Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. KAMAR WAREHOUSE - NIGHT
Ruangan sederhana, dinding kayu lusuh, tua, dengan cahaya remang. Sebuah dipan tua, lemari, dan kursi yang semuanya tua dan dari kayu murahan.
BAYU menggendong SANIA memasuki kamar, kemudian pelan-pelan merebahkan SANIA di dipan.
SANIA yang memar-memar, dan koyak-koyak pakaiannya, memandang BAYU tajam. Bicara pelan dan lirih.
SANIA
K-kau datang,... Menyelamatkan aku, ...
BAYU dengan halus, menaruh telunjuk tangan ke depan mulut SANIA, isyarat jangan bicara. Kemudian BAYU bangkit, bergegas mengambil kapas, handuk kecil, dan air, di meja dan lemari.
BAYU mengusap memar dan luka di wajah SANIA. SANIA memejamkan mata menahan sakit.
SFX: Orang bersuara dan bergerak dari ruang sebelah.
BAYU cepat menolehkan kepalanya, lalu memandang SANIA, kemudian menaruh telunjuknya ke depan mulutnya. Kemudian BAYU berdiri, berjalan pelan menuju pintu, berdiri di samping pintu dengan posisi siaga siap menyerang.
SFX: Suara langkah mendekat ke pintu kamar.
BAYU berdiri di samping pintu kamar, siaga siap menyerang.
Pintu kamar terbuka, muncul LINDA!
LINDA
Eh, Boss...!
BAYU menghentikan ayunan tanganya yang hendak memukul nyaris mengenai LINDA.
LINDA (CONT’D)
(Teriak)
Di sini!
LINDA melihat SANIA, kemudian bergegas menghampirinya.
LINDA (CONT’D)
Ya Tuhan, apa yang terjadi padamu?!
LINDA mengambil segelas air, kemudian menyodorkan ke SANIA, dan membantu SANIA meminumnya.
LINDA (CONT’D)
Boss, saya emang lagi ngambek ama boss.
Tapi kayak ginian, Boss mustinya nelpun saya dong,...
kayak saya gak dianggap aja,...
PRASETYO, RITA, UJANG, ADI memasuki kamar. RITA buru-buru mendekati SANIA.
PRASETYO
(Melihat SANIA)
Ya Tuhan,... (lalu melihat BAYU), kau tidak apa-apa?
BAYU menganggukan kepalanya.
FADE TO
SANIA tergeletak pingsan di dipan, mulai membuka matanya. LINDA duduk di kursi samping dipan menunggu SANIA.
LINDA
Sudah bangun?
Tangan SANIA menggengam sesuatu, kemudian perlahan dibukanya, Jam Tangan pemberian BAYU. SANIA menatap tajam jam tangan.
SANIA
Dia satu-satunya pria yang tidak terpengaruh obat perangsangku.
LINDA wajah heran.
Apa maksudmu?
SANIA
Ah lupakan. Siapa sebenarnya dia?
LINDA
Boss BAYU? Aku kira kalian sudah kenal?
SANIA
Aku tadinya juga mengira begitu.
SANIA berusaha duduk dari posisinya.
LINDA
Istirahat dulu, jangan dipaksakan.
SANIA
Gak apa-apa,.. Siapa sebenarnya dia?
LINDA
BAYU? Oh dia Boss kami.
Tapi, kami sudah menganggapnya seperti kakak sendiri.
Hmm,... minum dulu SAN..
SANIA
Dari mana dia?
LINDA memberikan SANIA minum air putih.
LINDA
Dari mana, tidak ada yang tahu asalnya.
Boss juga gak mau cerita.
Yang kami tahu, 15 tahun yang lalu, Pak PRAS menemukan seorang bocah
yang tinggal di pinggiran hutan sendirian.
Bocah sebatangkara, yang ditinggal pergi kedua orang tuanya,
dan diusir dari masyarakat, karena dianggap bocah ini sinting,
kesurupan atau apalah.
LINDA menaruh minuman di meja.
LINDA (CONT’D)
Pak PRAS membawa bocah ini, dan hidup bersamanya di sini.
Di rumah tua ini. yang ternyata bocah ini, memang jenius.
Dia meramu membuat racikan tanaman yang menjadi obat kanker.
Yang sekarang menjadi pabrik tempat kami bekerja.
SANIA
Di mana dia sekarang?
SANIA berusaha bangkit, dibantu LINDA. LINDA mengambil selimut, menutupkan ke badan SANIA.
.
INT. RUANG TENGAH WAREHOUSE - NIGHT
BAYU, PRASETYO, RITA, UJANG, ADI dan BAYU.
PRASETYO
Kau berikan padanya semua uang perusahaan, apa-apaan ini?
Kau jual rumahmu, mobilmu,...
BAYU dengan ekspresi dingin membersihkan luka di bahunya.
RITA
Eng.. Pak, sebenarnya itu perusahaan dan property
milik BOSS BAYU, jadi ya haknya dia kalau,...
PRASETYO
Ya itu memang perusahaanmu, uangmu.
Kau berikan semuanya pada gadis yang,..eng.. Ga tahulah.
Kau ingin menyelamatkan gadis itu, oke, itu tindakan mulia.
Aku tidak menentang itu. Tapi, kau jangan berlebihan.
Lihat akibatnya! Pabrik kita dihancurkan sama mafia GONDO itu.
BAYU melanjutkan membersihkan pakaianya, seolah mengacuhkan PRASETYO.
PRASETYO (CONT’D)
Kau tidak punya apa-apa sekarang!
Kau sudah kehilangan semuanya!
(Menghela nafas)
Kita tidak punya apa-apa sekarang!
PRASETYO (CONT’D)
Dan satu-satunya yang kau punya, nyawamu sendiri hampir saja hilang untuk bawa dia ke sini.
Kau hancurkan hidupmu demi dia?!
Kau ini memang pintar, tapi aku tidak mengerti kelakuanmu belakangan ini.
BAYU menghentikan gerakanya, diam mematung, lalu menatap ke PRASETYO.
RITA dengan ekspresi terkesima, menatap BAYU.
RITA
Ya Tuhan...! BOSS BAYU benar-benar mencintainya,...
PRASETYO menoleh ke RITA lalu menatap BAYU.
PRASETYO
Dan kau juga mempertaruhkan nyawa kita semua.
RITA
Eeng..Pak, sebenarnya kita di sini bukan diajak BOSS BAYU,
tapi kemauan kami sendiri ingin,..
PRASETYO
Hei aku berusaha menasehati dia, tapi kau malahan,... aah (menggelengkan kepala)
PRASETYO (CONT’D)
Dan sekarang polisi mencarimu, mengira kau SI JABRIX pembunuh gila itu.
ADI
Boss, Kau bukan si JABRIX kan?
BAYU menatap ADI.
PRASETYO
Juga GONDO, orang paling berbahaya di kota ini,
kau benar-benar telah membuat dia marah besar.
LINDA membantu SANIA berjalan memasuki RUANG TENGAH. Semuanya terkejut. RITA, bangkit membantu SANIA duduk.
PRASETYO salah tingkah.
PRASETYO (CONT’D)
Aa.. eng kau mendengar ucapan ku sejak tadi ya,..?
Maafkan aku, aku tidak bermaksud,.. Kau tahu,...
maksudku, ... hanya,...engg.. Aku hendak ke belakang sebentar.
PRASETO berbalik, berjalan menuju pintu belakang. Sebelum pintu, PRASETYO berbalik lagi, menatap SANIA.
PRASETYO (CONT’D)
Eng,... Aku tidak tahu kalau kau tadi,...
maksudku, aku kira kau,...
Kau tahu kan,... mungkin aku,...
LINDA
(tersenyum, tangan menyenggol SANIA)
Kan, ku bilang. Pak PRAS itu lucu.
Suka bicara ngelantur kalau lagi stress.
SANIA tersenyum sedikit. RITA mendekat ke SANIA, memegang tangan SANIA. PRASETYO menggaruk-garuk kepalanya, salah tingkah.
RITA
Kau kelihatan pucat dan letih, istirahat dulu aja SAN.
Tenang lah, semuanya akan baik-baik saja.
UJANG
Jangan khawatir Teh SANIA, teteh aman di sini.
Ada Ujang neh, yang njagain.
ADI
Dan dia tidak sendirian Kak SAN, aku akan menemaninya.
Kau tahu Kak, dia suka ngaco kalau sendirian, hehe...
UJANG
Ah siak,...
PRASETYO
Ya SANIA, kau kelihatanya masih butuh banyak istirahat.
Santailah dulu. Ada kami di sini.
SANIA memandang semuanya, kemudian tertunduk, terisak.
SANIA
Aku merusak kehidupan kalian,
tapi kalian masih mau menolongku,... (terisak)
PRASETYO
SAN, omongan saya yang tadi jangan diambil hati.
Kadang saya suka ngelantur,...
BAYU memandang SANIA tajam, lalu menunduk.
LINDA
Udah SAN, biasa lah.
Kemaren saya juga ngambek ama Boss, ngomel-ngomel,...
hehe... (Melihat BAYU) Maaf ya Boss...
BAYU menatap LINDA.
BAYU
Takdir, LINDA.
LINDA tersenyum, mengangguk.
RITA
Udah SAN, sama saudara kadang-kadang ga akur, itu seh biasa.
Namanya juga keluarga SAN,...
Di pintu muncul PIERO. Semua melihat PIERO terkejut, memandang heran, lalu merubah posisi menjadi dengan siaga.
PRASETYO
Siapa kau?
PIERO
Aku bukan musuh kalian, kalau itu yang kau maksud.
PIERO berjalan mendekati SANIA.
PIERO (CONT’D)
Keluarga, hmm,... SANIA sudah 17 tahun lebih tidak kenal dengan yang namanya keluarga.
(Melihat BAYU)
Kenapa kau tidak menceritakan kepada yang lain BAYU?
PRASETYO
Cerita apa?
PIERO
Umurnya baru 8 tahun, ketika melihat ibunya
di perkosa rame-rame ole 5 pria jalang.
Kemudian Ibunya bunuh diri karena trauma.
SANIA tertunduk. Semuanya memandang SANIA haru.
PIERO (CONT’D)
Itu baru permulaan, tidak lama setelah kematian ibunya,
saat pulang sekolah, SANIA di bully oleh teman-teman sekolahnya.
FLASH BACK
EXT. JALAN KAMPUNG #1 - DAY
SANIA KECIL mengenakan seragam SD berjalan. 7 bocah temanya dari belakang mengejarnya. Kemudian salah seorang mengacungkan tangan, meminta uang. SANIA KECIL menggeleng. Kemudian 7 bocah tadi memukuli SANIA KECIL, dan menyiramkan air selokan ke SANIA KECIL. SANIA KECIL menangis hendak berlari, tapi 3 bocah kuat memeganginya. SANIA KECIL meronta tidak berdaya.
PRIA REMAJA SMA lewat, kemudian mengusir 7 bocah, dan menolong SANIA KECIL. Lalu menggandeng SANIA KECIL berjalan pergi.
PIERO (V.O.)
REMAJA itu menolong SANIA dari teman-temannya. Tapi, lepas dari singa diterkam oleh buaya.
PRIA REMAJA SMA menggandeng SANIA KECIL masuk rumah.
.
INT. KAMAR REMAJA SMA - DAY
SANIA KECIL digandeng PRIA REMAJA SMA, kemudian diperkosa oleh PRIA REMAJA SMA.
PIERO (V.O.)
REMAJA itu remaja bejat.
SANIA dikurung olehnya selama beberapa hari,
diberi makan sisa-sisa, diikat, disekap di kamar belakang.
.
EXT. JALAN KAMPUNG #2 - DAY
SANIA KECIL berhasil lepas, lalu lari. PRIA REMAJA SMA mengejarnya. Hingga, di tengah jalan ketemu PARJO (L/40). SANIA KECIL berlindung di belakang PARJO, PARJO marah-marah menyuruh PRIA REMAJA SMA untuk pergi. PRIA REMAJA SMA ini kemudian pergi. PARJO menanyakan rumah SANIA KECIL, kemudian berjalan menggandengnya.
PIERO (V.O.)
Dan PARJO lebih bejat dari buaya REMAJA tadi.
PARJO menggendong SANIA KECIL, turun menyusuri bawah jalan. Lalu mengikat tangan SANIA KECIL pada pohon, kemudian memperkosanya.
PIERO (V.O.)
Setelah PARJO puas, SANIA diceburkan ke sungai oleh PARJO.
SANIA hanyut entah berapa jauh mengikuti arus sungai.
Lalu SANIA diselamatkan oleh rombongan pendaki.
Kemudian, salah seorang pendaki membawanya pulang ke kota,
dan menjadikanya pembantu di rumah besarnya.
PIERO (V.O.)
Kemalangan sepertinya mengikuti SANIA KECIL,
karena ayah dari pendaki yang menyelamatkannya,
tingkahnya bejat melebihi PARJO.
Kemudian SANIA KECIL pergi. Menjalani hidup sendirian, di jalanan.
BACK TO:
INT. RUANG TENGAH WAREHOUSE - NIGHT
Semuanya tertunduk. RITA menangis. LINDA terisak, memeluk SANIA. PRASETYO melihat ke BAYU tajam, menggelengkan kepala.
PRASETYO
Kenapa kau tidak cerita?!
BAYU memandang PRASETYO tajam, lalu menengok ke SANIA.
PRASETYO (CONT’D)
Bagaimana kau bisa tahu semua ini?
PIERO
Aku ini detektif swasta. Kerjaku mencari informasi.
Waktu aku bertemu dengan dia, aku menghipnotisnya.
Sebenarnya bukan aku yang menghipnotisnya, tapi kawanku yang ahli yang menghipnotisnya.
Saat itulah dia menceritakan semua perjalanan hidupnya.
BAYU memandang lengan tangan SANIA, sudah melingkar Jam Tangan pemberiannya. Kemudian BAYU bergegas melangkah.
PRASETYO
Heh, mau kemana kau?
BAYU
Aku akan membunuh GONDO.
Semua memandang BAYU.
PRASETYO
Kau ingin membalaskan dendamnya?
SANIA memegang tangan BAYU, sambil memandang BAYU tajam. BAYU menatap SANIA tajam.
PIERO
Dendam atau bukan, kalian sekarang menjadi incaran GONDO.
RITA
Boss, SANIA kita bawa ke kampungku saja, di sana terpencil. Aman.
GONDO tidak akan tahu.
PRASETYO
Sepertinya itu bukan ide yang buruk.
BAYU menatap SANIA lalu memandang PRASETYO.
BAYU
Mas PRAS, kau temenin SANIA ke kampung RITA.
PRASETYO mengangguk. ADI dan UJANG bangkit, berjalan ke depan menatap BAYU.
ADI
Aku bukan anak kecil BOSS! Aku bisa njagain Kak SANIA.
UJANG
Aku gak dihitung?
BAYU menatap ADI dan UJANG, lalu menatap PRASETYO. PRASETYO menatap BAYU lalu mengangguk, kemudian menatap ADI dan UJANG.
PRASETYO
Kalian sepertinya memang harus menemani SANIA.
Di kampung RITA kan sepi, jadi kalau SANIA nanti butuh hiburan
kalian kan bisa akrobat, seperti topeng monyet atau dakocan.
Semua tertawa. SANIA menunduk, berbicara lirih.
SANIA
Ini pertama kali aku merasakan kehangatan
dan kedamaian sebuah keluarga. (terisak, terharu)
BAYU menatap SANIA, lalu berjalan.
PRASETYO
Dan kau mau kemana?
BAYU
Aku akan menghabisi GONDO.
PIERO
Kalian meremehkan GONDO.
Dia orang kuat dan berbahaya, apalagi sekarang dia sedang marah,
artinya dia lebih berbahaya dari biasanya.
Percayalah, dia ini tipe orang yang tidak bisa dihentikan.
(Melihat ke RITA)
Dan kau pikir, GONDO tidak akan menemukan kampungmu?
PRASETYO memandang PIERO tajam.
PRASETYO
Apa yang kau inginkan?
PIERO berjalan mendekati SANIA. PIERO menatap Prasetyo, SANIA, BAYU bergantian, lalu duduk.
PIERO
Hmm,... Kamu tahu, beberapa tahun terakhir
kondisi politik dan ekonomi sedang tidak stabil... (Tersenyum)
PIERO mengeluarkan pistolnya. Semuanya terbelalak memandang PIERO.
FADE TO BLACK