Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
MATCH CUT TO:
58. EXT. PINGGIRAN JALAN HUTAN. NIGHT
Fx: suara hujan yang semakin deras.
Insert : Kilatan cahaya yang menyambar langit.
Sepasang kaki Niko berjalan di atas becekan air hujan. Melewati derasnya hujan ia berjalan menghampiri Iren.
Iren masih menari-nari kecil sembari menikmati setiap tetesan air hujan yang menimpa tubuhnya.
Di kepalanya kini terdengar sebuah lagu yang menemaninya dan membuat tubuhnya bergoyang secara otomatis.
Insert: Lengan besar Niko menyentuh tubuh Iren.
Iren menghentikan aktifitas nya. Langkahnya terhenti dan secara otomatis tubuhnya berbalik menghadap Niko.
NIKO
(Berdecak kesal)
Bola matanya kembali memperhatikan Iren dari ujung kaki hingga rambutnya.
Insert: ujung topi yang di kenakan Iren terlihat mengeluarkan tetesan hujan. Sudah jelas bahwa seluruh bagian tubuh dan bajunya basah kuyup. Sebuah sayatan terdapat di dahinya, dengan darah yang terlihat masih basah, di bagian pinggir lukanya terdapat tanah yang menempel. Di ujung sudut bibirnya ia juga terluka.
Bola mata Niko menatap ke arah bawah.
Lengan Iren bergetar. Ujung jari jemarinya terlihat mengeriput.
Niko menundukkan kepalanya melihat ke arah kaki Iren yang menapak tanpa mengenakan alas apapun. Darah mengalir menyatu dengan air hujan di bagian bawah kakinya.
NIKO (CONT'D)
(Mengerang, menahan amarahnya)
Ia mengusap seluruh bagian wajahnya dengan kedua tangannya.
NIKO (CONT'D)
Pertanyaan Niko hanya di tatap dingin oleh Iren.
NIKO (CONT'D)
Iren mengalihkan pandangannya dari Niko.
NIKO (CONT'D)
Memutar kepala Iren agar melihat ke arahnya.
NIKO (CONT'D)
Iren menggeleng. Ia tak bisa merasakan apapun selain rasa senang karena bisa bertemu dengan teman lamanya.
RENJANA
(Dingin)
Niko menggeleng tak mengerti dengan ucapan yang di dengarnya.
NIKO
(lemas)
Insert: lengan Iren menepis lengan Niko yang menahan tubuhnya.
Niko mempererat cengkeraman lengannya dari tubuh Iren. Menahan anak itu agar tidak pergi.
RENJANA
Niko menggigit bibir bagian bawahnya.
NIKO
(Pinta)
RENJANA
Niko membelalakan matanya.
RENJANA (CONT'D)
(Memohon)
Niko menggelengkan kepalanya, ia kehilangan kata-katanya.
NIKO
(Membujuk)
Iren menggelengkan kepalanya menolak dengan tegas ajakan Niko.
RENJANA
NIKO
(Berteriak)
Fx : Suara tamparan keras.
Insert: untuk pertama kalinya Tami berlaku kasar kepada Niko. Ia menampar pria itu dan memintanya berhenti.
TAMI
Niko melangkahkan kakinya menjauh dari Iren dan Tami.
Tami memperdekat jaraknya dengan Iren. Lengannya merangkul tubuh anak itu ke dalam pelukannya.
Tak ada yang dilakukan Iren ia tidak membalas atau menolak rangkulan lengan Tami.
TAMI (CONT'D)
Iren mengangguk pelan.
RENJANA
(Tersenyum sumringah)
Insert: Satu sosok kembali muncul menyapa Iren.
TAMI
(Menjelaskan pelan-pelan)
RENJANA
(Bertanya polos)
Tami mengangguk setuju, lengannya mengusap-usap rambut Iren.
TAMI
RENJANA
Tami menganggukkan kepalanya kembali.
RENJANA (CONT'D)
TAMI
Iren mengangguk setuju.
Lengannya melepaskan tubuhnya dari rangkulan Tami.
Ia berjalan ke arah pohon yang begitu besar dan berbicara di sampingnya.
Lima menit berlalu, Iren memasuki mobil.
DISSOLVE TO:
59. INT. RUANG RAWAT INAP-RS. DAY.
Iren terbaring di ranjang rumah sakit. Selang infus tersambung di lengan kanannya. Sementara di lengan kirinya terlihat perban yang membaluti seluruh bagian telapak dan punggung tangannya. Sebuah plester terletak di dahinya menutupi luka sayatan. Begitu pun dengan bagian telapak kakinya yang terbalut oleh perban.
Sebanyak apapun luka yang berada di tubuhnya, Iren tetap tidak bisa merasakannya.
RENJANA
(Terbangun)
Iren beranjak dari posisinya.
Ia menoleh ke sisi kirinya. Terlihat Tami yang duduk di sampingnya.
TAMI
(menyapa senang)
Iren membalasnya dengan sebuah senyuman.
RENJANA
Tami mengangguk pelan.
TAMI
Iren mengangguk mengiyakan.
RENJANA
TAMI
RENJANA
TAMI
(memastikan)
Iren mengangguk, setuju.
RENJANA
TAMI
(Bersikap putus asa)
Tami mengajukan pertanyaan secara pelan dan pasti kepada Iren.
RENJANA
Tami menyerahkan satu buah buku dan pensil kepada Iren.
Iren menggerakkan lengannya membuat sebuah sketsa.
Tami mengernyitkan dahinya.
Insert: Gambar yang di gambar Iren terlihat menampilkan sosok yang sangat mirip dengan dirinya sendiri.
TAMI
RENJANA
Iren menjawabnya dengan lengan yang masih terus menggambar.
RENJANA (CONT'D)
Tami mengernyitkan dahinya, mencoba memahami setiap kata yang keluar dari mulut Iren.
TAMI
RENJANA
TAMI
RENJANA
TAMI
Iren mengiyakan.
RENJANA
(Kesal)
Iren menunjukkan luka-luka yang di dapatnya.
Tami menghela nafasnya.
Membayangkan Iren bertengkar dan melukai dirinya sendiri membuat hatinya terasa sakit.
TAMI
Iren menatap tajam ke arah Tami.
RENJANA
Tami memejamkan matanya, ia semakin penasaran dengan hal yang tengah di alami Iren.
Niko berdiam di ambang pintu mendengar semua percakapan yang di lakukan Iren dan Tami.
Berdasarkan hal ini, Niko meminta Tami untuk menjadi dokter psikiater untuk Iren.
FLASHBACK OF