Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cincin Tunggal (Script Version)
Suka
Favorit
Bagikan
7. Move On or Hold On

1.   INT. RUMAH ORANG TUA DANVEY – RUANG MAKAN - MALAM HARI

Danvey tiba di rumah orang tuanya, lalu saat ingin mengambil air minum di dapur, ia melihat Harvey sedang makan sendirian di meja makan.

DANVEY

Ngapain Lo?

 

Sambil mengunyah makanan, Harvey menjawab

 

HARVEY

Lo nggak liat gue ngapain?

Ya makan lah.

 

Danvey meneguk air putihnya, lalu hanya menghembuskan napas lelah setelah mendengar jawaban Harvey.

 

HARVEY (CONT’D)

Lo ngapain ke sini?

 

Danvey membawa gelasnya lalu duduk satu meja dengan Harvey.

 

DANVEY

Ya Jemput anak Gue lah

 

HARVEY

Grey udah tidur, udahlah nggak usah dibangunin,

kasian. Lagian Lo jemput anak malem banget, nyokap-bokap aja udah tidur, apa lagi Grey.

Besok aja lah Lo jemput sekalian nganter dia sekolah.

 

Danvey hanya terdiam lalu mengangguk. Harvey memandangnya heran.

HARVEY (CONT’D)

Kenapa wajah Lo kusut gitu?

Makan nih, udah makan apa belum Lo?

 

DANVEY

Udah

 

HARVEY

Makan apa Lo?

 

Danvey melirik Harvey.

 

DANVEY

Makan hati.

 

Harvey keheranan.

 

 

HARVEY

Kenapa Lo?

padahal gue yang pengen cerita sesuatu.

 

DANVEY

Ya cerita aja, emang Lo kenapa?

 

Harvey telah menghabiskan makanan di piringnya, ia meletakkan sendok dan garpunya, lalu menenggak air putih.

 

HARVEY

Gue masih kepikiran sama si Rio rio itu.

 

Danvey telihat makin kesal mendengar nama Rio.

 

HARVEY (CONT’D)

Gue nggak rela kalo Alice itu jadian sama dia

 

Danvey mengernyitkan keningnya.

 

HARVEY (CONT’D)

Ya jadian sama pria lain juga gue nggak rela.

Intinya gue nggak rela kalo dia nggak sama Gue.

 

DANVEY

ya dari kemaren kemaren kan emang gitu ceritanya.

Lagian masalah kalian tuh sepele,

Udah tau beda prinsip ya udah, ngapain dipaksain, Elo kan juga nggak...

 

Danvey langsung memotong pembicaraan Danvey.

 

HARVEY

Gue mau nikahin Alice.

   

   Danvey terdiam,sedikit kaget mendengar pernyataan Harvey.

 

DANVEY

Secepat itu Elo percaya sama pernikahan?

 

HARVEY

Okay, I have to admit, kalo sebenarnya gua bukan nggak percaya pernikahan, selama ini Gue hanya nggak punya tujuannya, kenapa Gue mesti nikah

 

DANVEY

Jadi sekarang udah ketemu tujuannya?

 

HARVEY

Ya belum.

 

Danvey terlihat bingung.

 

HARVEY

Ya, kayak orang-orang lain aja.

Mereka married, supaya bisa bahagia kan?

 

DANVEY

Lo kira tujuan nikah tuh untuk bahagia?

 

HARVEY

ya, I don’t know,

untuk memiliki keturunan mungkin?

 

DANVEY

Itu juga bukan tujuan menikah.

Lo nikahin Alice, supaya dia nggak jadi jodoh orang lain, itu juga salah.

Lo terpaksa nikah supaya bokap-nyokap kita happy, itu juga salah.

Lo nikahin Alice hanya karena Lo udah bertahun-tahun pacaran sama dia, itu juga salah Bro.

 

HARVEY

Kan Gue udah bilang, gue belum ketemu tujuannya.

Ya Lo sendiri, apa dulu tujuan Lo nikah sama Mora?

 

Danvey terdiam sejenak

 

DANVEY

Tujuannya supaya Gue bahagia.

Harvey terlihat bingung.

 

HARVEY

Tadi Lo bilang bukan itu tujuannya.

 

DANVEY

Ya makanya Gue gagal!

 

BEAT

DANVEY (CONT’D)

Egois banget Gue, nikahin Mora supaya Gue bahagia,

entah dia happy atau enggak selama jadi istri Gue,

gue juga nggak tau.

 

Danvey bangkit dari duduknya,

 

DANVEY

Lo kalo emang mau nikahin Alice, mending buruan Lo bilang ke dia, tapi Lo harus tetap tau tujuannya apa.

 

Harvey samar-samar mengangguk, sementara Danvey pun berlalu.

 

2.   INT. SEBUAH CAFE – MALAM HARI

Amora tampak meneguk Red Wine, Derris di sampingnya tetap memerhatikan, tak ingin Amora minum terlalu banyak.

 

AMORA

Gue capek Ris,

 

DERRIS

Untungnya Gue enggak ya Ra,

jadi gue tetap bisa nguat-nguatin Lo

 

Amora memberikan senyuman nelangsa.

 

AMORA

Gue serius Ris, Gue capek.

 

DERRIS

Ohh, jadi mau pulang? Istirahat?

 

Amora dan Derris tersenyum.

 

DERRIS (CONT’D)

Ra, mungkin ini saatnya Lo harus move on Ra.

Lo nggak bisa gini terus.

 

Amora kembali meneguk wine, Derris hanya memandanginya, dan tidak berniat menghalanginya untuk mabuk malam ini.

 

AMORA

Bercerai dari Danvey itu sangat menyakitkan buat gue Ris, tapi lebih sakit lagi saat gue dan dia sudah nggak ada ikatan apa-apa, dia tetap bisa nyakitin hati Gue Ris.

 

Derris hanya sabar mendengarkan.

 

AMORA (CONT’D)

Nggak akan pernah mudah melupakan atau merelakan Danvey dengan semua hal yang Gue punya dan Gue nikmati hari ini, berawal dari hal-hal yang dia berikan.

 

Amora kembali menyeka air matanya.

 

AMORA

Sekuat tenaga, Gue berusaha menunjukkan, meyakinkan diri kalau Gue sanggup, dan Gue udah move on dari dia

 

DERRIS

Ra, move on tuh dirasakan, bukan dinyatakan.

 

BEAT

DERRIS (CONT’D)

Lo bisa aja bilang Lo udah move on, tapi beneran nggak, Lo emang ngerasa gitu?

Gue aja ngerasa Lo tuh nggak ke mana-mana Ra.

Danvey ninggalin Elo tapi Lo nunggu dia kembali.

Lo nggak pernah ke mana-mana.

 

Amora tertegun menatap sahabatnya itu.

 

DERRIS (CONT’D)

Move on nggak harus cepat-cepat Ra, yang penting proses yang Lo pilih tepat.

 

Sorot mata Amora mulai sayu, antara mengantuk atau mabuk. Lalu dia memejamkan mata, memundurkan badan untuk bersandar ke kursi yang didudukinya.

 

CUT TO:

 

3.   INT. KANTOR THE OUTFIT-U – PANTRY – SIANG HARI

Tampak Derris sedang berbicara pelan di Pantry dengan seseorang (out of the camera).

 

DERRIS

Aku bakal terima keputusan kamu kok,

Kita kan tetap harus profesional.

 

Lalu di koridor di depan pantry, Reni berjalan pelan sambil melihat layar ponselnya, ingin berbelok ke pantry namun dia menghentikan langkah saat melihat Derris dari kaca pintu yang kecil itu.

 

DERRIS (CONT’D)

Aku serius mau nikahin kamu Ra.

 

Reni tampak kaget mendengar hal itu.

 

DERRIS (CONT’D)

Jadi, kalau saya harus resign dari kantor,

Nggak papa kok, terserah kamu aja Ra maunya gimana.

 

Reni kemudian berlalu dari depan pintu Pantry.

 

CUT TO:

4.   INT. KANTOR THE OUTFIT-U – RUANG PEGAWAI – SIANG HARI

Terlihat Derris dan Amora berjalan berdampingan dari arah lorong menuju pantry dan toilet, Reni yang melihat itu menatap heran sekaligus kaget dengan apa yang tadi dia dengar.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar