Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cinta Si Psikopat
Suka
Favorit
Bagikan
16. Gadis Kecil Tanpa Harapan

EXT. TERAS RUMAH DANANG - DAY

BAYU di depan pagar, mengamati rumah DANANG, lalu mengetuk pintu.

Dari pintu muncul BU DANANG, menghampirinya.

BU DANANG

Iya? Mencari siapa ya?

BAYU

Pak DANANG?

BU DANANG

Iya. Ini siapa ya?

BAYU, wajah datar, menyerahkan sebuah bingkisan ke BU DANANG.

BAYU

Maaf, saya ikut berduka cita atas,...

BAYU tidak menyelesaikan kata-katanya. BU DANANG mempersilahkan BAYU masuk, duduk di teras.

BAYU dan BU DANANG duduk di teras bersebelahan.

BU DANANG

Adik dari mana?

BAYU

Saya BAYU dari Metropolitan.

BU DANANG

Oo Jauh ya...

BAYU

Sepi? Anak-anak?

BU DANANG

Masih sekolah. 

BAYU

Sekolah?

BU DANANG

Iya, kelas 1 SMP.

BAYU

SMP? Yang kakaknya?

BU DANANG

Anak saya cuma satu dik.

BAYU

Yang gadis itu?

BU DANANG

Gadis yang mana?

NADYA (P/12) memasuki halaman rumah, menuju teras. 

BU DANANG (CONT’D)

Itu dia sudah datang.

BAYU memandang NADYA. NADYA berjalan ceria, menghampiri BU DANANG lalu memeluknya. 

BU DANANG (CONT’D)

Di rumah ini cuma saya, NADYA dan Papahnya NADYA saja.

BU DANANG menunduk, BAYU menoleh memandang keluar, menerawang.

FADE OUT.

INT. BAYU OFFICE - NIGHT

BAYU duduk di depan komputer. Layar komputer menampilkan berita kematian DANANG. kemudian menklik satu tombol.

LAYAR #1: Tampil foto SANIA. muncul dialog box “SCANNING TYPOGRAPHIC FACE”, lalu indicator loading hingga 100%. 

BAYU berpindah ke keybord dan layar yang sebelahnya. Mengetik.

LAYAR #2: tampil foto SANIA, kemudian muncul dialog box “SEARCHING ALL IMAGE IN METROPOLITAN CITY”

BAYU kembali ke keybord satu, mengetiknya.

LAYAR #1: Tampil Foto SANIA, lalu tampil 2 kotak kosong, masing-masing bertuliskan “RECONSTRUCT FACE 10 YEARS YOUNGER” dan satunya “RECONSTRUCT FACE 15 YEARS YOUNGER”. Kemudian, mulai proses tergambar wajah SANIA KECIL. 

LAYAR #2: Tampil foto SANIA KECIL, kemudian dialog box “SATU KECOCOKAN DITEMUKAN” kelap-kelip.

BAYU mengklik dialog box.

LAYAR #2: Kemudian muncul sebuah artikel, terpapang foto SANIA KECIL, dengan judul berita “ANAK ASUH LURAH JABALKAT MENGHILANG”. Dan di sebelahnya terpajang foto Pak LURAH.

.

EXT. RUMAH MANTAN LURAH - DAY

BAYU berjalan memasuki halaman, menuju pintu rumah mantan Lurah.

.

INT. RUMAH MANTAN LURAH - DAY

Ruangan yang sederhana, kursi dan meja kayu sederhana, bifet tua dengan hiasan beberapa buku, koran dan foto-foto yang sudah tua.

MANTAN LURAH mempersilahkan BAYU masuk dan duduk.

MANTAN LURAH

Kau mencari seseorang?

BAYU Memberikan photo. Photo SANIA kecil dan SANIA dewasa.

MANTAN LURAH

(Menerima melihat photo sambil membetulkan posisi kacamata tebalnya)

Hmm,... Aku ingat dia,... Ya Tuhan,...

BAYU mengeluarkan amplop dari sakunya, kemudian menaruhnya di meja, disodorkan ke MANTAN LURAH. MANTAN LURAH, membuka sedikit amplop, kemudian tersenyum.

MANTAN LURAH (CONT’D)

Kau tidak harus melakukan ini nak. Aku akan membantu apa yang aku bisa lakukan.

(Mengambil amplop)

Tapi aku menganggap ini hadiah dari tamu jauh.

MANTAN LURAH menyuguhkan minuman. 

MANTAN LURAH (CONT’D)

Orang di kampung ini, tidak akan lupa dengan apa yang terjadi 17 tahun yang lalu.

FLASH BACK

INT. RUMAH SANIA - DAY

5 pria memegang SUMIATI (P/25) dengan paksa, SUMIATI meronta. 5 pria merebahkan SUMIATI di meja.

MANTAN LURAH (V.O.)

17 tahun yang lalu, ada 5 pria brengsek,

yang entah bagaimana awalnya, memperkosa SUMIATI di rumahnya.

SUMIATI, waktu itu belum lama ditinggal mati suaminya.

SANIA KECIL, di dalam almari, ketakutan, menyaksikan dari celah pintu lemari, ibunya (SUMIATI) di perkosa oleh 5 laki-laki.

MANTAN LURAH (V.O.)

Dan anak SUMIATI yang baru 8 tahun, SANIA,

menyaksikan perbuatan biadab 5 laki-laki ini.

Ya Tuhan, aku tidak bisa membayangkan

apa yang terjadi pada SANIA.

Tidak lama, 5 pemerkosa ini di tangkap

dan diganjar 2 tahun penjara atas kelakuan binatangnya itu.

SUMIATI duduk di sebuah kursi dengan tatapan kosong. SANIA KECIL duduk disampingnya, memeluk dan menyandarkan kepala kecilnya ke bahu SUMIATI.

MANTAN LURAH (V.O.)

Tapi trauma yang diderita SUMIATI seperitnya tidak bisa terbayarkan.

Di dipan, SUMIATI tiba-tiba teriak-teriak sendiri, ekspresi wajah marah. SANIA KECIL mengguncang-guncangkan badan SUMIATI sambil menangis.

MANTAN LURAH (V.O.)

Peristiwa biadab itu benar-benar merengut jiwa SUMIATI.

Sungguh perbuatan yang lebih sadis dari pada pembunuhan.

SUMIATI, duduk di depan meja, dengan tatapan kosong, tiba-tiba menangis. SANIA KECIL di sisinya, yang sedang menyuapi SUMIATI dengan makanan, memandang tajam SUMIATI, bengong, lalu ikut menangis.

MANTAN LURAH (V.O.)

Penderitaan yang benar-benar menyayat hati siapa saja.

SUMIATI gantung diri di rumahnya. SANIA KECIL memasuki ruangan melihat SUMIATI lalu teriak-teriak sambil menangis. 

MANTAN LURAH (V.O.)

Hingga suatu hari, SUMIATI memutuskan untuk mengakhiri penderitaan dirinya.

Sebuah makam baru, SANIA KECIL terduduk, memeluk makam, menangis. MANTAN LURAH, berpakaian safari, berdiri di samping SANIA KECIL, menepuk-nepuk halus pundak SANIA KECIL.

MANTAN LURAH (V.O.)

Tapi SANIA, sepertinya baru mulai merasakan penderitaan hidupnya.

Halaman rumah MANTAN LURAH berjalan menggandeng SANIA KECIL yang enggan berjalan. Memasuki rumah, MANTAN LURAH dan istrinya menghibur dengan menunjukan mainan. SANIA KECIL tidak bereaksi.

MANTAN LURAH (V.O.)

Anak sekecil itu, sendirian, sebatangkara.

Aku memutuskan untuk mengajak SANIA tinggal bersamaku.

MANTAN LURAH berdiri dihalaman, menengok jam tangannya, melihat ke kiri, kanan, menunggu, melihat ke istrinya, menggelengkan kepala.

MANTAN LURAH (V.O.)

Tapi, itu hanya dua hari saja.

Karena esoknya, usai sekolah, SANIA tidak pulang.

Seminggu lebih orang sekampung mencari kemana-mana.

Dan sejak saat itu sepertinya SANIA hilang,

entah apa yang terjadi dengannya.

BACK TO:

INT. RUMAH MANTAN LURAH - DAY

BAYU kepalanya tertunduk. Memandang tajam photo SANIA yang tergeletak di meja.

MANTAN LURAH

Hingga hari ini kau datang membuka lembaran luka lama. 

BAYU tidak bergeming untuk beberapa saat. 

BAYU

Para pemerkosa Ibu SANIA?

MANTAN LURAH

O ya, saya masih menyimpannya itu.

MANTAN LURAH berdiri, berjalan menuju lemari, membuka, mengambil arsip tua diantara banyak tumpukan arsip. Lalu kembali ke tempat duduknya lagi.

MANTAN LURAH (CONT’D)

Ini, 5 binatang bejat yang menghancurkan kehidupan orang baik-baik. 

(Menyerahkan arsip ke BAYU)

BAYU menerima arsip, lalu membuka dan melihatnya. Sesaat kemudian BAYU berdiri. Lalu mengangguk ke MANTAN LURAH, tanda hormat, kemudian melangkah bergegas menuju pintu. 

MANTAN LURAH (CONT’D)

Di mana SANIA sekarang nak? Bagaimana keadaanya? 

BAYU

(menghentikan langkahnya)

Dia akan baik-baik saja.

Lalu BAYU bergegas keluar. MANTAN LURAH memandang tajam BAYU yang meninggalkannya.

FADE OUT

INT. KAMAR KHUSUS - NIGHT

SANIA membaca novel, sambil sesekali meminum kopinya, melirik ke pria yang terikat di hadapannya, PETER!

PETER terikat, meronta, menggeliat, mengguman tidak jelas.

SANIA, mengusap foto SUMIATI.

SANIA

Ibu, sakit yang kau alami lebih pedih dari yang mereka rasakan sekarang. 

SANIA mengambil pisau, lalu menusuk-nusuk tubuh PETER. PETER mengerang, meronta.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar