Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Blind Heart
Suka
Favorit
Bagikan
6. #6
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

CUT TO

 

56. EXT - KORIDOR - RUMAH SAKIT - MALAM

 

PAMAN DEN jalan tergesa-gesa di koridor rumah sakit dengan ekspresi wajah panik. Tangan kanannya memegang selembar kertas yang terbuka dan tangan kirinya memegang HP.

 

Dari arah depan, NERISSA jalan membawa dua gelas plastik berisi minuman hangat dan satu bungkus plastik berisi beberapa roti.

 

PAMAN DEN berjalan sambil menelpon. Wajahnya terlihat panik lalu tidak sengaja menubruk NERISSA hingga dua gelas minuman yang dibawa NERISSA jatuh dan tumpah di lantai.

 

PAMAN DEN

(Merasa bersalah, panik)

Maaf Mba... Saya minta maaf...

Saya bener-bener ga sengaja...

 

NERISSA

(Bicara sambil membersihkan bajunya yang basah)

Kalo jalan liat-liat dong, Pa...

(Kesel)

Jadi basah deh baju aku...

 

PAMAN DEN

(Mengamati wajah NERISSA )

Kamu Nerissa kan...?

 

NERISSA

(Melihat PAMAN DEN sinis lalu ngeluyur pergi)

 

PAMAN DEN

(Menarik lengan NERISSA)

Tunggu...

 

NERISSA

(Ketus)

Bapa jangan kurang ajar ya ...

 

PAMAN DEN

(Melepaskan tangan NERISSA)

Apa pernah Dai berbuat salah sama kamu...?

 

NERISSA diam seperti sedang berpikir dengan ekspresi wajah ketus. Kedua mata PAMAN DEN memerah menahan tangis dan amarah. Keduanya berdiri saling membelakangi.

 

PAMAN DEN

(Membentak)

Apa pernah Dai berbuat salah sama kamu...?

 

NERISSA

(Terperanjat tapi tetap diam tidak membalikan badan)

 

INSERT

 

IBU THISA berdiri di balik tembok dan memperhatikan.

 

PAMAN DEN

(Menahan marah)

Tolong jangan libatkan Dai dalam masalah kamu...

Dai sudah cukup menderita dengan penyakitnya..

 

PAMAN DEN menitikan air mata. CU pada tangan PAMAN DEN yang meremas kertas lalu gumpalan kertas dibanting ke lantai dengan penuh emosi. NERISSA masih terdiam tanpa perlawanan juga tanpa berbalik badan.

 

PAMAN DEN pergi. NERISSA membalikan badan melihat pada PAMAN DEN yang mulai berjalan menjauh. Kedua mata NERISSA berkaca-kaca lalu ia melihat gumpalan kertas yang tergeletak di lantai. CU pada gumpalan kertas di lantai.

 

NERISSA mengambil gumpalan kertas itu lalu kembali melihat ke arah PAMAN DEN yang sosoknya mulai tidak terlihat. NERISSA merapihkan kertas, penasaran dengan isi tulisan yang ada didalamnya.

 

IBU THISA mendekati NERISSA dan menyapa NERISSA dari arah belakang.

 

IBU THISA

Risaa..

 

NERISSA terkejut dan salah tingkah. NERISSA segera menyembunyikan gumpalan kertas ke dalam kantung berisi roti.

 

NERISSA

(Salah tingkah)

Tante...

Kok Tante di sini...?

 

IBU THISA

 Tante bosen di ruangan terus...

NERISSA

(Salah tingkah)

Oh gitu ya...

Ini Tan... tadi...

Minumannya tumpah...

(Menunjuk ke lantai)

 

IBU THISA

 (Melihat dua gelas di lantai)

Ya ampun... Kok bisa...

 

NERISSA

Itu..

 Tadi ada orang yang ga sengaja nabrak aku gitu, Tan..

 

IBU THISA

Kalo gitu kita minum di kantin aja...

Tante bosen di kamar terus..

 

NERISSA

(Mengambil gelas minuman di lantai)

Gitu ya, Tan...

Ya udah kalo itu maunya Tante...

 

NERISSA dan IBU THISA jalan menuju kantin. Kantung plastik yang berisi roti dan gumpalan kertas serta gelas minuman, dibuang oleh NERISSA ketika melintas di depan tempat sampah.

 

CUT TO

 

57. INT - RUANG RAWAT DAISHA - RUMAH SAKIT - MALAM

 

DAISHA duduk di atas tempat tidur dan berusaha beranjak dari tempat tidur. DAISHA menurunkan kaki kanannya dan tanpa diduga, KALANDRA masuk ruang rawat.

 

KALANDRA

(Teriak)

Dai...

Loe mao ngapain...

 

KALANDRA bergegas menahan DAISHA agar tidak turun dari tempat tidur. KALANDRA berdiri dihadapan DAISHA lalu membalikan ujung bagian depan topinya kebelakang kepala agar pandangnya lebih luas.

 

DAISHA

(Suara lemah)

Anter gue nemuin Leen, Ndra...

 

KALANDRA

(Kaget)

Apa...

 

DAISHA

Gue mau loe anterin gue nemuin Leen...

 

KALANDRA

 (Memegang lengan DAISHA)

Mending loe istirahat...

dan loe lupain Leen...

 

DAISHA

Gue denger semua omongan loe sama Ra soal Nerissa...

  

KALANDRA

(Tercengang)

Maksud loe apa sih...

(Pura-pura ga ngerti)

 

DAISHA

(Memegang lengan KALANDRA)

Loe mau`kan nolongin gue...

Please....

 

DAISHA mengeratkan pegangan tangannya pada lengan KALANDRA.

 

KALANDRA

(Terpaksa)

Ya sudah kalo itu mau loe...

Gue bakal anter loe buat nemuin Leen...

 

DAISHA

(Senyum)

Makasih ya...

 

KALANDRA

Loe tunggu sebentar..

Gue cari kursi roda dulu...

 

DAISHA

Buat apa kursi roda...

Gue masih kuat jalan kok...

 

KALANDRA

(Cemas)

Loe yakin...

 

DAISHA

(Memotong pembicaraan)

Yakin... Gue pinjem topi loe dong...

(Mengambil topi dari kepala KALANDRA)

Jaket loe juga...

 

KALANDRA

(Bingung)

Jaket juga...

 

DAISHA

Iya....

(Memakai jaket KALANDRA)

Kita pergi sekarang sebelum Ra sama Paman dateng..

 

DAISHA turun dari tempat tidur. KALANDRA melihat tangan DAISHA yang melingkar di lengannya. KALANDRA diam terpaku tidak bergerak.

 

DAISHA

(Kesel)

Kok malah bengong... Ayooo...

(Menarik lengan KALANDRA)

 

KALANDRA

(Kaget)

Ohh... Iyaaa... ayoo...

 

Keduanya jalan keluar ruangan. KALANDRA memapah DAISHA dengan sangat hati-hati.

 

CUT TO

 

58. INT- KANTIN - RUMAH SAKIT - MALAM

 

NERISSA mengantri memesan minuman dan makanan. IBU THISA duduk di satu sudut dengan wajah gelisah sambil memegangi HP. Sesekali kedua matanya melihat ke arah NERISSA lalu ke HP dan tidak berapa lama, HP IBU THISA berdering.

 

IBU THISA

(Menerima panggilan telpon)

Malam, Pa.... Iya betul... tadi saya coba menghubungi Bapa..

(Melihat pada NERISSA, gelisah)

Saya minta tolong...

agar semua proses penyelidikan dipercepat ya, Pa...

Baik, Pa... Terimakasih...

(Menutup telpon)

 

NERISSA datang membawa dua gelas berisi minuman hangat lalu duduk di sebelah IBU THISA. IBU THISA terlihat terkejut dengan kedatangan NERISSA.

 

NERISSA

Abis nerima telpon dari siapa, Tan...

Kok mukanya panik gitu...

 

IBU THISA

(Grogi)

Oh... Ini...

Sepupunya Leen tanya kabar soal Leen...

 

NERISSA

(Senyum sambil menyodorkan minuman)

Oh...

Diminum tante... kuenya sebentar lagi diantar...

  

IBU THISA

Makasih ya, Risaa...

 

IBU THISA lalu mengambil gelas minuman dan meneguk minuman. Keduanya terlihat canggung seperti saling menyimpan kecurigaan diantara satu dengan yang lain. Pelayan kantin datang membawa pesanan kue dan di taro di atas meja.

 

CUT TO

 

59. EXT - DEPAN RUANG RAWAT AILEEN - RUMAH SAKIT - MALAM

 

KALANDRA dan DAISHA berhenti di depan satu ruang rawat. DAISHA menoleh dan mengamati wajah KALANDRA yang tengah memandangi pintu ruang rawat itu, seperti ingin memastikan.

 

DAISHA

Kenapa ...

 

KALANDRA masih diam dan kedua matanya masih tertuju pada pintu ruang rawat yang ada dihadapan mereka. DAISHA ikut mengamati pintu ruang rawat yang tertutup rapat itu.

 

DAISHA

Ini ruangannya..?

 

KALANDRA menoleh pada DAISHA. Satu SUSTER keluar dari dalam ruangan. KALANDRA melepas pegangan tangan DAISHA dengan hati-hati dan berjalan mendekati SUSTER.

 

KALANDRA

Sus...

Apa Leen masih di rawat di ruang ini...

 

SUSTER

(Bingung)

Mas ini siapa ya...

apa hubungannya dengan pasien...?

 

KALANDRA

Kami berdua sodaranya, Sus...

Kami datang untuk menjenguk...

 

SUSTER

Oh begitu...

 Iya, Mas...  Mba Leen masih di ruangan ini...

dan sekarang sedang beristirahat...

 

DAISHA

Ada orang selain Mba Leen di dalam, Sus...

 

KALANDRA

(Menoleh pada DAISHA lalu kembali melihat SUSTER)

 

SUSTER

Di dalam hanya ada Mba Leen...

Maaf... saya harus kembali bekerja...

 

KALANDRA

(Pada SUSTER)

Oh iya, Sus...

Terimakasih banyak atas informasinya..

 

SUSTER jalan menjauh. KALANDRA melihat pada DAISHA lalu jalan mendekati DAISHA. Memapah DAISHA menuju pintu masuk ruangan.

  

KALANDRA

Gue di luar ya...

Gue takut Ibunya Leen atau Nerissa dateng...

 

DAISHA senyum terus masuk ruang rawat dengan langkah perlahan. KALANDRA berdiri di dekat pintu dan tidak menutup rapat pintu ruangan.

 

CUT TO

 

60. INT - RUANG RAWAT AILEEN - RUMAH SAKIT - MALAM

 

DAISHA jalan pelan menuju tempat tidur AILEEN. Air matanya menetes ketika melihat kondisi AILEEN yang terbaring lemah dengan selang infus yang terpasang di tangan kirinya.

 

DAISHA berdiri di samping tempat tidur AILEEN lalu menoleh pada KALANDRA. KALANDRA tersenyum. DAISHA lalu melihat kembali pada AILEEN.

 

DAISHA

(Memegang tangan AILEEN, sedih)

Gue bener-bener minta maaf... Gue ga ada maksud buat nyelakain loe... Tapi gue janji...

Gue bakal tebus kesalahan gue...

 (Menunduk menangis)

 

DAISHA melepas pegangan tangannya dari jemari AILLEN lalu beralih meremas besi tepian tempat tidur AILEEN sambil menangis.

 

Air mata DAISHA menitik di atas lengan AILEEN dan jemari AILEEN bergerak tanpa sepengetahuan DAISHA.

 

KALANDRA

(Panik)

Dai...

Kita harus pergi sekarang...

 

DAISHA menoleh lalu menghapus air matanya. Menurunkan bagian depan topi sampai menutup sebagian wajahnya. KALANDRA bergegas mendekati dan memapah DAISHA.

 

NERISSA membuka pintu lalu masuk, disusul oleh IBU THISA dibelakangnya.

 

NERISSA

(Kaget)

Siapa kalian....?

 

IBU THISA

Apa yang kalian lakukan pada anak saya...

 

IBU THISA berlari ke arah tempat tidur AILEEN dan memastikan AILEEN dalam keadaan baik-baik saja.

 

NERISSA mengamati DAISHA yang terus-terusan menunduk menyembunyikan wajahnya. KALANDRA berdiri mendampingi DAISHA dan kali ini jemarinya menggenggam erat jemari DAISHA.

 

NERISSA

(Membuka paksa topi DAISHA)

Oh.. ternyata kamu...

(Memegang topi)

Dasar ga tau diri...

(Senyum sinis)

 

IBU THISA jalan mendekati DAISHA. IBU THISA berdiri dihadapan DAISHA dengan wajah marah. DAISHA melepaskan pegangan jemari KALANDRA dan senyum ramah pada IBU THISA.

 

IBU THISA

(Menampar DAISHA)

 

KALANDRA dan NERISSA terkejut dengan tindakan cepat yang dilakukan oleh IBU THISA.

 

 

IBU THISA

(Marah)

Hasrat kamu itu bukan pada tempatnya...

Jadi tolong... Jangan pernah temui Leen lagi...

 

DAISHA

(Menitikan air mata)

Kenapa Tante masih menghakimi saya...

 

IBU THISA

(Membentak)

Pergi...

 

DAISHA kecewa menerima perlakuan IBU THISA. DAISHA jalan menuju pintu yang terbuka. KALANDRA menyusul DAISHA dan memapah DAISHA.

 

IBU THISA

(Pada DAISHA)

Perbuatan`mu akan segera berbuah hasil...

Jadi bersiaplah...

 

DAISHA berhenti berjalan tepat di depan pintu ruangan tapi tidak membalikan badan hanya menunduk dan menangis.

 

NERISSA dan IBU THISA memperhatikan dengan wajah sinis. KALANDRA menoleh kebelakang dengan ekspresi muka marah lalu jalan mendekati NERISSA dan IBU THISA.

 

KALANDRA

(Pada IBU THISA)

Kenapa hati Ibu begitu buta...

Ibu tak cukup jeli`kah melihat titik gelap yang sebenarnya...?

 

DAISHA

(Pada KALANDRA)

Ndra... Cukup....

kita pergi sekarang...

 

KALANDRA

(Pada IBU THISA)

Ibu sudah menghakimi orang yang salah....

(Pada Nerissa)

Dan loe orang yang lebih pantas nerima penghakiman ini..

(Mengambil paksa topi dari tangan NERISSA)

 

KALANDRA mendekati DAISHA dan memapah DAISHA keluar dari ruang rawat. IBU THISA berdiri sambil mengepalkan tangan kanannya. NERISSA senyum sinis sambil terus melihat ke arah pintu.

 

CU pada kedua mata AILEEN yang terpejam tapi mengeluarkan air mata.

 

CUT TO

 

61. EKS - KORIDOR - RUMAH SAKIT - MALAM

 

DAIHSA berhenti berjalan lalu melepaskan pegangan tangan KALANDRA dari pinggangnya. DAISHA mendekati tiang penyangga koridor lalu berdiri bersandar pada tiang. Tatapannya sendu, KALANDRA hanya mampu terdiam dan memperhatikan dengan perasaan iba.

 

KALANDRA

(Cemas)

Kenapa...

 

DAISHA

(Diam dan menangis sambil menatap satu titik di depannya)

 

KALANDRA

(Bicara dalam hati sambil mengamati DAISHA)

Rasanya gue ga sanggup Dai...

Liat loe menderita menanggung kesalahan orang lain...

 

DAISHA

Makasih ya...

Loe dah mau nemenin gue...

(Menoleh lirih)

Meskipun ga ada komunikasi diantara kami.. Paling ga..

Gue bisa liat kondisi Leen...

(Senyum lirih)

 

KALANDRA

Kenapa loe nerima perlakuan mereka...

Loe itu ga salah... Kejadian malem itu bukan salah loe...

Leen buta bukan salah loe... Bukan karena loe...

(Kesel)

Loe ngerti ga sih...

 

DAISHA

(Senyum lirih lalu melihat ke arah depan dan melamun)

 

KALANDRA

(Berdiri disebelah DAISHA, kesel)

Atau bener yang mereka bilang... kalo loe suka sama Leen...

Jadi loe rela nerima semuanya... Demi Leen..

 

DAISHA

(Bicara dengan tatapan ke arah depan)

Kenapa semua orang selalu berpikiran kalo berbuat baik pada orang lain itu karena ada dasar rasa suka...

(Menoleh pada KALANDRA)

Apa kalo kita ga punya dasar rasa suka sama orang atau bahkan kita ga kenal sama orang itu... kita ga bisa berbuat baik...

 

KALANDRA

Terus kenapa...

 

DAISHA

Baik itu bukan penjelasan, Ndra...

Tapi bukti dari kejujuran sikap...

 

KALANDRA

 Itu bukan jawaban Dai...

Loe harusnya ga sepasrah ini...

Loe itu korban... Korban kebutaan hati mereka...

 

DAISHA

(Senyum)

Gue bukan pasrah.... Gue hanya berserah... Karena sekarang bukan waktunya buat gue cari pembenaran...

 (Jalan menjauhi KALANDRA)

 

KALANDRA

(Cemas, mengejar DAISHA)

Tunggu....

(Berdiri menghadang DAISHA)

 

DASIHA

(Kesel)

Kalo loe masih bahas hal yang sama...

Maaf... Gue ga tertarik... Gue cape..

Gue mau balik ke ruangan..

 

KALANDRA

(Membalikan badan dan membungkuk)

Naek ke atas punggung gue...

Jarak dari sini ke kamar loe lumayan jauh...

Gue ga mau loe cape...

 

DASIHA Senyum lalu naik ke atas punggung KALANDRA. Keduanya lalu jalan menyusuri lorong koridor rumah sakit yang sepi dengan penerangan lampu yang kurang terang. KALANDRA menggendong DAISHA sambil menitikan air mata.

 

DAISHA

Ndra... Gue ngantuk... Gue tidur ya..

(Mengeratkan pegangan tangannya)

 

KALANDRA hanya diam sedang DAISHA memejamkan kedua matanya, bersandar pada tubuh KALANDRA sambil tersenyum.

 

CUT TO

 

62. INT - WARUNG MIE PAMAN DEN - MALAM

 

Warung mie tutup tapi rolling door masih dibiarkan terbuka. Lampu di dalam warung menyala terang. Bangku-bangku bertumpuk di atas meja. PAMAN DEN duduk dengan wajah sedih di satu sudut, sendirian.

 

NARAYA datang dengan tergesa-gesa, menaruh tas di atas meja kasir dan berjalan menghampiri PAMAN DEN.

 

NARAYA

(Mengambil bangku lalu duduk disebelah PAMAN DEN)

Paman, aku minta maaf....

Tadi aku ga bisa angkat telpon dari Paman...

(Cemas)

Ada apa Paman... Apa terjadi sesuatu pada Dai...

 

PAMAN DEN

(Menunduk, menangis)

 

NARAYA

(Bingung)

Paman... (Memegang pundak PAMAN DEN)

      Kenapa Paman... Apa terjadi sesuatu sama Dai...

(Panik)

 

PAMAN DEN

(Bicara dengan wajah sedih)

Besok Dai masuk ruang operasi...

 (Menahan tangis)

Paman takut, Ra...

Paman takut kehilangan, Dai...

 

PAMAN DEN langsung tertunduk dan menangis tersedu-sedu. NARAYA tak kuasa melihat kesedihan PAMAN DEN. Air mata NARAYA juga ikut menetes, ia juga tak kuasa jika harus kehilangan seorang sahabat juga saudara untuk selamanya.

 

CUT TO

 

63. INT - RUANG RAWAT AILEEN - RUMAH SAKIT - MALAM

 

NERISSA membetulkan selimut AILEEN. IBU THISA duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur AILEEN. IBU THISA mengamati gerak-gerik NERISSA tanpa sepengetahuan NERISSA.

 

IBU THISA

Ris... Tante boleh tanya sesuatu...

 

NERISSA

(Ramah, berdiri disamping tempat tidur AILEEN)

Tante mau tanya apa...

 

IBU THISA

Malam kejadian sewaktu Leen kecelakaan...

Bukannya Leen lagi sama kamu ya...

Soalnya Leen sempet telpon Tante....

 kalo dia mau jalan sama kamu sehabis sesi pemotretan...

 

NERISSA

(Salah tingkah)

Oh... malem itu ya, Tan...

Iya Tan... Selesai pemotretan emang kami pulang bareng Tan...

(Terbata-bata) Sempet jalan bareng juga...

tapi abis itu.. Kami pisah, Tan...

 

IBU THISA

(Ragu)

Oh...

 

NERISSA

(Gelisah, bicara sendiri)

Kok tumben Tante tanya soal itu...

 

IBU THISA

(Santai)

Tante cuma mau tau aja...

di malem kejadian itu kalian masih sama-sama ga...

(Senyum) Sapa tau kamu bisa bantu Leen...

 jadi saksi yang bisa memberatkan Dai...

 

NERISSA

(Salah tingkah)

Gitu ya, Tan...

(Senyum kepaksa)

Risa kira ada apa...

soalnya ga biasa-biasanya Tante bahas soal ini...

 

NERISSA salah tingkah dan berdiri menjauh dari tempat tidur. IBU THISA berdiri mendekati AILEEN lalu memegang jemari AILEEN. AILEEN masih terbaring, tertidur.

 

IBU THISA

(Melihat AILEEN sambil bicara pada NERISSA)

Tante cuma mastiin aja Dai menerima hukuman yang setimpal..

Karena yang salah harus menerima hukumannya.. Iya`kan Risaa...

(Menoleh pada NERISSA)

 

NERISSA semakin salah tingkah ketika IBU THISA menoleh dan menatapnya. CU pada jemari AILEEN yang membalas genggaman jemari IBU THISA.

 

CUT TO

 

64. INT - RUANG RAWAT DAISHA - RUMAH SAKIT - MALAM

 

KALANDRA menurunkan DAISHA dari punggungnya dengan perlahan lalu DAISHA terduduk di atas tempat tidur. KALANDRA kelelahan.

 

DAISHA

(Bicara sambil melepas jaket KALANDRA)

Cape ya...

 

KALANDRA

(Senyum)

Sedikit....

 

DAISHA

(Mengembalikan jaket)

Makasih ya..

 Loe dah mau bantuin gue dan jagain gue malem ini...

(Melepas topi)

Sekali lagi makasih...

 

DAISHA memakaikan topi ke kepala KALANDRA. DAISHA menatap KALANDRA dengan tatapan lirih. Keduanya saling mengadu pandang dengan kedua sorot mata menyiratkan kesedihan.

 

DAISHA

(Menitikan air mata)

Sebaiknya loe pulang...

 Dah malem...

 

DAISHA berbaring. KALANDRA menyelimuti tubuh DAISHA dengan ekspresi sedih. DAISHA memalingkan wajah tidak mau melihat KALANDRA lalu berpura-pura tidur.

KALANDRA

(Sedih, bicara pelan)

Gue balik ya...

Sampe ketemu besok...

(Mencium kening KALANDRA)

 

KALANDRA jalan menuju pintu. DAISHA berpura-pura tidur. KALANDRA menoleh pada DAISHA dengan kedua mata memerah. KALANDRA tertunduk sedih lalu membuka pintu dan keluar.

 

DAISHA membuka mata dan melihat ke arah pintu. Tidak ada sosok KALANDRA dan DAISHA menangis.

 

CUT TO

 

65.   EXT - KORIDOR - RUMAH SAKIT - PAGI

 

KALANDRA mendorong kursi roda DAISHA. Wajah DAISHA pucat dan kondisi fisiknya lemah. PAMAN DEN merangkul NARAYA dan berjalan di belakang KALANDRA dengan ekspresi wajah sedih.

 

Di sudut lain koridor, SUSTER mendorong kursi roda AILEEN, dibelakangnya IBU THISA berjalan bersebelahan dengan NERISSA. NERISSA terlihat menggandeng lengan IBU THISA dan ekspresi wajah keduanya cemas dan tegang.

 

Pagi itu koridor ramai dengan hilir mudik perawat dan pengunjung. Di satu persimpangan, DAISHA dan AILEEN saling berpapasan. Slow Motion ketika DAISHA dan AILEEN saling melewati menuju arah yang berbeda.

 

Setelah saling melewati. NERISSA menoleh beberapa detik ke arah belakang dan melihat ke arah rombongan DAISHA. Ekspresi wajah NERISSA angkuh.

 

 

 

 

 

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar