Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Delusi (write on title)
Suka
Favorit
Bagikan
5. Flashcam

Flashback 2 tahun lalu

50. EXT. HALAMAN RUMAH TAMI. DAY

Sebuah mobil range rover terhenti di halaman rumah Tami.

Rumah yang terdiri dari dua lantai bangunan. Berwarna abu dan merah.

MONTAGE:

51. INT. MOBIL. DAY

FX : suara pintu mobil terbuka.

Tami terdiam, mematung menyadari ada orang yang duduk di bangku penumpang depan.

Sorot matanya beralih menatap ke arah Niko yang duduk di belakang kendali mobil.

NIKO

Ini adikku Renjana.
Kamu bisa panggil Iren.

Sudut bibir Tami tersenyum, menyapa Iren.

Dalam hatinya banyak sekali pikiran yang mengganggunya.

TAMI V.O

Adik Niko? Dia?

Melihat keadaan Iren membuat ia mempertanyakan status Iren.

Keduanya tampak sangat dan jauh berbeda.

Insert : wajah tampan Niko, hidungnya yang mancung. Kulitnya putih, tubuhnya tinggi kekar dan berisi.

Insert : tubuh gempal Iren kulitnya yang kecoklatan. Sebuah topi dipakainya menutupi seluruh bagian rambutnya. Penampilan nya biasa saja ia hanya mengenakan sepasang baju olahraga.

Iren ikut tersenyum membalas sapaan Tami.

Tami menggerakkan lengannya menutup pintu bagian depan.

Selanjutnya ia beralih duduk di kursi belakang.

Fx: Iren bernyanyi diiringi musik yang keluar dari tape mobil.

Ia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan kiri beriringan dengan lengannya yang terangkat.

Mulutnya terus terbuka mengikuti lirik yang muncul. Ia begitu menghayati lagu yang diputar.

Insert: wajah Tami muncul dari bayangan spion belakang mobil.

Dari spion terlihat Tami yang menunggingkan senyumnya melihat tingkah Iren.

Di sisi lain terlihat Niko yang ikut bernyanyi bersama Iren.

3 jam berlalu.

DISSOLVE TO

52. EXT. PARKIRAN PERKEMAHAN. DAY

Niko menghentikan mobilnya.

Langkah Iren berjalan ringan keluar dari mobil.

Insert : bagian bagasi belakang mobil terangkat.

Niko mengeluarkan satu persatu alat kemah yang di bawanya menyusunnya ke dalam troli di bantu Tami.

Di sisi lain terlihat Iren yang menenteng sebuah tas.

MONTAGE

53. EXT. AREA PERKEMAHAN. DAY

Iren melangkahkan kakinya Dengan melompat-lompat kecil. Untuk pertama kalinya lagi ia bisa berjalan keluar setelah enam bulan.

Selama enam bulan itu ia hanya diam di rumahnya. Tidak melakukan hal lain.

Insert : Rumput hijau yang terbentang luas, pohon-pohon yang menjulang tinggi juga langit berwarna biru.

Saat ini suasana sangat sempurna.

Iren duduk di atas rumput dengan melipat kedua kakinya. Lengannya bergerak mengeluarkan barang-barang yang di kemasnya.

Niko dan Tami berjalan beriringan sembari mendorong troli.

TAMI

Kenapa ngga pernah cerita?

Niko menaikkan alisnya.

NIKO

Iren?

Tami mengangguk mengiyakan.

NIKO (CONT'D)

Belum sempat.

Tami memicingkan matanya, tak percaya ucapan Niko.

NIKO (CONT'D)

Beneran

TAMI

Sekolah dimana?

Niko menghentikan langkahnya. Lalu, menatap Iren.

Insert: Iren masih asik melakukan hal yang di sukainya.

NIKO

Dia ngga sekolah.

TAMI

HOME SCHOOLING?

Niko menggelengkan kepalanya.

Tami menatap heran, ia ingin mengetahui tentang Iren lebih jauh.

Insert : Kanvas milik Iren kini telah terisi penuh dengan lukisan Iren.

Sempurna bahkan sangat sempurna. Apa yang di lukisnya sama persis dengan apa yang ada di hadapannya.

Dua jam berlalu

Niko telah menyelesaikan tugasnya. Ia membangun satu tenda berukuran besar dan satu tenda berukuran kecil. Keduanya saling berdekatan.

Di bagian tengah terlihat sebuah meja yang sudah tersusun rapih dengan tiga kursi yang berada di setiap sisi nya.

Insert : di atas meja terdapat tiga porsi spageti di masing-masing piring dengan minuman kaleng di bagian tengahnya.

NIKO

(memanggil)

Ren

Iren mengalihkan pandangannya menatap ke arah Niko yang memanggilnya.

Niko melambai-lambaikan lengannya meminta Iren agar segera menghampirinya.

Insert: Iren meletakkan kuas yang berada di lengannya.

Ia beranjak dari posisinya. Berjalan menghampiri Niko dengan lengan yang menepuk-nepuk bagian atas tubuhnya.

NIKO

Duduk

Iren menuruti ucapan Niko ia duduk di samping kiri Niko sementara di samping kanannya terlihat Tami.

Sorot mata Niko menyusuri tubuh Iren menatapnya dari ujung kepala dan kakinya.

Insert : Setelan baju yang di pakainya terlihat lusuh dan kotor. Di bagian telapak tangannya terlihat sisa cat yang menempel.

Lengan Niko bergerak mengeluarkan dua lembar tisu basah. Lengan kirinya membawa lengan Iren ke dalam pangkuannya.

Niko mengusap lengan Iren dengan tisu basah. Menggosoknya berulang-ulang agar menghilangkan noda yang masih berada di kuku Iren.

Sudut bibir Tami tersenyum. Melihat pemandangan yang menyentuh hatinya.

Apa yang di ucapkan Niko tentang Iren tak bisa di percayai Tami.

Apa yang di perlihatkan anak itu terlihat baik-baik saja dan tidak mengalami suatu masalah apapun.

18.15 WIB

Langit berwarna biru sudah berganti menjadi hitam pekat.

Niko melangkahkan kakinya berjalan menuju tenda Iren dan Tami.

Fx : Niko membuka resleting tenda membukanya.

Matanya membelalak menyadari Iren yang tidak ada di tempat.

Insert : Bagian tenda terlihat kosong hanya ada pakaian yang berserakan.

Bola matanya berhenti bergerak menyadari sepasang sepatu Iren berada disana.

TAMI

Lagi ngapain?

Niko menoleh ke arah sumber suara.

Insert: Tami berdiri di belakangnya. Bagian rambutnya terlihat basah, di lengannya ia menenteng sebuah handuk dan membawa baju kotor yang ia pakai tadi siang.

Niko

(Cemas)

Iren dimana?

TAMI

(MENJELASKAN)

Aku kira sama kamu. Makanya aku ke kamar mandi.

Niko menggelengkan kepalanya, langkahnya berjalan mundur. Semua saraf di tubuhnya terasa melemah.

Ia berjalan meninggalkan Tami di tempat.

Niko mengambil langkah besar untuk mencari Iren.

Tiga puluh menit yang lalu.

Iren berjalan keluar dari tenda. Ia mengganti pakaiannya dengan satu set pakaian training berwarna biru gelap senada dengan langit yang kini berganti.

Udara dingin menyeruak menusuk tubuh Iren.

Iren merapihkan kembali topi yang berada di kepalanya. Selanjutnya kupluk dari jaketnya ia pasangkan di atas topi. Iren mengikat tali, mengencangkan mempersempit udara dingin yang melewati telinganya.

Lengan Iren perlahan turun. Matanya terpaku pada satu titik.

Insert : Dalam pandangan Iren terlihat sebuah bayangan melambaikan tangan ke arah nya.

Iren melangkahkan kakinya tanpa menggunakan alas. Ia menapaki rumput hijau yang menusuk-nusuk telapak kakinya.

CUT TO BLACK

54.EXT. HUTAN. NIGHT

Iren mempercepat langkahnya mencoba menyusul bayangan yang terus menjauh dari nya.

Daun dari pepohonan rindang terlihat lebih condong ke sebelah kanan karena terpaan Angin.

Fx : Suara jangkrik dan hewan lainnya.

Insert : Sesekali bayangan itu berbalik ke arah Iren melambaikan lengannya dan tersenyum ke arah Iren.

