Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ESTABLISH - Gedung rumah sakit secara keseluruhan.
CUT TO
46. EXT. RUMAH SAKIT - KORIDOR - PAGI
Dua orang perawat jalan di koridor rumah sakit. Langit cerah, udara terasa sejuk dan sinar matahari mulai memancar, menyinari titik-titik embun di pucuk rerumputan taman di sepanjang tepian koridor.
PAMAN DEN dan NARAYA berdiri bersebelahan. Keduanya memperlihatkan ekspresi wajah sedih sambil memperhatikan DAISHA yang duduk sendirian di taman rumah sakit, di atas kursi roda dengan posisi membelakangi NARAYA juga PAMAN DEN.
PAMAN DEN
Paman rasanya belom siap kehilangan Dai, Ra..
NARAYA
Coba aja malem itu mereka ga cerita soal kondisi Leen yang depresi dan masuk rumah sakit...
Mungkin kondisi Dai ga akan memburuk, Paman...
KALANDRA datang, diam tidak menyapa hanya berdiri di belakang PAMAN DEN juga NARAYA. Wajahnya menampakan terkejutan ketika mendengar pembicaraan PAMAN DEN dan NARAYA mengenai kondisi DAISHA.
KALANDRA
Siapa Leen...
PAMAN DEN
(Menoleh kebelakang, kaget)
Kalandra... (Kikuk) Sejak kapan kamu berdiri disitu...?
KALANDRA
(Penasaran)
Sebenarnya apa yang terjadi pada Dai, Paman...
KALANDRA mulai terlihat cemas. PAMAN DEN berdiritidak tenang dan semakin gelisah mendengar pertanyaan KALANDRA. NARAYA mendekati KALANDRA dan langsung menarik lengan KALANDRA untuk berjalan menjauhi PAMAN DEN.
CUT TO
47. EXT. KANTIN - RUMAH SAKIT - PAGI
Kantin rumah sakit sedikit ramai. NARAYA meminta KALANDRA untuk duduk di satu meja yang berada di sudut, jauh dari keramaian.
KALANDRA
(Bingung)
Kenapa loe bawa gue ke sini...
NARAYA
Karena aku ga mau bikin Paman merasa terbebani perasaannya..
dengan pertanyaan kamu...
KALANDRA
Gue ga ngerti maksud loe...
NARAYA duduk lalu KALANDRA ikut duduk dengan ekpresi wajah yang terlihat seperti orang kebingungan.
NARAYA
(Duduk, menghela nafas)
Kamu kenal Leen atau Aileen...
anak kampus kita yang model cantik itu...
KALANDRA
Iya... gue tau...
NARAYA
Leen hampir tertabrak mobil oleh truck...
dan Dai berhasil meloloskan Leen dari maut...
tapi... diluar dugaan....
Aksi penyelamatan Dai malah bikin Leen mengalami benturan keras di bagian kepalanya...
KALANDRA
Benturan...?
NARAYA
Iya... Benturan itu...
Bikin sebagian dari syaraf-syaraf penglihatan Leen mengalami kerusakan... sampai akhirnya Leen kehilangan penglihatannya..
KALANDRA
(Nyeletuk)
Buta...
NARAYA
Iya...
Dan Dai sangat merasa bersalah... apalagi pas Ibu Thisa.. Mamihnya Leen.. sulit nerima permintaan maaf dari Dai..
Dai semakin merasa bersalah...
KALANDRA
Loh... kan Dai ga salah...
mungkin aja kan kalo Dai ga dorong Leen waktu itu...
Leen malah lebih parah dari sekarang kondisinya...
NARAYA
Aku sama Paman Den... sepemikiran sama kamu...
Tapi ga dengan Bu Thisa... Bu Thisa merasa Dai yang menyebabkan anaknya cacat..
dan akibat kehilangan penglihatan itulah...
Leen depresi sampe harus di rawat di rumah sakit..
KALANDRA
Jadi mereka dateng nemuin Dai...
cuma mau nyampein berita...
kalo Leen di rawat di rumah sakit karena depresi..
(Kesal)
NARAYA
(Sedih)
Iya..
kurang lebih gitu... dan menurut Paman Den...
Ibu Thisa bakal memproses Dai ke ranah hukum... karena dengan kecerobohan Dai itu... Leen jadi hilang penglihatan...
KALANDRA
Gila... ini sih bener-bener buta hati...
NARAYA
Padahal Bu Thisa tau kondisi Dai yang sebenernya...
KALANDRA
Bukan buta hati lagi namanya kalo gini...
ini sih ga punya hati...
Nah.. satu lagi pertanyaan gue... Nerissa itu siapa...
NARAYA
Nerissa itu temen seprofesi Leen...
dan aku yakin... Nerissa`lah dalang di balik semua ini...
Nerissa berusaha menyingkirin Dai...
KALANDRA
Kenapa loe bisa nyimpulin gitu...
Apa masih ada cerita yang belom gue tau soal masalah ini...
NARAYA
Aku bingung mau cerita dari mana...
(Gelisah)
KALANDRA
Sekarang lanjut soal Nerissa...
kenapa dia mau nyingkirin Dai...
NARAYA
Menurut cerita Dai...
Malem itu Leen dalam kondisi mabuk... terus Dai lihat... Nerissa sengaja dorong Leen ketengah jalan supaya tertabrak oleh mobil truck...
KALANDRA
Sekarang gue ngerti...
kenapa Dai selalu merasa dihakimi...
(memegang kedua jemari NARAYA di atas meja)
Gue ga akan tinggal diem... Gue pasti bantu Dai...
Kita tunjukin... yang salah itu salah...
yang benar itu benar...
NARAYA
(Grogi)
Iyaa...
KALANDRA
(Melepas tanganya dari NARAYA)
Gue harus ketemu sama Dai...
NARAYA
(Sedikit kecewa)
Iya...
KALANDRA jalan cepat meninggalkan kantin dan juga NARAYA. NARAYA duduk tidak bersemangat sambil menopang dagunya dengan kedua tangan. Suasana kantin mulai ramai dengan pengunjung. Semua bangku hampir terisi penuh.
INSERT
NERISSA berjalan tergesa-gesa menuju pintu keluar rumah sakit. Sosoknya berbaur dengan pengunjung rumah sakit lainnya.
NARAYA masih terduduk di kantin dan terus melihat ke arah pintu utama rumah sakit. NARAYA melihat sosok NERISSA.
NARAYA
(Bicara sendiri)
Itu`kan Nerissa...
Ngapain dia pagi-pagi gini di rumah sakit...
NARAYA segera berdiri dan berjalan mendekati pintu utama rumah sakit dengan langkah cepat, mencari sosok NERISSA tapi sayang NERISSA terlanjut menghilang dari pandangan NARAYA.
CUT TO
48. INT. RUMAH RAWAT AILEEN - RUMAH SAKIT - PAGI
AILEEN duduk melamun di atas tempat tidur sambil menitikan air mata. Tiba-tiba AILEEN merasa kepalanya sakit lalu meremas kepalanya dengan kedua tangan. Ingatan AILEEN seperti melintas kembali dalam kepalanya dan AILEEN mulai merintih sambil merasakan sakit di kepalanya.
FLASHBACK
PENGULANGAN SCENE NO.09 SEBAGAI PENEGASAN BAGAIMANA PROSES NERISSA MENDORONG DIRINYA KE TENGAH JALAN SAMPAI DENGAN BAGAIMANA PROSES DAISHA MENYELAMATKAN DIRINYA.
FLASHBACK BERAKHIR
AILEEN masih memegangi kepalanya dan terlihat semakin gelisah.
FLASHBACK
PENGULANGAN SCENE NO.34 SEBAGAI PENEGASAN BAGAIMANA PROSES NARAYA MEMINTA DIRINYA UNTUK MENGINGAT SOSOK LAIN SELAIN DAISHA DI MALAM KEJADIAN ITU.
FLASHBACK BERAKHIR
AILEEN berteriak-teriak, histeris. Satu SUSTER dan satu DOKTER masuk ruangan diikuti IBU THISA. IBU THISA berdiri cemas di satu sudut sambil menangis dan memperhatikan dari kejauhan saat DOKTER dan SUSTER menangani AILEEN.
SUSTER memegang tubuh AILEEN yang terus-terusan meronta. DOKTER menyuntikan obat penenang pada AILEEN. Tak berapa lama, AILEEN mulai lemas dan terbaring tidak sadarkan diri.
DOKTER
Ibu...
kondisi anak ibu sangat memprihatinkan dan sepertiya memerlukan penanganan ekstra...
IBU THISA
Tolong lakukan apa saja Dok..
demi kesembuhan anak saya...
DOKTER
Kami akan berusaha sebaik mungkin demi kesembuhan pasien... dan kami mohon kerjasamanya ya, Bu...
IBU THISA
Baik Dok... terimakasih...
DOKTER
Kalo begitu.. Kami pamit... Biarkan anak ibu istirahat...
IBU THISA
Baik Dok... Terimakasih sekali lagi...
DOKTER senyum ramah lalu jalan keluar ruangan diikuti oleh SUSTER. IBU THISA mendekati AILEEN, menangis sambil mengelus-elus pipi AILEEN yang terbaring tidak sadarkan diri.
CUT TO
49. EXT. RUMAH SAKIT - TAMAN - PAGI
DAISHA duduk melamun sambil memangku dan mengelus anak kucing kesayangannya. Muka DAISHA pucat, tatapannya kosong. Ada perban kecil ditangan kiri bekas jarum infus.
KALANDRA berdiri dibelakang DAISHA, mengenakan topi menutupi setengah wajah dan bersiap bernyanyi sambil memainkan gitar akustik.
KALANDRA menghembuskan nafas cepat dan mulai bernyanyi. KALANDRA menyanyikan lagu dari Payung Teduh “Perempuan yang sedang dalam pelukan”
KALANDRA
(Memainkan gitar dan bernyanyi)
Tak terasa gelap pun jatuh... Diujung malam... menuju pagi yang dingin... hanya ada sedikit bintang malam ini...
(Berjalan mendekati DAISHA, berdiri dihadapan DAISHA)
mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya..
lalu mataku merasa malu... semakin dalam ia malu kali ini kadang juga ia takut tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya... di malam hari.. menuju pagi... sedikit cemas... banyak rindunya... uuuu....uuu....uuu....
DAISHA terheran-heran memastikan sosok yang berada di hadapannya. KALANDRA berhenti benyanyi, menaikan topinya hingga wajahnya terlihat.
DAISHA menitikan air mata sambil memandangi wajah KALANDRA. KALANDRA berdiri lebih dekat pada DAISHA, berdiri membungkuk mendekati wajah DAISHA
KALANDRA
(Menghapus air mata DAISHA, bercanda)
Tuh kan bener yang gue bilang...
Ternyata loe ga sekuat tampilan loe....
DAISHA
(Senyum-senyum, menghapus air matanya, tersipu malu)
KALANDRA berusaha tenang. DAISHA terus tersenyum sambil menatap KALANDRA dengan air mata masih menetes di pipi.
KALANDRA
(Bicara dalam hati)
Gue tau...
Semua pasti terasa berat buat loe Dai...
KALANDRA terus duduk di bangku taman, samping kursi roda DAISHA. KALANDRA coba untuk tetap tenang dan ceria.
DAISHA
(Menoleh)
Kok loe bisa tau lagu kesukaan gue...
KALANDRA
Ra yang kasih tau gue...
(Melepas tali gitar dan menaruh gitar di atas bangku taman)
DAISHA
Ra tuh ya... Emang ga bisa jaga rahasia...
(Tiba-tiba diem beberapa detik sambil mengamati wajah KALANDRA)
Kenapa sih loe tiba-tiba baik sama gue...
Loe pasti kasian`kan sama gue..
KALANDRA
(Senyum)
Ih... ge`er...
Orang kayak loe tuh ga pantes dikasianin...
DAISHA
Terus kenapa?
KALANDRA
(Serius menatap DAISHA)
Ya.... karena gue suka aja...
KALANDRA merubah posisi duduknya sehingga bisa berhadapan dengan DAISHA lalu keduanya saling bertatapan dalam beberapa detik. KALANDRA senyum, DAISHA tersipu malu dan dengan cepat memalingkan wajahnya ke arah depan. Anak kucing masih duduk tenang dipangkuan DAISHA.
DAISHA
(Ketus)
Loe belom jawab pertanyaan gue...
Kenapa loe tiba-tiba baik sama gue...
KALANDRA
(Santai)
Kan tadi dah gue jawab.. karena gue suka...
DAISHA
(Bicara tanpa melihat KALANDRA)
Gue bukan tipe orang yang suka basa-basi...
KALANDRA
(Bangun dari duduk dan berdiri dihadapan DAISHA, membungkuk)
Gue suka ngelakuin itu..
(Menatap mata DAISHA dalam)
Karena gue suka sama loe...
DAISHA
(Senyum sinis)
Lucu banget canda`an loe...
Tapi sayang... gue lagi males ketawa...
KALANDRA
(Pegang kedua tangan DAISHA)
Gue serius.. gue beneran suka sama loe...
dari semenjak gue ga sengaja nabrak loe di parkiran kampus pagi itu...
DAISHA
(Melepas penganan tangan KALANDRA)
Gue bilang gue lagi males ketawa...
jadi loe jangan ngelucu di depan gue...
KALANDRA
(Serius)
Gue beneran suka sama loe... Gue jatuh cinta sama loe...
(Memegang lengan DAISHA)
DAISHA menepis tangan KALANDRA dari jemarinya lalu memutar roda kursi dengan kedua tangannya dan menjauhi KALANDRA.
INSERT
NARAYA memperhatikan dari arah koridor. Ekspresi wajahnya sedih lalu NARAYA pergi.
KALANDRA berteriak memanggil DAISHA. Awal teriakan, DAISHA tidak berhenti. Ada raut kecewa di muka KALANDRA lalu tiba-tiba DAISHA berhenti saat KALANDRA merasa tidak ada harapan perasaannya terbalas. KALANDRA tersenyum lalu melihat anak kucing melompat dari pangkuan DAISHA dan KALANDRA heran melihat DAISHA memegangi kedua kepalanya lalu terdengar rintihan kesakitan. KALANDRA jalan cepat mendekati DAISHA.
KALANDRA
(Panik)
Dai... loe kenapa...
DAISHA
(Menunduk terus memegangi kepala)
Kepala gue... (Menangis) Kepala gue sakit banget...
KALANDRA
(Jongkok membelakangi DAISHA)
Loe naek ke punggung gue...
DAISHA seperti tidak ada pilihan lalu menuruti kemauan KALANDRA. KALANDRA menggendong DAISHA. Ekspresi muka KALANDRA panik, ia berlari cepat menyusuri koridor rumah sakit. Secepat yang ia bisa demi menyelamatkan DAISHA.
KALANDRA
(Nafas tersengal-sengal)
Loe tahan ya...
DAISHA terus saja menangis menahan rasa sakit. DAISHA mengeratkan pegangannya pada tubuh KALANDRA. KALANDRA merasakan itu. Tapi, tak lama kemudian, KALANDRA merasakan pegangan tangan DAISHA tak erat lagi.
KALANDRA
(Cemas, panik)
Dai... loe masih sadar`kan...
Dai...
(Semakin panik)
Tidak ada jawaban dari DAISHA. DAISHA pingsan. KALANDRA setengah berlari menuju ruang rawat DAISHA.
CUT TO
50. RUANG RAWAT DAISHA - RUMAH SAKIT - SIANG
PAMAN DEN duduk di sofa melihat pesan di HP. NARAYA duduk di atas tempat tidur DAISHA sambil melipat selimut. Ekspresi wajah keduanya murung dan sedih.
NARAYA
Terus sekarang apa keputusan Paman...
(Menaruh selimut di atas tempat tidur)
PAMAN DEN
(Menaruh HP di sofa)
Sepertinya...
Paman harus segera menandatangani surat persetujuan itu...
NARAYA
(Menitikan air mata)
Kalo operasi itu ternyata malah memperburuk kondisi Dai...
Gimana, Paman...
(Menoleh lirih)
PAMAN DEN
(Menahan tangis)
Kita harus siap melepas Dai...
NARAYA tak kuasa menahan tangis. PAMAN DEN juga ikut menitikan air mata. Keduanya saling diam dengan perasaan masing-masing.
KALANDRA tiba-tiba masuk ruang rawat dengan tergesa-gesa sambil menggendong DAISHA yang sudah tidak sadarkan diri. KALANDRA jalan cepat menuju tempat tidur dan membaringkan DAISHA di tempat tidur dibantu NARAYA.
NARAYA
(Panik)
Kenapa Dai, Ndra...
KALANDRA
(Bicara Terbata-bata)
Dai tadi ngeluh kepalanya sakit...
PAMAN DEN
Paman panggil kan Dokter dulu...
Kalian tolong jaga Dai..
NARAYA
(Memegang tangan kanan DAISHA)
Dai... bangun Dai...
(Menangis)
KALANDRA melihat NARAYA menangis. KALANDRA semakin panik dan tidak mau beranjak dari sisi tempat tidur DAISHA.
PAMAN DEN membuka pintu ruangan. DOKTER dan SUSTER masuk ruangan. Ekspresi wajah semuanya terlihat tegang dan panik.
SUSTER
Sebaiknya bapa dan ibu menunggu diluar...
PAMAN DEN merangkul NARAYA yang masih berdiri di tepi tempat tidur. NARAYA tidak mau pergi tapi PAMAN DEN memaksa dan berhasil membuat NARAYA berjalan menuju pintu keluar.
KALANDRA sudah berdiri di muka pintu sambil memegangi pintu ruang rawat yang di buka setengah. PAMAN DEN terus merangkul NARAYA dan membawa NARAYA keluar ruang rawat, diikuti oleh KALANDRA.
CUT TO
51. DEPAN RUANG RAWAT DAISHA - RUMAH SAKIT - SIANG
NARAYA dan PAMAN DEN duduk di bangku besi depan ruang rawat. NARAYA memegangi lengan PAMAN DEN sambil menyandarkan kepalanya. NARAYA begitu cemas begitu juga PAMAN DEN.
KALANDRA sendiri berdiri tidak tenang di depan pintu ruang rawat. Berjalan mondar-mandir dengan perasaan tidak tenang. Tak berapa lama, Dokter keluar dari ruang rawat DAISHA.
KALANDRA
(Tegang, panik)
Dok... gimana kondisi Dai...
PAMAN DEN
(Cemas, berdiri mendekati DOKTER)
Iya Dok... gimana kondisi ponakan saya...
DOKTER
Sepertinya kita harus segera melakukan tindakan operasi...
KALANDRA kecewa dan kedua matanya mulai memerah menahan tangis. NARAYA langsung menangis dan masih terduduk di bangku panjang. PAMAN DEN menitikan air mata, berdiri mencoba bersikap tegar.
PAMAN DEN
(Menahan sedih)
Boleh kami masuk melihat kondisi Dai, Dok...
DOKTER
(Ramah)
Silahkan... Kalo gitu... saya pamit ya...
PAMAN DEN
Baik Dok... Terimakasih...
DOKTER jalan menjauhi ruang rawat lalu disusul SUSTER. PAMAN DEN dan NARAYA masuk ruang rawat tapi tangan KALANDRA cepat meraih lengan NARAYA. NARAYA berhenti berjalan sedangkan PAMAN DEN masuk ruang rawat. NARAYA menoleh pada KALANDRA yang berdiri dibelakangnya dengan raut muka sedih.
KALANDRA
(Menahan sedih)
Gue ijin keluar sebentar, ya...
Tapi nanti gue balik lagi...
NARAYA mengangguk sambil menitikan air mata. KALANDRA melepas pegangan tangannya dari lengan NARAYA dan pergi. NARAYA menghapus air matanya lalu masuk ke dalam ruang rawat dan menutup pintu ruangan.
CUT TO
52. EKS - KORIDOR RUMAH SAKIT - SORE
Koridor rumah sakit tidak ramai hanya beberapa saja yang hilir mudik. KALANDRA jalan di koridor sambil memegang HP seperti sedang menelpon seseorang.
Dari sudut lain, NERISSA berjalan tergesa-gesa seperti menghindari seseorang lalu menubruk KALANDRA dari arah depan hingga HP KALANDRA terlepas dari pegangannya.
KALANDRA
(Marah)
Mba... kalo jalan liat-liat dong...
KALANDRA langsung mengambil HP yang terjatuh. NERISSA cuek malah lanjut jalan seperti orang ketakutan yang dikerjar-kejar oleh seseorang yang membahayakan keselamatannya.
KALANDRA
(Berteriak memanggil)
Mba... HP gue rusak nie...
Woiii.... Mbaa...
KALANDRA berdiri di tengah koridor. Wajahnya kesal. KALANDRA memeriksa kondisi HP. Tiba-tiba seorang pria menubruk KALANDRA dari arah belakangsambil berteriak memanggil nama NERISSA.
PELAYAN
(Berteriak memanggil NERISSA)
Mba Nerissa... Tunggu...
KALANDRA
(Berteriak kesal)
Woiii... kalo jalan liat-liat dong...
(Mengingat sesuatu)
Nerissa.. tadi dia sebut nama Nerissa...
PELAYAN tidak perduli dengan teriakan KALANDRA. PELAYAN itu tetap berlari cepat mengejar NERISSA. KALANDRA masih diam seperti sedang berpikir.
KALANDRA
(Bicara sendiri)
Apa itu Nerissa yang dimaksud Ra, ya...
(Menoleh ke arah NERISSA)
KALANDRA masih berdiri melihat ke arah PELAYAN yang masih mengejar NERISSA. KALANDRA lalu memasukan Hpnya ke dalam saku celana.
CUT TO
53. EKS - DEPAN RUANG RAWAT AILEEN - RUMAH SAKIT - SORE
NERISSA akhirnya berhenti berjalan. PELAYAN berdiri di belakang NERISSA sambil mengatur nafasnya yang kelelahan.
NERISSA
(Marah)
Mau kamu apa sih...?
PELAYAN
Saya butuh uang Mba...
Adik saya sakit....
NERISSA
(Bicara pelan, ketus)
Itu bukan urusan aku...
Sekarang lebih baik kamu pergi...
dan jangan temuin aku lagi... urusan kita dah selesai...
PELAYAN
(Memelas)
Tolong saya , Mba...
Cuma Mba yang bisa bantu saya...
NERISSA
(Membentak)
Aku bilang pergi...
PELAYAN
(Mengancam)
Kalo Mba ga mau bantu saya...
Saya akan cerita yang sebenarnya...
Kalo Mba yang udah bikin Mba Leen mabuk berat dengan menyuruh saya mencampurkan obat ke minuman Mba Leen...
NERISSA terlihat panik dan ketakutan lalu sesekali melihat ke arah pintu ruang rawat yang ada dibelakangnya.
NERISSA
(Marah)
Jaga omongan kamu...
PELAYAN
(Mengancam)
Kalo Mba mau saya jaga omongan...
Tolong bantu saya... pinjamkan saya uang...
NERISSA terlihat sangat kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa. PELAYAN berdiri menanti dengan sikap menantang.
INSERT
KALANDRA berdiri di satu sudut berpura-pura sedang mengetik pesan lewat HP.
NERISSA mengeluarkan sejumlah uang ratusan ribu dari dalam tasnya lalu diberikan kepada PELAYAN.
NERISSA
(Ketus)
Aku hanya ada uang segitu...
PELAYAN
(Ceria)
Ga pa-pa Mba... ini lebih dari cukup...
Terimakasih Mba...
NERISSA
(Ketus)
Sekarang kamu pergi...
dan jangan pernah temuin aku lagi..
PELAYAN
Baik Mba...
Terimakasih Mba...
PELAYAN itu pergi dan melintasi KALANDRA yang sedang berpura-pura sibuk mengirim pesan lewat HP. NERISSA terlihat masuk ke dalam ruang rawat yang ada di belakangnya.
CUT TO
54. INT - RUANG RAWAT AILEEN - RUMAH SAKIT - SORE
IBU THISA terlihat kelelahan, duduk menemani AILEEN yang tertidur di atas tempat tidur dengan selang infus masih terpasang di tangan kirinya.
NERISSA jalan mendekati IBU THISA dan memegang pundak IBU THISA.
NERISSA
Tante... sebaiknya Tante istirahat...
Biar aku yang jaga Leen...
IBU THISA
(Senyum)
Tante ga pa-pa kok , Risa..
Justru harusnya kamu yang banyak istirahat...
Kamu pasti cape... abis kuliah lanjut pemotretan..
terus nengokin Leen...
NERISSA
Leen kan sahabat aku Tante..
jadi aku harus mastiin kalo Leen baik-baik aja...
IBU THISA
(Mengelus tangan NERISSA yang ada di pundaknya)
Makasih ya, Risa...
Kamu emang sahabat yang baik buat Leen...
NERISSA
(Pura-pura baik)
Tante bisa aja...
(Senyum)
INSERT
KALANDRA berdiri menguping di dekat pintu ruang rawat AILEEN yang terbuka sedikit.
NERISSA
Oh ya, Tan...
Gimana kalo aku belikan teh hangat sama roti...
Tante mau...
IBU THISA
Boleh, Ris... Kalo ga ngerepotin kamu...
Kebetulan.. Seharian ini... Tante belum makan...
NERISSA
(Melepaskan tangannya dari pundak IBU THISA)
Kalo gitu...
Risa tinggal ke kantin dulu ya, Tan..
IBU THISA tersenyum. NERISSA jalan menuju pintu lalu tiba-tiba berhenti dan mengamati pintu ruangan yang terbuka sedikit.
NERISSA
(Bicara dalam hati)
Aneh... Kok pintunya kebuka gini... (Memegang gagang pintu)
Perasaan tadi aku tutup deh...
IBU THISA
Ada apa Ris...?
NERISSA
(Menoleh pada IBU THISA)
Ga ada apa-apa kok, Tan...
NERISSA membuka pintu ruang rawat lalu keluar ruangan dan kembali menutup rapat pintu ruang rawat AILEEN.
CUT TO
55. INT - RUANG RAWAT DAISHA - RUMAH SAKIT - MALAM
NARAYA duduk tidak tenang di samping tempat tidur DAISHA sedang DAISHA tertidur. NARAYA melihat HP, ekspresi wajahnya gelisah.
KALANDRA masuk ruang rawat. NARAYA langsung berdiri menghampiri KALANDRA dan keduanya berdiri di depan pintu ruangan yang tertutup.
NARAYA
(cemas)
Kamu kemana aja sih...
Aku telponin susah banget...
KALANDRA
(Bicara berbisik)
Gue baru aja ketemu Nerissa...
NARAYA
(Kaget, keceplosan suara lantang)
Nerisaa...
KALANDRA
Pelan-pelan...
Nti Dai bangun...
NARAYA
(Bicara berbisik)
Maaf...
Kamu ketemu dimana... Emang kamu yakin itu Nerissa...
Kamu kan belom pernah ketemu dia..
KALANDRA
Aduhhh... pertanyaan loe banyak banget sih...
Intinya... Gue ketemu Nerisa... dan ternyata... Malem itu... Leen bener-bener dalam kondisi mabuk....
dan Nerisa yang bikin Leen mabuk...
NARAYA
(Tidak percaya)
Masa sih...
KALANDRA
Iya...
gue denger sendiri tadi... saat dia bicara sama pelayan tempat hiburan malam itu... orang yang dia suruh tuk masukin obat ke dalem minuman Leen... dan loe tau...
ternyata Leen di rawat di rumah ini juga...
NARAYA
(Terkejut)
Hah... Di rumah sakit ini...
KALANDRA
Pelanin suara loe...
NARAYA
Maaf...
(Mengingat) Pantesan tadi aku kok kayak liat Nerissa gitu di lobby... Oh Iya...
Tadi kamu bilang.... kalo Nerissa yang bikin Leen mabuk di malam kecelakaan itu... kamu ada bukti rekaman pembicaraan itu ga.. atau apa pun deh yang bisa kita jadi`in bukti...
KALANDRA
(Senyum-senyum)
Ga ada...
NARAYA
(Kesel, memukul lengan KALANDRA)
Kok bisa...
KALANDRA
(Mengeluarkan HP dari saku celana)
HP gue rusak... tadi jatoh gara-gara ditabrak si Risa...
NARAYA terlihat kesel lalu duduk di sofa dan termenung. KALANDRA ikut duduk tapi tidak bicara hanya sesekali melihat pada NARAYA yang masih terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.
Tanpa sepengetahuan keduanya, ternyata DAISHA membuka kedua matanya dan air matanya menitik dari kedua sudut mata.