Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
26. EXT. DEPAN SD - MOMENTS LATER
Ega baru saja selesai melayani pembeli terakhir. Dia menerima uang lalu memasukkan ke laci, tampak laci kini penuh uang.
Ega menyeka keringatnya.
Ega mengamati sekitarnya.
Pertama, dia mengamati Penjual Fried Chicken Mini, UDIN (30), badan kekar, wajah galak, sedang mengaduk adonan ayam tepung di baskom. Ada anak yang beli.
Udin menggebrak adonan.
ANAK PEMBELI 1 ketakutan.
Anak Pembeli 1 kabur.
Ega menggelengkan kepala.
Ega lalu melihat ke arah lain.
Tampak Penjulan Es Kocok, DENI (28), berbadan kurus, wajah lumayan, bergaya ala barista, tapi memakai tas pinggang. Deni menyerut es balok ke dalam cup, lalu menuangkan bubuk minuman sachet, lalu menutupnya dengan cup lagi. Dia lalu menggenggam dua cup yang saling menutup itu dan mengocoknya dengan menggunakan tangan seperti barista.
Setelah itu, dia buka cup-nya, dan tampak kini es serut sudah berubah warna sesuai rasa pada bubuk minuman tadi. Lalu dia memberikannya dengan elegan kepada ANAK PEMBELI 2.
Deni tersenyum.
Anak Pembeli 2 menyerahkan uang lima ribu rupiah.
Anak Pembeli 2 pergi, Deni tersenyum licik, dia membuka tas pinggangnya, tampak banyak uang pecahan sua ribu mencuat.
Ega memicingkan mata ke Deni.
Ega lalu melihat ke arah lain.
Tampak beberapa penjual jajanan lainnya, tapi terlihat biasa saja, seperti cilok, batagor, papeda, sosis bakar.
Perhatian Ega teralihkan oleh ABAH MO (52), rambut putih, jualan gulali warna-warni. Dia sedang membentuk gulali menjadi bunga, lalu memberikannya kepada seorang anak-anak yang membayarnya memakai uang recehan. Abah Mo tersenyum.
Ega tersenyum lirih melihat itu.
Ega melihat ke kerumunan anak-anak.
Tampak IPUL (31), abang penjual mainan, bergaya ala Steve Job, kaos hitam polos dan jeans, sedang berdiri memegang sebuah pulpen. Di hadapannya tampak Anak-anak berkerumun, menyimak.
Ipul mengeluarkan pulpen dengan di ujung atasnya ada tip-x.
Tampak anak-anak terkagum-kagum. Mereka langsung berebutan membeli.
Ega bangkit dari duduknya, berjalan mendekati Ipul. Namun, ketika Ega sudah dekat ke Ipul, di hadapannya muncul SATPAM (38), Laki-laki, buncit, sorot mata menantang.
Satpam menegadahkan tangannya, menagih. Ega menatap tangan Satpam, lalu menyalaminya. Satpam terkejut, langsung menepis tangan Ega.
Ega terperangah.
Ipul datang menghampiri Ega dan Satpam. Ipul langsung berdiri di tengah mereka.
Ipul memberikan uang kepada Satpam.
Satpam mengantongi uang dari Ipul, lalu berjalan pergi dengan menatap tajam ke Ega.
Ega menjabat tangan Yadi.
Ega tersentak bingung.
Ega melirik tajam.
Ipul mendekatkan dirinya ke Ega
Ega tampak tegang.
Ipul mengepalkan tangannya kesal.
Ega terdiam.
Ega tampak berpikir.
Ipul menengok ke Anak Pembeli 3 yang berdiri di depan lapaknya.
Ipul meninggalkan Ega. Ega melihat ke para penjual lainnya. Mereka menatap sinis ke Ega.
27. EXT. DEPAN SD - MOMENTS LATER
Sekolah tampak sudah sepi, para penjual sudah pulang. Tinggal Ega sendiri duduk berpikir serius. Tampak Satpam hendak menutup gerbang, kaget melihat Ega.
Ega tersentak. Dia langsung menelpon Komandan. Diangkat.
Ega terkejut.
Terdengar Komandan menutup teleponnya. Ega menggeram kesal dan bingung.
28. EXT. HALAMAN RUMAH - DAY
Ega berdiri di depan rumah sambil memikul gerobaknya.
Ega berjalan mondar-mandir, bingung.
Ega berbalik mau pergi, tapi ada BAPAK (50) pulang dengan memikul gerobaknya. Mereka berdua saling tatap, kaget.
Mereka menengok ke depan rumah, tampak IBU (46) berdiri di depan pintu, kaget.
Dari sudut pandang Ibu kita bisa melihat Ega dan Bapak yang sebelahan berdiri memikul gerobak.
Ega menghela napas, pasrah.
29. INT. RUANG DEPAN - DAY
Ega, Bapak, dan Ibu berkumpul duduk di depan TV. Ibu melotot melihat Ega, Bapak menunduk, Ega membuang muka.
Ibu duduk dengan gelisah, bingung, marah.
Ega terdiam. Ibu tetap gelisah.
Ibu terdiam. Ega melirik ke Bapak. Bapak tersenyum.
30. INT. RUMAH. RUANG DEPAN - NIGHT
Tampak Bapak dan Ibu tidur di kasur lantai di depan TV. Ega terduduk lemas, menyender ke dinding sambil memegang HP layar retaknya untuk video call dengan Nathya.
Ega tersenyum.
Ega menaruh HP-nya, lalu meringis memegangi pundaknya.
Ega tersentak, dia melihat ke Bapak yang tertidur. Ega merenung. Dia lalu bangkit dan berjalan masuk ke ruang tengah/kamar.
31. EXT. HALAMAN RUMAH - MORNING
Sinar matahari menyinari dua gerobak yang terparkir di halaman rumah. Pintu terbuka, Ega dan Bapak keluar, dengan setelan yang mirip.
Ega dan Bapak saling menatap canggung.
Bapak mengangguk.
Bapak memikul gerobaknya lalu berjalan pergi dengan cepat.
32. EXT. DEPAN SD - DAY
Bel berbunyi.
Tampak anak-anak masih jajan di luar. Satpam keluar.
Anak-anak berlarian memasuki gerbang.
Ega menyeka keringatnya lelah, ia membuka laci, lalu memasukkan uang yang ada di atas gerobaknya.
Dia melihat ke teko untuk adonan telur tampak sudah sedikit.
Ega memecahkan beberapa telur ke dalam teko, memberikan beberapa sendok garam, lalu mengaduknya dengan sendok panjang.
Ipul datang menghampiri Ega.
Ega menengok dan hanya tersenyum basa-basi. Ipul melihat ke laci gerobak Ega yang terbuka. Uangnya cuma sedikit.
Ega melihat ke telunjuk Ipul yang menunjuk ke laci gerobanya.
Ipul mengernyitkan alisnya heran. Dia lalu mengamati teko telur yang digenggam Ega.
Ipul tertawa merendahkan.
Ega bingung.
Ipul berjalan pergi. Ega merenung. Dia menatap ke teko telur di tangannya.
CUT TO:
33. EXT. RUMAH - FLASHBACKÂ
Ega Kecil duduk di depan Bapak diajarkan cara memecahkan telur ke dalam teko. Ega Kecil tersenyum.
Ega Kecil mengambil garam, menyendoknya hingga menjulang.
Ega Kecil menuang garam perlahan kembali ke wadahnya.
Ega Kecil berhenti, lalu menuangkan garam yang tersisa di sendok ke teko telur.
Ega Kecil mengambil sendok lalu mengaduk telur.
Bapak tertawa.
BACK TO:
34. EXT. DEPAN SD - SIANG
Ega merenung, matanya tampak berkaca-kaca. Dia menyekanya, lalu kemudian memperhatikan para penjual jajanan lain.
BEGIN MONTAGE
35. EXT. PASAR - MORNING
Ega mengikuti Deni mendatangi tempat pembuatan balok es batu, dan membelinya. Ega melihat balok es batu itu diangkut ke mobil. Ega memicingkan matanya.
36. EXT. PASAR IKAN - MORNING
Ega melihat mobil pengangkut balok es tadi, dan es es tersebut digunakan untuk mendinginkan ikan. Ega terbelalak. Dia mengeluarkan buku catatan. Dia menulis. Es Kocok = Air mentah.
37. EXT. DEPAN SD - DAY
Deni menyerut balok es dengan tersenyum. Anak-anak menyendok es kocok buatan Deni dengan riang.
Ega menggelengkan kepala melihatnya. Dia lalu melihat ke Udin yang sedang mengadon ayam.
38. EXT. PASAR - MORNING
Ega mengikuti Udin ke PENJUAL AYAM, tampak dia membeli ayam beneran. Setelah Udin pergi, Ega menghampiri PENJUAL AYAM, dan bertanya. Ega lalu membuka buku catatan. Mencoret "Ayam-ayaman" lalu menuliskan "Ayam Beneran". Tambahan lagi, "Bukan Tiren". "Halal".
39. EXT. DEPAN SD - DAY
Tampak Udin mengadon ayam, lalu menuangkan tepung terigu.
40. EXT. PASAR - MORNING
Ega mengikuti Udin ke toko sembako. Dia melihat Udin membeli tepung. Setelah Udin pergi, Ega menghampiri PENJUAL SEMBAKO. Dia bertanya. Dia lalu membuka buku catatan. "Tepung Terigu biasa". "Halal". "Murah".
41. EXT. DEPAN SD - DAY
Tampak Udin mengadon ayam, masih menuangkan tepung terigunya.
Ega yang mengamati itu, mengangguk. Dia membuka buku catatannya. Dia menulis. "Bahan Bener. Takaran Ngawur. Ayam 1 : 10 Tepung".
Ega kemudian melihat ke Abah Mo.
42. EXT. PASAR - MORNING
Ega mengikuti Abah Mo ke pasar. Dia cuma membeli gula, dan pewarna alami. Ega membuka buku catatannya. "Gulali = Aman?"
END OF MONTAGE
43. EXT. DEPAN SD - DAY
Ega menutup buku catatannya.
Ega berjalan mendekati gerbang, tapi saat hendak melangkah masuk, dia dihadang Satpam.
Satpam tertawa merendahkan.
Ega menahan kesal.
Satpam melotot tegas. Ega akhirnya berjalan ke tempat berjualannya kemarin. Dia menurunkan gerobaknya dan menatap tajam ke Satpam.