Membuat Iren sangat penasaran. Sosok yang di lihatnya memiliki perawakan yang sama dengan Iren. Yang berbeda ia hanya terlihat menawan, berbeda dengan Iren yang berantakan.

Fx : Suara petir yang saling bersahutan.

Insert : langit menampilkan kilatan cahaya yang terus menyambar.

DISSOLVE TO

55. EXT. AREA PERKEMAHAN. NIGHT

Niko menghentikan langkahnya tepat di hadapan Tami. Lengannya bergerak turun sambil mematikan senter yang tengah di genggamnya.

Niko mengeluarkan nafas beratnya, merasa sangat putus asa dan takut.

Insert : Langit menurunkan air hujan yang membasahi bumi.

Kedua mata mereka saling bertukar pandangan.

Sudah tiga puluh menit berlalu. Namun, Iren masih belum di temukan.

Kedua lengan Niko bergerak mengusap sebagian wajahnya.

Tami berjalan menghampirinya, lengannya bergerak merangkul Niko menenangkannya.

TAMI

Kamu yang tenang yah.
Kita pasti temuin Iren.

MATCH CUT TO

56. EXT. HUTAN. NIGHT

Insert: sepasang kaki Iren terus menapak di atas ranting-ranting pohon. Banyak luka baru yang berada di bagian kakinya.

Tapi Iren mengabaikannya, ia terus mengikuti bayangan yang ada di depannya.

Hujan deras mengguyur tubuhnya membuat semua baju yang di kenakan Iren benar-benar basah.

Bagian belakang baju terlihat kotor di karenakan ia yang terus jatuh berulang kali.

MONTAGE

57. INT. MOBIL. NIGHT

Niko mengemudikan mobil miliknya. Ia mengatur kecepatan kurang dari 20km/jam.

Bola matanya bergerak melihat ke sisi kanan dan kirinya mencari Iren di setiap sisi jalan.

Insert : Niko menginjak pedal rem, membuat mobilnya terhenti.

Fx : suara benturan kepala ke setir mobil.

Niko kehilangan arahnya, ketakutan besar menghampirinya membuat seluruh tubuhnya merasa lemas.

Pandangan Tami tak bisa lepas dari pria yang berada di sampingnya.

NIKO

Aku takut,
Takut hal buruk akan terjadi

Tami menggelengkan kepalanya.

TAMI

Iren baik-baik saja ko.

Niko menggelengkan kepalanya, tak setuju dengan ucapan Tami.

Perasaannya kini terasa sangat berantakan.

NIKO

(Terisak)

Mi, gimana kalau setelah ini.
Iren semakin ngga bisa kemana-mana.
Gimana kalau aktifitas Iren semakin terbatas?

Tami menggelengkan kepalanya, sambil berusaha memahami setiap kata yang Niko ucapkan.

NIKO (CONT'D)

(Menyesal)

Harusnya Aku ngga bawa dia kan Mi?
Kalau seandainya dia tetap di rumah semua pasti bakal baik-baik saja kan?

Niko sangat menyesal membawa Iren keluar dari rumahnya. Setiap anak itu keluar pasti menimbulkan masalah dan membuatnya harus kembali terkunci di dalam rumah.

Niko sangat mengkhawatirkan keberadaan anak itu.

Lengan Tami mengusap punggung tangan Niko untuk memberinya kekuatan.

Niko mencoba mengatur nafasnya, meredakan rasa sedih, cemas, khawatir dan marah yang bersarang di tubuhnya.

Tubuh Niko beranjak. Ujung kakinya menginjak pedal gas kembali mencari Iren.

Bola mata Tami bergerak mengikuti seorang Anak yang tengah berjalan di sepanjang sisi jalan.

Insert: Iren berjalan dengan kedua lengannya yang melayang di udara. Tubuhnya berputar menari-nari dengan suara gelakan tawa. Menikmati setiap tetes hujan yang menerpa seluruh bagian tubuhnya.

TAMI

(Suaranya bergetar)

Ko, itu Iren.

Tami terkejut dengan apa yang di lihatnya. Iren yang di temui nya satu jam yang lalu terlihat sangat berbeda dengan apa yang ada di hadapannya.

Niko menginjak pedal rem dengan cepat.

Ia segera melangkahkan kakinya berjalan keluar.





Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar