.

Abang Mainan panik, langsung berlari.

ABANG CILOK
Berhenti!

Abang Mainan berlari menuju Bapak, Bapak mencoba menghadang, tapi malah didorong oleh Abang Mainan hingga terjatuh.

Abang Mainan berlari menuju Ega Kecil dan Budiman. Budiman langsung memasang badan. Abang Mainan mau mendorong Budiman, tapi Budiman menangkap tangannya lalu membantingnya.

Abang Cilok datang dan menimpa Abang Mainan yang terkapar dan menodongkan pistolnya ke wajah Abang Mainan.

ABANG CILOK
Ini bukan pistol mainan, jadi jangan coba melawan.

Para Murid berkerumun bertepuk tangan dan menyorakkan nama Budiman. Ega melihat di belakang kerumunan, tampak Bapak yang bangkit memegangi pinggangnya kesakitan.

Ega tampak sedih, tapi kemudian dia melihat Murid-murid menunjuk-nunjuk Bapak yang kesakitan sambil menertawakan dan Bapak malah ikut tertawa. Ega Kecil berubah geram.

4. INT. RUMAH. RUANG DEPAN - DAY

Ruangan depan khas rumah kontrakan tiga petak. Tidak ada sofa, hanya ada tikar dan kasur lantai di hadapan meja TV. Ega Kecil makan duduk lesehan sambil menonton TV. Sementara di sebelahnya ada Bapak yang sedang diurut oleh IBU (31), cantik, sederhana.

Tampak TV menampilkan Budiman di wawancara. Headline Berita: "Guru Bantu Menangkap Pengedar Narkoba di Sekolah".

BUDIMAN
Saya sangat menyayangkan ada orang yang tega merusak masa depan anak-anak demi keuntungan pribadi. 

Ega Kecil tersenyum kagum melihat Budiman di TV. Berita berganti ke berita selanjutnya.

IBU
Yah... Bapak kok gak diwawancara? Padahal kan ikut bantuin juga, sampe encok begini.
BAPAK
Ya bagus dong, Bu. Daripada Bapak masuk TV pas lagi encok. Kan malu.

Ibu tertawa. Ega Kecil melirik ke Bapak sinis dan melahap makanannya dengan kesal.

IBU
Jadi selama ini abang cilok itu intel gak ada yang tau? Hebat ya nyimpen rahasianya.

Bapak bangkit duduk, selesai dipijat Ibu.

BAPAK
Ngomongin rahasia, Bapak juga mau ngasih tau sesuatu. Ada hal yang selama ini Bapak rahasiain.

Ibu bingung, sementara Ega Kecil melirik datar.

IBU
Rahasia? Rahasia apa, Pak?
BAPAK
Ini soal kerjaan Bapak.

Ega Kecil tersentak dan menengok ke Bapak penuh semangat.

EGA KECIL
Bapak sebenernya intel?!

Ibu terbelalak menatap Bapak.

IBU
Hah? Beneran, Pak?

Bapak menggeleng. Ia lalu membuka rak di meja TV dan mencari sesuatu di dalamnya. Ibu dan Ega Kecil penasaran menatap punggung Bapak.

BAPAK
Bapak bukan intel, tapi...

Bapak membalikkan badan sudah mengenakan topeng plastik.

BAPAK
Superhero! Hahaha!

Ibu dan Ega kecil terbengong. Bapak melepaskan topengnya.

BAPAK
Selama ini Bapak diem-diem belajar bikin ini. Bapak mau coba jualan ini. Bapak yakin ini pasti anak-anak pada suka. Gimana, Ga? Bagus nggak?

Ega Kecil menggeram marah sambil menatap tajam Bapak.

EGA KECIL
(marah)
Nggak!

Ega Kecil pergi ke dapur sambil membawa piringnya. Bapak tertegun menatap topengnya. Ibu mengelus bahu Bapak.

IBU
Bagus kok, Pak.

Ibu beranjak dari duduknya dan pergi memasuki gorden yang membatasi ruang depan dengan ruang kamar dan dapur.

5. INT. RUMAH. DAPUR - DAY

Ibu masuk ke dapur, tampak Ega Kecil sedang mencuci piring di wastafel dengan menggosok-gosokkan spons sekuat tenaga. Ibu perlahan mendekati Ega Kecil.

IBU
Kalau nyuci piringnya sambil marah-marah gitu, nanti bukannya bersih, malah pecah. Sini, biar Ibu aja.

Ibu menjulurkan tangannya, Ega Kecil menyerahkan piringnya. Ibu mulai mencuci piring dengan perlahan. Sementara Ega Kecil masih terdiam. Napasnya tersengal-sengal, menahan marah.

IBU
Kenapa sih? Kalau kamu memang gak suka sama topeng buatan Bapak, kan bisa bilang baik-baik, gak perlu marah gitu. Kasian loh Bapak.

Ibu selesai mencuci piring, lalu mengelapnya agar kering.

EGA KECIL
Ibu tuh mau nikah sama Bapak gara-gara kasian ya?

Ibu tersentak kaget hingga piring di tangannya terlepas dan jatuh ke lantai, pecah. Ibu menatap Ega Kecil dengan cemas.

IBU
Kenapa kamu ngomong gitu?
EGA KECIL
Ya abisnya ibu kan cantik, tapi kenapa mau nikah sama Bapak yang gak keren gitu?

Ibu tersenyum dan menghela napas lega. Ibu lalu berjongkok untuk memunguti pecahan piring. Ega Kecil ikut berjongkok dan membantu memunguti pecahan piring.

IBU
Emang Bapak gak keren ya? Menurut Ibu, Bapak itu keren banget loh.
EGA KECIL
Keren apanya? Bapak kerjanya cuma jualan telor gulung di sekolah.
IBU
Ya kan keren itu bukan cuma soal luarnya, tapi soal dalamnya juga...

Ibu menunjuk dada Ega Kecil seraya tersenyum.

IBU
Hatinya.

Ega melihat ke jari ibu yang menempel di dadanya. Lalu dia menepisnya.

EGA
Ah hati mana bisa dipamerin ke temen-temen. Pokoknya Bapak itu gak keren! Aku gak mau jadi kayak Bapak! Aku bakal jadi orang yang keren! Punya kerjaan yang keren!

Ega Kecil berlari pergi ke luar ruangan.

6. INT. RUMAH. RUANG DEPAN - CONTINUOUS

Ega Kecil terus berlari menuju pintu keluar, melewati Bapak yang sedang duduk membelakanginya.

7. EXT. HALAMAN RUMAH - CONTINUOUS

Ega Kecil terus berlari. Wajahnya serius, tatapan matanya fokus ke depan, tangannya mengepal dan berayun semakin cepat.


CUT TO:

8. EXT. LAPANGAN SMA - DAY

EGA REMAJA (17), memakai seragam futsal, berlari menggiring bola, melewati beberapa PEMAIN LAWAN, lalu menendang bola dan berhasil masuk ke gawang. Para Murid yang menonton bertepuk tangan sambil meneriakkan nama Ega. Ada satu cewek, FANS FANATIK (17) yang jatuh pingsan sambil memegangi dadanya.

9. INT. RUANG SENI SMA - DAY

Ega Remaja menampilkan permainan solo suling layaknya pemain saxophone Jazz. Para Murid yang menonton bertepuk tangan sambil meneriakkan nama Ega. Fans Fanatik jatuh pingsan sambil memegangi dahinya.

10. INT. RUANG KELAS SMA - DAY

Di tengah ujian, hening, Ega Remaja berdiri dari kursinya lalu maju dan mengumpulkan lembar jawabannya ke meja guru. Dia lalu berjalan keluar kelas sambil mengangkat tangannya seperti juara.

Para Murid lain bertepuk tangan sambil menyuarakan nama Ega pelan. Fans Fanatik jatuh pingsan dari kursinya.

11. EXT. LAPANGAN SMA - DAY 

NATHYA REMAJA (17), Primadona sekolah, digandrungi Beberapa MURID COWOK yang membawa bunga. Lalu Ega Remaja datang sambil ditemani beberapa orang yang menggotong Papan Bunga Ucapan Selamat bertuliskan: "Nathya, I Love You".

Nathya Remaja melihat itu tertawa dan menghampiri Ega Remaja. Keduanya saling tersenyum. Di belakang mereka tampak Fans Fanatik jatuh pingsan. Lalu datang ANAK PMR membawa tandu dan mengangkut Fans Fanatik pergi.

12. EXT. LAPANGAN SMA - DAY

Di depan papan pengumuman kelulusan, Para Murid bersorak gembira. Tampak Fans Fanatik berpelukan dengan PACARNYA, Anak PMR.

Ega Remaja dan Nathya Remaja saling memandang, tersenyum senang campur sedih. Nathya Remaja menjulurkan tangannya minta digenggam. Ega Remaja menujulurkan tangan hendak menyambut.

CUT TO:

13. INT. SEKOLAH TINGGI ILMU INTELIJEN - DAY 

Tangan Ega Remaja menjabat tangan Bapak-bapak.

Tampak ternyata Ega Remaja yang mengenakan seragam SMA menjabat tangan REKTOR sambil memegang sertifikat Beasiswa dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara.

CUT TO:

14. INT. SEKOLAH TINGGI ILMU INTELIJEN - DAY

EGA (25) mengenakan toga dan selempang CUM LAUDE tersenyum memegang ijazah sambil menjabat tangan Rektor.

CUT TO:

15. INT. RUMAH. RUANG DEPAN - DAY

Foto Ega berjabat tangan dengan rektor di dinding.

IBU (46) sedang menyetrika sambil menonton TV. Tampak tak banyak perabotan yang berubah. Ega keluar dari ruang tengah dengan pakaian yang bergaya.

IBU
Kamu mau ke mana, Ga? Bukannya masuk kerjanya baru besok?
EGA
Mau ketemu Nathya, Bu. Mau izin, takutnya Ega dapat tugas di tempat yang jauh.
IBU
Sama pacar aja izin, sama ibunya main tinggal aja. Si Nathya kapan mau kamu ajak ke sini? Ibu juga kan mau kenalan.

Tampak BAPAK (50) tiba di depan rumah, baru pulang dari jualan. Ega melihatnya, sedih.

EGA
Nanti lah, Bu. Kalau Ega udah bisa beliin rumah yang bagus. Lagian mau nganterin Nathya ke sini pakai apa? ega kan gak punya motor.

Ibu tertegun.

EGA
Yaudah Ega jalan ya, Bu.

Ega berjalan keluar, berpapasan dengan Bapak yang berjalan masuk. Bapak mau bertanya, tapi Ega berjalan cepat melewatinya. Bapak hanya memandangi Ega pergi.

IBU
Mau ngopi, Pak?
BAPAK
Oh, iya, boleh, Bu.

16. EXT. TEMPAT MAKAN PINGGIR JALAN - NIGHT

Tempat ramai dipenuhi pengunjung. Di salah satu meja, tampak Ega dan NATHYA (25) yang sedang memberikan uang kepada PENGEMIS. Mereka tersenyum menatap pengemis itu pergi.

EGA
Sayang, kalau aku nanti dapet tugas nyamar jadi kayak gitu, kamu masih bakal ngenalin aku gak ya?
NATHYA
Ya masih lah, yang gak ngenalin kamu itu Papa sama Mama aku, karena mereka belum ketemu kamu.

Ega berhenti makan.

EGA
Mulai deh...
NATHYA
Ya kamu kan sekarang udah kerja, udah jadi Agen Intelijen...
EGA
(memotong)
Sssttt!!

Nathya refleks menutup mulutnya sementara Ega menengok sekitar, memastikan tidak ada yang mendengar.

NATHYA
Ya maksud aku kita juga pacaran kan udah 8 tahun. Masa kamu masih gak mau ketemu Papa sama Mama aku? Memangnya kamu gak serius?
EGA
Aku serius, tapi... Aku malu ketemu Papa Mama kamu kalau masih begini.
NATHYA
Gini gimana?
EGA
Ya gini. Aku masih ajakin kamu makan di pinggir jalan kayak gini, belum bisa ngajak ke restoran.

Nathya berhenti makan dan menatap tajam Ega.

NATHYA
Memang kenapa? Makanan di sini juga enak kok. Aku gak pernah masalahin keadaan ekonomi kamu. Aku yakin Papa Mama aku juga gak akan gitu.
EGA
Tapi kan kamu tahu keluarga aku gimana. Bapak aku kerja apa. Seenggaknya aku pengen jadi keren dulu biar Papa kamu percaya aku bisa bahagiain kamu.
NATHYA
Tapi Aku udah ditanyain terus. Mereka pikir aku bohong punya pacar biar gak mereka jodohin.
EGA
(terkejut)
Segitunya?
NATHYA
Ya makanya. Kamu harus kenalan sama mereka. Ah, bulan depan sepupu aku ada yang nikah. Pokoknya kamu harus dateng.

Ega terkejut dan terdiam. Nathya menunggu jawaban.

EGA
Besok aku dapat tugas pertama. Doain aja aku dapat tugas yang keren jadi nanti pas ketemu di nikahan sepupu kamu, aku bisa bikin kagum Papa kamu.

Nathya tersenyum.

NATHYA
Iya deh aku doain biar kamu besok jadi James Bond.

Ega tertawa.

CUT TO:

17. INT. KANTOR BIN. RUANG MEETING - DAY

KOMANDAN (42) Pria berwajah tegas, tapi bergaya santai, di belakangnya tampak layar presentasi menampilkan logo Badan Intelijen Negara.

KOMANDAN
Kalian tidak akan jadi James Bond. Karena James Bond itu fiktif, kalian nyata. Kalian harus bisa jadi lebih baik dari James Bond.

Para Agen Intelijen yang duduk di deretan kursi di hadapan Komandan, salah satunya ada Ega, tampak semangat.

Komandan menekan remote. Layar presentasi berubah menampilkan gambar ANAK-ANAK di rumah sakit.

KOMANDAN
Berdasarkan laporan dari BNN ada dugaan perederan narkoba di lingkungan sekolah. Sudah banyak anak-anak yang menjadi korban.
(beat)
Misi kalian adalah menyelidiki kasus ini dengan menyusup ke lingkungan sekolah.

Komanan menekan remote dan tampak layar presentasi berubah menampilkan gambar Guru berseragam PNS.

KOMANDAN
Kalian akan menyamar jadi guru di sekolah-sekolah yang ditunjuk. Dokumennya sudah disiapkan.

Ega tersenyum senang, sementara di sampingnya, JONI (25) yang berbadan besar tampak lemas.

JONI
(berbisik ke Ega)
Aduh, jadi guru SD. Pusing dah hadepin anak-anak. Lu gimana, Ga?
EGA
(berbisik ke Joni)
Jadi guru SD itu cita-cita gua selain jadi agen intel.

Ega tersenyum menahan senang.

KOMANDAN
Tapi tidak semua dari kalian akan menyamar menjadi guru. Demi mendapatkan info yang lengkap, salah satu dari kalian akan menyamar menjadi...

Komandan menekan remote, layar presentasi berganti menampilkan Penjual Telur Gulung di depan SD. Ega terbelalak. Joni malah tersenyum.

JONI
Wah, gua mending ini sih!

Ega menatap Joni heran.

KOMANDAN
Dan yang akan mendapatkan tugas ini adalah...

Ega berkeringat, mulai cemas. Joni komat-komat berdoa.

JONI
(berdoa)
Joni... Joni... Joni...
KOMANDAN
Ega!

Ega tercengang. Joni lesu.

JONI
Yah...
(menepuk punggung Ega)
Selamat, Bro!

Ega masih diam tercengang.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar