Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
18. INT. KANTOR BIN. LORONG - DAY
Komandan berjalan diikuti oleh Para Agen, tampak Ega berada di paling belakang.
Komandan berhenti di depan sebuah patung. Komandan menekan patung tersebut, patung bergesar. Tampak ada sebuah pintu rahasia di belakangnya. Para Agen tercengang kagum.
Komandan membuka pintu.
19. INT. KANTOR BIN. RUANG PERSIAPAN - CONTINOUS
Pintu dibuka oleh Komandan. Para Agen tercengang.
Tampak suasana ruangan ala lab rahasia dengan berbagai teknologi canggih dengan PARA ILMUWAN melakukan eksperimen dan PEGAWAI lalu lalang.
Komandan yang mendengar Joni, tersenyum bangga.
Ega, Joni, dan Beberapa AGEN Lainnya berbaris mengikuti Komandan yang berjalan di depan.
Mereka sampai di depan meja panjang yang di atasnya berderet koper silver. Komandan berhenti dan Para Agen berbaris tepat di masing-masing koper.
Para Agen mendekat ke koper, tampak ada nama mereka. Lalu mereka membuka kopernya dan tampak berisi seragam guru lengkap dengan sepatu pantofel.
Ega membuka kopernya, tampak isinya pakaian lusuh, lengkap dengan sendal jepit.
Ega melongo. Ega segera mengangkat tangannya.
Komandan mendekati Ega, dan melihat isi kopernya.
Ega terbengong.
Komandan berjalan, Para Agen mengikuti sambil membawa kopernya. Ega menyusul paling belakang.
Mereka berhenti di meja etalase penuh barang elektronik.
Pegawai memberikan Handy Talkie kepada semua Agen.
Pegawai membagikan Handphone, ada yang dapat iPhone, ada yang dapat Smartphone Android kelas menengah. Para Agen yang dapat iPhone sumringah.
Pegawai memberikan Ega sebuah Smartphone Android jadul dengan layar retak. Ega menganga. Ega mau protes, tapi Komandan lanjut berjalan, para Agen mengikutinya.
Mereka tiba di depan deretan kendaraan bermotor. Ada mobil mewah, menengah, sampai mobil tua. Begitupun motor, ada motor mewah, menengah, dan tua.
Para Agen terpukau melihat mobil dan motor tersebut.
Pegawai membagikan kunci kendaraan kepada Para Agen. Namun, Ega tidak mendapatkan apa-apa.
Ega sumringah.
Tampak ada deretan berbagai macam gerobak dagangan terparkir.
Ega jatuh lemas hingga berlutut. Joni segera membantunya untuk bangkit berdiri.
Komandan berjalan mendekati gerobak, Ega bangkit dengan lemas lalu berjalan mengikutinya. Mereka berjalan sambil mengamati gerobak.
Gerobak Sayur.
Gerobak Kebab.
Gerobak Wedang Ronde.
Gerobak Batagor, Bakso, Siomay, dan gerobak lain yang biasa jualan di depan SD.
Ega mengamati gerobak-gerobak itu. Namun, Pegawai datang membisiki Komandan.
Pegawai mengangguk. Ega menatap Komandan, waswas.
Pegawai menggaruk kepalanya, mengingat-ingat. Lalu dia mengajak Komandan dan Ega berjalan mengikutinya.
Mereka bertiga berhenti tepat di sebuah gerobak, menghadap kita. Komandan mengangguk.
Tampak gerobak di depannya adalah gerobak telur gulung.
Ega terbengong menatap gerobak itu.
Komandan pergi. Pegawai ikut pergi. Sementara Ega masih terbengong menatap gerobak itu.
20. INT. KANTOR BIN. RUANG PERSIAPAN - MOMENTS LATER
Joni sedang mengeluarkan isi kopernya, seragam guru. Dia menatapnya takut.
Ega datang menghampirinya.
Joni kaget.
Joni menggaruk kepalanya. Dia melihat ke Komandan yang berdiri di kejauhan.
Ega menarik Joni untuk menghampiri Komandan.
Komandan berdiri mengawasi. Dia melihat Ega dan Joni datang mendekat. Begitu sampai di hadapan Komandan, Ega dan Joni langsung berdiri sigap.
Komandan menatap tajam ke Ega dan Joni.
Ega dan Joni tegang.
Ega tersentak. Komandan berjalan mendekati Joni. Komandan menatap tajam ke Joni. Joni berkeringat dingin.
Joni segera pergi, memberikan ekspresi, "sorry, Bro" ke Ega.
Komandan berjalan mendekati Ega. Dia menatap Ega. Ega tampak tegang.
Ega terkejut. Komandan tersenyum.
Ega menelan ludah.
Komandan menghela napas, dia memegang bahu Ega.
Ega terdiam, tidak mengerti.
Ega mengerti, tapi masih terdiam. Komandan menatap Ega, seperti bisa mengetahui isi kepalanya.
Komandan tersenyum, Ega termenung.
Ega memberikan hormat, lalu berjalan meninggalkan Komandan.
Ega disambut oleh Joni.
Ega melihat kopernya, dia membukanya.
21. INT. KANTOR INTEL. RUANG PERSIAPAN - MOMENTS LATER
Ega sudah memakai pakaian penyamarannya, kaos oblong, celana kargo usang, handuk tangan, topi, dan sepasang sendal jepit. Dia melihat refleksi bayangannya di cermin tampak seperti bapaknya.
Joni yang tampil seperti Guru Sekolah membawa berkas berjalan menghampiri Ega.
Ega menatap Joni dengan sinis.
Joni memberikan berkas ke Ega. Ega membukanya dan terbelalak kaget.
Ega menatap Joni kesal.
Ega tampak berpikir.
Para Agen langsung berbaris rapi, tampak mereka sudah mengenakan pakaian penyamarannya. Ega terlihat mencolok dengan gaya pakaian yang berbeda sendiri.
Komandan memberikan hormat. Para agen membalas hormat.
Komandan menurunkan tangan, lalu berbalik pergi meninggalkan ruangan. Para agen langsung bubar ke posisinya masing-masing.
Joni menepuk bahu Ega, lalu pergi.
Pintu terbuka tampak cahaya dari luar. Para Agen mengendarai motor dan mobilnya ke luar. Joni keluar mengendari vespanya, melambaikan tangan ke Ega.
Ega mendengus kesal. Dia melihat sekitarnya. Tinggal dia sendiri di sana.
Ega menatap gerobak telur gulung dan bambu pikulan. Merenung.
22. EXT. HALAMAN RUMAH - DAY - FLASHBACK
Ega Kecil sedang memainkan bambu pikulan seolah senjata melawan musuh khayalan. Bapak muncul dari dalam rumah.
Ega Kecil tertawa lalu mengaitkan bambu ke dua gerobak. Saat ingin meikulnya, Bapak lebih dulu mengambil posisi berjongkok di bawah bambu.
Ega Kecil mencoba merebut posisi Bapak, tapi Bapak tidak memberikannya kesempatan. Ega Kecil kalah.
Bapak mengelus kepala Ega Kecil.
BACK TO:
23. EXT. KANTOR BIN. RUANG PERSIAPAN - DAY
Ega tersadar dari lamunannya, lalu berjongkok di bawah bambu pikulan. Dia lalu perlahan bangkit sambil memanggulnya hingga kedua gerobak ikut terangkat. Dia berjalan perlahan ke luar.
24. EXT. JALANAN - DAY
Ega berjalan memikul gerobak di bawah terik matahari. Dia kepanasan, menyeka keringatnya dengan handuk yang ia gantungkan di lehernya.
Ega berjalan memikul gerobak terlihat risih ketika ada orang yang melihatnya, walaupun mereka melihat dengan tatapan wajar. Dia langsung menunduk, atau melihat ke arah lain.
Ketika melewati ANAK-ANAK, Ega justru berjalan semakin cepat, bahkan sampai bersembunyi ke dalam gang, takut mereka beli.
25. EXT. DEPAN SD - DAY
Ega akhirnya tiba di depan SD-nya. Dia ngos-ngosan. Dia menatap ke sekolahnya yang kini sudah tingkat dan warna catnya sudah berbeda, lebih cerah.
Ega melihat ke sekitar, tampak beberapa Abang Penjual Jajanan. Ada Abang Cilok, Abang ayam tepung mini, Abang Es Kocok, dan Abang mainan. Mereka sibuk melayani anak-anak yang jajan.
Ega celingukan mencari tempat yang sepi. Para Penjual Jajanan memicingkan mata melihatnya. Ega tersenyum sambil mengangguk permisi.
Ega akhirnya menemukan tempat yang sepi, dia menurunkan gerobaknya.
Ega hendak melangkah pergi meinggalkan gerobaknya, tapi seorang MURID GEMUK (8) muncul menghadang. Ega tersentak, dia mau melewati Murid Gemuk, tapi Murid itu mengikutinya. Ega ke kiri, dia ke kiri. Ega ke kanan, Dia ke kanan.
Ega tersentak, mundur.
Murid Gemuk menunjuk ke gerobak di belakang Ega. Ada tulisan, 'telur gulung'.
Murid Gemuk menyodorkan uang Rp 2.000. Ega terdiam menatap uang itu. Murid Gemuk semakin maju sambil menyodorkan uangnya, sementara Ega berjalan mundur menghindarinya seperti itu beracun. Hingga akhirnya Ega menabrak gerobaknya.
Murid Gemuk menyodorkan uang ke wajah Ega, Ega mencoba memalingkan wajahnya.
Ega tersentak, lalu langsung mengambil uang itu.
Ega lalu duduk di antara gerobaknya. Dia memasukkannya ke dalam laci yang kosong. Lalu memperhatikan semua bagian gerobaknya. Murid Gemuk mengawasinya dengan curiga.
Ega lalu menyalakan kompor, memecahkan telur ke dalam teko, memberikan garam, lalu mengocoknya dengan sendok. Lalu menuangkan telur itu ke dalam minyak. Lalu mengambil stik dan mulai menggulungnya.
Murid Gemuk melihat itu melongo kagum.
Anak-anak lain jadi menengok ke arah Ega dan segera berkumpul mendekatinya. Mereka semua terkagum-kagum saat melihat Ega menggulung telur yang kedua.
Ega syok dikerumuni anak-anak. Pandangannya ke sekolah semakin lama semakin terhalang oleh Anak-anak.