Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ESTABLISH - Gedung kampus secara keseluruhan.
1. EXT. KAMPUS - PARKIRAN KAMPUS - SIANG
Dua mobil terparkir. DAISHA, 23 Tahun. Cewe tomboy, rambut pendek, jalan santai di parkiran. Mendengarkan musik lewat headphone, bersenandung dengan wajah ceria.
Satu kucing tertidur di atas aspal dekat trotoar. DAISHA melihat kucing, ekspresi mukanya berubah menjadi iba. DAISHA jalan mendekati kucing lalu jongkok dan bicara pada kucing sambil mengelus kucing penuh kasih sayang.
DAISHA
Kucing yang malang... hidup`mu pasti sebatang kara...
(Mengangkat kucing sambil mengelus-elus)
KALANDRA, 24 Tahun. Tumbuh altetis, kulit sawo matang, muka tidak tampan tapi menarik. Jalan terburu-buru. Tangan kanan memegang Kamera DSLR. Menggendong tas ransel dan berjalan setengah berlari lalu tidak sengaja menubruk DAISHA dari arah belakang.
DAISHA tersentak lalu terduduk di aspal. Botol obat berukuran kecil keluar dari saku celana DAISHA, jatuh di aspal. CU pada botol obat. DAISHA segera mengambil botol obat, memasukan kembali ke dalam saku celana.
DAISHA melepas headphone, ekspresi muka berubah marah dan menoleh pada KALANDRA yang masih berdiri tidak tenang dibelakang DAISHA.
KALANDRA
(Merasa bersalah)
Sorry, Mas.... Gue ga sengaja...
lagi buru-buru soalnya...
DAISHA berdiri, melihat KALANDRA dengan ekspresi judes sambil menggendong kucing. KALANDRA diam-diam memperhatikan dan mengamati DAISHA dari ujung kepala sampai kaki, merasa heran dengan sosok dibalik kemeja kotak-kotak yang dipadu padankan dengan celana jeans panjang dengan sedikit sobekan di bagian lutut.
KALANDRA
(Ragu-ragu)
Loe cewe ?
DAISHA menatap sinis KALANDRA lalu jalan meninggalkan KALANDRA tanpa sepatah kata sambil menggendong kucing.
CUT TO
2. EXT. KAMPUS - PARKIRAN KAMPUS DEPAN PINTU UTAMA - SIANG
DAISHA masih jalan santai diparkiran kampus dan kali ini dekat dengan pintu masuk gedung kampus. DAISHA berhenti berjalan di satu sudut parkiran yang jauh dari hilir mudik mahasiswa. DAISHA kembali jongkok, menurunkan kucing di aspal dan memakai headphone lalu mengelus-elus kucing dengan penuh kasih sayang.
INSERT
KALANDRA diam-diam memotret DAISHA. KALANDRA senyum sambil memperhatikan DASIHA dari kejauhan.
Satu mobil honda jazz datang, berhenti dan parkir di dekat DAISHA. DAISHA masih asyik mengelus-elus kucing sambil mendengarkan musik lewat headphone.
AILLEN, 23 Tahun. Model. Paras cantik, bertubuh proposional, membuka pintu mobil. Pintu mobil mengenai bagian belakang tubuh DAISHA. DAISHA terdorong sampai hilang keseimbangan lalu tersungkur dan keningnya berbenturan dengan bahu trotoar.
DAISHA memegangi keningnya sambil merintih. Kucing kaget lalu kabur. DAISHA menoleh kebelakang dengan ekspresi muka marah. DAISHA berdiri, membersihkan celana dari noda debu aspal, melepas headphone dan jalan mendekati mobil honda jazz dengan perasaan marah.
AILEEN malah terlihat santai tidak merasa bersalah. Keluar dari dalam mobil, membetulkan kaca mata hitamnya dengan ekspresi wajah angkuh tanpa melihat pada DAISHA lalu ia menutup pintu mobil.
DAISHA
(Kesal)
Hei... Kamu... si kaca mata hitam...
AILEEN hanya melirik sinis kemudian jalan santai menunju gedung kampus tanpa memperdulikan DAISHA. DAISHA semakin kesal lalu mengejar AILEEN.
DAISHA
(Menghadang AILEEN)
Hellloooo....
(Melambai-lambaikan tangan di depan wajah AILEEN)
AILEEN
(Angkuh)
Minggir, mas...
atau aku teriak panggil keamanan...
(Membetulkan kaca mata yang melorot)
DAISHA menahan emosi. Terpaksa menyingkir dari hadapan AILEEN dan AILEEN jalan meninggalkan DAISHA tanpa sedikit pun rasa bersalah.
DAISHA
(Teriak menyindir AILEEN)
Ternyata susah ya...
Ngomong sama orang yang pake kaca mata item...
Penglihatannya gelap... sempit...
Ga peka sama keadaan sekitar..
Bener-bener buta hati...
AILEEN mendengar sindiran DAISHA, ia berhenti berjalan tapi tidak membalikan badan hanya menghela nafas kesal dan membetulkan kaca matanya yang melorot. DAISHA berdiri memperhatikan, berharap AILEEN membalikan badan.
Tak lama, AILEEN malah lanjut jalan menuju gedung kampus. DAISHA merasa kesal, mengepalkan tangan kanan lalu diangkat ke udara setinggi hidung sambil menunjukan ekspresi muka marah dan kecewa.
CUT TO
3. EXT. KAMPUS - KORIDOR KAMPUS - SIANG
Beberapa mahasiswa hilir mudik di koridor kampus tapi ada juga yang duduk-duduk santai sambil membaca buku dan mengerjakan tugas kuliah.
NARAYA, 23 Tahun, sahabat kecil DAISHA, berdiri tidak tenang di satu sudut koridor kampus sambil mendekap beberapa buku pengantar kuliah.
DAISHA berlari cepat menghampiri NARAYA. NARAYA berambut panjang sebahu dan sangat feminim. Nafas DAISHA masih tersengal-sengal saat bicara dengan NARAYA.
DAISHA
(Berdiri membungkuk sambil mengatur nafas)
Maaf, Ra.... gue tadi...
NARAYA
(Bicara Sinis)
Kalo ga bisa nepatin janji jangan janji..
DAISHA lalu menegakan posisi tubuhnya di depan NARAYA, menyeka keringat di kening dengan punggung tangan sebelah kanan. NARAYA melihat luka memar dikening DAISHA dan NARAYA mulai terlihat sangat cemas.
NARAYA berdiri mendekat pada DAISHA. Wajah NARAYA hampir beradu dengan wajah DAISHA, DAISHA kaget lalu sedikit melangkah mundur tapi tubuh DAISHA terhalang tiang penyangga koridor kampus. Ekspresi muka NARAYA sangat cemas, memegang dagu DAISHA dengan tangan kanan lalu menggerakan dagu DAISHA ke kanan dan ke kiri sambil fokus melihat luka memar di kening DAISHA.
NARAYA
(Cemas)
Kening kamu kenapa?
DAISHA berdiri tidak tenang, kedua bola matanya diam-diam melirik ke kanan dan ke kiri karena sadar tengah menjadi pusat perhatian. Tiga mahasiswa datang dan melintas, menatap sinis DAISHA yang sedang bersama dengan NARAYA.
MAHASISWA 1
(Meledek,sinis)
Yang begini nie... yang merusak ekosistem...
MAHASISWA 2
(Ikut meledek, sinis)
Merusak takdir juga, broo...
Tiga mahasiswa tertawa meledek sambil berjalan berdekatan. DAISHA kesal, menepis tangan NARAYA dari dagunya lalu jalan mendekati tiga mahasiswa dan berdiri menantang.
NARAYA menepuk jidatnya lalu menghela nafas cepat dan mencoba bersabar, memperhatikan tingkah DAISHA.
DAISHA
Maksudnya apa ngomong begitu...?
MAHASISWA 3
(Meledek)
Ala mak... cewe ganteng marah...
DAISHA
(Makin marah)
Gue dah cukup sabar ya selama ini...
Loe pikir loe semua lebih baik dari gue...
Sampai-sampai loe semua bisa nilai kepribadian gue...
DAISHA menatap ketiga mahasiswa secara bergantian. Ketiga mahasiswa mulai salah tingkah, terlihat saling menyalahkan karena tidak menyangka bahwa DAISHA akan merespon dengan penuh amarah.
INSERT
KALANDRA diam-diam memotret DAISHA dari kejauhan. KALANDRA tersenyum, kagum.
NARAYA masih berdiri memperhatikan DAISHA sambil menggeleng-gelengkan kepalanya lalu kedua mata NARAYA menangkap sosok KALANDRA yang berdiri di sudut lain tengah memotret DAISHA. NARAYA merasa heran dengan sosok KALANDRA yang baru dilihatnya itu.
DAISHA
(Masih marah)
Loe semua sadar ga sih...
kalo diri loe semua juga ga sempurna...
Jadi jangan sok menghakimi gue atau pun orang laen deh...
NARAYA mulai berdiri tidak tenang melihat sikap DAISHA yang sudah diluar batas. NARAYA lalu menarik paksa lengan DAISHA dan mengajak DAISHA berjalan cepat di koridor menuju pintu keluar kampus.
DAISHA
(Ngomel-ngomel sambil jalan)
Kenapa sih semua orang suka banget menghakimi orang laen tapi ga pernah mau tau.. gimana rasanya dihakimi...
DAISHA berhenti berjalan. Melepas pegangan tangan NARAYA. NARAYA kaget, berdiri memperhatikan, menghela nafas coba bersikap sabar.
DAISHA
(Ngomel-ngomel)
Apa sih yang salah sama diri gue, Ra...
(Melihat diri sendiri)
Gue tomboy... Oke... Gue aku`in...
Tapi tomboy bukan berarti gue ga normal kan, Ra..
Gue ini cewe Normal...
AILEEN muncul dari sudut lain dan berjalan ke arah DAISHA juga NARAYA. AILEEN masih memakai kaca mata hitam. DAISHA dan AILEEN saling melempar tatapan benci ketika keduanya saling berpapasan. Slow Motion saat Aileen dan DAISHA saling beradu pandang.
AILLEN mulai jalan menjauh, DAISHA memutar badannya dan masih memperhatikan AILEEN dengan ekspresi muka kesal lalu ia mengepalkan tangan kiri dan diangkat ke udara sejajar dengan hidungnya, gregetan menahan emosi.
NARAYA gemes, memukul bagian belakang kepala DAISHA dengan buku yang dipegangnya. Tidak keras tapi cukup membuat DAISHA tersentak dan mengelus-elus kepalanya.
NARAYA
(Kesal)
Kalo kamu masih ngadepin setiap masalah pake emosi...
Gimana orang mau percaya kalo kamu itu cewe normal...
NARAYA kesel terus ia jalan sendirian ke arah pintu keluar. DAISHA ditinggal.
DAISHA
(Bicara sendiri sambil memegangi bagian kepala belakang)
Kok jadi dia yang marah... Harusnya`kan gue yang marah...
DAISHA berlari mengejar NARAYA sambil berteriak memanggil-manggil NARAYA yang sudah berjalan jauh di depannya.
CUT TO
4. INT. WARUNG MIE AYAM - SIANG
PAMAN DEN, 40 Tahun. Tubuh gemuk, pendek dan mudah panik. PAMAN DEN berdiri di depan meja kasir, mencatat pemasukan sambil bersiul-siul, ceria.
Ada dua orang pelanggan sedang makan mie ayam di meja yang berbeda. Siang tidak panas. Tidak banyak kendaraan bermotor juga yang melintas di jalan raya depan warung mie ayam.
NARAYA duduk di satu meja sambil melihat pesan masuk di HP. DAISHA datang bawa dua mangkok mie ayam lalu ditaro di atas meja. DAISHA duduk dihadapan NARAYA. NARAYA, cuek.
DAISHA
(Menyodorkan semangkok mie ayam)
Gue dah buatin mie ayam spesial buat loe..
(Merayu) jangan marah lagi ya.. Please...
PAMAN DEN lalu berjalan mendekati meja DAISHA dan NARAYA sambil bawa dua botol air mineral. PAMAN DEN kemudian menaruh duo botol minuman di atas meja dan duduk di sebelah NARAYA, seperti mengamati situasi.
PAMAN DEN
(Nyindir keduanya)
Paman itu heran sama kalian...
Sahabatan kok hobinya marahan mulu...
NARAYA
(Ngadu, manja)
Dai tuh Paman... Ngeselin....
NARAYA melirik sinis pada DAISHA. DAISHA mengehela nafas cepat, pasrah sambil menyisir poninya ke arah belakang menggunakan jemari tangan sebelah kiri.
PAMAN DEN
(Melihat luka memar di kening DAISHA, panik)
Dai....
PAMAN DEN langsung memegang kepala DAISHA dengan kedua tangannya. DAISHA kaget tapi pasrah. NARAYA memperhatikan sambil senyum-senyum lalu menaruh HPnya di atas meja.
PAMAN DEN fokus pada luka memar di kening DAISHA dari jarak dekat, sampai-sampai nafas PAMAN DEN berhembus ke wajah DAISHA. PAMAN DEN menyentuh luka memar DAISHA menggunakan jari telunjuk kanannya.
DAISHA
(Merintih)
Aduuuhhh...
PAMAN DEN
(Cemas)
Sakit...?
DAISHA
(Marah)
Sakit`lah Paman... orang Paman teken...
NARAYA senyum-senyum sambil menarik satu mangkok mie ayam dan mulai makan mie ayam dengan tenang.
PAMAN DEN
(Menepak pelan kedua pipi DAISHA secara bersamaan)
Makannya... kalo jadi cewe tuh jangan pecicilan...
NARAYA
(Senyum-senyum sambil memakan mie ayam)
DAISHA
(Ngegerutu kesel)
Kening aku luka... Bukan karena aku pecicilan, Paman...
Tapi semua gara-gara Miss Blind heart itu...
PAMAN DEN
Jangan suka nyalahin orang lain atas kecerobohan diri sendiri.. Ga baik ah...
DAISHA
(Cemberut merasa disalahkan)
DAISHA menarik mangkok mie ayam yang ada di depannya. Melirik sinis pada NARAYA yang asyik makan mie sambil senyum-senyum. DAISHA lalu makan mie ayam dengan ekspresi kesal. NARAYA menahan tawanya melihat tingkah DAISHA, sahabatnya. PAMAN DEN diam-diam memperhatikan keduanya, tersenyum.
Ada satu pelanggan mendekati meja kasir. PAMAN DEN berdiri, jalan menuju meja kasir. PAMAN DEN menerima uang dari pelanggan lalu pelanggan itu pergi.
PAMAN DEN
(Pada DAISHA sambil menghitung uang)
Dai...
Nanti tolong pergi ke supermaket di ujung jalan sana, ya...
Beli`in sayuran sawi buat stock di dapur... Dah mulai menipis soalnya...
DAISHA
(Menoleh, bicara dengan mulut penuh)
Iya, Paman kesayangan akoh... Siaapp...
NARAYA diam-diam iseng mengambil suwiran daging ayam yang ada di mangkok DAISHA. DAISHA melihat tingkah NARAYA, DAISHA tidak terima dan berbalik mengambil suwiran ayam yang berada di mangkok mie NARAYA. PAMAN DEN memperhatikan dari meja kasir sambil senyum-senyum dan geleng-geleng kepala.
CUT TO
5. INT. SUPERMARKET - SIANG
DAISHA dorong trolly mengikuti kemanapun NARAYA pergi. DAISHA mulai merasa bosan sedang NARAYA malah asyik memilih-milih perlengkapan masak.
DAISHA
(Ngeluh)
Ra.. janjinya kan cuma mau cari sayuran sawi...
Kenapa jadi ke panci sama centong nasi sih...
NARAYA
(Memilih-milih peralatan masak, bicara tenang)
Sekalian Dai... sekali dayung dua tiga pulau terlampaui...
DAISHA
Aji mumpung itu namanya...
(Cemberut)
NARAYA
(Bercanda)
Itu kamu tau... mumpung ada yang bantuin bawa belajaan...
(Senyum-senyum)
DAISHA
(Cemberut,manyun)
NARAYA lanjut jalan lagi ke area pisau dapur. DAISHA terpaksa mengikuti sambil mendorong trolly.
INSERT
AILEEN sedang melakukan sesi pemotretan produk makanan di satu lorong supermarket, berdua dengan NERISSA, 23 Tahun, teman satu profesi.
DAISHA mulai tidak tenang, merasa bosan. NARAYA masih bersemangat.
NARAYA
Dai... bagus`an yang ini atau yang ini...
NARAYA berdiri sambil memegang dua produk pisau yang berbeda. DAISHA melepas pegangan trolly, jalan mendekati NARAYA, menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya, mengamati.
DAISHA
Ehmm... mmmm... Kayaknya yang nie lebih bagus..
(Mengambil satu pisau dari tangan NARAYA)
Tanpa disadari keduanya, trolly bergerak sendiri dan menjauh dari keduanya.
INSERT
Trolly masuk ke area sesi pemotretan lalu menabrak bagian belakang tubuh AILEEN.
DAISHA mengambil HP dari dalam saku celana, memeriksa pesan masuk di HP. NARAYA jalan mendekati satu rak berisi sederetan pisau dapur dengan berbagai merk lalu mengembalikan satu pisau ke dalam rak.
NARAYA
(Bingung mencari trolly)
Dai... trolly kamu parkir dimana...
DAISHA
(Bicara sambil melihat pesan di HP)
Dibelakang gue`lah... (Bercanda) masa iya di parkiran kampus...(Senyum-senyum)
NARAYA memutar pandangannya mencari trolly. DAISHA masih asyik membaca pesan di HP sambil senyum-senyum.
NARAYA lalu melihat AILEEN mendorong trolly ke arahnya dengan ekspresi muka marah. NERISSA dan beberapa kru berdiri memperhatikan dengan wajah cemas dari kejauhan.
NARAYA berdiri tidak tenang, meraih pundak DAISHA dan memutar nya hingga menghadap ke arah AILEEN yang tengah berjalan, mulai mendekati mereka. DAISHA masih asyik melihat pesan di HP sambil senyum-senyum. AILEEN berhenti di depan DAISHA dan NARAYA.
AILEEN
(Ketus)
Trolly ini punya kalian?
NARAYA bertingkah kikuk lalu melirik DAISHA dengan tatapan kesal. NARAYA merebut HP dari tangan DAISHA.
DAISHA
(Menoleh kesal pada NARAYA)
Ra... loe apa-apa`an sih... Balikin HP gue...
NARAYA
(Bersibik pada DAISHA)
Itu...
DAISHA
(Bingung)
Apa...?
NARAYA
(Memutar wajah DAISHA searah dengan AILEEN)
DAISHA
(Polos, nyeleneh)
Eh... miss blind heart..
akhirnya gue bisa juga ngomong sama loe...
(Menunjuk mata AILEEN)
Kaca mata item loe kemana?, kok ga dipake..
NARAYA mencubit pinggang DAISHA. DAISHA menoleh pada NARAYA. AILEEN mendorong trolly hingga roda bagian depan melindas kaki DAISHA.
DAISHA
(Kaget)
Aduuhh... (Merintih) Sakit tau...
AILEEN
(Marah)
Sakit`kan...
Itu juga yang aku rasa...
Waktu trolly ini nabrak badan aku...
DAISHA
(Nyeletuk/nyeleneh)
Bagus dong... jadi satu sama...
(Menunjuk keningnya yang merah sambil senyum-senyum)
NARAYA
(Mencubit pinggang DAISHA, bicara pada AILEEN)
Maaf ya... Gara-gara kecerobohan kami..
kamu hampir celaka..
NERISSA jalan cepat menghampiri AILEEN lalu berdiri di sebelah AILEEN, memegang lengan AILEEN coba melerai.
NERISSA
Leen... udah dong... Kan mereka dah minta maaf...
Mending kita lanjutin lagi sesi pemotretannya, ya...
Kasian tuh kru pada nunggu...
AILEEN
(Membentak NERISSA)
Kamu diem deh... Ga usah ikut campur...
Kamu tuh ga tau rasanya gimana jadi aku yang hampir celaka gara-gara kecerobohan mas-mas yang ga jelas ini...
(Melirik sinis pada DAISHA)
DAISHA
(Menantang, kesel)
Nama gue Daisha... dan gue cewe...
jadi stop panggil gue dengan sebutan “Mas”
AILEEN
(Sinis)
Cewe...?
Badan tinggi... kurus... rambut cepak... dibilang cewe... ?
(Nyinyir) Dimana potongan cewenya...?(Senyum sinis)
NERISSA menarik lengan AILEEN. AILEEN melepaskan pegangan tangan NERISSA dan menatap tajam NERISSA.
AILEEN
(Membentak NERISSA)
Kamu pergi sana dan ga usah ikut campur..
NERISSA membalas tatapan AILEEN dengan tatapan benci.
NERISSA
(Bicara dalam hati, kesal)
Kalo bukan demi karir aku di model.. aku males banget kerjasama sama kamu, Leen...
AILEEN lalu memalingkan wajahnya pada DAISHA. DAISHA dan AILEEN berdiri saling menantang. Keduanya juga saling tatap-tatapan, adu kebencian.
DAISHA
(Nyindir pada AILEEN)
Yang harusnya diragukan itu loe... loe sama temen loe aja kasar... ga ada manis-manisnya jadi cewe...
AILEEN
(Sinis)
Denger ya... tampilan aku feminim... aku pantes disebut perempuan... Ga kayak kamu... (Nyidir) dasar ga normal...
DAISHA terpancing emosi hendak melangkah maju. NARAYA menarik ujung kaos belakang DAISHA, menahan laju DAISHA.
AILEEN
(Menantang)
Kenapa... Ga terima... mau nampar... mau nonjok..
(Sinis) Cowo banget sih...
DAISHA menarik nafas dan dihembuskan dengan cepat, coba menahan diri. CU pada kedua jemari DAISHA yang meremas bagian depan trolly dengan kuat.
NARAYA menaruh pisau di dalam trolly. NARAYA mengambil alih trolly dari tangan AILEEN dengan sopan.
NARAYA mendorong trolly dan menggandeng lengan DAISHA. DAISHA tidak bergerak. DAISHA dan AILEEN masih saling melempar tatapan benci penuh amarah.
DAISHA
(Pada AILEEN)
Loe denger ya... Fisik gue emang ga sempurna kayak loe..
tapi gue yakin... hati gue lebih sempurna dari pada loe..
hati loe buta... loe bisanya cuma menghakimi orang laen tanpa pernah mau mengoreksi diri sendiri..
DAISHA menatap tajam AILEEN. Keduanya beradu pandang dan mata AILEEN terlihat berkaca-kaca. NERISSA dan NARAYA terkejut mendengar ucapan DAISHA dan keduanya melihat pada DAISHA, iba.
NARAYA kembali menarik lengan DAISHA dan kali ini berhasil lalu keduanya pergi. NERISSA juga ikut pergi meninggalkan AILEEN yang masih berdiri terpaku, menahan amarahnya sendiri.
INSERT
KALANDRA berdiri menguping di satu lorong sambil memegang kamera DSLR.
CUT TO
6. INT. TEMPAT HIBURAN MALAM - MALAM
Alunan musik disko terdengar riuh menggema ke semua ruangan. Beberapa orang menari-nari mengikuti irama musik. Lampu menyala remang-remang tidak terang.
AILEEN duduk di satu sofa dengan kondisi mabuk berat. NERISSA berusaha mengangkat tubuh AILEEN.
NERISSA
(Mengangkat tubuh AILEEN agar berdiri)
Leen, kamu dah terlalu banyak minum... (Memapah AILEEN)
Ayo kita pulang Leen... Karir`mu bisa hancur kalo wartawan liat kelakuan kamu...
AILEEN
(Mabok, bicara ngelantur)
Siapa yang mabuk... kamu tuh yang mabuk...
NERISSA memapah AILEEN keluar dari tempat hiburan. NERISSA agak kesulitan memapah tubuh AILEEN karena kondisi AILEEN benar-benar mabuk berat.
CUT TO
7. EXT.TEMPAT HIBURAN MALAM - PARKIRAN MOBIL - MALAM
NERISSA memapah AILEEN menuju mobil NERISSA yang terparkir di halaman parkir. AILEEN tiba-tiba muntah di dekat mobil NERISSA. NERISSA masih setia menemani ALIEEN dan membantu AILEEN.
NERISSA lalu membantu AILEEN masuk ke dalam mobilnya. AILEEN duduk di kursi depan. AILEEN mulai tenang, duduk sambil memejamkan kedua matanya.
NERISSA berdiri di depan mobil menelpon seseorang sambil melihat ke arah pintu masuk tempat hiburan malam. Satu pelayan tempat hiburan keluar dan berlari cepat menghampiri NERISSA. Keduanya terlihat tidak tenang selalu mengawasi sekitar seperti ketakutan.
PELAYAN
(Gelisah)
Ada apa Mba...
NERISSA
(Menyodorkan amplop berisi uang)
Ini tambahn uang buat kamu... tapi tolong...
jaga rahasia ini.. Jangan sampe ada orang lain tau...
PELAYAN
(Senyum puas)
Iya, mba...
NERISSA
Sekarang kamu pergi...
Pelayan berlari kembali masuk ke dalam tempat hiburan. NERISSA menoleh kebelakang dan melihat AILEEN yang tertidur di kursi depan.
NERISSA
(Bicara sendiri)
Akan aku pastikan semuanya berakhir malam ini, Leen..
Karir`mu dan juga sakit hati`ku...
NERISSA tersenyum sinis lalu NERISSA masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin mobil dan memacu mobilnya meninggalkan tempat hiburan malam.
CUT TO
8. INT. WARUNG MIE AYAM - MALAM
Hujan turun rintik-rintik. Lampu jalan menyinari jalanan yang sepi dari lalu lalang kendaraan bermotor. Aspal masih basah terkena rintik hujan yang belum juga berhenti.
Warung mie ayam ramai pengunjung. DAISHA duduk di satu kursi, di satu sudut warung dan menyanyikan lagu dari Payung Teduh “Perempuan yang sedang dalam pelukan” sambil memetik gitar akustik, menghibur para pelanggan warung.
DAISHA
(Memainkan gitar dan bernyanyi)
Tak terasa gelap pun jatuh... Diujung malam... menuju pagi yang dingin... hanya ada sedikit bintang malam ini...
mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya..
lalu mataku merasa malu... semakin dalam ia malu kali ini kadang juga ia takut tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya... di malam hari.. menuju pagi... sedikit cemas... banyak rindunya... uuuu....uuu....uuu....
Pelanggan warung mie sangat menikmati suara merdu DAISHA. NARAYA sibuk melayani di meja kasir. PAMAN DEN mondar-mandir mengantarkan pesanan dari meja ke meja.
DAISHA mengakhiri tampilannya. Semua bertepuk tangan lalu DAISHA melepas tali gitar dan menaruh gitar di sudut dekat sound system.
NARAYA dan PAMAN DEN berdiri di meja kasir memperhatikan DAISHA yang tengah merapihkan tasnya di atas satu meja. NARAYA dan PAMAN DEN khawatir dengan kondisi kesehatan DAISHA. DAISHA jalan menuju meja kasir. Menggendong tas ransel. Headphone menggantung di leher.
NARAYA
(Cemas)
Kamu yakin mau pergi sendiri...
PAMAN DEN
(Cemas)
Iya, Dai.... mending kamu ditemenin, Ra...
Paman khawatir sama kamu...
DAISHA
(Pura-pura ceria dan kuat)
Dai, bisa sendiri kok Paman... Paman ga usah khawatir, ya...
(Senyum)
NARAYA menatap nanar DAISHA. DAISHA senyum pada NARAYA lalu mencubit kedua pipi NARAYA, gemes.
DAISHA
(Pada NARAYA)
Gue bakal baik-baik aja, sobat kecil...
(Senyum)
PAMAN DEN menghela nafas panjang, pasrah. NARAYA cemberut.
DAISHA
(Pada PAMAN DEN)
Dai pergi dulu, ya Paman...
(Pada NARAYA) dadah sobat kecil...
DAISHA memakai headphone. Senyum ke PAMAN DEN lalu ke NARAYA. DAISHA jalan keluar warung. PAMAN DEN menghela nafas lalu menoleh pada NARAYA yang masih berdiri di dekat meja kasir dengan tatapan penuh rasa cemas.
CUT TO
9. EXT. JALAN RAYA - TROTOAR - MALAM
DAISHA jalan di atas trotoar. Beberapa kendaraan bermotor melintas di jalan raya. Lampu jalan menerangi jalan raya. Rintik hujan masih turun. DAISHA tidak bersemangat, jalan sambil mendengarkan musik lewat headphone.
FLASHBACK
PENGULANGAN SCENE NO.05 SEBAGAI PENEGASAN BAGAIMANA PROSES AILEEN MERENDAHKAN DAISHA.
FLASHBACK BERAKHIR
Satu anak kucing mengeong di tepi jalan raya. DAISHA iba lalu jalan cepat mendekati anak kucing. DAISHA jongkok mengambil anak kucing, mengelus-elus anak kucing dengan penuh kasih sayang.
Tiba-tiba satu mobil sedan melaju cepat melewati DAISHA. DAISHA terkejut, bangun dan lompat ke atas trotoar sambil menggendong anak kucing.
Tak berapa lama, mobil sedan terlihat berhenti di satu sudut jalan yang sepi. DAISHA masih memperhatikan dari jauh dan melepas headphone, memantau sambil menggendong anak kucing.
Terlihat NERISSA keluar dari pintu depan sebelah kanan mobil. NERISSA jalan menunju pintu depan sebelah kiri dengan gerak-gerik mencurigakan. NERISSA membuka pintu dan memaksa AILEEN yang dalam kondisi mabuk, keluar dari dalam mobil.
DAISHA terus memperhatikan tingkah keduanya dari kejauhan sambil menggendong anak kucing.
INSERT
Satu mobil truck melaju dengan kecepatan tinggi dari arah lain. Lampu depan mobil truck menyorot sangat terang ke arah jalanan. DAISHA mulai berdiri tidak tenang dan kedua kakinya tengah bersiap untuk berlari.
Tanpa diduga, NERISSA mendorong AILEEN ke tengah jalan. Terdengar suara klakson mobil Truck berkali - kali. Lampu mobil truck menyorot sangat terang.
DAISHA memutuskan untuk berlari dan mendorong AILEEN ke tepi. Keduanya jatuh tersungkur di aspal. Mobil Truck terus melaju. Anak kucing mengeong dalam dekapan DAISHA.
DAISHA bangun dan duduk di aspal. DAISHA masih shock. CU pada lengan kiri DAISHA yang berdarah. DAISHA melihat ke seberang jalan. LS; NERISSA memegang HP seperti sedang merekam.
DAISHA menoleh pada AILEEN. AILEEN terbaring tidak sadarkan diri. DAISHA mendekati AILEEN, panik. DAISHA menggoyang-goyangkan tubuh AILEEN. CU pada kening AILLEN yang berdarah.
CUT TO
ESTABLISH - Gedung rumah sakit tampak depan.
10. INT. RUMAH SAKIT - LOBBY - MALAM
Lobby rumah sakit tidak ramai. Ada dua petugas di meja resepsionis. DAISHA duduk di bangku lobby dengan lengan kiri terbalut perban sambil memangku anak kucing.
DAISHA masih shock. NARAYA duduk mendampingi DAISHA. PAMAN DEN datang dari sudut lain rumah sakit.
PAMAN DEN
Dai.. Kata dokter kamu boleh pulang...
DAISHA berdiri dibantu NARAYA. Dua polisi datang dari pintu utama, melintas di depan DAISHA. DAISHA tegang. NARAYA menoleh pada DAISHA, mengelus punggung DAISHA, menenangkan DAISHA.
DAISHA
(Suara pelan)
Paman...
PAMAN DEN
(Panik)
Kenapa, Dai... ada yang sakit...
Perlu Paman panggilkan dokter...
DAISHA
(Suara lemah)
Aku baik-baik aja, Paman...
Aku boleh liat Leen..
PAMAN DEN terkejut langsung melihat NARAYA. NARAYA menganggukan kepalanya satu kali. PAMAN DEN mengerti kode yang diberikan oleh NARAYA. PAMAN DEN lalu menatap DAISHA dan mengangguk satu kali.
CUT TO
11. INT. RUMAH SAKIT - KORIDOR - MALAM
Ketiganya berjalan di koridor rumah sakit. Koridor sepi. Lampu koridor menyala tidak terang, sedikit remang. Suara binatang malam terdengar sayup-sayup di telinga.
DAISHA berjalan sambil menahan rasa sakit. NARAYA menge`eratkan pegangan lengannya pada tubuh DAISHA. PAMAN DEN berjalan di belakang keduanya, membawa satu kantung palstik berisi obat. Menggendong tas ransel kepunyaan DAISHA dan menjinjing tas tali kepunyaan NARAYA serta memangku anak kucing yang tertidur pulas.
CUT TO
12. INT. MOBIL NERISSA - PARKIRAN RUMAH SAKIT - MALAM
Parkiran rumah sakit sepi hanya ada beberapa mobil yang terparkir. Mobil NERISSA memasuki parkiran rumah sakit. Mesin mobil masih menyala, NERISSA masih duduk dibalik kemudi dan wajahnya terlihat sangat kesal.
NERISSA
(Bicara sendiri, memukul kemudi dengan kedua tangan)
Sial... semua rencana aku gagal...
Tapi aku ga boleh panik... Aku harus tetep tunjukin rasa simpati aku sama Leen... dan aku harus pastiin kalo si cewe tomboy itu ga akan buka mulut..
NERISSA mematikan mesin mobil dan keluar dari dalam mobil.
CUT TO
13. INT. RUMAH SAKIT - DEPAN RUANG RAWAT AILEEN - MALAM
LS; Dua orang polisi berdiri di depan pintu ruang rawat, terlibat obrolan dengan IBU THISA (45 Tahun, Ibu AILEEN). IBU THISA, menangis.
Satu Suster keluar dari ruang rawat. Jalan ke arah DAISHA dan yang lainnya. DAISHA merentangkan tangan kanannya, menghadang langkah Suster.
DAISHA
(Suara lemah)
Suster... sebentar...
SUSTER
(Ramah)
Iya, Mba.. ada apa...
DAISHA
Itu ada apa ya... kok ada polisi...
SUSTER
(Curiga)
Mba ini siapa ya...
Maaf.. apa hubungan mba dengan pasien di ruang rawat itu...
PAMAN DEN
(Menyambar pembicaraan)
Kami sodaranya Sus...
SUSTER
Oh, gitu....
Polisi itu sedang mencari informasi tentang kecelakaan yang menimpa mba leen..
DAISHA
(Memotong)
Kondisi Leen gimana, Sus...
SUSTER
Akibat benturan keras di bagian depan kepalanya...
Mba Leen mengalami kebutaan...
DAISHA terkejut lalu berdiri lemas seperti hendak jatuh. NARAYA dan PAMAN DEN menahan tubuh DAISHA, sebisanya. DAISHA menitikan air mata dan shock.
SUSTER
Maaf, saya harus pergi...
PAMAN DEN
Iya Sus... silahkan....
terimakasih Sus...
DAISHA merangkul NARAYA. PAMAN DEN menjaga tubuh DAISHA dari belakang.
PAMAN DEN
Sebaiknya kita pulang saja...
PAMAN DEN dan NARAYA memapah DAISHA menuju pintu utama rumah sakit. Terlihat NERISSA datang dan berjalan dari arah yang berlawanan. Slow Motion saat NERISSA melewati DAISHA dan keduanya saling pandang tapi tidak saling sapa.
Tanpa sepengetahuan DAISHA, NERISSA menoleh ke belakang melihat pada DAISHA yang berjalan menuju pintu utama dan ketika NERISSA melanjutkan langkahnya, DAISHA menoleh ke belakang melihat pada NERISSA. Ekspresi wajah DAISHA terlihat bingung dengan kedatangan NERISSA malam itu. DAISHA tidak berhenti berjalan, hingga keluar dari gedung rumah sakit.