BAB 4. PULANGLAH MIRA.
MIRA di hape, JUZU depan mata
CUT TO:
18. INT. RESTO NANANG — SIANG
Cast: ASRI, NANANG, EXTRAS
INSERT TEXT: SEBULAN SESUDAHNYA
(AUDIBLE:)
Kesaktian medsos terbukti. Posting DARYA tentang info resto NANANG mendapat sambutan hangat dari kenalan, teman dan saudara-saudaranya (EXTRAS). Mereka me-repost info tersebut, sehingga banyak orang mulai mengenal resto NANANG NUSANTARA.
EXTRAS memegang ponsel, bergantian pop-up pada layar info resto NANANG NUSANTARA.
(AUDIO:) Lagu Nusantara V - Koes Plus.
Efek domino mulai bekerja. Ponsel berdiri berderet, satu jari menyentuh ponsel terdepan, jatuh mengenai ponsel berikutnya. Hingga akhirnya seluruh ponsel ikut berjatuhan.
Berderet konsumen, pembeli dan ojek online antre di resto NANANG. Tampak sibuk NANANG mengolah pesanan dibantu EXTRA/ASISTEN.
ASRI datang ke resto, dengan cepat tanpa menimbulkan curiga dipasangnya mesin penyerap energi. Kemudian ASRI ikut membantu NANANG mencatat, menyajikan, membungkus pesanan, juga membagi air mineral gelas ke konsumen yang belum terlayani, sambil sesekali mengecek mesin penyerap energinya.
CUT TO:
19. INT. RESTO NANANG — MALAM
Cast: NANANG, EXTRA
(AUDIBLE:)
Malam hari antre kerumunan konsumen NANANG kian membanjir. NANANG keluar minta maaf, tangan menguncup di dada, semua bahan baku masakan habis ludes, terpaksa harus tutup. Tapi tetap dengan ramah NANANG melayani dan mencatat pesanan untuk keesokan hari. Kerumunan bubar.
EXTRA/ASISTEN menutup rolling door resto dan menguncinya. Lalu berlari meninggalkan ruko mengejar MRT.
CUT TO:
20. EXT. ROOFTOP RUKO ASRI ABADI — MALAM
Cast: ASRI, NANANG, MIRA, JUZU
(SFX:) Sayup terdengar suara azan Isya.
NANANG selesai mandi, tampak segar, rambut basah, pakai sarung dan kaos, naik ke rooftop ruko. Satu tangan memegang rokok menyala, tangan satunya lagi cek ponsel. NANANG berusaha video call dengan MIRA, tidak ada jawaban. (SFX:) samar-samar suara MRT, bus ngegas dan klason mobil.
(AUDIO:) Lagu Angin Senja - Koes Plus.
Di rooftop, NANANG rebahan di kursi malas, (POV) NANANG: langit malam cerah penuh bintang. NANANG menghisap rokoknya, mata menerawang.
NANANG (VO)
Andai kau di sini, Mira. Indah nian gemerlap bintang malam ini.
Ponsel berkelip, MIRA! NANANG menyalakan video.
MIRA
Gelap banget di sana, Kang? Mati lampu?
NANANG
Apa kabar sayang? Jam berapa di sana?
MIRA
Alhamdulillah, kabar baik, walau agak capek, biasalah. Kang Nanang nanya jam mulu, kan kemarin udah dibilang, di sini cuma beda se-jam sebelum WIB. Eh, Kang, kenal Hedi?
NANANG
Hedi siapa?
MIRA
Adik temanku di sini. Ngakunya concierge hotel Morriya. Dia bilang hotelnya lagi di-renov, trus dia kesini nyoba nyari kerja.
Emang, hotel Morriya di Jakarta ada berapa sih, Kang? Hotel Morriya-nya Kang Nanang baik-baik aja kan?
NANANG
Alhamdulillah, Mira, aku-nya selalu baik-baik aja. Hotel kami memang lagi di renovasi, enam bulan katanya, jadi kami harus cari kerja lainnya.
MIRA tampak kaget dan marah.
MIRA
Kok Kang Nanang gak cerita apa-apa, juga gak bilang di PHK!
NANANG (tersenyum)
Tenang Mira, gosah panik. Aku udah punya kerjaan lain. Pulang anter kamu ke bandara waktu itu, di jalan kubaca iklan ruko bagus, lokasi strategis, sewanya murah, trus kudatangi dan kusewalah.
Kamu kan tahu, Mir. Dari dulu aku pingin punya warung makan sendiri. Alhamdulillah, udah sebulan ini aku buka resto NANANG NUSANTARA. Alhamdulillah lagi, Mir, pembelinya meluap, antre.
Kalau kamu udah gak tahan lagi di sana, bete nyebokin pantat orang, susah payah nyuapin pasien, eh, dilepeh, atau muntah… pulanglah Mir, bantuin aku.
MIRA makin meradang.
MIRA
Kenapa Kang Nanang bohong?
NANANG
Siapa yang bohong, sayang? Aku gak tega liat kamu kecewa, gak jadi pergi, terus ikut susah, gara-gara aku PHK.
Cita-citamu dari kecil kan pingin hidup di luar negri…
Sekarang, kamu udah ngerasain, gak seindah bayanganmu, kan? Pulanglah, Mira. Kalo nanti kamu pingin liburan ke luar negri, aku nabung yang banyak. Kita jalan-jalan bareng.
Pulanglah sayang, aku kangen.
MIRA (cemberut)
Tapi Kang, di sini lebih nyaman, mau ke Korea, Jepang, Macao, Senzhen, Taipei, gampang, gak ribet dan murah tiketnya, dibanding dari Jakarta.
Emang sih kerjaanku awal-awalnya jijik, tapi lama-lama jadi biasa aja.
Kang Nanang aja yang ke sini, kayak Hedi. Ngelamar jadi chef di sini, Kang…
NANANG tertawa. Mereka terus bercakap-cakap (AUDIBLE:). Sampai notifikasi baterai ponsel NANANG merah.
NANANG
Bujuug… hapeku lowbat… Mana charger di kamar, udahan dulu yah Mira, takut tiba-tiba mati, gak sempet pamit, ngambek kamu nanti. Besok kita sambung lagi.
Dadaah… Mira sayang, tidur nyenyak ngimpiin aku ya.
Di layar tampak MIRA melambaikan tangan. Lalu pet, mati ponsel NANANG. Seketika gelap gulita, karena NANANG tidak menyalakan lampu di di rooftop. Untung malam itu langit cerah penuh bintang. NANANG tetap goleran di kursi malas menikmati sepoi angin malam. Rambut NANANG tertiup angin. Matanya terpejam, bibirnya tersenyum bahagia.
(SFX:) samar-samar suara MRT, bus ngegas dan klason mobil.
ASRI (OS:)
Abis sayang-sayangan, nyenyak deh tidurmu, Nang.
NANANG terkejut, matanya berputar mencari asal suara ASRI.
NANANG
Kamu nguping yah, Asri? Ngumpet di mana kamu?
(OS:) suara ASRI tertawa.
ASRI (OS:)
Sekarang giliranku pacaran, Nang. Kamu mau gantian nguping?
ASRI lalu menyalakan bros sinyal di dadanya. Ada penerangan dari bros itu. Sekarang NANANG dapat melihat ASRI.
NANANG
Udara dalam kamarku gak senyaman di sini, aku mau goleran sampai ngantuk. Kamu mau pacaran, sok atuh lah… Asri, anggap aku obat nyamuk.
ASRI menyalakan lampu-lampu hias di rooftop. Pencahayaan berubah dari gelap gulita menjadi remang-remang.
ASRI
Tolong jangan kaget dan jangan takut ya Nang. Juzu pacarku ogah video call-an. Dia maunya nyamperin aku langsung. Bentar lagi dia sampe sini.
Tiba-tiba muncul kerlipan cahaya di belakang ASRI, makin lama kerlip-kerlipnya makin besar, ia men-teleportasi-kan badan JUZU, tak lama kemudian seluruh tubuh JUZU tampak jelas.
JUZU berdiri di belakang ASRI, lalu memeluknya.
ASRI
Kenalin, Nang. Ini Juzu, pacarku.
NANANG kaget, langsung duduk, melototi ASRI dan JUZU.
NANANG
Pacarmu ini siluman?
JUZU tertawa, pamerkan deret gigi putih, lalu memandang NANANG dengan serius.
JUZU
Mungkin Asri belum cerita?
ASRI
Udah, tapi Nanang gak percaya. Mana ada makhluk mirip manusia selain hidup di Bumi, katanya.
NANANG
Beneran ada gitu, makhluk hidup di planet lain?
JUZU mendekati NANANG, diperlihatkannya ponsel. Mulai dia bercerita.
JUZU
Gampangnya, Nang, dalam tata suryamu, ada 8 planet. 4 planet terdekat dengan Matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars, bentuknya pejal, terdiri dari batuan dan logam.
4 planet lainnya lagi: Jupiter dan Saturnus, Uranus dan Neptunus sebagian besar terdiri dari gas, atau senyawa kimia cairan lainnya.
Planet Moya tempat asal kami, mirip dengan keadaan Jupiter. Planetnya sebagian besar terdiri dari gas hidrogen dan helium. Penghuninya berbentuk gas, cahaya yang nyata dan kasat mata.
Tadi kamu bilang aku siluman. Mungkin kamu percaya, di Bumi ini juga hidup makhluk lain yang tak kasat mata. Mereka beda demensi, tak tertangkap indra penglihatan normal manusia. Kamu harus punya indra lain untuk mendeteksi keberadaan mereka.
Inilah perbedaan kami dengan siluman, Nang, wujud kami, mau itu gas, cahaya, atau padat seperti tubuhmu, kami dapat mudah dilihat dan dipegang oleh manusia.
NANANG mengangguk-anggukkan kepala, berlagak paham.
NANANG
Trus, lokasi planet kalian itu di mana? Berapa jauh dia dari Bumi?
JUZU menepuk kedua tangannya, tiba-tiba rooftop berubah terang benderang. Mereka bertiga saling berpandangan.
ASRI
Planet Moya tempat kami bermula, dalam ukuran Bumi, kira-kira sekitar tiga ratus juta tahun cahaya jaraknya. Lokasinya di galaksi Triangulum.
NANANG
Satu tahun cahaya itu kira-kira berapa kilometer?
JUZU
Sekitar 9,46 triliun kilometer, Nang. Buat pembanding, jarak Bumi dan Bulan sekitar 384.000 kilometer, atau cuma sekitar 1,3 detik cahaya. 1 detik cahaya kira-kira 300.000 kilometer. Bumi ke Matahari sekitar 8,3 menit cahaya.
NANANG
Lieur ah… Ke planet kalian 300 juta tahun cahaya? Jauh bener euy? Kalian ke sini pake kendaraan apa? Abis bensin berapa tangki?
ASRI dan JUZU tersenyum, lalu meminjam sarung NANANG.
NANANG
Buat apa?
ASRI
Jelasin kamu.
NANANG melepas sarung dan menyerahkannya.
NANANG (VO:)
Untung aku pake celana pendek.
ASRI membentangkan sarung NANANG di lantai rooftop, kemudian mengikat dua simpul pada dua ujungnya.
ASRI
Bayangkan sarungmu ini jagat raya. Planet Bumimu di sini.
ASRI menunjuk satu simpul.
ASRI
Planet Moya kami di sini.
ASRI menunjuk simpul satunya lagi.
Lalu ASRI melipat-lipat sarung di antara dua simpul itu seperti arkodeon/harmonica, mendekatkan simpul Bumi dengan simpul Moya. Kemudian ASRI melepas bros sinyalnya.
ASRI
Bayangkan brosku ini pesawat kami.
Kemudian ASRI menusukkan peniti bros dari simpul Moya ke simpul Bumi.
ASRI
Kira-kira seperti ini, Nang! Cara cepat kami sampai ke sini.
NANANG (terkesima)
Kalian bisa melipat jarak? Tapi kenapa Asri harus naik kereta atau taksi di Bumi?
ASRI tersenyum menatapnya, lalu ASRI menghipnotis NANANG. Serta merta NANANG yang tadinya duduk, kembali goleran, mata tertutup, tidak lama terdengar suara dengkurannya.
ASRI menyelimuti tubuh NANANG dengan sarung.
ASRI dan JUZU kembali bermesraan.
(AUDIO:) Lagu Cinta Mulia - Koes Plus.
CUT TO: