Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
58. INT. RUMAH. RUANG DEPAN - MORNING
Ega duduk termenung menatap TV. Bapak hendak berangkat berjualan, melihatnya sedih.
Bapak terlihat mau bertanya, tapi tidak berani.
Ega hanya diam. Bapak pergi.
Ibu keluar dari ruang tengah, menatap Ega, sedih.
Ibu menghela napas.
Ega hanya diam.
Ega tersentak. Dia langsung memeriksa HP-nya, tapi HP-nya mati total. Ega baru ingat.
Ega segera bangkit dan masuk ke kamar. Ibu tersenyum melihat itu.
59. EXT. GEDUNG PERNIKAHAN - DAY
Ega yang sudah memakai jas berlari panik menuju gedung pernikahan. Dia berpapasan dengan mobil-mobil yang melaju keluar dari area gedung.
Ega melihat di depan gedung, karangan bunga ucapan selamat mulai diangkut oleh para Petugas. Di dekat tangga, ada Nathya dengan gaun cantiknya sedang duduk menunduk sedih.
Ega segera berlari mendekati Nathya.
Ketika sudah dekat Nathya, Ega berjalan perlahan. Ega cemas.
Nathya mendongakkan kepalanya, melihat ke Ega. Tampak mata Nathya sembab akibat menangis lama.
Ega tertohok, merasa bersalah melihatnya.
Ega tersentak.
Nathya menghela napas kesal.
Ega tersentak.
Nathya bangkit marah.
Ega terdiam.
Ega terdiam.
Nathya menengok ke karangan bunga ucapan selamat di belakangnya. Ega ikut melihatnya.
Nathya tertawa sesak. Mata Ega berkaca-kaca.
NATHYA melangkah pergi dengan cepat seraya menyeka air matanya meninggalkan Ega yang terpaku. Tampak di belakang Ega, karangan bunga ucapan selamat itu diangkut pergi oleh Petugas.
Ega termenung sendiri.
60. EXT. JALANAN - DAY
Ega berjalan menunduk lemas. Dia melihat ada penjual jajanan sedang melayani anak-anak. Anak-anak tersenyum riang, mendapatkan jajanan itu.
Ega kembali berjalan lemas.
61. EXT. HALAMAN RUMAH - DAY
Ega melihat gerobak telur gulung yang terparkir di depan rumahnya. Ega berjalan mendekati pintu, dia hendak membukanya, tapi pintu terkunci. Ega mengetuknya.
Namun, tidak ada jawaban. Ega mencoba mengintip ke jendela, terlihat tidak ada siapa-siapa. Ega bergeser untuk mengintip lebih luas, dia menabrak gerobaknya. Dia menengok ke gerobak, ada secarik kertas disangkutkan di sana. Ega mengambilnya. Membacanya.
Ega terbelalak kaget.
62. EXT. RUMAH SAKIT - DAY
Halaman depan rumah sakit, ada papan nama rumah sakit, mobil ambulance terparkir. Ega muncul dari jalanan dengan berlari menuju pintu masuk.
63. INT. RUMAH SAKIT. KAMAR RAWAT - DAY
Ega berlari masuk ke ruangan. Tampak Ibu duduk di samping kasur, dan Bapak terbaring di atas kasur, tidak sadarkan diri. Ega syok.
Ibu melihat Ega langsung memeluknya.
Ega menatap Bapak.
Ibu menarik napas dalam, lalu menatap serius ke Ega.
Ega yang menyender perlahan mendekati ibunya, lalu duduk di sebelah ibu.
CUT TO:
64. EXT. RUANG DEPAN - FLASHBACK
Bapak duduk mengamati topeng di tangannya. Terdengar SUARA PIRING PECAH dari ruang belakang. Bapak menengok ke belakang, perlahan bangkit lalu berjalan hendak ke ruang belakang.
Bapak menghentikan langkahnya tepat di depan tirai.
Bapak tersenyum, tangannya meraih tirai, hendak membukanya.
Tangan Bapak terhenti, senyumnya hilang.
Terdengar suara LANGKAH KAKI Ega menuju ke arahnya, Bapak langsung buru-buru kembali duduk. Ega keluar dari tirai dengan berlari dan terus berlari ke luar rumah.
Sementara Bapak masih duduk terdiam. Punggungnya mulai berguncang. Perlahan kita mendekatinya, lalu memutarinya hingga akhirnya kita melihat Bapak yang menangis.
Ibu keluar dari tirai, melihat ke luar mencari Ega, lalu melihat ke Bapak yang sedang duduk terguncang. Ibu langsung sadar dan segera memeluknya dari belakang.
Bapak mengangguk. Ibu memejamkan mata mencoba tak ikut menangis.
Bapak berhenti menangis, tubuhnya berhenti berguncang.
Ibu tersentak, menatap tajam Bapak.
Bapak tersenyum.
Ibu masih menatap tajam Bapak, ragu. Bapak mengusap tangan Ibu, menatapnya dalam. Ibu akhirnya luluh dan mengangguk.
BACK TO:
65. INT. RUMAH SAKIT. KAMAR RAWAT - DAY
Mata Ega berkaca-kaca.
Ega menangis. Dia memeluk Bapak yang terbaring pingsan.
Ibu mengusap kepala Ega, lembut, ikut menangis.
66. INT. RUMAH SAKIT. LORONG - DAY
Ega dan Ibu berdiri di depan pintu kamar.
Ega salim pada Ibu, lalu berjalan pergi. Ibu kambali masuk ke kamar.
Ega yang tengah berjalan, berpapasan dengan Farhan yang tengah bersama anaknya. Ega syok. Farhan syok.
67. INT. RUMAH SAKIT. RUANG TUNGGU - DAY
Ega dan Farhan duduk sebelahan. Tampak di depan mereka, Anak Farhan sedang bermain mobil-mobilan.
Tampak Anak Farhan menunjukkan mobil-mobilannya ke Ega dan Farhan seraya tersenyum. Farhan dan Ega membalas tersenyum.
Farhan menengok ke Ega. Ega menengok ke Farhan.
Ega memicingkan matanya.
Ega tersentak.
Farhan terkejut.
Farhan menengok ke anaknya. Ega menatap tajam serius.
68. EXT. MUSHOLA SEBERANG SD - DAY
Tampak Para Penjual Jajanan kini mangkal di sini, dan sepi pembeli.
Dari kejauhan tampak Ega berjalan mendekat. Semua melihatnya, lalu berkumpul mendekat. Ega berhenti di hadapan mereka.
Semua saling pandang lalu melirik tajam ke Ega.
Semua tersentak kaget.
Udin hendak berlari ke sekolah, tapi ditahan Ega.
Udin menjulurkan tangannya.
Deni menjulurkan tangannya, di atas tangan Udin.
Ipul tersenyum dan langsung ikutan menjulurkan tangannya.
Ega tersenyum, dan menaruh tangannya di atas tangan Ipul.
Semua menatap ke Abah Mo.
Ega terkejut. Abah Mo tersenyum. Dia hendak menaruh tangannya, tapi dipegang oleh Udin.
Abah Mo menaruh tangannya di atas tangan Ega.
Semua bersorak semangat.
Semua menatap ke Ega. Ega memberikan kode untuk mereka mendekat. Mereka mendekatkan wajah mereka.
69. INT. RUMAH - RUANG DEPAN - DAY
Ega melihat ke dua buah berkas yang dia ambil dari ruangan Kepala Sekolah. Dia membuka keduanya.
Ega membuka rak meja TV dan merogoh mencari sesuatu.
Ega mengeluarkan kotak usang, dia membukanya, tampak isinya adalah Topeng buatan Bapak dulu.
70. EXT. DEPAN SD - THE NEXT DAY
Ega dan Para Penjual Jajanan tampak sudah mengenakan topeng, berbaris ke samping, berjalan dengan gaya, diiringi MUSIK AKSI.
Mereka berhenti di depan gerbang. Di atas gerbang tampak ada spanduk, "Reuni Akbar", "Tema: Pesta Topeng". Tampak banyak orang masuk dengan memakai topeng. Ada Satpam berdiri mengawasi di depan gerbang.
Udin terlihat gelisah. Deni menyenggolnya.
Ega mendekati Abah Mo.
Ega memberikan Handy Talkie pink.
Abah Mo mengangguk.
Semua mengangguk.
Kecuali Abah Mo, semua menarik napas dalam, lalu menghembuskannya. Lalu mereka melangkah bersamaan menuju gerbang.
Satpam melihat mereka, Udin berusaha tidak panik. Akhirnya mereka bisa masuk.