Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Delusi (write on title)
Suka
Favorit
Bagikan
3. Badai 2.2

28. INT. KANTOR. DAY

Gedung pencakar langit terlihat berdiri kokoh. Sepasang kaki memasuki pintu masuk gedung. Kemudian berjalan melewati lobi kantor menuju lift khusus yang hanya diperuntukkan bagi pemilik juga jajarannya. Terlihat tas yang dipegang seseorang menggantung diudara. Tangan kanan nya menekan tombol lift. Beberapa detik kemudian pintu lift terbuka. 

Montage

29. INT. KANTOR-RUANGAN PIMPINAN. DAY

Terlihat sepasang kaki yang terletak di meja. Tubuh pemilik kaki itu menyandar ke kursi besar miliknya. Tangan kanannya menggoyang goyangkan gelas yang berisi minuman itu.

Suara tawa yang besar mengisi seluruh kekosongan ruangan itu. Tawa yang menunjukan kepuasan sang pemilik, karena harta dan kekuasaan nya semakin hari semakin bertambah dan menguat.

RESEPSIONIS

Sekertaris Dennis sudah datang

Suara itu terdengar dari telpon di depannya.

Terlihat plakat nama bertulis ADIRA NARENDRA CEO terletak di bagian paling depan mejanya.

Narendra, menekan tombol telpon disampingnya.

NARENDRA

Langsung masuk.

Perlahan pintu besar itu terbuka. Setelahnya hadir kemunculan Dennis. Sekertaris sekaligus tangan kanannya. Usianya masih muda, namun kemampuannya tidak bisa diragukan lagi.

Sepasang kaki berhenti tepat disamping Narendra. Dennis mengeluarkan sebuah tab dari tas yang ia bawa. Kemudian meletakkannya di meja Narendra. Telunjuk nya langsung memutar video.

Narendra mengganti posisinya, kemudian memperhatikan video yang ditujukan Dennis.

Setelah video itu selesai, Dennis langsung mengganti layar dan menunjukan komentar-komentar mengenai video itu.

Insert : Isi komentar :

"Wah apakah dia mempunyai kekuatan?@user001"

"Sepertinya aku mengenalnya, apakah dia satu SMA denganku?@us02"

"Iya benar, sudah beberapa tahun. Ini kali pertama ku melihatnya lagi. @u03"

Dan beberapa komentar lainnya.

Narendra menghela nafasnya kemudian ia memejamkan kedua matanya. 

NARENDRA

Siapkan mobil,Kau urus semua kekacauan ini. Pastikan dalam 1 jam Vidio itu sudah lenyap.

Setelah memerintah Dennis, ia segera bangkit dari kursinya.

NARENDRA

(Menekan)

Juga urus semua yang terlibat.

Dennis mengangguk mengiyakan perintah tuannya.

Cut To:

30.INT. RUMAH-KAMAR IREN. NIGHT

Pikirannya mulai tenang. Ia membangkitkan tubuhnya kemudian kembali membereskan kekacauan yang Iren buat. Ia mengambil kantong plastik kemudian memasukkan serpihan serpihan beling. Lalu, menata kembali barang barang yang masih bisa dipakai.

Sedari tadi yang dilakukan Niko hanyalah diam, sesekali ia memperhatikan Iren yang masih terbaring di tempat tidurnya. Tami, entah kenapa perempuan itu begitu tenang. Setelah, apa yang di perbuat Iren sepertinya dia tidak takut. Dan bersikap seolah olah biasa saja.

Seseorang datang kemudian menghampiri Niko.

PELAYAN

(berbisik)

Bapa dalam perjalanan menuju kesini mas.

Niko tersentak. Ia menatap kearah Tami. Kemudian tubuhnya beranjak, langkahnya berjalan maju kemudian meninggalkan tempat itu.

31.INT. RUMAH-KAMAR NIKO. NIGHT

Niko merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia mengatur nafasnya, kemudian melonggarkan dasinya. Beberapa detik kemudian ia merubah posisinya menjadi duduk. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Ia mengeluarkan nafas berat. Ia bangkit kemudian melangkah kan kakinya menuju kamar mandi miliknya.

32. INT. KAMAR MANDI NIKO — NIGHT Beat : Terdengar suara air yang mengalir dari wastafel.

Insert : Ia mencuci kedua tangannya dengan sangat keras. Kemudian membasahi wajahnya. Ia menatap bayangan dirinya dari balik cermin dihadapannya.

Cut To:

33. EXT. PEKARANGAN RUMAH. NIGHT

Pintu gerbang terbuka secara otomatis setelah melihat mobil yang dikenalinya mendekat. Mobil itu melaju dengan cepat melewati pekarangan yang begitu luas.

Mobil terhenti, tepat di depan pintu rumah. Salahsatu pelayan membuka pintu mobil bagian belakang. Kaki kiri sang pemilik turun keluar dari mobil. Ia merapihkan jas miliknya. Dengan tatapan yang tajam ia melihat ke arah para pelayannya.

Match Cut To:

34. INT. RUMAH-RUANGAN TENGAH. NIGHT

Narendra memasuki rumahnya langkahnya terhenti tepat setelah melihat kehadiran Niko dari tangga.

Begitupun dengan Niko, langkahnya terhenti ketika melihat sang ayah.

Kontak mata mereka saling bertemu.

NARENDRA

Temui ayah di ruangan

Niko mengangguk mengiyakan permintaan ayahnya. 

Match Cut To:

35. INT. RUMAH- RUANGAN NARENDRA. NIGHT

Tubuh Narendra menghadap ke arah jendela. Tangan kanannya membawa segelas air. Perlahan ia menikmati minuman itu. 

Seseorang membuka pintu ruangannya. Membuat Narendra membalikkan tubuhnya.

Fx : Pranggg

Gelas milik Narendra meluncur tepat di samping Niko.

Sambutan dari ayahnya, membuat tubuh Niko tersentak kaget. Ia menatap ke arah Narendra. Dengan langkah cepat Narendra menghampiri Niko. Niko terdiam, tubuhnya mematung.

Narendra semakin dekat. Ia menarik baju milik Niko dengan erat. Kemudian mendorong tubuhnya ke arah tembok.

NARENDRA

(Berteriak)

Siapa yang mengizinkan Iren keluar?

Niko terdiam. Ia masih tersudut.

NARENDRA

(tegas,menekan)

KAMU?

Cengkeramannya semakin kuat. Tubuh Niko menggantung.

Ia menggerakkan giginya.kemudian mencoba menggerakkan tangannya.telapak tangannya menyusuri lengan besar Narendra. Kemudian mulai menepuk nepuk punggung tangan ayahnya.

Narendra melepaskan genggamannya. Membuat Niko terjatuh. Nafasnya terdengar terengah engah. Ia melonggarkan kerah bajunya agar rasa sesak di dadanya mulai mereda.

Dalam pandangan Niko. Narendra kembali berubah. Dia berubah menjadi sosok yang begitu menyeramkan. Sama seperti dua tahun yang lalu.

Dissolve To:

36. INT. RUMAH-KAMAR IREN. NIGHT

Iren menatap ke arah jendela. Satu mobil mewah memasuki pekarangan rumahnya. 

RENJANA

(bergumam,senang)

Ayah

Ketika melihat Narendra turun dari mobilnya. Iren bergegas menuju ruangan ganti baju nya. Ia segera mengganti baju nya yang lusuh dengan sangat cepat.

Cut To:

37. INT. RUMAH- DEPAN KAMAR IREN. NIGHT

Sejak tadi yang Tami lakukan hanyalah mondar mandir di depan pintu kamar. Sesekali telinganya ia tempelkan pada pintu, mencoba mencari tahu apa yang dilakukan Iren di dalam. Langkahnya berjalan mundur ketika mendengar suara hentakan kaki dari dalam.

Pintu kamar terbuka. Disusul seseorang berjalan keluar dari kamar. Ia begitu cepat. 

Untuk beberapa saat Tami terdiam. Kemudian mencoba menyusul Iren dari belakang.

Match Cut To:

38. INT. RUMAH-RUANGAN NARENDRA. NIGHT.

Iren mendorong pintu itu dengan kedua tangannya. Narendra dan Niko melihat ke sumber suara. 

Terlihat Iren tersenyum di ambang pintu. 

Niko bangkit dari posisinya. Narendra menatap ke arah Niko. Kemudian ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. 

