Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cincin Tunggal (Script Version)
Suka
Favorit
Bagikan
2. Facing The Divorce

1. INT. RUMAH DANVEY & AMORA – KAMAR TIDUR – MALAM HARI

Amora terduduk di lantai, bersandar di ujung tempat tidur, menangis sesengukan.

CUT TO:

 

2. EXT. RUMAH DANVEY & AMORA – HALAMAN RUMAH - MALAM HARI

Danvey menyalakan mesin mobilnya, lalu pergi meninggalkan rumah menuju rumah kakaknya, Harvey.

CUT TO:

 

3. INT. RUMAH HARVEY – DAPUR – MALAM HARI

 

HARVEY

Udah gila Lo!

BEAT

HARVEY (CONT’D)

Emang Lo ada masalah apa sih sama Mora? Harus banget lo get laid sama cewe lain?

 

BEAT

Danvey yang terduduk di meja makan di dapur rumah Harvey hanya diam, mengambil bir kaleng yang tadi disuguhkan Harvey untuknya, lalu meneguknya.

 

HARVEY (CONT’D)

Ngeliat Lo yang sekarang kayak gini nih, gue jadi makin nggak percaya sama pernikahan

 

HARVEY (CONT’D)

I’ve told you, marriage sucks

 

BEAT

Danvey terlihat berusaha meyakinkan diri kalau apa yang tadi dia lakukan adalah sesuatu yang tepat. Lalu ia menatap mata Harvey.

Harvey mendekat dan menepuk bahu kanan Danvey 2 – 3 kali,

 

HARVEY (CONT’D)

Jadi Lo nextnya bakal ngapain?

CUT TO:

 

4. INT. OUTFIT-U OFFICE – RUANG KERJA AMORA – PETANG

 

DERRIS

Gue bakal kroscek langsung sama vendor kita, apa memang gitu kah kondisi produknya saat tiba di warehouse atau penyimpanan kita yang salah makanya warnanya jadi rusak. Nggak perlu lah satu warehouse kamu marahin semua, sampe tukang benerin lampu kamu marahin juga.

 

Amora terlihat kesal dikarenakan pengiriman produk OutFIT-U terhambat.

AMORA

Emangnya sewaktu barang datang, mereka tuh nggak meriksa? Pada merem semua?

 

Derris melihat Amora dengan tatapan bingung.

 

AMORA (CONT’D)

Saya masih ada ya laporan barang masuk waktu itu, bahkan laporan stok opnamenya juga ada.

 

Amora memencet tombol telepon. Lalu mendekatkan telponnya ke telinga,

 

AMORA

(ngedumel) Ihh, kok ga diangkat sih?

 

Derris masih memerhatikan Amora dengan heran

 

DERRIS

Lo kenapa sih Ra? Lagi PMS?

 

Amora mencoba menelpon Tamara (personal assistant) sekali lagi

  

AMORA

Apaan sih Ris! Emang pernah gue PMS marah-marah!?!

 

Amora makin kesal, Derris makin bingung.

 

AMORA (CONT’D)

(ke Tamara via telpon)

Tam, sini dong ke ruangan gue!

 

BEAT

 

Amora kembali memeriksa berkas-berkas data pengiriman yang terhambat, Derris sesekali melirik memerhatikan, lalu Tamara masuk ke dalam ruangan.

 

AMORA (CONT’D - KE TAMARA)

Ngapain aja sih? Kok tadi telpon gue nggak diangkat?

 

Derris mengisyaratkan Tamara agar bersikap biasa saja. Meski terkejut karena langsung dibentak, tamara berusaha tenang.

 

TAMARA

Maaf Mbak, tadi saya lagi terima telpon juga mbak.

 

AMORA

Bawa ke sini semua laporan yang berasal dari warehouse, edisi yang bulan lalu.

 

Tamara langsung bergerak cepat

 

TAMARA

Baik Mbak.

 

Tak lama Tamara kembali dengan setumpuk berkas, dan juga amplop seuukuran A4, lalu meletakkannya di atas Meja, dekat Amora duduk.

Amora langsung ingin memeriksa dokumen-dokumen itu lalu amplop di tumpukan paling atas mencuri perhatiannya

AMORA

Ini apaan?!?

 

Amora bertanya dengan nada kesal, Tamara yang agak sedikit takut, menjawab cepat dan langsung berlalu.

 

TAMARA

Itu tadi ada yang nganterin ke sini mbak, buat Mbak Amora, katanya penting.

 

Amora tampak gugup saat hendak membukanya, Derris masih terlihat bingung.

 

DERRIS

Kenapa Ra?

 

BEAT

Amora tak menjawab. Ia tampak terkejut, menghembuskan napas kesal dan lelahnya.

 

Derris yang melihat ekspresi Amora langsung mendekat dan meraih kertas yang tadi dipegang Amora.

 

DERRIS (CONT’D)

Ra, kenapa?

Apaan sih itu?

 

Derris membacanya sekilas, tak kalah terkejut dari Amora.

 

Mata Amora mulai berkaca-kaca, kemudian ada pesan masuk (dari Danvey) ke handphonenya yang terletak di dekat MacBooknya, ia membuka pesan itu dan membacanya, lalu mulai menangis.

Derris mendekat, sebelah lengannya merangkul Amora, lalu tangan kirinya mengusap-usap bahu Amora.

DANVEY (O.S – isi pesan yang dikirim ke Amora)

Ra,saya sudah memikirkannya berulang kali,

Saya mohon jangan dipersulit karena membuat keputusan ini juga tidak akan pernah terasa mudah bagi saya.

CUT TO:

  

5. INT. RUMAH AMORA & DANVEY – RUANG TIDUR – MALAM

Terlihat Danvey mengemasi barang-barang miliknya, mengambil koper,  dan memasukkan baju-bajunya.

 

DANVEY (V.O)

Tapi mungkin dengan mengambil jalan ini, memberi kemudahan untuk kita berdua. Tidak ada lagi kecewa atas harapan-harapan yang hanya kita bangun sendiri di dalam kepala kita masing-masing.

 

CUT TO:

 

6. INT. RUMAH AMORA & DANVEY – TANGGA – RUANG TENGAH – MALAM HARI

Danvey turun dari lantai dua, membawa koper, ransel serta tas kerjanya. Lalu dia melihat Bi Yati masih mencuci piring di dapur. Bi Yati hanya melihat Danvey dengan tatapan bingung.

 

DANVEY

Bi, saya mau pergi. Saya minta tolong kalau ada baju kotor, atau barang-barang saya yang ketinggalan, tolong dikumpulin ya Bi, besok-besok saya ambil.

 

Masih dengan tatapan bingung, Bi Yati hanya mengangguk.

 

DANVEY

Dan tolong titip Grey, tadi sewaktu saya tinggal dia memang udah tidur. Saya takut dia kebangun sebelum ibunya pulang. Tolong diliatin ya Bi.

 

 

BI YATI

Iya, baik pak.

 

Jawab Bi Yati sambil mengangguk, kemudian Danvey berlalu.

CUT TO:

 

7. EXT. HALAMAN RUMAH AMORA & DANVEY – MALAM HARI

Danvey memasukkan semua barang-barang ke mobil, kemudian sebelum ia pergi, dipandanginya rumahnya dan Amora itu, lalu pandangannya beralih ke jendela kamar Grey di lantai dua.

 

kemudian ia pun pergi.

DANVEY (V.O)

Saya pamit Ra, saya tidak akan membawa apa pun yang bukan milik saya.

 

8. INT. RUMAH AMORA & DANVEY – KAMAR TIDUR - MALAM HARI

Amora langsung memeriksa lemari, tampak ruang-ruang kosong yang tadinya terisi oleh baju-baju Danvey. Lalu dia memeriksa kamar mandi, dan tak terlihat lagi sikat gigi Danvey yang biasa terlihat di dekat sikat gigi miliknya. Amora semakin sedih.

DANVEY (O.S)

Dan hal – hal yang telah saya bagi dengan kamu, sekarang sepenuhnya menjadi milik kamu, But I guess I couldn’t share my life with you anymore.

 

Lalu Amora teringat anaknya, apakah Danvey juga membawa Grey? Ia berlari ke kamar Danvey, membuka pintunya dan mendapati Grey sedang tertidur pulas.

 

DANVEY (O.S)

 Tapi Grey, dia juga anak saya Ra, suatu saat saya akan menjemputnya jika memang saya yang mendapatkan hak itu.

 

 

9. INT. RUMAH AMORA & DANVEY – KAMAR TIDUR - MALAM HARI

Amora kembali ke kamar tidurnya, kembali menangis sejadi-jadinya, menahan suara tangisnya, lalu berulang kali menyeka air mata dengan tangannya. Dan saat ia melihat bayangannya di cermin, bayangan yang menyedihkan itu, dengan cicin pernikahan yang masih melingkar di jarinya, namun nyatanya ikatan pernikahan antara ia dan Danvey nyaris terputus, ia kembali menangis dengan kesal, melepas cicinnya dan melemparkannya di atas meja rias.

Dia perlahan terduduk, bersandar di tepi tempat tidur, masih dengan isak tangisnya.

 

CUT TO:

 

10.   INT. RUANG SIDANG – SIANG HARI

Majelis Hakim membacakan putusan sidang perceraian Danvey & Amora, tentang hak asuh anak.

 

MAJELIS HAKIM

 ...Menetapkan hak pengasuhan anak yang bernama, Greyson Tanusaputra, berada pada Penggugat, Danvey Tanusaputra selaku ayah kandung, dan tetap memberikan hak pada Tergugat, Amora Grace Winarto untuk bertemu dan memberikan kasih sayang sebagai Ibu, sesuai dengan perjanjian yang disepakati bersama.

 

Danvey melihat ke arah Amora. Amora membalas tatapannya, sebentar. Lalu ia kembali melihat ke arah lain

 

11.   EXT. AREA SEKITAR KANTOR PENGADILAN – SIANG HARI

Amora berdiri memandangi apa pun yang ada di depannya. Danvey berdiri di samping kanannya.

 

DANVEY

 Saya akan jemput dia di hari Minggu, kalau kamu nggak sempat packing barang-barang yang mungkin perlu dia bawa, nggak papa, nanti biar saya aja.

Amora menahan segala rasa yang mungkin bisa memicu jatuhnya air mata.

AMORA

 Bukan packing barang-barangnya yang aku gabisa,

 

BEAT

AMORA (CONT’D)

 I don’t know what to say, what to explain to him...

 

DANVEY

Yang itu juga biar saya aja Ra,

 

AMORA

Thanks

 

DANVEY

Ra, saya tau masih banyak rencana yang harus kamu lakukan untuk mengejar mimpi kamu di OutFIT-U. Dan sekarang, jalan kamu akan lebih mudah Ra, saya nggak akan lagi jadi orang yang protes, mengeluh ke kamu karena kamu sibuk dengan hal-hal yang kamu rasa lebih penting.

 

BEAT

DANVEY (CONT’D)

Dan saya ingat, saya pernah bilang ke kamu, kalau orang yang sayang sama kamu, nggak akan menghalangimu untuk mengejar mimpi-mimpi kamu. Somehow, mungkin sekarang aku bisa jadi orang itu.

 

AMORA

Is that all?

 

Amora menatap Danvey,

AMORA (CONT’D)

Is that all you wanna say?

 

Danvey mengangguk dengan ragu.

 

AMORA

Well, thanks anyway Danvey, aku pamit.

 

Amora lalu melangkah cepat dan buru-buru meninggalkan Danvey.

 

12.   INT. RUMAH AMORA – KAMAR TIDUR – MALAM HARI

Amora terduduk di kursi di depan meja riasnya, lalu tak sengaja ia melihat cicin kawin yang pernah ia lempar ke atas meja itu.

 

CUT TO :

13.   INT. APARTMENT DANVEY – RUANG KERJA - MALAM HARI

Danvey sedang mencari sesuatu di atas mejanya yang sedikit berantakan, lalu membuka laci meja, diambilnya hard-disk dari dalam laci, lalu dilihatnya cincin kawinnya yang tersimpan di sana.

 

CUT BACK TO :

14. INT. RUMAH AMORA – KAMAR TIDUR – MALAM

Amora melihat cincin itu lekat-lekat, lalu memandangi nama Danvey yang terukir di sana.

 

CUT TO :

 

15.   INT. APARTMENT DANVEY – RUANG KERJA – MALAM HARI

Danvy juga memegang cincin kawinnya di ujung jari telunjuk tangan   kanannya, melihat nama Amora yang terukir di bagian dalam lingkar cincin itu, kemudian tanpa ragu, ia menyimpannya kembali ke dalam laci.

 

CUT BACK TO :

16. INT. RUMAH AMORA – KAMAR TIDUR – MALAM HARI

Amora sangat tidak ikhlas dengan perceraian yang terpaksa ia terima. Ia memandang bayangan dirinya sendiri di cermin. Bayangan yang terlihat menyedihkan, lalu kembali dilihatnya cincin itu, dan kembali memakainya di jari manis tangan kanannya.

 

TITLE : CINCIN TUNGGAL

 

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar