Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Apa jadinya setelah lama terjerat kemiskinan, satu keluarga mendadak kaya raya dan terkenal berkat unggahan video kemiskinan yang di-upload oleh anaknya sendiri di aplikasi video berbagi YouTube.
Kondisi inilah yang dialami oleh keluarga Pak Hasan pasca baru terkena PHK sebelumnya. Kehidupan mereka semakin memprihatinkan, karena semua anak-anaknya harus bekerja serabutan demi membantu ekonomi keluarga agar bangkit.
Vino dengan masa depan yang suram harus rela bekerja sebagai kuli panggul di pasar, Bian beberapa kali bolos sekolah demi mencari uang tambahan dan Pak Hasan juga terpaksa mencari pekerjaan baru yang membuatnya harus mengalami kecelakaan kerja dan kehilangan satu kaki. Saat kondisi ekonomi mereka semakin sulit, Riko-anak bungsu Pak Hasan tak sengaja membagikan video tentang keseharian keluarga mereka yang miskin di YouTube.
Video tersebut mendapat respon positif dari warganet, bahkan membuatnya menjadi trending topic dan merubah 180 derajat kehidupan keluarga Pak Hasan.
Tapi justru perlahan permasalahan baru mulai muncul di kehidupan keluarga mereka.
Pak Hasan begitu merindukan kehidupan harmonis keluarganya yang dulu. Namun itu tak mudah.
Akankah kehidupan keluarga mereka kembali utuh seperti sedia kala? Ketika di bawah langit yang sama, kehidupan semua orang dianggap sama.
Premis
Menceritakan tentang keluarga Pak Hasan yang miskin dan berusaha bangkit pasca ia terkena gelombang PHK sebagai satu-satunya penyokong ekonomi keluarga. Semuanya tak mudah, apalagi anak-anaknya tidak bekerja. Bahkan saat keluarga itu sudah kaya raya berkat ketidaksengajaan anak bungsunya memposting kemiskinan mereka ke jejaring video berbagi, satu-persatu permasalahan muncul kepermukaan. Karena harta tersebut juga, akhirnya keluarga Pak Hasan sudah tidak kompak dan sehangat dulu saat masih terjerat kemiskinan.
Pengenalan Tokoh
Kisah dimulai ketika Pak Hasan (50) suami dari Bu Emi (45) harus mendapat gelombang PHK dari tempatnya bekerja. Mereka yang selama ini menggantungkan urusan ekonomi kepadanya,harus dibuat tersentak dengan kabar buruk yang baru menghampiri keluarga miskin tersebut. Betapa tidak, Vino (22), Si anak sulung, pengangguran yang hanya tamatan SMA, terpaksa harus mencari kerja agar bisa membantu ekonomi keluarganya supaya bangkit. Padahal selama ini kesehariannya hanya nongkrong bersama teman-temannya sesama pemilik masa depan suram di pos ronda dan sesekali memalak warga pendatang. Bian (17), yang sebentar lagi tamat SMA juga terpukul, karena mimpinya untuk kuliah semakin sulit karena berita pemecatan bapaknya. Riko (9), anak bungsu Pak Hasan juga merana, karena tidak ada lagi yang bakal mengisikan kuota internetnya, karena baginya ponsel pintar adalah teman terbaiknya, walau harus beberapa kali kedapatan menjebol wifi gratisan punya tetangga. Riko begitu menggandrungi game onlinenya.
Walau ragu, Vino tetap berusaha untuk mencari pekerjaan. Seberapa sering Vino mengajukan lamaran, sesering itu juga penolakan menghampirinya. Maklum saaja, siapa yang mau menerima lamaran seorang mantan napi, kendati kejahatannya hanya memalak mobil yang lewat yang dilakukan bersama teman-temannya. Vino menjadi putus asa. Begitupun dengan Bian yang tak bisa berbuat banyak. Ia sangat ingin membantu, tapi malah disuruh orang tuanya untuk fokus sekolahnya yang sebentar lagi tamat. Tanpa sepengetahuan orang tuanya, Bian malah sengaja membuat masalah di sekolah agar dia bias mendapat skorsing. Bersama Beby (16), keduanya sering terlihat bersama dan berbagi cerita soal kehidupan keluarga masing-masing. Beby begitu kagum dengan kehidupan keluarga Bian yang begitu hangat di tengah kemiskinan yang menderah. Sebaliknya Bian mengidam-idamkan suasana keluarga Beby yang kaya raya dan tidak susah seperti keluarganya. Tapi keduanya tidak sama-saama mengetahui jika masing-masing keluarga mereka menyimpan banyak masalah di belakangnya. Beby menyarankan agar Bian terus mengasah bakat menyanyinya, sehingga bisa menghasilkan uang dan bisa membantu keluarganya. Tanpa sepengetahuan Beby, dalam masa skorsingnya tersebut Bian berusaha mengumpulkan uang untuk membantu keluarganya dengan cara menyanyi di kafe-kafe. Tapi sayang uang yang ia terima tidak sebanding dengan harapannya selama ini.
Karena kondisi ekonomi yang terus mencekik, ditambah Vino yang juga belum mendapatkan pekerjaan, mau tak mau Pak Hasan harus bekerja serabutan sebagai buruh bangungan untuk membuat dapur mereka tetap ngebul, keperluan membayar uang kontrakan yang sudah berulang kali ditagih oleh Bu Idah (40), pemilik kontrakan. Melihat bapaknya begitu semangat dan perhatian terhadap keluarganya, membuat Vino semakin terpukul. Ia sangat menyesali masalalunya yang sering menjadi beban keluarganya. Perlahan ia mulai merubah kebiasaan dan tingkah buruknya. Dia rela bekerja apa saja demi bisa membantu keluarganya. Menjadi kuli panggul di sebuah toko adalah pilihan terakhir sekaligus pekerjaan pertamanya. Vino sangat menikmati dunia barunya. Bahkan etos kerjanya meningkat drastis setelah berkenalan dengan salah satu anak penjaga toko tempat ia bekerja, Mawar (20), ia adalah cewek yang begitu kagum dengan semangat kerja Vino, sehingga tak ayal membuat Shalsa (20), gadis yang ditaksirnya tapi terhalang restu orang tua menjadi cemburu. Ia mendapati Vino sedang berduaan dengan Mawar saat dia hendak mengantar makan siang. Tanpa sepengetahuan Vino juga ternyata kedekatannya dengan Mawar malah membuat Onad (23) cemburu, Onad merupakan salah satu pekerja di pasar tersebut yang sudah lama memendam cinta kapada Mawar. Tapi sayangnya Mawar tidak suka dengan Onad yang sedikit arogan dan sombong sebagai preman pasar. Buntutnya percekcokan Vino dan Onad sering menjadi tontonan warga pasar sehari-hari.
Kehidupan keluarga Pak Hasan perlahan mulai membaik. Setelah sedikit berjuang akhirnya keluarga miskin tersebut bisa tetap tertawa dan menikmati makan bersama di ruang menonton televisi dengan penuh keeakraban. Sekaligus sebagai ungkapan syukur karena Vino mendapat gaji pertamanya sebagai kuli panggul.Tapi kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Pak Hasan harus mendapat musibah, setelah mendapat kecelakaan kerja, dan harus di rawat dalam waktu yang cukup lama bahkan mendapat vonis untuk tidak bisa bekerja berat lagi. Saat mereka meratapi kesedihan itu, tak di sangka video yang di rekam oleh Riko dan di uploudnya ke youtube menjadi trending karena menampilkan kehidupan keluarga miskin dengan segala hiruk pikuk kehidupan keseharian mereka selama ini layaknya program reality show para artis papan atas yang sering mereka sekeluarga tonton: ayahnya yang terbaring sakit, ibunya yang sedang mencuci pakaian tetangga. Abangnya yang bekerja sebagai kuli panggul, bahkan Abang keduanya yang terus-menerus sedang bucin sama pacarnya juga tak luput dia rekam melalui ponsel pintarnya.
Semenjak itu kehidupan mereka berubah total dan secara mendadak jadi kaya raya dari banyaknya yang menonton video berbagi keluarga miskin Pak Hasan. Memanfaatkan kepopuleran yang ada, satu persatu anggota keluarga Pak Hasan menjadi "Konten Kreator": Bian dan Beby sering mencover lagu-lagu dari penyanyi terkenal dengan akun video berbaginya sendiri di sela-sela sekolahnya yang mulai aktif, Vino berhenti bekerja sebagai kuli panggul dan sering terlihat membuat konten eksperimen sosial dan berbagi rezekinya bersama Mawar dan Shalsa, sedangkan Riko tetap menjadi gamers serta terus berbagi video soal kehidupan mereka sebagai orang kaya baru.
Masalah muncul ketika semua anak-anak Pak Hasan sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bahkan dari mereka sudah memiliki rumah sendiri dari kerja keras mereka selama ini. Pak Hasan dan Bu Emi begitu kesepian dan merindukan sosok anak-anaknya dulu yang begitu perhatian. Sepasang suami istri tersebut merasa kehilangan kehidupan dulu yang walaupun sederhana tapi mereka bahagia. Bahkan saat sakit Pak Hasan begitu parah, tak satupun dari mereka: anak-anaknya untuk rela menjenguknya. Bahkan terang-terangan mereka bilang jika sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Bian sudah sibuk dengan jadwal menyanyinya karena ada produser rekaman yang tertarik mengorbitkannya. Vino di sela-sela membuat konten juga aktif membagikan rezeki di jalanan. Sedangkan Riko terkadang bergantian tinggal di rumah Bian dan Vino dengan segala kemewahan yang mereka miliki.
Vino baru tersadar ketika saat sedang dijalan raya melihat kehidupan manusia gerobak yang begitu mengharu-biru dengan beberapa anggota keluarganya yang sedang bercanda dan makan bersama di pinggir jalan, di dekat gerobak mereka. Vino langsung teringat masalalunya dan akhirnya memutuskan mengajak adik-adiknya untuk menjenguk Pak Hasan yang sedang berada di rumah sakit. Untuk beberapa hari mereka semua berjuang melawan ego dan memutuskan beberapa kontrak kerja dan serta endorsment yang nilainya tak sedikit, demi kembali merekatkan hubungan keluarga mereka.
Di rumah sakit, mereka asyik menonton acara televisi tentang kehidupan keluarga selebritis yang sedang diderah badai perceraian. Padahal Bu Emi ingat betul saat kehidupan mereka masih susah, menjadi satu-satunya penonton setia yang menonton acara reality show kesayangannya dari artis tersebut. "Kehidupan seseorang ibarat reality show yang harus dia tonton sendiri untuk menarik pelajaran di dalamnya," ujar Pak Hasan.