Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. KELAS SD - DAY
Sepasang mata menatap tajam. Kita semakin jelas melihat wajahnya. Dia adalah EGA KECIL (10), Bocah SD penuh fokus. Di belakangnya, MURID PENAKUT memeluk erat buku raportnya.
Di hadapan Ega Kecil berdiri Tiga MURID NAKAL dengan senyum menyeringai memblokade pintu kelas. Mata mereka tertuju pada Buku Raport yang digenggam oleh Ega Kecil.
Murid Nakal 1 menjulurkan tangannya ke depan, menagih.
Murid Penakut menggeleng dan memeluk buku raportnya erat.
Ega Kecil melihat isi kelas yang kosong. Dari jendela, tampak Para MURID lain sudah di luar dan menonton mereka dengan tegang. Tatapan Ega Kecil lalu terfokus pada jendela lebar yang terbuka setengah ke atas.
Ega Kecil membisiki Murid Penakut, membuatnya menengok ke arah jendela. Tiga Murid Nakal melihat itu sadar.
Mereka berlomba berlari ke arah jendela. Menaiki kursi, lalu menaiki meja, dan melompati meja menuju jendela. Para Murid yang menonton bersorak sorai.
Murid Nakal 1 sampai lebih dulu dan memblokade jendela. Satu meja di depannya, Ega Kecil dan Murid Penakut berhenti. Di belakang mereka, ada Murid Nakal 2 dan 3. Ega Kecil lalu menunujuk ke pintu yang kini tidak dijaga.
Ega Kecil segera melompat ke bawah dan berlari ke pintu. Murid Penakut mengikutinya, tapi Murid Nakal 3 berhasil merebut buku raportnya dari belakang. Murid Penakut mencoba merebutnya kembali, tapi Murid Nakal 3 berbalik badan memunggunginya dan langsung membuka buku raport itu.
Murid Nakal 3 langsung membuka bagian Nama Orangtua.
Para Murid yang menonton tertawa. Murid Penakut jatuh lemas.
Ega Kecil hampir sampai pintu, tapi Murid Nakal 1 melompat dari meja dekat pintu dan mendarat di hadapan Ega Kecil. Sementara Murid Nakal 2 menghadang di belakang Ega Kecil.
Murid Nakal 1 menggeram, melotot kesal.
Murid Nakal 1 maju menyergap Ega Kecil, Ega Kecil mau menghindar, tapi ditahan dari belakang oleh Murid Nakal 2. Ega Kecil mengangkat buku raportnya ke atas. Murid Nakal 1 mencoba meraihnya, tapi kalah tinggi. Dia melompat, Ega Kecil bergeser ke samping, memaksa Murid Nakal 2 yang memeganginya ikut bergeser. Murid Nakal 1 terus melompat berusaha merebut buku raport Ega Kecil.
Di jendela, tampak Para Murid yang menonton bersorak semakin heboh hingga muncul BUDIMAN (35), Pria bersetelan seragam guru rapi, bersahaja, melihat pemandangan di dalam kelas itu.
Budiman segera berjalan menuju pintu kelas.
Ega Kecil yang terpojok, akhirnya melemparkan buku raportnya ke luar kelas. PLAK! Buku Raport itu tepat mengenai wajah Budiman. Semua kaget, beberapa Murid terdengar menahan tawa.
Budiman menatap tajam ke Ega Kecil dan Para Murid Nakal.
2. EXT. LAPANGAN SEKOLAH / LORONG KELAS - DAY
DI LAPANGAN, Di depan tiang bendera, Para Murid Nakal berdiri satu kaki sambil menjewer telinga satu sama lain, saling meringis kesakitan dan kepanasan oleh terik matahari.
DI LORONG KELAS Ega Kecil berdiri di samping Budiman yang memegang buku raportnya.
Ega Kecil terdiam sejenak, ragu ingin bicara.
Budiman membuka buku raport Ega Kecil dan membaca bagian pekerjaan Ayah: Wirausaha.
Budiman terkejut, dia refleks menengok ke gerbang sekolah.
Budiman tertegun, dia kembali melihat buku raport, lalu menyadari sesuatu.
Budiman menunjukkan bagian tanda tangan orangtua yang masih kosong. Ega Kecil terbelalak, tidak percaya.
Ega Kecil tersentak.
Ega Kecil gelisah.
Budiman menggandeng tangan Ega Kecil dan mengajaknya berjalan menuju gerbang.
3. EXT. DEPAN SD - DAY
Budiman dan Ega Kecil tiba di depan gerbang. Tampak ada banyak ABANG PENJUAL JAJANAN. Ada Abang Cilok, Abang Batagor, Abang Gulali, Abang Es Serut, dan Abang Jajanan lainnya. Mereka sedang melayani ANAK-ANAK yang jajan.
Ega Kecil menunjuk ke satu arah.
Tampak ABANG MAINAN (31), tinggi kurus, gondrong, gaya ala seniman, meyodorkan pulpen dengan warna cerah mencolok ke hadapan wajah MURID PEMBELI 1.
Murid Pembeli 1 menerima pulpen itu dengan senyum lebar. Lalu mengeluarkan banyak uang kertas. Abang Mainan tertawa sukses.
Budiman mengernyitkan alisnya.
Tampak di samping Abang Mainan ada Bapak (35), Penjual Telur Gulung, kurus, tersenyum tulus ke Murid Pembeli 2 yang membayar dengan uang receh.
Budiman tersenyum melihat Bapak.
Ega Kecil mengernyitkan alisnya bingung.
Tampak di seberang Rohman ada ABANG CILOK (32), lusuh, sedang menusuk-nusuk cilok dan memasukkannya ke plastik.
Ega Kecil tersenyum kecil.
Namun tiba-tiba, Abang Cilok mengeluarkan pistol dari dalam gerobaknya, lalu menyergap Abang Mainan Keren.
Tampak Murid Pembeli 1 yang menghirup pulpen jadi sempoyongan, Nge-fly.
Abang Mainan panik, langsung berlari.
Abang Mainan berlari menuju Bapak, Bapak mencoba menghadang, tapi malah didorong oleh Abang Mainan hingga terjatuh.
Abang Mainan berlari menuju Ega Kecil dan Budiman. Budiman langsung memasang badan. Abang Mainan mau mendorong Budiman, tapi Budiman menangkap tangannya lalu membantingnya.
Abang Cilok datang dan menimpa Abang Mainan yang terkapar dan menodongkan pistolnya ke wajah Abang Mainan.
Para Murid berkerumun bertepuk tangan dan menyorakkan nama Budiman. Ega melihat di belakang kerumunan, tampak Bapak yang bangkit memegangi pinggangnya kesakitan.
Ega tampak sedih, tapi kemudian dia melihat Murid-murid menunjuk-nunjuk Bapak yang kesakitan sambil menertawakan dan Bapak malah ikut tertawa. Ega Kecil berubah geram.
4. INT. RUMAH. RUANG DEPAN - DAY
Ruangan depan khas rumah kontrakan tiga petak. Tidak ada sofa, hanya ada tikar dan kasur lantai di hadapan meja TV. Ega Kecil makan duduk lesehan sambil menonton TV. Sementara di sebelahnya ada Bapak yang sedang diurut oleh IBU (31), cantik, sederhana.
Tampak TV menampilkan Budiman di wawancara. Headline Berita: "Guru Bantu Menangkap Pengedar Narkoba di Sekolah".
Ega Kecil tersenyum kagum melihat Budiman di TV. Berita berganti ke berita selanjutnya.
Ibu tertawa. Ega Kecil melirik ke Bapak sinis dan melahap makanannya dengan kesal.
Bapak bangkit duduk, selesai dipijat Ibu.
Ibu bingung, sementara Ega Kecil melirik datar.
Ega Kecil tersentak dan menengok ke Bapak penuh semangat.
Ibu terbelalak menatap Bapak.
Bapak menggeleng. Ia lalu membuka rak di meja TV dan mencari sesuatu di dalamnya. Ibu dan Ega Kecil penasaran menatap punggung Bapak.
Bapak membalikkan badan sudah mengenakan topeng plastik.
Ibu dan Ega kecil terbengong. Bapak melepaskan topengnya.
Ega Kecil menggeram marah sambil menatap tajam Bapak.
Ega Kecil pergi ke dapur sambil membawa piringnya. Bapak tertegun menatap topengnya. Ibu mengelus bahu Bapak.
Ibu beranjak dari duduknya dan pergi memasuki gorden yang membatasi ruang depan dengan ruang kamar dan dapur.
5. INT. RUMAH. DAPUR - DAY
Ibu masuk ke dapur, tampak Ega Kecil sedang mencuci piring di wastafel dengan menggosok-gosokkan spons sekuat tenaga. Ibu perlahan mendekati Ega Kecil.
Ibu menjulurkan tangannya, Ega Kecil menyerahkan piringnya. Ibu mulai mencuci piring dengan perlahan. Sementara Ega Kecil masih terdiam. Napasnya tersengal-sengal, menahan marah.
Ibu selesai mencuci piring, lalu mengelapnya agar kering.
Ibu tersentak kaget hingga piring di tangannya terlepas dan jatuh ke lantai, pecah. Ibu menatap Ega Kecil dengan cemas.
Ibu tersenyum dan menghela napas lega. Ibu lalu berjongkok untuk memunguti pecahan piring. Ega Kecil ikut berjongkok dan membantu memunguti pecahan piring.
Ibu menunjuk dada Ega Kecil seraya tersenyum.
Ega melihat ke jari ibu yang menempel di dadanya. Lalu dia menepisnya.
Ega Kecil berlari pergi ke luar ruangan.
6. INT. RUMAH. RUANG DEPAN - CONTINUOUS
Ega Kecil terus berlari menuju pintu keluar, melewati Bapak yang sedang duduk membelakanginya.
7. EXT. HALAMAN RUMAH - CONTINUOUS
Ega Kecil terus berlari. Wajahnya serius, tatapan matanya fokus ke depan, tangannya mengepal dan berayun semakin cepat.
CUT TO:
8. EXT. LAPANGAN SMA - DAY
EGA REMAJA (17), memakai seragam futsal, berlari menggiring bola, melewati beberapa PEMAIN LAWAN, lalu menendang bola dan berhasil masuk ke gawang. Para Murid yang menonton bertepuk tangan sambil meneriakkan nama Ega. Ada satu cewek, FANS FANATIK (17) yang jatuh pingsan sambil memegangi dadanya.
9. INT. RUANG SENI SMA - DAY
Ega Remaja menampilkan permainan solo suling layaknya pemain saxophone Jazz. Para Murid yang menonton bertepuk tangan sambil meneriakkan nama Ega. Fans Fanatik jatuh pingsan sambil memegangi dahinya.
10. INT. RUANG KELAS SMA - DAY
Di tengah ujian, hening, Ega Remaja berdiri dari kursinya lalu maju dan mengumpulkan lembar jawabannya ke meja guru. Dia lalu berjalan keluar kelas sambil mengangkat tangannya seperti juara.
Para Murid lain bertepuk tangan sambil menyuarakan nama Ega pelan. Fans Fanatik jatuh pingsan dari kursinya.
11. EXT. LAPANGAN SMA - DAY
NATHYA REMAJA (17), Primadona sekolah, digandrungi Beberapa MURID COWOK yang membawa bunga. Lalu Ega Remaja datang sambil ditemani beberapa orang yang menggotong Papan Bunga Ucapan Selamat bertuliskan: "Nathya, I Love You".
Nathya Remaja melihat itu tertawa dan menghampiri Ega Remaja. Keduanya saling tersenyum. Di belakang mereka tampak Fans Fanatik jatuh pingsan. Lalu datang ANAK PMR membawa tandu dan mengangkut Fans Fanatik pergi.
12. EXT. LAPANGAN SMA - DAY
Di depan papan pengumuman kelulusan, Para Murid bersorak gembira. Tampak Fans Fanatik berpelukan dengan PACARNYA, Anak PMR.
Ega Remaja dan Nathya Remaja saling memandang, tersenyum senang campur sedih. Nathya Remaja menjulurkan tangannya minta digenggam. Ega Remaja menujulurkan tangan hendak menyambut.
CUT TO:
13. INT. SEKOLAH TINGGI ILMU INTELIJEN - DAY
Tangan Ega Remaja menjabat tangan Bapak-bapak.
Tampak ternyata Ega Remaja yang mengenakan seragam SMA menjabat tangan REKTOR sambil memegang sertifikat Beasiswa dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara.
CUT TO:
14. INT. SEKOLAH TINGGI ILMU INTELIJEN - DAY
EGA (25) mengenakan toga dan selempang CUM LAUDE tersenyum memegang ijazah sambil menjabat tangan Rektor.
CUT TO:
15. INT. RUMAH. RUANG DEPAN - DAY
Foto Ega berjabat tangan dengan rektor di dinding.
IBU (46) sedang menyetrika sambil menonton TV. Tampak tak banyak perabotan yang berubah. Ega keluar dari ruang tengah dengan pakaian yang bergaya.
Tampak BAPAK (50) tiba di depan rumah, baru pulang dari jualan. Ega melihatnya, sedih.
Ibu tertegun.
Ega berjalan keluar, berpapasan dengan Bapak yang berjalan masuk. Bapak mau bertanya, tapi Ega berjalan cepat melewatinya. Bapak hanya memandangi Ega pergi.
16. EXT. TEMPAT MAKAN PINGGIR JALAN - NIGHT
Tempat ramai dipenuhi pengunjung. Di salah satu meja, tampak Ega dan NATHYA (25) yang sedang memberikan uang kepada PENGEMIS. Mereka tersenyum menatap pengemis itu pergi.
Ega berhenti makan.
Nathya refleks menutup mulutnya sementara Ega menengok sekitar, memastikan tidak ada yang mendengar.
Nathya berhenti makan dan menatap tajam Ega.
Ega terkejut dan terdiam. Nathya menunggu jawaban.
Nathya tersenyum.
Ega tertawa.
CUT TO:
17. INT. KANTOR BIN. RUANG MEETING - DAY
KOMANDAN (42) Pria berwajah tegas, tapi bergaya santai, di belakangnya tampak layar presentasi menampilkan logo Badan Intelijen Negara.
Para Agen Intelijen yang duduk di deretan kursi di hadapan Komandan, salah satunya ada Ega, tampak semangat.
Komandan menekan remote. Layar presentasi berubah menampilkan gambar ANAK-ANAK di rumah sakit.
Komanan menekan remote dan tampak layar presentasi berubah menampilkan gambar Guru berseragam PNS.
Ega tersenyum senang, sementara di sampingnya, JONI (25) yang berbadan besar tampak lemas.
Ega tersenyum menahan senang.
Komandan menekan remote, layar presentasi berganti menampilkan Penjual Telur Gulung di depan SD. Ega terbelalak. Joni malah tersenyum.
Ega menatap Joni heran.
Ega berkeringat, mulai cemas. Joni komat-komat berdoa.
Ega tercengang. Joni lesu.
Ega masih diam tercengang.