NARENDRA

Kirimkan mobilnya sekarang.

Niko menggeleng ke arah Narendra. Narendra menaikan bahunya, kemudian menyeringai kearah Niko.

Niko terdiam mematung.

Tidak lama kemudian sebuah mobil berwarna putih terparkir di halaman rumah Narendra. Narendra berjalan ke arah jendela kemudian membuka sedikit gordennya.

Iren mengernyitkan dahinya. Sekilas ia melihat mobil bewarna putih itu. Iren menggeleng, kemudian menatap ke arah Niko. Niko menghindari tatapan iren.

Kakinya terasa sangat lemas. Iren terduduk.

RENJANA

(Lemah)

Yah, Iren ga mau pergi. Iren ga kenapa Napa. Iya kan bang?

Narendra menghampiri Iren, kemudian menjongkokan tubuhnya agar sejajar dengan Iren. Ia tersenyum. Ia mengambil tangan Iren kemudian mengelus-elus punggung tangan Iren.

NARENDRA

Pergilah, tempat ini jauh lebih menyenangkan.

Iren menggeleng, ketakutan.

RENJANA

(Membujuk)

Iren janji, Iren gabakal pergi lagi.tapi biarin Iren tinggal disini.

Narendra melepaskan genggamannya dari Iren. Kemudian membangkitkan tubuhnya. Meninggalkan Iren dari tempatnya.

Terlihat kedua orang dengan pakaian berwarna putih itu menghampiri Iren. Kemudian keduanya membangkitkannya dan membawa Iren keluar dari ruangan.

Niko masih terdiam ditempatnya. Dari sudut matanya ia bisa melihat Iren melewatinya.

Langkahnya gusar, kedua tangan Iren dipegang oleh kedua orang itu. Seperti penjahat saja.

Sejak tadi tatapan mata Iren tak berhenti menatap ke arah Niko.Meminta bantuannya.

Montage:

39. INT. RUMAH-DEPAN RUANGAN NARENDRA. NIGHT

Terlihat Tami tengah duduk di sofa. Ia memejamkan kedua matanya dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Beberapa detik kemudian ia memainkan jari jarinya. Sejak tadi matanya fokus ke arah pintu ruangan Narendra. Ia juga mendengar beberapa keributan yang terjadi. Membuat perasaannya makin tidak karuan.

Ia tersentak, berdiri ketika melihat pintu ruangan itu terbuka. Terlihat Iren yang dibawa oleh kedua orang itu. Iren menatap Tami dengan tatapan yang sulit diartikan. Tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. Iren melewati Tami begitu saja.

Pandangan Tami terus tidak lepas dari Iren. Anak itu berjalan tanpa alas kaki, mukanya terlihat datar, namun sorot matanya seperti memendam sesuatu. Lima langkah dari tempatnya langkah Iren terhenti. Ia mencoba melepaskan genggaman orang orang itu. Namun, usahanya yang pertama gagal. Untuk kesekian kalinya ia mendorong orang-orang berpakaian putih itu. Kemudian setelahnya diikuti pukulan yang keras dari Iren.

Keduanya tergulai di hadapan Iren. Iren membalikkan tubuhnya kemudian berjalan melewati kedua orang itu. Ia berjalan menuju pintu pandangannya terhenti tepat di sebelah guci yang besar itu. Guci besar nan mewah. Ia memalingkan pandangannya melihat ke arah belakang. Namun, yang ia lihat hanyalah Tami dan dua orang yang dilawannya.

Langkahnya maju menuju sebuah guci besar itu. Kemudian dengan sengaja ia menjatuhkan guci itu.

40. INT. RUMAH-RUANGAN NARENDRA. NIGHT

Suara kegaduhan terdengar kedalam ruangan. Niko berjalan ke arah luar untuk memastikan.

NARENDRA

(Tegas)

Diam. Biarkan saja. Dia, hanya mencari perhatian.

Langkah Niko terhenti mendengar ucapan Narendra. Ia mengangguk. Kemudian diam di belakang pintu.

41. INT. RUMAH-DEPAN RUANGAN NARENDRA.NIGHT

Tami menghela nafasnya. Suasana ini benar-benar sangat membingungkan. Entah apa yang terjadi pada Niko di dalam. Pun dengan Iren yang dibawa oleh orang-orang tadi.

42. EXT. HALAMAN RUMAH. NIGHT

Sepasang kaki berhenti tepat di halaman yang begitu luas itu. Iren menoleh ke belakang. Memastikan apakah ada yang mengantarkan nya pergi. Nihil, tidak ada seorang pun yang ia lihat. Iren mengeluarkan nafas dengan berat. Bahkan setelah apa yang ia lakukan sebelum keluar dari rumahnya. Tetap tidak berarti apa apa. Kemudian ia memandang ke depannya. Terlihat mobil putih yang sudah terparkir.

Pintu mobil itu terbuka, Iren melangkah memasuki bagian dalam mobil. Ia duduk di bagian tengah, terlihat dua perawat yang duduk di bagian samping kanan dan kiri kursi milik Iren. 

43. INT. RUMAH-RUANGAN NARENDRA. NIGHT

Niko yang masih terdiam di balik pintu langsung membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara mesin mobil menyala. Ia meraih gagang pintu kemudian membukanya dan berjalan keluar meninggalkan Narendra yang masih menghadap ke arah jendela. Memantau kepergian Iren.

Cut To:

44. INT. RUMAH- DEPAN RUANGAN NARENDRA. 

Terlihat Niko keluar dari balik pintu besar itu. Langkahnya terlihat goyah pandangan matanya terlihat kosong. 

Tami menatap tajam ke arah Niko. Namun, Niko tidak menyadarinya.

Sorot mata Tami mengikuti tubuh Niko yang berjalan melewatinya. Secara cepat jari jari tangan Tami masuk ke sela-sela jari Niko membuat dia bisa menggenggam tangan Niko. Langkah Niko terhenti. Pandangan nya beralih menyusuri pemilik tangan yang menggenggamnya. Tiga detik kemudian Niko melepas genggaman tangannya. Lalu melanjutkan langkahnya.

Tami tersentak. Ia ingin menahan Niko lebih lama lagi. Namun, apa daya itu tidak mungkin dilakukan untuk saat ini.

45. EXT. HALAMAN RUMAH. NIGHT

Insert : Mobil berwarna putih itu berjalan meninggalkan rumah mewah itu. Iren masih terdiam. Sesekali ia melihat ke arah belakang mobil. Pemandangan bagian luar rumahnya terlihat semakin mengecil.

46. EXT. GERBANG RUMAH NARENDRA. NIGHT

Motor sport berwarna hitam itu terparkir tepat di samping gerbang kediaman Narendra. Sang pemilik duduk diatasnya lengkap dengan memakai helm. Matanya tertuju ke arah mobil putih yang baru saja melewatinya.

47. INT. RUMAH-RUANGAN NARENDRA. NIGHT.

Kini Narendra tengah menikmati secangkir kopi dan duduk di singgasana nya. Di hadapannya sudah terdapat Tami. Ia mendekati Narendra kemudian menyerahkan dokumen pemeriksaan Iren hari ini. Narendra meletakkan gelasnya. Tanpa membuka dokumen yang diberikan tami ia langsung membuka laci di depannya. Mengeluarkan satu amplop berwarna coklat. Lalu, tersenyum ke arah Tami.

NARENDRA

Selamat,tugas mu sudah selesai. Mulai besok jangan datang lagi.

Kemudian ia menyodorkan amplop yang ia keluarkan tadi ke hadapan Tami.

NARENDRA (Cont'D)

Ini juga ada tiket liburan.

Tangan Narendra menekan amplop berwarna coklat itu kemudian menggesernya. Terlihat satu tiket pesawat dibawah amplop itu.

NARENDRA (Cont'D)

Pergilah, dan jauhi Niko

Tami tersentak mendengar ucapan Narendra. Ia segera mengangguk mengiyakan permintaan yang Diberikan Narendra. Ia mengambil amplop yang di beri Narendra kemudian berjalan keluar.

NARENDRA (Cont'D)

Pergilah selagi aku meminta baik-baik

Tami menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu. Ia mengangguk tanpa menghadap ke arah Narendra. Ia keluar dari ruangan itu dengan rasa sesak yang memenuhi dadanya


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar