Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. RUMAH ORANG TUA DANVEY – RUANG MAKAN - MALAM HARI
Danvey tiba di rumah orang tuanya, lalu saat ingin mengambil air minum di dapur, ia melihat Harvey sedang makan sendirian di meja makan.
DANVEY
Ngapain Lo?
Sambil mengunyah makanan, Harvey menjawab
HARVEY
Lo nggak liat gue ngapain?
Ya makan lah.
Danvey meneguk air putihnya, lalu hanya menghembuskan napas lelah setelah mendengar jawaban Harvey.
HARVEY (CONT’D)
Lo ngapain ke sini?
Danvey membawa gelasnya lalu duduk satu meja dengan Harvey.
DANVEY
Ya Jemput anak Gue lah
HARVEY
Grey udah tidur, udahlah nggak usah dibangunin,
kasian. Lagian Lo jemput anak malem banget, nyokap-bokap aja udah tidur, apa lagi Grey.
Besok aja lah Lo jemput sekalian nganter dia sekolah.
Danvey hanya terdiam lalu mengangguk. Harvey memandangnya heran.
HARVEY (CONT’D)
Kenapa wajah Lo kusut gitu?
Makan nih, udah makan apa belum Lo?
DANVEY
Udah
HARVEY
Makan apa Lo?
Danvey melirik Harvey.
DANVEY
Makan hati.
Harvey keheranan.
HARVEY
Kenapa Lo?
padahal gue yang pengen cerita sesuatu.
DANVEY
Ya cerita aja, emang Lo kenapa?
Harvey telah menghabiskan makanan di piringnya, ia meletakkan sendok dan garpunya, lalu menenggak air putih.
HARVEY
Gue masih kepikiran sama si Rio rio itu.
Danvey telihat makin kesal mendengar nama Rio.
HARVEY (CONT’D)
Gue nggak rela kalo Alice itu jadian sama dia
Danvey mengernyitkan keningnya.
HARVEY (CONT’D)
Ya jadian sama pria lain juga gue nggak rela.
Intinya gue nggak rela kalo dia nggak sama Gue.
DANVEY
ya dari kemaren kemaren kan emang gitu ceritanya.
Lagian masalah kalian tuh sepele,
Udah tau beda prinsip ya udah, ngapain dipaksain, Elo kan juga nggak...
Danvey langsung memotong pembicaraan Danvey.
HARVEY
Gue mau nikahin Alice.
Danvey terdiam,sedikit kaget mendengar pernyataan Harvey.
DANVEY
Secepat itu Elo percaya sama pernikahan?
HARVEY
Okay, I have to admit, kalo sebenarnya gua bukan nggak percaya pernikahan, selama ini Gue hanya nggak punya tujuannya, kenapa Gue mesti nikah
DANVEY
Jadi sekarang udah ketemu tujuannya?
HARVEY
Ya belum.
Danvey terlihat bingung.
HARVEY
Ya, kayak orang-orang lain aja.
Mereka married, supaya bisa bahagia kan?
DANVEY
Lo kira tujuan nikah tuh untuk bahagia?
HARVEY
ya, I don’t know,
untuk memiliki keturunan mungkin?
DANVEY
Itu juga bukan tujuan menikah.
Lo nikahin Alice, supaya dia nggak jadi jodoh orang lain, itu juga salah.
Lo terpaksa nikah supaya bokap-nyokap kita happy, itu juga salah.
Lo nikahin Alice hanya karena Lo udah bertahun-tahun pacaran sama dia, itu juga salah Bro.
HARVEY
Kan Gue udah bilang, gue belum ketemu tujuannya.
Ya Lo sendiri, apa dulu tujuan Lo nikah sama Mora?
Danvey terdiam sejenak
DANVEY
Tujuannya supaya Gue bahagia.
Harvey terlihat bingung.
HARVEY
Tadi Lo bilang bukan itu tujuannya.
DANVEY
Ya makanya Gue gagal!
BEAT
DANVEY (CONT’D)
Egois banget Gue, nikahin Mora supaya Gue bahagia,
entah dia happy atau enggak selama jadi istri Gue,
gue juga nggak tau.
Danvey bangkit dari duduknya,
DANVEY
Lo kalo emang mau nikahin Alice, mending buruan Lo bilang ke dia, tapi Lo harus tetap tau tujuannya apa.
Harvey samar-samar mengangguk, sementara Danvey pun berlalu.
2. INT. SEBUAH CAFE – MALAM HARI
Amora tampak meneguk Red Wine, Derris di sampingnya tetap memerhatikan, tak ingin Amora minum terlalu banyak.
AMORA
Gue capek Ris,
DERRIS
Untungnya Gue enggak ya Ra,
jadi gue tetap bisa nguat-nguatin Lo
Amora memberikan senyuman nelangsa.
AMORA
Gue serius Ris, Gue capek.
DERRIS
Ohh, jadi mau pulang? Istirahat?
Amora dan Derris tersenyum.
DERRIS (CONT’D)
Ra, mungkin ini saatnya Lo harus move on Ra.
Lo nggak bisa gini terus.
Amora kembali meneguk wine, Derris hanya memandanginya, dan tidak berniat menghalanginya untuk mabuk malam ini.
AMORA
Bercerai dari Danvey itu sangat menyakitkan buat gue Ris, tapi lebih sakit lagi saat gue dan dia sudah nggak ada ikatan apa-apa, dia tetap bisa nyakitin hati Gue Ris.
Derris hanya sabar mendengarkan.
AMORA (CONT’D)
Nggak akan pernah mudah melupakan atau merelakan Danvey dengan semua hal yang Gue punya dan Gue nikmati hari ini, berawal dari hal-hal yang dia berikan.
Amora kembali menyeka air matanya.
AMORA
Sekuat tenaga, Gue berusaha menunjukkan, meyakinkan diri kalau Gue sanggup, dan Gue udah move on dari dia
DERRIS
Ra, move on tuh dirasakan, bukan dinyatakan.
BEAT
DERRIS (CONT’D)
Lo bisa aja bilang Lo udah move on, tapi beneran nggak, Lo emang ngerasa gitu?
Gue aja ngerasa Lo tuh nggak ke mana-mana Ra.
Danvey ninggalin Elo tapi Lo nunggu dia kembali.
Lo nggak pernah ke mana-mana.
Amora tertegun menatap sahabatnya itu.
DERRIS (CONT’D)
Move on nggak harus cepat-cepat Ra, yang penting proses yang Lo pilih tepat.
Sorot mata Amora mulai sayu, antara mengantuk atau mabuk. Lalu dia memejamkan mata, memundurkan badan untuk bersandar ke kursi yang didudukinya.
CUT TO:
3. INT. KANTOR THE OUTFIT-U – PANTRY – SIANG HARI
Tampak Derris sedang berbicara pelan di Pantry dengan seseorang (out of the camera).
DERRIS
Aku bakal terima keputusan kamu kok,
Kita kan tetap harus profesional.
Lalu di koridor di depan pantry, Reni berjalan pelan sambil melihat layar ponselnya, ingin berbelok ke pantry namun dia menghentikan langkah saat melihat Derris dari kaca pintu yang kecil itu.
DERRIS (CONT’D)
Aku serius mau nikahin kamu Ra.
Reni tampak kaget mendengar hal itu.
DERRIS (CONT’D)
Jadi, kalau saya harus resign dari kantor,
Nggak papa kok, terserah kamu aja Ra maunya gimana.
Reni kemudian berlalu dari depan pintu Pantry.
CUT TO:
4. INT. KANTOR THE OUTFIT-U – RUANG PEGAWAI – SIANG HARI
Terlihat Derris dan Amora berjalan berdampingan dari arah lorong menuju pantry dan toilet, Reni yang melihat itu menatap heran sekaligus kaget dengan apa yang tadi dia dengar.