Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Blind Heart
Suka
Favorit
Bagikan
7. 7.#7
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

CUT TO

 

66. EXT - DEPAN RUANG RAWAT DAISHA - RUMAH SAKIT - PAGI

 

IBU THISA berdiri di depan ruang rawat DAISHA sambil memegang satu amplop dan IBU THISA terlihat bingung. Satu SUSTER keluar dari ruang rawat DAISHA.

 

IBU THISA

Suster....

 

SUSTER

Iya, Ibu... ada yang bisa saya bantu...

 

IBU THISA

(Mengamati pintu ruang rawat DAISHA)

Apa pasien atas nama Daisha masih di rawat di ruang ini...

 

SUSTER

Oh... Masih Ibu...

Hanya saja... sekarang Mba Dai sedang menjalani tindakan operasi, Ibu...

 

IBU THISA

(Kaget)

Operasi...

 

SUSTER

Iya, Ibu...

 

IBU THISA

(Bingung)

Terimakasih ya Sus informasinya...

 

SUSTER

Iya, Ibu... Sama-sama...

Saya permisi...

 

IBU THISA

(Gelisah, Bingung)

Silahkan Sus...

 

SUSTER pergi. IBU THISA masih berdiri dengan ekspresi wajah seperti orang kebingungan. Dilihatnya lagi pintu ruang rawat lalu dilihatnya amplop yang sedari tadi dipegangnya.

 

FLASHBACK

 

PENGULANGAN SCENE NO.60 SEBAGAI PENEGASAN BAGAIMANA PROSES KALANDRA MENGINGATKAN IBU THISA TENTANG SIAPA PELAKU YANG SEBENARNYA MENCELAKAKAN AILEEN.

 

FLASHBACK BERAKHIR

 

IBU THISA masih berdiri termenung.IBU THISA lalu menoleh ke arah pintu ruang rawat yang tertutup. IBU THISA menghela nafas. Ekspresi wajah IBU THISA sedih dan gelisah.

 

CUT TO

 

67. INT - KURSI DEPAN KEMUDI - MOBIL NERISSA - PAGI

 

NERISSA masuk mobil dengan ekspresi wajah kesal. NERISSA duduk bersandar dan tiba-tiba termenung.

 

FLASHBACK

 

CUT TO

 

68. INT - RUANG PEMOTRETAN - STUDIO FOTO - SIANG

 

NERISSA masuk dengan tergesa-gesa. SATU FHOTOGRAFER duduk membersihkan kamera DSLR. Ruang pemotretan sepi.

 

NERISSA

(Bingung)

Bang.. Kok sepi...

 

FOTOGRAFER

(Santai)

Telat loe... keduluan sama Leen...

 

NERISSA

Maksud abang... aku ga ngerti...

 

FOTOGRAFER

Leen berhasil bujuk si bos untuk jadi`in model utamanya di iklan property...

 

NERISSA

(Kaget, marah)

Kok bisa.... Bos`kan dah janji sama aku...

aku yang jadi model di iklan itu...

 

FOTOGRAFER

 (Santai)

Nyatanya...

Sekarang yang pergi nemuin klien itu Leen bukan loe...

 

NERISSA berdiri terpaku dengan ekspresi wajah marah. FOTOGRAFER berdiri lalu jalan mendekati NERISSA dan menepuk-nepuk pundak kanan NERISSA pelan dan pergi keluar ruangan.

FLASHBACK BERAKHIR

 

CUT TO

 

69. INT - KURSI DEPAN KEMUDI - MOBIL NERISSA - PAGI

 

Ekspresi wajah NERIISSA kesal. NERISSA mengehela nafas cepat. Menyalakan mesin lalu memacu mobil keluar dari parikiran rumah sakit.

 

CUT TO

 

70. EXT - DEPAN RUANG OPERASI - RUMAH SAKIT - PAGI

 

KALANDRA berdiri tidak tenang. NARAYA duduk bersama PAMAN DEN di kursi panjang depan ruang operasi. NARAYA menangis, PAMAN DEN merangkul NARAYA. Ketiganya terlihat sangat cemas.

 

CUT TO

 

71. EXT - DEPAN RUANG OPERASI DAISHA - RUMAH SAKIT - PAGI

 

IBU THISA berdiri agak jauh dari ruang operasi DAISHA. IBU THISA melihat ke arah ruang operasi dengan ekspresi wajah sedih.

 

IBU THISA melihat amplop yang dipegangnya. IBU THISA memandangi amplop dan air matanya menetes. IBU THISA merobek amplop dan membuangnya ke dalam tempat sampah lalu pergi.

 

 

FADE IN

FADE OUT

 

Tertulis di layar “2 Minggu kemudian”

 

ESTABLISH - Gedung Rumah Sakit tampak depan.

 

CUT TO

 

72. INT. RUANG RAWAT AILEEN - RUMAH SAKIT - SIANG

 

AILEEN duduk di atas tempat tidur. Kedua mata tertutup kapas dan terbalut perban. Dokter berdiri dihadapan AILEEN dan satu Suster berdiri dibelakang Dokter, bersiap membantu.

 

IBU THISA dan NERISSA berdiri agak menjauh, memperhatikan dengan ekspresi wajah tegang.

 

DOKTER

(Ramah)

Perbannya saya buka ya...

 

AILEEN terlihat tegang dan gelisah. Dokter membuka perban yang menutup mata AILEEN.

 

DOKTER

Sekarang buka mata kamu secara perlahan...

 

AILEEN membuka kedua matanya. AILEEN tersenyum bahagia.

 

AILEEN

Mamih....

Aku bisa liat lagi, Mih...

 

DOKTER dan SUSTER lalu berdiri menjauh dari tempat tidur. IBU THISA jalan mendekati AILEEN dan memeluk AILEEN sambil menangis. NERISSA masih berdiri memperhatikan dengan wajah tidak suka.

 

DOKTER

Selamat ya... operasinya berhasil..

 

IBU THISA

(Menghapus air mata)

Terimakasih banyak Dok...

(Menjabat tangan Dokter)

 

DOKTER

(Ramah)

Yang pantas menerima ucapan terimakasih adalah orang baik yang sudah mendonorkan kornea matanya untuk Mba Leen, Bu...

Bukan saya...

 

AILEEN terdiam seperti berpikir. IBU THISA tersenyum lirih pada DOKTER.

 

AILEEN

Dok...

Siapa orang yang sudah mendonorkan kornea matanya untuk aku...

 

DOKTER

Maaf, kami tidak dapat memberitahukan identitas pendonor karena permintaan dari pendonor... Tapi kami akan sampaikan kepada pihak pendonor bahwa operasi ini berhasil...

 

IBU THISA

(Menitikan air mata)

Tolong sampaikan rasa terimakasih kami pada pendonor itu, Dok..

 

DOKTER

(Ramah)

Baik, Bu... Akan kami sampaikan...

Kami harus pamit....

Permisi...

 

IBU THISA

(Mengantar DOKTER dan SUSTER sampai ke pintu)

Terimakasih banyak Dok...

 

IBU THISA mengantar DOKTER dan SUSTER sampai keluar ruangan. AILEEN menatap sinis NERISSA. NERISSA terlihat gugup dan keduanya saling mengadu pandang.

 

AILEEN

(Ketus)

Sebaiknya kamu pergi dari ruangan ini...

 

NERISSA

(Pura-pura tidak merasa bersalah)

Selamat ...

Sekarang kamu sudah bisa melihat lagi...

Aku ikut senang...

 

AILEEN

(Ketus)

Aku mau kamu keluar dari ruangan ini...

 

AILEEN dan NERISSA saling mengadu pandang. Keduanya terlihat tegang.

 

 

CUT TO

 

73. EXT - DEPAN RUANG RAWAT AILEEN - RUMAH SAKIT - SIANG

 

IBU THISA berdiri di depan pintu ruangan. IBU THISA terlihat sangat bahagia.

 

Di sudut lain, PAMAN DEN berdiri dengan ekspresi wajah sedih sambil melihat ke arah IBU THISA.

 

IBU THISA hendak masuk ruang rawat. NERISSA keluar dengan tergesa-gesa tanpa menyapa IBU THISA.

 

IBU THISA

(Bingung)

Risaa... kamu mau kemana...

 

NERISSA tidak membalas sapaan IBU THISA. NERISSA pergi dengan ekspresi wajah kesal.

 

PAMAN DEN masih berdiri dengan menitikan air mata. IBU THISA melihat sosok PAMAN DEN. Keduanya saling bertatapan dalam beberapa detik lalu PAMAN DEN pergi meninggalkan IBU THISA.

 

senyum bahagia IBU THISA berubah menjadi senyum lirih. IBU THISA berdiri terpaku sambil terus melihat ke arah perginya PAMAN DEN. Air mata IBU THISA menetes di pipi.

 

CUT TO

 

ESTABLISH - Gedung kampus secara keseluruhan.


74. EXT. KAMPUS - PARKIRAN KAMPUS - SIANG

 

AILEEN jalan di parkiran kampus, tidak bersemangat. Parkiran kampus, sepi. AILEEN menggantung kaca mata hitam di bagian kerah baju. AILEEN berhenti jalan di tempat pertama kali dirinya bertemu dengan DAISHA.

 

FLASHBACK

 

PENGULANGAN SCENE NO.1 SEBAGAI PENEGASAN BAGAIMANA PROSES PERTAMA KALI AILEEN BERTEMU DAISHA DAN PERTAMA KALINYA MEREKA BERADU MULUT.

 

FLASHBACK BERAKHIR

 

AILEEN berdiri menahan tangis. Kedua mata AILEEN memerah.

 

CUT TO

 

75.   EXT. KAMPUS - KORIDOR KAMPUS - SIANG

 

Koridor kampus sepi. AILEEN berjalan perlahan menyusuri koridor dengan air mata menetes di pipi.

 

FLASHBACK

 

PENGULANGAN SCENE NO.2 SEBAGAI PENEGASAN BAGAIMANA PROSES KETIKA AILEEN DAN DAISHA SALING BERPAPASAN TAPI TIDAK SALING SAPA.

 

FLASHBACK BERAKHIR

 

AILEEN menangis sambil berjalan mendekati satu tiang penyangga koridor. AILEEN bersandar di tiang penyangga. AILEEN merasa bersalah.

 

 

 

DAISHA

(Off Screen)

Sebagai cewe... Fisik gue emang ga sempurna kayak loe..

 

Masih terngiang di telinga AILEEN ucapan DAISHA. AILEEN berdiri melamun, menatap pada satu titik dengan wajah sedih.

 

DAISHA

(Off Screen)

Selama loe bisa menjaga dan menghargai setiap waktu di hidup loe... Gue yakin... Ga akan ada lagi kegelapan di hidup loe.. karena loe masih punya kesempatan...

 

AILEEN masih berdiri termenung sambil menatap pada satu titik. Air matanya tak kunjung berhenti menetes.

 

AILEEN menghapus air matanya. Mencoba untuk tenang dan menahan rasa sedih. AILEEN mengambil kaca mata hitam lalu memakai kaca mata hitam dan berjalan keluar kampus.

 

CUT TO

 

76.   EXT. KAMPUS - PARKIRAN KAMPUS - SIANG

 

Ada satu cewe tomboy memakai topi, jongkok di parkiran sambil mengelus-elus kucing. AILEEN keluar dari gedung kampus dan menabrak cewe tomboy.

 

AILEEN

(Kaget)

Aduh mas... Maaf...

  

CEWE TOMBOY

(Bicara dengan posisi jongkok)

Makannya...

Kalo jalan... kaca mata itemnya dibuka...

 

AILEEN

(Marah)

Kok jadi nyolot sih...

 

Cewe tomboy berdiri sambil menggendong kucing. Wajahnya tidak begitu terlihat karena terhalang topi yang dipakainya.

 

CEWE TOMBOY

 (Nyindir)

Gue cewe... jangan panggil gue “mas”...

Susah ya... kalo ngomong sama orang yang lagi pake kaca mata item... Pandangannya gelap... sempit...

 ga mau peka sama keadaan sekitar..

 

Cewe tomboy jalan menjauhi AILEEN. AILEEN tiba-tiba berdiri terpaku, mukanya tegang.

 

FLASHBACK

 

PENGULANGAN SCENE NO.1 SEBAGAI PENEGASAN BAGAIMANA PROSES DAISHA MENYINDIR AILEEN.

 

FLASHBACK BERAKHIR

 

AILEEN membuka kacamata. Air mata AILEEN menetes. AILEEN menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan cewe tomboy yang baru saja ditemuinya.

 

Parkiran kampus sepi. Tak tampak satu pun orang yang melintas atau beraktifitas.

 

AILEEN panik dan terus memutar pandangannya keseluruh penjuru arah mata angin dengan air mata yang tidak berhenti menetes di pipi.

 

FREEZE

 

TAMAT

 

 

 

 

 


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar